Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Yuliana
"Angka kematian perinatal merupakan salah satu indikator derajat kesehatan. Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 1999, angka kematian perinatal di Indonesia saat ini masih tinggi yaitu 45 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian perinatal di Kotamadya Bengkulu adalah 177 dari 7.207 kelahiran hidup. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi kematian perinatal di Kotamadya Bengkulu. Periode pengamatan dilakukan selama satu tahun terhitung mulai I Januari 1999 sampai dengan 31 Desember 1999.
Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan kasus kontrol dengan perbandingan jumlah kasus dan kontrol sebanyak 1:1, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 131 kasus dan 131 kontrol. Pengambilan kontrol dilakukan pada wilayah yang sama dengan kasus secara random sampling tanpa melakukan maching. Kasus adalah bayi yang meninggal pada masa perinatal antara tanggal I Januari 1999 sampai dengan 31 Desember 1999 di Kotamadya Bengkulu, sedangkan kontrol adalah bayi yang lahir hidup dan tidak mati pada wilayah dan periode waktu yang sama.
Hasil penelitian menemukan bahwa dari 12 variabel, 11 variabel bermakna dengan p < 0,05 yaitu umur (P= 0,0001 dan OR=13,54), paritas (PN 0,0001 dart Olt 3,95), pendidikan (P= 0,002 dan OR=2,24), kondisi kesehatan (P= 0,016 dan OR~,46), kelengkapan pemeriksaan (PN 0,0001 dan OR=12,54), frekuensi pemeriksaan (P= 0,0001 dan QR=5,759), jenis penolong persalinan (P= 0,0001 dan OR=12,05), jenis persalinan (P= 0,0001 dan OR= 4,88), lama persalinan (P= 0,0001 dan OR=33,75), komplikasi persalinan (P= 0,0001 dan OR= 10,506), berat badan bayi (P= 0,0001 dan OR 200,35).
Berdasarkan model akhir dari penelitian ini, didapatkan bahwa faktor yang berhubungan erat dengan kematian perinatal adalah berat badan bayi, umur ibu, paritas, kelengkapan pemeriksaan, dan komplikasi persalinan. Untuk menghindari dan menurunkan angka kematian perinatal, disarankan untuk melakukan penyuluhan kepada ibu hamil melalui Dasa Wisma, kelompok pengajian dan organisasi masyarakat, tentang peningkatkan upaya pendeteksian dini terhadap ibu hamil yang berisiko tinggi, penundaan kehamilan untuk ibu yang berumur <20 tahun, dan menghentikan kehamilan untuk ibu yang memiliki anak lebih dari tiga atau berusia > 35 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi terpilih. Untuk kasus BBLR dapat dilakukan penyebarluasan informasi kesehatan dengan pengenalan metode kanguru, baik di rumah maupun di fasilitas kesehatan.

Prenatal mortality rate (PMR) is one of the health status indicator. In Indonesia prenatal mortality rate is still bight, estimated around 45 per 1000 life births. Hite the PMR in Bengkulu city is 177 of 7.207 live birth. This study is aimed to determine factors that influence of prenatal mortality in Bengkulu City. Observation was conducted for one year from 1st January 1999 to 31st December 1999.
This study used case control design with comparison 1 case and I control. The sample size is 131 cases and 131 control. Control was taken random is without matching. Cases are infants who die during prenatal period, whereas controls are infant who born and live within period 1st January 1999 to 31st December 1999 in Bengkulu City.
This study showed that 11 of 12 variables were significant with p < 0,05. They are age (p = 0,000I and OR = 13,54), parity (p = 0,0001 and OR=3,95), education (p = 0,002 and OR = 2,24), health status (p = 0,016 and OR = 0,46), complete examination (p = 0,0001 and OR = 12.54), frequency visit (p = 0,0001 and OR = 5,759), type of birth (p = 0,0001 and OR = 12,05), type of delivery (p = 0,0001 and OR = 4,88), delivery duration (p = 0,0001 and OR = 33,75), delivery complication (p = 0,0001 and OR = 1 0,506), birth weight (p = 0,0001 and OR = 200,35).
