Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qory Aina
Abstrak :
Hasil psikoterapi pada anak dapat dioptimalkan dengan memperhatikan faktor karaktersitik orang tua yang memengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ekspektasi dan motivasi orang tua memengaruhi hasil terapi anak. Penelitian ini melibatkan 78 orang tua dari anak yang sedang mengikuti terapi, yang terpilih dengan teknik convenience sampling. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Parent Expectancies for Treatment Scale (PETS), Parental Motivation Inventory (PMI), Outcome Rating Scale (ORS), dan formulir demografi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa ekspektasi dan motivasi orang tua tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil terapi anak. Perlu dilakukan kontrol terhadap variabel lain yang turut memengaruhi hasil terapi, seperti jenis gangguan yang dialami anak, jenis terapi, dan status sosial ekonomi keluarga untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih jelas tentang peran ekspektasi orang tua dan motivasi orang tua terhadap hasil terapi anak. ......The results of psychotherapy in children can be optimized by taking the parental characteristics into account that influence it. This study was aimed to determine whether parental expectancy and parental motivation affect the outcome of children's therapy. This study involved 78 parents of children taking therapy who were selected by convenience sampling technique. Measurements were performed using the Parent Expectations for Treatment Scale (PETS), Parental Motivation Inventory (PMI), Outcome Rating Scale (ORS), and demographic forms. From this study, it was found that parental expectancy and parental motivation did not have a significant effect on the outcome of child therapy. It is necessary to control other variables that also influence the outcome of therapy, such as the type of disorder, the type of therapy, and the socioeconomic status of the family to obtain clearer research result.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Pradnyasari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekspektasi orang tua dalam memediasi hubungan antara tingkat stres orang tua dan hasil terapi pada anak. Desain penelitian ini adalah correlational study dengan melibatkan 92 partisipan, yang merupakan orang tua dari anak yang sedang mengikuti terapi psikologi dan berdomisili di Jabodetabek. Pengukuran dilakukan dengan mengadministrasikan beberapa alat ukur kepada orang tua yaitu Parent Stress Index – Short Form untuk mengukur tingkat stres orang tua, The Parent Expectancies of Treatment Scale untuk mengukur tingkat ekspektasi orang tua, dan Outcome Rating Scale untuk mengukur hasil terapi pada anak. Hasil menunjukkan bahwa hubungan tingkat stres orang tua terhadap hasil terapi tidak dimediasi oleh ekspektasi orang tua. Meskipun demikian, ditemukan bahwa tingkat stres orang tua memiliki hubungan signifikan terhadap hasil terapi. ......This study was aimed to examine the role of parental expectation as mediator of the relationship between parenting stress and therapy outcome in children. The research design was correlational study, which involved 92 participants. These participants are parents of children that have been taking psychological therapy in Jabodetabek. Data were collected by administering three instruments to participants: Parent Stress Index - Short Form to measure parenting stress levels, The Parent Expectancies of Treatment Scale to measure parental expectation levels, and the Outcome Rating Scale to measure the therapy outcome in children. The results showed that parenting stress on therapy outcome is not mediated by parental expectations. However, parenting stress was shown to have a significant effect on therapy outcome.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Rizky Herdianti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara transfer dari anak ke orangtua dan perjodohan anak dengan menggunakan data cross-section dari IFLS 2014. Model probit dan variable instrument digunakan untuk mengetahui adakah faktor yang secara tidak langsung memengaruhi transfer melalui perjodohan. Penelitian ini menemukan bahwa anak perempuan yang dijodohkan lebih mungkin untuk melakukan transfer ke orangtua, sedangkan hal tersebut tidak berpengaruh terhadap pola transfer anak laki-laki ke orangtuanya. Penemuan ini sejalan dengan konteks Indonesia yang menganut hubungan matrifocal dalam keluarga. Penelitian selanjutnya dengan menggunakan data panel yang lebih besar dibutuhkan untuk menguatkan penemuan ini. ...... This study aims to investigate the general relationship between child to parents transfer and children rsquo s marriage arrangement by constructing empirical study on cross sectional data from IFLS 2014. Simple probit regression method and instrumental variable were utilized to study whether there are other factors indirectly influencing child to parents transfer via marriage arrangement. This study finds that being matched by parents indicates higher probability to transfer from women to their parents while it does not influence child to parents transfers pattern among males. The findings are in line with Indonesian context where matrifocal relationship is common. However, further researches using larger panel data are needed to confirm the relationship more rigorously.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Esther Monalisa
Abstrak :
Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa persepsi terhadap konflik interparental dapat menjadi salah satu prediktor munculnya distres psikologis. Untuk itu, penelitian inibertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi konflik interparental dan distres psikologis pada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Partisipan pada penelitian merupakan 383 mahasiswa baru Universitas Indonesia. Variabel distres psikologis diukur dengan menggunakanS elf-Reporting Questionnaire-20(SRQ-20), sedangkan variabel persepsi konflik interparental diukur menggunakan Childrens Perception of Interparental Conflict(CPIC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan(rb= -0.341,p< 0,01,two-tailed) antara persepsi konflik interparental dan distres psikologis.
