Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Langeveld, M.J.
Jakarta: Pembangunan, 1992
101 LAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McHoul, Alec
Melbourne: Melbourne University Press, 1993
525.36 MCH f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Derrida, Jacques
Chicago: University of Chicago Press, 2014
364.660 1 DER d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Buddhist Philosophy: A Comparative Approach presents a series of readings that examine the prominent thinkers and texts of the Buddhist tradition in the round, introducing contemporary readers to major theories and debates at the intersection of Buddhist and Western thought
Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, 2018
180.043 BUD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lisnada Kusumawati
Abstrak :
Gender merupakan produksi konstruksi sosial dengan determinasi identitas antara perempuan dan laki laki. Hal ini menciptakan stereotip gender yang membentuk kategorisasi maskulin dan feminine dan mempengaruhi metafisika bahasa. Dalam hal ini, perempuan diketahui dalam stereotip yang ada membuat perbandingan dengan laki laki menjadikan stigma kuat-lemah, rasional-emosinal, publik-domestik dan seterusnya, mendatangkan berbagai isu ketidak adilan gender bermunculan sehingga perempuan masuk dalam simbolis laki-laki. Untuk itu, salah satu upaya seorang tokoh feminis bernama Helene Cixous mencetuskan Ecriture Feminine, suatu gerakan perempuan untuk mengungkap kepentingan tulisan perempuan melalui bahasa dan menulis. Upaya melahirkan makna baru berdasarkan pengalaman dan hasrat sebagai seorang perempuan. Di pengujung tahun 2015, seorang bintang acara reality show Keeping Up with the Kardashians, yang juga aktris, pengusaha sekaligus model ternama Kim Kardashian meluncurkan aplikasi Kimoji yang mengusung ketubuhannya. Data penelitian artikel menggunakan aplikasi Kimoji sebagai perspektif Ecriture Feminine dapat dianalogikan sebagai usaha untuk menuliskan, dalam hal ini menciptakan emoji khas bahasa tubuh perempuan yang tidak lagi-lagi mengikuti stereotip gender. Penulisan artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan melalui pendekatan poststrukturalis, dimana gambar juga merupakan teks dapat dimaknai seperti bahasa. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan Kimoji berguna untuk mendekonstruksi stereotip gender melalui makna teks, seperti bahasa visual didalam Kimoji tersebut. ...... Gender is the production of social construction with the determination of identity between women and men. This creates gender stereotypes that form masculine and feminine categorizations and influence language metaphysics. In this case, women are known in the existing stereotypes to make comparisons with men making the stigma of strong-weak, rationalemotional, public-domestic and so on, bringing various issues of gender injustice to appear so that women are included in male symbolism. For this reason, one of the efforts of a feminist figure named Helene Cixous sparked Ecriture Feminine, a womens movement to uncover the interests of womens writing through language and writing. Efforts to give birth to new meanings based on experience and desire as a woman. At the end of 2015, a starring actress of reality show Keeping Up with the Kardashians, who is also an actress, well-known business woman and model Kim Kardashian launched the Kimoji application that carries her body. Data from article research using the Kimoji application as a Ecriture Feminine perspective can be analogized as an attempt to write, in this case creating a typical emoji of female body language that no longer follows gender stereotypes. Writing this article uses qualitative methods through a poststructuralist approach, where images are also texts that can be interpreted as language. The results show that the use of Kimoji is useful for deconstructing gender stereotypes through the meaning of the text, such as visual language in the Kimoji.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gaudensia Diana K. F.