According to this study, there are some factors have close relation with prenatal mortality. They are birth weight, mother's age, parity, complete examination, and delivery complication. To prevent prenatal mortality, health provider should give health education for pregnant women trough organization like Dasa Wisma and Pengajian or the other organization. Second, increase early detection for high pregnant woman. Third, delaying pregnancy for young mother with age < 20 years and stopping pregnancy for old mother with age > 35 years by using contraception. To reduce Low Birth Weight by cases, health information about introduction of kangaroo method at home or health facility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T3921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nieke Resmiati Saleh
"Angka kematian perinatal merupakan salah satu indikator derajat kesehatan. Angka kematian perinatal Indonesia saat ini masih tinggi yaitu 45 per seribu kelahiran hidup. Diharapkan rumah sakit-rumah sakit di Indonesia terutama rumah sakit tipe C sebagai pusat rujukan di wilayah kerjanya dapat membantu menurunkan angka kematian perinatal yang masih tinggi tersebut.
RSU Majalaya sebagai rumah sakit tipe C di Kabupaten DT II Bandung mempunyai angka kematian perinatal yang cukup tinggi yaitu 96,10 % (tahun 1994) menurut Informasi Kesehatan Propinsi Jawa Barat sedangkan menurut catatan medik dan register persalinan di RSU Majalaya sendiri sebesar 151,52% (1993); 146,51% (1994), dan 177,93% (1995) sebelum bayi berat <1000 gram dan bayi umur 4 28 minggu dihilangkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian perinatal di RSU Majalaya, serta untuk mengetahui faktor ekstemal (paritas, usia, kondisi kesehatan ibu, berat badan bayi lahir, rujukan medik eksternal serta status ekonomi ibu) dan faktor internal rumah sakit (kualitas penolong persalinan, lamanya pertolongan persalinan, waktu dan cara persalinan).
Metoda penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan desain kasus kontrol Sampel yang diambil sebesar 129 ibu bersalin dengan kematian perinatal dan kontrol sebesar 258 ibu bersalin dengan bayi hidup. Data diambil dari bulan Juli 1994 sampai bulan Juni 1996 secara retrospekti£ Analisa data dengan menggunakan program Epi Info versi 6.0 unmatch analysis deskriptif dan Odds Ratio untuk analisis bivariat.
Hasil penelitian menemukan bahwa dari 10 variabel ,5 variabel bermalma dengan P c p;OSyaitu berat badan bayi lahir (OR 4.62), kelas perawatan (OR 3,35), rujukan eksternal (OR 0.61), faktor resiko ibu (OR 4,15), dan lama pertolongan persalinan (OR 7,99). Peran RSU Majalaya sebagai Community Hospital belum menunjukkan hasil yang bermakna dalam menurunkan angka kematian perinata1. Demikian pula peran manajemen RSU Majalaya dalam pengelolaan perinatologi masih belum menunjukkan peran yang berarti karena masih tingginya angka kematian perinatal.
Disarankan untuk RSU Majalaya untuk meningkatkan manajemen perinatologi terutama dalam segi pendayagunaan tenaga spesialis dan kualitas penolong persalinan terutama persalinan di luar jam kerja dan penataan catatan medik dan register persalinan untuk meningkatkan sistem informasi manajemen rumah sakit. Bagi Dinas kesehatan dan instansi terkait disarankan untuk meningkatkan program penunjang bagi keberhasilan menurunkan angka kematian perinatal khususnya di RSU Majalaya serta mengupayakan perbaikan sarana dan prasarana yang terkait.

Perinatal mortality rate (PMR) is one of the health status indicators. PMR in Indonesia is still high, estimated around 45 per 1000 life births. It is expected that hospitals in Indonesia. Especially type C hospital, which functioning as a top referral in its catchments area, would help in reducing the perinatal mortality rate.
According to the Health Information of West Java. Majalaya public hospital as a type C hospital at Bandung regency has a high Perinatal Mortality Rate, i.e. about 96,10 % (1994). However according to the hospital medical record the rate were about 151,52 % (1993), 146, 51 % (1994), and 177, 93 % (1995). These rates were based on exclusion of those with weight less than 1000 grams and age less than 28 weeks.
The research explored factors related to PMR in Majalaya public hospital. The spesific objective is to describe the external factors (parity, age of the mother, mother health conditions, weight of the baby born, external medical refferal and the economic status) and internal factors (quality of the personnel assisting the delivery, length, time and method of delivery).