Some previous studies found that perceptions of interparental conflict can be one predictor ofthe emergence of psychological distress. For this reason, this study aims to see the correlation between perceptions of interparental conflict and psychological distress in the University of Indonesia first-year students. Participants in this study were 383 first-year students at the University of Indonesia. Psychological distress variable were measured using Self-Reporting Questionnaire-20(SRQ-20), while interparental conflict perception variable were measured using Children Perception of Interparental Conflict (CPIC). The results of this study indicate that there is a significant negative corellation (rb= -0.341,p<0.01,two-tailed) between perceptions of interparental conflict and psychological distress.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Yulia W. S.
Abstrak :
ABSTRAK
Keputusan karir remaja merupakan masalah penting dan perlu diperhatikan. Erikson mengatakan bahwa kemampuan memilih dan menentukan keputusan karir pada masa remaja merupakan pemecahan masalah identitas remaja sehingga ketidakmampuan memilih dan menentukan karir dapat menganggu perkembangan diri remaja (dalam Seligman, 1994). Remaja yang mampu membuat keputusan karir pada masa ini ternyata cenderung memiliki keberhasilan akademik yang lebih tinggi daripada remaja yang tidak membuat keputusan karir (Seligman, 1994). Remaja yang tidak mampu membuat keputusan karir dengan mantap dapat mengalami berbagai kesulitan pada saat mereka terjun di dunia kerja antara lain: cemas dan tidak yakin menghadapi dunia kerja, ketidakpuasan kerja bahkan mengalami kegagalan (Mappiare, 1992). Untuk meningkatkan daya saing angkatan kerja Indonesia dalam menghadapi era globalisasi, potensi karir individu sebelum masuk ke dunia kerja perlu ditingkatkan sejak awal antara lain sejak masa remaja. Masa remaja merupakan saat penting dalam perkembangan karir karena merupakan masa persiapan terakhir individu sebelum memasuki dunia kerja. Berbeda dengan masa perkembangan sebelumnya, pada masa ini remaja dituntut untuk membuat keputusan karir yang akan menentukan arah kehidupan berikutnya. Bila remaja mampu membuat keputusan karir dengan baik, hal ini dapat meningkatkan keberhasilan mereka dalam menghadapi dunia kerja dan memperkecil kemungkinan mereka mengalami kegagalan. Penelitian Tumer & Helms (1995), Zanden (1993), dan Grotevant & Durret (dalam Papalia & Olds, 1993) menunjukkan gejala-gejala adanya remaja yang mengalami kesulitan dalam menentukan keputusan karir. Banyak yang mengalami kebimbangan dan tidak mampu memilih karir kemudian menunda keputusan karir mereka, sampai pada saatnya mereka harus memilih mereka tidak memiliki cukup waktu untuk memilih dengan baik. Sampai saat ini tampaknya belum ada data yang sistematis mengenai status keputusan karir remaja di Indonesia. Untuk meningkatkan potensi remaja dalam memilih dan menentukan karir, orangtua perlu meningkatkan keterlibatan mereka dalam perkembangan karir remaja (Palmer & Cochran, 1991). Walaupun dalam kehidupan remaja orangtua tidak lagi menjadi tokoh sentral, namun, sehubungan dengan merencanakan karir remaja masih membutuhkan nasehat dan saran-saran dari orangtua khususnya mengenai masalahmasalah keuangan, pendidikan, dan rencana karir (Papalia & Olds, 1992) Beberapa penelitian terdahulu (Palmer & Cochran, 1988; Papalia & Olds 1993; Blustein, 1991) mengungkapkan pendingnya dukungan orangtua terhadap perkembangan karir remaja namun ada pula gejala-gejala yang menunjukkan bahwa keterlibatan (dukungan) orangtua dalam karir remaja justru mempersulit posisi remaja dalam menentukan depan mereka. Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti ingin melihat (a) gambaran status keputusan karir remaja, (b) gambaran dukungan orangtua terhadap keputusan karir remaja, (c) apakah ada hubungan antara dukungan orangtua terhadap keputusan karir dengan status keputusan karir remaja, dan (d) bentuk dukungan yang paling berperan terhadap status keputusan karir remaja. Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan pada 184 murid kelas III SMUK III, Jakarta Pusat. Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data. Instumen pertama untuk mengukur status keputusan karir remaja (Skala Keputusan Karir) dan instrumen yang kedua untuk mengukur dukungan orangtua terhadap keputusan karir remaja (Skala Dukungan Orangtua). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subyek penelitian ini telah memiliki keputusan karir dengan taraf keyakinan tergolong cukup yang berarti subyek penelitian cukup yakin bahwa keputusan karir yang dipilih sesuai dengan keadaan dirinya. Secara umum subyek menilai orangtua mereka telah memberikan dukungan terhadap keputusan karir remaja dengan baik. Penelitian ini juga mengungkapkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua terhadap keputusan karir dengan status keputusan karir remaja. Semakin tinggi dukungan orangtua yang diterima subyek maka semakin tinggi pui a status keputusan karir subyek, sebaliknya semakin rendah dukungan orangtua yang diterima subyek maka semakin rendah pula status keputusan karir subyek. Dukungan orangtua terdiri dari 6 bentuk yaitu bimbingan, bantuan instrumental, keberadaan orangtua sebagai sekutu yang dapat diandalkan, kelekatan orangtua-anak, pengakuan akan kemampuan subyek dan kesamaan minat antara orangtua dan remaja. Dari keenam bentuk dukungan tersebut, ternyata dukungan pengakuan paling berperan terhadap status keputusan karir remaja. Untuk penelitian lebih lanjut peneliti menyarankan agar pengukuran variabel dukungan orangtua terhadap keputusan karir remaja juga dilakukan terhadap orangtua subyek dan difokuskan pada seluruh tahap-tahap perkembangan subyek agar didapatkan gambaran yang lebih terintegrasi yaitu sejak masa kanak-kanak awal sampai masa remaja. Selain itu untuk mempertajam hasil penelitian, subyek penelitian diambil berdasarkan asal sekolah yang lebih beragam (SMU Negeri) dengan jumlah subyek yang berasal dari jurusan IPA/IPS yang seimbang, suku, pekerjaan dan penghasilan orangtua yang lebih beragam. Dengan karakteristik responden yang lebih beragam ini diharapkan hasil penelitian akan lebih kaya dan tajam mengungkapkan jenis intervensi (dukungan orangtua) yang paling sesuai untuk meningkatkan perkembangan karir remaja dengan kondisi-kondisi yang lebih beragam.
1998
S2952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Yonathan
Abstrak :
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas GPPH merupakan sebuah gangguan yang bersifat kronik. GPPH merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik dan lingkungan. Pola asuh orang tua diduga sebagai salah satu faktor risiko dari GPPH. Tujuan: Mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan GPPH pada siswa sekolah dasar di daerah Jakarta Pusat. Metode: Studi case control dilakukan terhadap 376 siswa SD Kenari 01,03, dan 05 pada periode tahun ajaran 2015-2016. Hasil: 108 28,7 siswa SD mengalami GPPH dan sebanyak 268 71,3 tidak mengalami GPPH. 314 83,5 orang tua menerapkan pola asuh demokratis dan sisanya sebanyak 62 16,5 orang tua menerapkan pola asuh lainnya pada anak. Secara statitstik tidak terdapat hubungan bermakna antara pola asuh orang tua dengan GPPH p = 0,464, uji chi square . Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara pola asuh orang tua dengan GPPH pada siswa sekolah dasar. ...... Introduction Attention deficit hyperactivity disorder ADHD is one of neurobehavioral chronic disorders and caused by some factors, including genetic and environment cause including parenting style. The objective of this study is to find whether parenting style applied by parents is related with ADHD. Methods case control study was done involving 376 elementary students in SD Kenari 01,03,05 on school year 2015 ndash 2016 using questionnaires given to parents and teachers to determine the parenting style used and presentation of ADHD. Results 108 28,7 elementary school students suffer from ADHD. 314 83,5 of parents apply authoritative parenting style to their children. There was no correlation statistically between parenting style and ADHD p 0.464 , chi square test . Conclusion Parenting style is not related with ADHD on elementary students.
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library