Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Sunandari
Abstrak :
Secara umum, pemikiran para filsuf muslim merupakan sintesa sistematis antara ajaran-ajaran Islam, Aristotelianisme dan Neo-Platonisme yang dipelopori oleh al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd. Namun, sejak serangan yang dilakukan oleh al-Ghazali melalui Tahafut al-Falasifat, pemikiran filsafat di dunia Islam Barat, Sunni, mengalami pergantian suasana dari alam filosofis ke mistis, tasawwuf. Sedangkan di dunia Islam belahan Timur, Syi'i, pemikiran filsafat dan mistis tetap eksis berkembang bahkan keduanya saling melengkapi. Harmonisasi yang sempurna dapat ditemui pada tokoh Suhrawardi yang bergelar Syaikh al-Isyraq. Suhrawardi memandang dirinya sebagai penyatu kembali apa yang disebutnya al-hikmar al-laduniyyat (kebijaksanaan Ilahi) dan al-hikmat al-'atigat (kebijaksanaan kuno), dengan menggabungkan dua metode yang telah mapan, yaitu metode diskursif filosofis yang diwakili oleh Aristotelianisme dan metode dzawq mistis, yang diwakili oleh Platonisme, ke dalam satu metode komprehensif yang bersifat teosofis. Dengan ajaran teosofinya, Suhrawardi mampu membangun suatu cabang aliran yang baru dalam tradisi filsafat Islam, sehingga wajar jika digelari pendiri filsafat iluminasi. Pada tataran ontologis, Suhrawardi menawarkan suatu temuan baru dengan memperkenalkan istilah-istilah tersendiri dalam mengungkapkan seluruh pemikirannya. Melalui terminologi cahaya, Suhrawardi menumbangkan teori emanasi akal sepuluh yang menjadi acuan umum hampir seluruh filsuf Muslim dan menawarkan suatu bentuk baru dengan menggunakan istilah cahaya dan tidak membatasi jumlah pancarannya. Inilah iluminasionisme, suatu pancaran cahaya yang berasal dari Nur al-Anwdr membentuk suatu bangunan utuh yang merupakan kesatuan penyinaran yang disebut wahdat al-Isyraq. Sementara dalam tataran epistemologis, Suhrawardi mampu menunjukkan kelemahan metode pengetahuan diskursif filosofis dan mempelopori munculnya metode baru yaitu 'ilmu hudhuri (knowledge by presence).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T10930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Husein
Abstrak :
ABSTRACT
This study examines Fazlur Rahman's understanding of Islamic philosophy by analyzing his attitude towards the works of Muslim philosophers and his belief in the value of the Qur?an?s precepts. It pays specific attention to the relationship between his understanding of philosophy and his method of interpreting the Qur?an, since in Rahman's understanding, this method is the only means to satisfy the changing needs of society. It explores Rahman?s definition of Islamic philosophy, which is strongly characterized by three religious terms, iman, islam, and taqwa.

The thesis furthermore looks at the reasons why Rahman borrowed certain philosophical expressions of the Muslim philosophers in his works when, at first glance, their doctrines contradict Rahman?s cum position. Special attention is paid to his book Major Themes ofthe Qur'an, wherein Rahman discusses human existence and his final destiny through his interpretation of the Qur?an. The thesis concludes that Rahman?s Islamic philosophy is a moral one, which is practically oriented and based on his understanding ofthe Qur'an.
Abstract
Cette étude examine l?approache de Fazlur Rahman de la philosophic islamique en analysant son attitude A l'éga.rd des ocuvres des philosophcs musulmans ainsi que les convictions de l'auteur concemant la valeur des préceptes du Qur?an. Elle explore les relations existant entre sa philosophic et sa méthode d?interprétation du Qur?an puisque, selon le raisonnement de Rahman, cette méthode demeure le seul moyen puovant satisfaire les besoins changeants de la société. De plus, l?étude explore la definition donnée par Rahman de la philosophic islarnique, qui est fortemcnt caractérisée par trois termes rcligieux, c?est-A-dire, l?.iman, l?islam et le taqwa.