This research utilized a case -control study design. Numbers of cases taken were 129 delivery with perinatal mortality, and the control were 258 delivery with life births. The data were taken during July 1994 until June 1996 retrospectively. The analysis was done by using Epi Info versi 6,0 program, unmatched analysis descriptive program and Odds ratio to bivariate analysis.
The analysis revealed that 5 of the 10 variables have a significant relationship with in PMR with p<0.05. Of the 5 variables, 4 belongs to the external factors they are : weight of the baby born (OR 4,62), economic status (OR 3,35), external medical referral (OR 0,61), mother health condition (OR 4,15) The remaining one variable is belong to the internal factor i.e. length of delivery (OR 7,99). These findings suggest that for the hospital to play an effective role to reduce PMR, it has to adopt the concept of "Community Hospital". It was observed that this role has not been planned and implemented systematically as indicated by the high PMR.
It is suggested for the hospital, to increase its perinatology management including increasing the efficiency of specialist and the quality of personnel when serve delivery during off office time. It is also suggested for the hospital to improve its medical record and management information system. To health department of regency Bandung and another institution it is suggested to increase their support on program to decrease PMR, especially at Majalaya Public Hospital. This can be done for example by improving the hospital facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Invinita Arga Putri
"Kematian perinatal masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2017, angka kematian perinatal di estimasikan sebesar 21 per 1000 kelahiran. Di sisi lain, ibu yang melaksanakan persalinan masih dibayangi oleh komplikasi, dimana partus lama merupakan salah satu bentuk komplikasi yang paling sering terjadi. Apabila tidak ditangani secara tepat, partus lama dapat mengakibatkan luaran buruk bagi bayi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan partus lama dan kematian perinatal di Indonesia. Desain penelitian ini ialah cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Sampel merupakan wanita usia subur (WUS) yang melahirkan bayi lahir hidup dan lahir mati dengan usia kehamilan ≥7 bulan dan merupakan anak terakhir dalam periode 5 tahun sebelum survei. Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi kematian perinatal sebesar 1,3%. Partus lama dialami oleh sebagian besar ibu bersalin (40,4%). Namun, hal tersebut belum berdampak terhadap kematian perinatal. Besar asosiasi partus lama terhadap kematian perinatal sebesar aPOR 1,151 kali (95% CI 0,818-1,842 dan p-value 0,559) setelah dikontrol confounding dan variabel kovariat. Dapat disimpulkan bahwa partus lama tidak memberikan efek yang cukup signifikan terhadap kematian perinatal. Upaya dalam menurunkan kematian perinatal masih sangat dibutuhkan, salah satunya dengan memperkuat program audit kematian perinatal; meningkatkan kualitas pemeriksaan antenatal; serta mengevaluasi secara berkala kualitas ketersediaan pelayanan kesehatan.
......Perinatal mortality remains a public health issue In Indonesia. The perinatal death rate was predicted to be 21 per 1000 births in 2017. On the other hand, complication during childbirth still overshadowed mothers, with prolonged labor being one of the most types of. Prolonged labor might harm the infant if it is not handled carefully. The purpose of this study is to ascertain the association between prolonged labor and perinatal mortality in Indonesia. Utilizing secondary data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey, this study's design was cross-sectional (IDHS). Women who delivered liveborn or stillborn children with a gestational age of 7 months and more and who had the last birth in the 5 year period of survey were included in the sample. The results showed proportion of perinatal mortality was 1,3%. Proportion of prolonged labor was 40,4%. The association between prolonged labor and perinatal mortality was aPOR 1,151 (95% CI 0,818-1,842 and p-value 0,559) after controlled by confounding and covariates. It can be conclude that there is no significant effect between prolonged labour and perinatal mortality. It is still urgently necessary to make efforts to lower perinatal mortality, including by strengthening the perinatal death audit program, expanding the quality of antenatal care and made routine assessments quality of health service that are available."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Rinjani
"Angka Kematian Perinatal (AKP) merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa. Hal ini dikarenakan kematian perinatal menyumbang angka yang cukup tinggi terhadap Angka Kematian Bayi (AKB). Di Indonesia, tidak terjadi penurunan AKP dalam sepuluh tahun terakhir (2002-2012).