Abstrak :
Seiring perkembangan arus informasi-komunikasi, gerakan reformasi, dan tuntutan transparansi di segala bidang, perhatian HAM - hak dasar manusia yang secara alamiah melekat pada diri manusia yang tanpa (hal) itu manusia tidak dapat hidup secara wajar sebagai manusia, hak yang dimiliki manusia karena ia manusia kian mengemuka dan intens. Pemerintah yang sedang berkuasa didesak untuk secara transparan dalam melaksanakan kebijakannya dan menghormati HAM secara benar proporsional, demikian pula bagi TNI. Sayangnya, disaat melaksanakan tugas pokoknya sering muncul tudingan bahwa TNI telah melanggar HAM. Karena itu penegakan HAM - termaktub dalam Pancasila, Pembukaan UUD 1945, Sapta Marga, Sumpah Prajurit, 8 Wajib TNI - menjadi sangat urgen dan mendesak untuk diwujudnyatakan pertama-tama demi memulihkan citra dan kredibilitas TNI sebagai institusi berwibawa, yang pada akhirnya demi terlaksananya tugas pokok TNI. Berkaitan dengan penegakan HAM yang menjadi kewajiban prajurit, maka kajian etika yang paling mungkin diterapkan - dalam situasi khas tugas dan karakteristik dasar prajurit adalah etika yang bersifat mutlak, perintah yang tidak dapat ditawar-tawar dari Immanuel Kant, yaitu doktrin imperatif kategoris. Kant menegaskan bahwa kewajiban - misalnya menegakkan HAM - bersifat mutlak, tanpa dapat ditolak, berdasarkan keharusan obyektif dan bukan paksaan, berlaku bagi siapa saja, tak syarat, tanpa kekecualian, secara niscaya. Dalam hal ini Kant membuat beberapa terobosan, a.l: pertama, bahwa martabat manusia wajib dijunjung tinggi dan diperlakukan serentak sebagai tujuan pada dirinya sendiri. Dengan mengacu pada doktrin imperatif kategoris, prajurit di samping melaksanakan tugasnya juga berkewajiban menghormati HAM. Musuh yang sudah menyerah dan secara nyata tidak mempunyai kemampuan lagi untuk mengadakan perlawanan harus diperlakukan menurut aturan yang berlaku (misalnya Hukum Humaniter, Konvensi Jenewa, Bertempur secara Benar). Kedua, etika diasalkan dan ditujukan pada kehendak bebas manusia yang berbudi. Prajurit sudah seharusnya secara otonom, bukan karena perintah, atau keharusan lain di luar dirinya untuk menegakkan HAM. Ia dengan sendirinya menyadari bahwa usahanya untuk menegakkan HAM berasal dari dirinya, dalam kesadaran sebagai manusia yang berbudi, manusia yang mempunyai hati nurani untuk menghormati orang lain sebagai mana layaknya ia sebagai manusia. Ketiga, Kant memberikan pandangan kewajiban moral yang bersifat mutlak dengan ciri murni dan apriori. Dalam hal ini prajurit mutlak harus menegakkan HAM di mana ia bertugas dan berada. Siapa pun prajurit yang bersangkutan, apa pun pangkat dan jabatannya, keharusannya untuk menghormati HAM selalu berlaku, di mana-mana dan tanpa terkecuali. Tentu tidaklah mudah untuk menegakkan HAM sesuai dengan doktrin imperatif kategoris dari Kant ini. Kesulitan pertama muncul ketika perintah yang bersifat imperatif kategoris ini dalam pelaksanaannya justru cenderung menjadi imperatif hipotetis. Penegakan HAM oleh prajurit bukanlah karena pribadi otonomnya sebagai manusia sungguh menyadari pentingnya menegakkan HAM, tetapi semata-mata karena di samping tugasnya ia juga diperintah untuk menegakkan HAM. Di samping itu imperatif kategoris dari Kant ini bersifat keras dan kaku. Kewajiban - bahwa saya, selaku prajurit, memang harus menegakkan HAM - lantas menjadi tolok ukur nilai moral suatu tindakan, bukan misalnya kebahagiaan, kepuasan diri, ketenangan batin karena berhasil menghargai HAM orang lain. Kendati sulit untuk dilaksanakan bukanlah berarti doktrin imperatif kategoris ini tidak dapat dilaksanakan karena betapa baiknya dan luhurnya jika prajurit menegakkan HAM berdasarkan kesadaran pribadinya yang otonom bahwa HAM harus ditegakkannya, dalam situasi dan kondisi yang bagaimana pun, di mana-mana dan kapan pun, bukan karena alasan lain yang berada di luar dirinya. Salah satu caranya adalah dengan terus menerus memberdayakan hati nurani, bahwa norma terpenting yang harus dipegangnya adalah martabat manusia.Dengan demikian diharapkan penegakan HAM bukanlah dirasakan sebagai sesuatu yang mengganjal tugas pokoknya, tetapi justru mengarahkan pada keberhasilan tugas pokok secara optimal. Bukan pula sesuatu yang berada di luar dirinya sehingga harus dicecoki, diajari, dipaksakan supaya dimengerti dan dilaksanakan, tetapi ada dalam dirinya, dalam kesadaran hati nuraninya bahwa HAM memang sudah sepantasnya ditegakkan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yang, Bo
North Sydney: Allen &​ Unwin, 1992
895.185 209 YAN u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Summary: This collection of original essays by leading historians of political thought examines modern European thinkers' writings about conquest, colonization and empire.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2014
325.320 1 EMP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: McGraw-Hill, 1994
720.1 CHO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Guthrie, W.K.C.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1989
182 GUT h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>