Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Ihsan B. Tjenreng
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas Evaluasi program KeparlemenanPemuda di
kementerian pemuda dan olah raga melalui Asdep Kepemimpinan Pemuda pada
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda yang bertujuan Menunjukkan sumbangan
program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk
mengembangkan program yang sama ditempat lain dan Mengambil keputusan
tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu diteruskan,
diperbaiki atau dihentikan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskripsi analisis. Informasi yang diperoleh dengan melakukan wawancara
mendalam dengan narasumber yang berjumlah 2 orang dari Kemenpora. Dilihat
dari tujuannya yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, makaevaluasi program
dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitianevaluatif. Oleh karena itu
dalam evaluasi program, pelaksana berfikir danmenentukan langkah bagaimana
melaksanakan penelitian.
Melalui wadah ini secara tidak langsung jiwa kepemimpinan pemuda
mulai terbentuk, dan menjadi salah satu wadah yang mempersiapkan pemuda
menjadi pemimpin dalam berbagai bidang kehidupan.
Untuk membina dan mengembangkan potensi generasi muda tidak saja
melalui pendidikan formal tetapi juga melalui pendidikan non formal salah satu
diantaranya adalah melalui program keparlemenan pemuda, dimana program ini
dapat dijadikan wahana untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan
keterampilan serta sebagai wadah untuk mengembangkan kepemimpinan pemuda
terutama dalam pendidikan demokrasi yang dilakukan melalui lembaga parlemen
di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis tells about Evaluation Program of Youth Parlimentary at
Ministry of Youth and Sports by Deputy Assistant of Youth Leadership in the
field of Youth Development Deputy which purpose to show contribution program
toward organization goal achievement. This Evaluation Result is important to
develop the similar program in other place and take decision about continuity of
program, whether program need to be continued, fixed or stopped
This research uses a qualitative research approach analytical description.
Information obtained by conducting in-depth interviews with sources, amounting
to 2 people of Kemenpora. Considered from its purpose to know some conditions,
program evaluation is kind of evaluative research. So that, in this program
evaluation, thinking of doing and determine steps how research can be
implemented
By this facility, indirectly, youth leadership passion starts formed, and
become one of place to prepare youth to be leader in many fields of life.
In order to guide and develop potential youth not only by formal
education but also from non-formal education, one of those by joining
parliamentary youth program, where this program can facilitate to improve the
quality of knowledge and skill and also as a place to develop youth leadership
mainly in education of democracy which doing by Indonesian parliamentary
Institution, This thesis tells about Evaluation Program of Youth Parlimentary at
Ministry of Youth and Sports by Deputy Assistant of Youth Leadership in the
field of Youth Development Deputy which purpose to show contribution program
toward organization goal achievement. This Evaluation Result is important to
develop the similar program in other place and take decision about continuity of
program, whether program need to be continued, fixed or stopped
This research uses a qualitative research approach analytical description.
Information obtained by conducting in-depth interviews with sources, amounting
to 2 people of Kemenpora. Considered from its purpose to know some conditions,
program evaluation is kind of evaluative research. So that, in this program
evaluation, thinking of doing and determine steps how research can be
implemented
By this facility, indirectly, youth leadership passion starts formed, and
become one of place to prepare youth to be leader in many fields of life.
In order to guide and develop potential youth not only by formal
education but also from non-formal education, one of those by joining
parliamentary youth program, where this program can facilitate to improve the
quality of knowledge and skill and also as a place to develop youth leadership
mainly in education of democracy which doing by Indonesian parliamentary
Institution]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Minanurrochman
"Ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yang dimaknai di Indonesia sebagai salah satu solusi untuk menyederhanakan jumlah partai politik di parlemen, dalam praktiknya justru dapat menjadi penyebab atas hilangnya representasi suara masyarakat, dengan terlalu banyak terbuangnya suara hasil pemilu. Hal ini disebabkan terutama karena penetapan angka ambang batas yang terlalu tinggi, sehingga menghasilkan penghitungan suara dan kursi yang tidak proporsional. Berangkat dari persoalan tersebut, penulis berpendapat, bahwa tidaklah perlu ada upaya untuk menyederhanakan jumlah partai politik yang berhasil memperoleh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), karena sesungguhnya, secara institusional, partai politik bukanlah bagian langsung dari organisasi DPR. Sebenarnya, yang perlu disederhanakan adalah jumlah fraksi di DPR, karena yang menjadi bagian dari organisasi DPR adalah fraksi, sebagai cara untuk menyederhanakan proses pengambilan keputusan dalam organsisasi DPR. Arah penelitian ini ditujukan dalam rangka menciptakan lembaga perwakilan rakyat yang lebih proporsional dan representatif dalam mengartikulasikan kepentingan masyarakat di Indonesia yang sangat majemuk. Dengan metode penelitian doktrinal, penelitian ini bertujuan untuk menggagas pengaturan dengan model yang baru dalam pembentukan fraksi di DPR, agar tercipta inklusivitas yang optimal dalam pembentukan fraksi di DPR dalam rangka mewujudkan demokrasi di Indonesia dengan representasi yang lebih adil. Berdasarkan perbandingan terhadap parlemen di 8 negara, ditemukan bahwa DPR adalah institusi parlemen yang tidak mengatur syarat minimal atau ambang batas pembentukan fraksi. Namun demikian, dalam berbagai teori lembaga perwakilan rakyat, tidaklah ada metode pengaturan secara umum tentang bagaimana menetapkan syarat minimal ataupun ambang batas bagi membentuk fraksi dalam suatu institusi parlemen. Sehingga, bisa berbeda-beda penerapannya antara organisasi parlemen di berbagai belahan dunia, khususnya di negara yang menjadi objek perbandingan dalam tesis ini.

The parliamentary threshold, which is interpreted in Indonesia as one of the solutions to simplify the number of political parties in parliament, in practice can actually be the cause of the loss of representation of people's voices, with too many wasted votes. This is mainly due to the setting of a threshold number that is too high, resulting in a disproportionate vote and seat count. The author argues that there is no need to simplify the number of political parties that can gain seats in the House of Representatives (DPR), because institutionally, political parties are not a direct part of the DPR organization. In fact, what needs to be simplified is the number of factions in the DPR, because what is part of the DPR organization are the factions, as a way to simplify the decision-making process within the DPR organization. This research is aimed at creating a more proportional and representative institution that articulates the interests of the people in Indonesia, which is very pluralistic. Using a doctrinal research method, this study aims to propose a new model for the formation of factions in the DPR, in order to create optimal inclusiveness in the formation of factions in the DPR in order to realize democracy in Indonesia with fairer representation. Based on a comparison of parliaments in 8 countries, it was found that the DPR is the only parliamentary institution that does not set minimum requirements or thresholds for the formation of factions. However, in various theories of representative institutions, there is no general method of setting minimum requirements or thresholds for forming factions in a parliamentary institution. Thus, its application can vary between parliamentary organizations in various parts of the world, especially in the country that is the object of comparison in this thesis."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library