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi potong lintang. Penelitian menggunakan data sekunder SDKI 2012 dengan teknik penarikan sampel cluster sampling tiga tahap. Sampel yang diambil berjumlah 15.430 responden dengan 1.420 responden mengalami kematian perinatal dan 14.010 responden lahir hidup dan tidak mengalami kematian neonatal dini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan, umur, paritas, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, prematur, berat bayi, IMD, dan kunjungan antenatal ibu dengan kematian perinatal. Komplikasi persalinan merupakan faktor risiko yang paling tinggi dalam menyebabkan kematian perinatal.

Perinatal Mortality Rate (PMR) is one of the indicators that can be used in assessing health status of a nation. This is because perinatal mortality is quite high contributed to Infant Mortality Rate (IMR). In Indonesia, there is no deriving of PMR in last ten years (2002-2012).
The design used in this research was cross sectional study. This research used secondary data of IDHS 2012 with three stage cluster sampling technique. Samples taken were 15.340 respondents with 1.420 respondents experiencing perinatal death and 14.010 respondents were born alive and did not experience early neonatal death.
The results showed that there is association between maternal education, age, parity, pregnancy complication, delivery complication, premature, birth weight, early initiation of breastfeeding, and frequency of antenatal visits with perinatal mortality. Delivery complication is the highest risk factor in affecting perinatal mortality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Deviriyanti Agung
"Latar Belakang: Preeklamsia merupakan masalah penting yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Preeklamsia berhubungan dengan stres oksidatif pada sirkulasi maternal. Preeklampsia merupakan hasil dari ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan antioksidan sehingga terjadi reaksi inflamasi berlebihan pada kehamilan yang berakibat disfungsi endotel. Antioksidan dan inflamasi dalam tubuh ditentukan oleh status gizi ibu dan bayi yang dapat dinilai dari kadar serum ibu seperti zink, selenium, besi dan tembaga.
Tujuan: Diketahuinya perbedaan kadar zink, selenium, besi dan tembaga dalam serum maternal dan tali pusat pada preeklamsia.
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan jumlah sampel 35 yang melakukan persalinan di RS Cipto Mangunkusumo. Setelah itu data disajikan dalam tabel dan dianalisis dengan uji T berpasangan dan uji Wilcoxon. Penelitian ini sudah lolos kaji etik dan mendapat persetujuan pelaksanaan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI-RSCM.
Hasil: Kadar rerata zink pada serum maternal dan tali pusat adalah 43,17 11,07 g/dl dan 86,66 25,54 g/dl dengan selisih rerata -43,49 27,83, nilai p
......
Background: Preeclampsia is a significant health problem and is the leading cause of maternal and perinatal mortality and morbidity. Preeclampsia is associated with oxidative stress in the maternal circulation. Preeclampsia was a manifestation of the free radical and antioxidant imbalance resulting inflammation and endothelial dysfunction. Antioxidant dan inflammation was determined by nutrition status that measured in maternal and fetal serum such zinc, selenium, iron and copper.
Objective: Investigate the mean difference of zinc, selenium, iron and copper in maternal serum and fetal umbilical cord in pregnancy with preeclampsia.
Methods: This was a cross sectional study enrolled 35 preeclampsia patients pregnancy visiting Cipto Mangunkusumo Hospital. Data was presented in table and was analyzed by paired T test and Wilcoxon test. This study had been granted ethical clearence and approved by Ethical Committee for Health Research Faculty of Medicine University of Indonesia Cipto Mangunkusumo Hospital.
Result: The zinc maternal level and fetal umbilical cord were 43,17 11,07 g dl and 86,66 25,54 g dl, p "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Sari Sasoka
"Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator pembangunan suatu bangsa. Kematian neonatal (0-28 hari) menyumbang lebih dari setengah (59,4%) kematian bayi. Berdasarkan data SDKI 2012 angka kematian neonatal mengalami penurunan sebesar 41% dari 32/1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Namun pada dua periode terakhir angka kematian neonatal stagnan di angka 19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan 2012. Salah satu faktor yag dapat meningkatkan kematian neonatal adalah jarak kelahiran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak kelahiran yang berkontribusi dan hubungannya terhadap kejadian kematian neonatal. Penelitian ini merupakan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dengan sampel sebanyak 102 kasus dan 306 kontrol. Kasus adalah bayi yang mengalami kematian neonatal dan merupakan anak terakhir pada persalinan tunggal. Dan kontrol adalah bayi yang hidup melewati usia 28 hari.