Du plus, ce mémoire examine les motivations qui ont poussé Rahman, dans ses oeuvres, it emprunter ccrtaines expressions utilisées par les philosophcs musulmans, puisque, A premiere vue, cela semble contredire les positions prises par Rahman. Une attention particulicre sera accorclée 5 son livre Major Themes ofthe Qur?an dans lequel Rahman élabore sur l'existence humaine et l?ultime destin selon son interpretation du Qur?an. Ce mémoire parvient a la conclusion que la philosophic islamiquc de Rahman est une philosophic morale, qui est pratiquement oricntée et basée sur sa comprehension du Qur?an.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.111-NR 302
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini berisikan teks yang memberi pelajaran mengenai tata cara kehidupan menurut Islam Jawa dalam jaman Kyai Jasadipura II. Ditambah juga ajaran dari kitab Ramayana. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Dhandhanggula; 2. Sinom; 3. Asmarandana; 4. Kinanthi; 5. Dhandhanggula; 6. Megatruh; 7. Sinom; 8. Pucung; 9. Dhandhanggula; 10. Sinom; 11. Dhandhanggula; 12. Kinanthi; 13. Dhandhanggula; 14. Mijil.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.6-KS 68
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Buku ini berisi uraian mengenai keberadaan apa yang disebut dengan inti dari rasa yang sejati (sesungguhnya). Buku ini merupakan kelanjutan dari serat lelana ing ngakerat, yaitu perjalanan mengelilingi alam akherat. Filsafat kehidupan.
Surakarta: De Bliksem, 1856
BKL.0275-PW 57
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Ngabehi Mangunwijaya
Abstrak :
Buku ini berisi mengenai uraian pengetahuan kesempurnaan kehidupan. Kesemua ajaran tersebut merupakan petikan dari berbagai serat yang dikarang oleh para wali, dan para pujangga pada jaman dahulu.
Kediri: Tan Khoen Swie, 1927
BKL.0325-PW 87
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi I.N. Musthofa
Abstrak :
Gagasan-gagasan tentang realitas dalam pemikiran mistik -seperti dalam sufisme-- tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan filsafat. Selain bersifat rasional, gagasan mistik sebenarnya telah merembes dan menyatu sedemikian rupa sejak tradisi kuno filsafat Yunani hingga berabad-abad lamanya. Di dalam arena diskursus filsafat modem di Barat, pemikiran-pesmikiran yang bersifat mistik ternyata memang telah dianut pula oleh banyak filsuf. Sungguh tidaklah mengherankan apabila dalam khazanah filsafat, pemikiran yang bersifat mistik telah mendapat tempatnya tersendiri. Obyek kajian filsafat sendiri adalah mengenai hakikat segala sesuatu. Hal ini mengandung makna bahwa sesungguhnya obyek-obyek pemikiran keduanya telah berada dalam wilayah yang sama. Dengan kata lain, pemikiran sufisme dapat ditempatkan sebagai bagian integral dari filsafat serta dernikian pula sebaliknya, filsafat merupakan bagian integral dari jalan mistik. Alasan-alasan ini secara faktual diperkuat pula dengan bukti bahwa dalam pertumbuhannya, di samping dipengaruhi oleh tradisi filsafat Neo-Platonisme, sufisme juga mempengaruhi pertumbuhan filsafat Islam. Sebagian besar filsuf Islam seperti al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Bajah, dan Ibn Thufail, menganut teori yang hampir sama dengan para sufi dalam memperbincangkan tentang kemungkinan manusia untuk berhubungan dengan `Yang Mutlak' (ittishal). Sementara itu, banyak pula sufi yang akrab dengan filsafat seperti: Dzun Nun al-Mishri, Jabir Ibn Hayyan, Muhyidin Ibn Arabi, Suhrawardi al-Maqtul, Ibn Sabi'in, dan jalaluddin Rurni, serta Al-Ghazali. Dimensi mengandung makna scope, substansi, ukuran, atau ruang. Filsafat dibatasi oleh akal budi manusia atau rasionalitas. Dimensi filsafat dapat diartikan sebagai ruang-ruang rasional filosofis yang fundamental Jadi membicarakan dimensi filsafat dalam sufisme artinya membicarakan hal-hal yang rasional-fundamental dalam pemikiran sufisme yang menetapkan hubungan antara berbagai segi pandangan sufisme mengenai manusia, dunia, dan Tuhan yang menuju pada satu keterarahan menyeluruh. Selanjutnya, upaya menangkap gagasan-gagasan pemikiran sufisme dalam kerangka sistem filsafat berarti pula rneletakkan konsep-konsep sufisme dalam diskursus pemikiran yang bersifat universal dalam menemukan kebenaran. Secara sepintas konsep-konsep sufisme sejak berabad-abad lalu telah menunjukkan muatan filsafatnya; sebut saja: Wahdah al-Wujud (dalam ontologi/metafisika), Kay (dalam epistemologi), Ma'rifah (dalam Teologi Adikodrati), Lathifat (dalam Psikologi filosofis), al-Insan al-Kamil (dalam filsafat manusia), Maqamat (dalam Etika), dan al-Ahwal (dalam estetika). Kesemua relasi filosofis terscbut hampir tak dapat dipisahkan, bahkan dapat direkonstruksikan menjadi sebuah sistem filsafat tertentu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S16172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Cambridge, 2005
181.07 MED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhry, Majid
Leiden: Brill Academic, 1994
287.5 FAK e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>