Hasil analsis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik , didapatkan adanya perbedaan risiko yang signifikan untuk terjadinya kematian neonatal antara ibu dengan jarak kelahiran < 27 bulan dan jarak kelahiran > 78 bulan dibandingkan dengan jarak kelahiran 28-77 bulan. Ibu yang memiliki jarak kelahiran <27 bulan memiliki risiko 2,2 kali (95%CI : 1,274- 3,822) mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu dengan jarak kelahiran 28-77 bulan. Risiko juga meningkat bila jarak kelahiran >78 bulan,, ibu dengan jarak kelahiran >78 bulan memiliki risiko untuk mengalami kematian neonatal sebesar 1,95 kali (95% CI : 1,126-3,368) bila dibandingkan dengan jarak kelahiran 28-77 bulan.
......
Infant Mortality Rate is one of development indicator from a nation. Neonatal mortality (0-28 days) accounts for more than half (59.4%) of infant mortality. Based on the 2012 IDHS data the neonatal mortality rate decreased by 41%, from 32/1000 live births in 1991 to 19/1000 live births in 2007. But in the last two periods, there are stagnant condition of neonatal mortality rate, which is 19/1000 live births in 2007 and 2012. One of the factors that can increase neonatal mortality is birth spacing.
This study aims to know the relationship between birth spacing and the incidence of neonatal death. This research is an analysis of data of Indonesia Demographic and Health Survey (SDKI) 2012. The research design is using case control study with the number of sample are 102 cases and 306 controls. Cases are infants who have neonatal death and the last child in a single labor. And control is a baby that lives past the age of 28 days.
Multivariate analysis is using logistic regression showed that there was a significant difference of risk for neonatal mortality between mothers with birth spacing <27 months and birth spacing of > 78 months compared with 28-77 month of birth spacing. Mothers with birth spacing <27 month had a 2.2 times (95% CI: 1,274-3,822) risk of neonatal mortality compared to mothers at 28-77 months of birth spacing. The risk also increased when birth spacing is > 78 months, mothers with birth spacing > 78 months had a risk of neonatal deaths of 1.95 times (95% CI: 1,126-3,368) compared with 28-77 months of birth spacing."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurensius Guntur
"[Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pemberdayaan perempuan, utilisasi layanan kesehatan dengan kematian perinatal di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder SDKI 2012. Sampel penelitian ini adalah semua WUS yang (15 ? 49 tahun) yang pernah melahirkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebelum survei pada data SDKI 2012. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pemberdayaan perempuan dengan kematian perinatal. Ada hubungan antara Utilisasi layanan kesehatan dengan kematian Perinatal. variabel lain yang signifikan mempengaruhi kejadian kematian perinatal adalah pendidikan, status ekonomi, jumlah kelahiran, komplikasi kehamilan dan komplikasi persalinan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian perinatal adalah variabel utilisasi layanan kesehatan buruk pada kelompok status ekonomi rendah dengan Odds ratio

The purpose of this study was determine the correlation of womens Empowerment, health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15 ? 49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the women?s empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level, economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21-9.12). The purpose of this study was determine the correlation of women?s Empowerment, health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15 ? 49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the women?s empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level, economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21 ? 9.12).;The purpose of this study was determine the correlation of women?s Empowerment, health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15-49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the womens empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level, economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21 ? 9.12).;The purpose of this study was determine the correlation of women?s Empowerment , health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15 ? 49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the women?s empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level , economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21 ? 9.12).;The purpose of this study was determine the correlation of women?s Empowerment , health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15 ? 49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the women?s empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level , economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21 ? 9.12)., The purpose of this study was determine the correlation of women’s Empowerment , health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15 – 49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the women’s empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level , economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21 – 9.12).]"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Putri Komalasari
"Penurunan kematian perinatal perlu terus dipertahankan untuk meraih target Sustainable Development Goals 2030 sebagai bentuk dukungan terhadap target penurunan angka KIA yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kematian perinatal. Penelitian dilakukan di Indonesia menggunakan data sekunder SDKI 2017. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan analisis bivariat. Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara berat bayi saat dilahirkan (PR 4,27; 95% CI 2,92-6,25), tipe gestasi (PR 5,88; 95% CI 2,96-11,70), ukuran bayi saat lahir (PR 4,84; 95% CI 3,41-6,87), pendidikan ibu (PR 4,30; 95% CI 1,94-9,50), usia ibu saat melahirkan (PR 1,92; 95% CI 1,42-2,60), paritas (PR 1,76; 95% CI 1,32-2,35), komplikasi kehamilan (PR 2,01; 95% CI 1,40-2,88), komplikasi persalinan (PR 1,62; 95% CI 1,08-2,45), pekerjaan ibu (PR 1,39; 95% CI 1,03-1,87), penggunaan tembakau (PR 2,12; 95% CI 1,09-4,11), antenatal care (PR 4,10; 95% CI 2,99-5,63), vaksinasi tetanus toxoid (PR 1,91; 95% CI 1,31-2,77), suplementasi zat besi (PR 1,93; 95% CI 1,31-2,86), akses toilet (PR 1,48; 95% CI 1,10-2,00), dan terpapar internet (PR 1,51; 95% CI 1,10-2,10) dengan kematian perinatal. Pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berhubungan ini bisa menjadi informasi dasar terkini dalam kejadian kematian perinatal di Indonesia.
......The decline of perinatal mortality in Indonesia needs to be preserved to achieve Sustainable Development Goals 2030 as an underpinning process of reducing maternal and child death numbers that has been a public health issue. The objective of this research is to determine associated factors of perinatal mortality. This research is conducted with a cross-sectional design and bivariate analysis. Results shown that there are statistically-significant association between birth weight (PR 4,27; 95% CI 2,92-6,25), gestational type (PR 5,88; 95% CI 2,96-11,70), size at birth (PR 4,84; 95% CI 3,41-6,87), mother’s education (PR 4,30; 95% CI 1,94-9,50), mother’s age on labor (PR 1,92; 95% CI 1,42-2,60), parity (PR 1,76; 95% CI 1,32-2,35), pregnancy complication (PR 2,01; 95% CI 1,40-2,88), complications during labor (PR 1,62; 95% CI 1,08-2,45), mother’s occupation (PR 1,39; 95% CI 1,03-1,87), tobacco usage (PR 2,12; 95% CI 1,09-4,11), antenatal care (PR 4,10; 95% CI 2,99-5,63), tetanus toxoid vaccination (PR 1,91; 95% CI 1,31-2,77), iron supplementation (PR 1,93; 95% CI 1,31-2,86), toilet access (PR 1,48; 95% CI 1,10-2,00), and internet exposure (PR 1,51; 95% CI 1,10-2,10) to perinatal death. This additional knowledge is an updated version of basic information in perinatal death occurence in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Hayati Tobri
"Kematian perinatal masih merupakan masalah bagi negara berkembang termasuk didalamnya negara Indonesia. Walaupun dari tahun ketahun selalu menunjukkan adanya penurunan, tetapi penyebarannya pada tiap daerah tidak sama. Ada daerah-daerah yang mempunyai angka kematian bayi tinggi termasuk kematian perinatal dan juga ada daerah yang mempuyai angka kematian rendah.
Dari studi studi yang dilakukan serta dari hasil penelitian yang diadakan dirumah sakit menunjukkan bahwa angka kematian perinatal masih tinggi, dan dibeberapa daerah di Indonesia masih terlihat adanya peranan yang besar dari pengaruh sosial budaya yang melatar belakangi kehamilan, kelahiran serta kematian perinatal yang terjadi. Begitu juga halnya dengan yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta Timur , dibagian kebidanan terjadi kematian bayi termasuk didalamnya kematian perinatal. Jumlah kematian yang terjadi cukup besar, sehingga mendorong untuk dilakukan penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini ialah berusaha mempelajari faktor-faktor sosial budaya yang melatar belakangi kematian perinatal tersebut, faktor sosial meliputi identitas informan, pendapatan keluarga yang penggunaannya untuk menghidupi keluarga, hubungan suami - istri dan faktor budaya meliputi kebiasaan dalam pemeliharaan kesehatan ibu selama hamil, kepercayaan serta pantangan yang diketahui serta dikerjakan oleh ibu selama hamil, persepsi tentang kelahiran, kematian yang dialami serta pembuatan keputusan dalam usaha mencari pertolongan persalinan.
Untuk memperoleh data, metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kwalitatif dengan penarikan sampel secara purposiflbertujuan. Untuk itu diambil 7 orang ibu yang melahirkan bayi mati (kematian perinatal) di RSUD Pasar Rebo, 2 orang bidan dari RSUD Pasar Rebo dan 2 bidan yang praktek diluar RSUD Pasar Rebo yang merujuk informan ke RSUD Pasar Rebo. Adapun alat yang digunakan dalam pengumpulan data ialah pedoman wawancara mendalam, pedoman observasi untuk pengumpulan data primer. Untuk pengumpulan data sekunder dipelajari laporan rumah sakit dan catatan medis.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keadaan tingkat sosial keluarga sebagian besar merupakan keluarga lapisan sosial menengah kebawah dengan tingkat pendidikan anggotanya Sekolah Dasar tidak tamat , SMP tamat, SMU tidak tamat dan seorang informan mencapai tingkat perguruan tinggi semester 4.
Mengenai pengetahuan tentang tanda-tanda kehamilan semua informan mengetahui adanya tanda-tanda kehamilan dengan perubahan yang dirasakan seperti mual-mual dan berhentinya menstruasi. Untuk periksa hamil, semua informan memeriksakan kehamilannya pada pelayanan kesehatan ibu hamil terutama pada bidan dan dalam menghadapi situasi yang kurang baik setelah bidan tidak bersedia meneruskan pemeriksannya serta menganjurkan informan untuk memeriksakan kehamilannya pada dokter, barulah informan memeriksakan kehamilannya ke dokter di RSUD Pasar Rebo. Mengenai kepercayaan/pantangan bagi ibu hamil semua informan mengetahuinya, tetapi yang menjalankannya hanya sebagian saja sedang sebagian lagi tidak melakukannya. Walaupun informan berasal dari berbagai suku yang berbeda yaitu dari Jakarta, Jawa, Sunda tetapi kepercayaan dan pantangan yang diketahui tidak berbeda jauh.
Akhirnya disarankan agar diupayakan peningkatan program penyuluhan bagi kesehatan ibu hamil yang telah ada baik pada tingkat pelayanan di Bidan (yang paling banyak dikunjungi oleh informan), pada tingkat Rumah Sakit maupun pada tingkat layanan masyarakat yang lebih luas.

Prenatal Mortality is still a problem for developing countries including Indonesia. In spite of the fact that there is always a decline from year to year, its distribution in each area is not the same. There are areas which show high infant mortality rate including prenatal mortality and there are areas which indicate low infant mortality rate.
Studies and research in different hospitals have shown a high rate of prenatal mortality, and in some areas of Indonesia socio-cultural factors seemed to have a major influence relating to pregnancy, birth and prenatal mortality. Such cases also happened in Pasar Rebo Public Hospital where infant mortality including prenatal mortality frequently took place in the Department of Obstetric and Gynecology . The number of prenatal mortality cases was so high that it was worthwhile to conduct this research.
The purpose of this research was to study the socio-cultural factors relating to prenatal mortality such as informant's identity, income for the survival of the family, husband-wife relationship and other cultural factors including the habit, beliefs and taboos relating to health care for pregnant women, In addition, it also looked into the perception of pregnancy and prenatal mortality among them.
To collect data, the qualitative method was used. A number of 11 informants and key informants were purposively selected for this study. The following criteria was used to select the informant i.e. the time of the prenatal death and the interview was at least 40 days. The instruments used to collect data were the guide of in depth interview and observation guide line. To collect secondary data a study on hospital reports and selected medical records was carried out.
From this research a conclusion can be made that most informants came from middle and lower levels of social strata with their educational levels, Elementary School dropouts, Junior High School dropouts, Senior High School dropouts and one of the informants reaching semester four in college.
Most informants were familiar with pregnancy sign such as nausea and cessation of menstruation. All informants had their pregnancy examined by private midwives and due to unfavorable conditions all cases were referred to the Pasar Rebo Public Hospital. All informants were aware with taboos and beliefs of pregnant women, but only few of them put them into practice. Despite the informants different ethnic groups such as Sundanese, Javanese or Betawinese, their beliefs and taboos are about the same.
Finally, it was suggested that health education and counseling programs for pregnant women should be strengthened at all service levels especially private midwives , hospitals and public health centers. In addition in implementing intervention to reduce prenatal mortality, medical intervention should be combined with social cultural intervention.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover