Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Platonov, K.I.
Moscow: Foreign Languages Publishing House, 1959
158.423 PLA w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lestaria Aryanti
Abstrak :
ABSTRAK
Frozen shoulder merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekakuan pada sendi bahu yang diawali dengan rasa nyeri dan berakibat berkurangnya lingkup gerak sendi kesegala arah. Seringkali keadaaan ini timbul tanpa alasan yang jelas, tetapi dapat pula dihubungkan dengan berbagai keadaan seperti angina/insufisiensi coroner, hemiplegia, parkinson, tumor pada daerah apex paru-paru, tumor pada payu dara, akibat pemakaian obatobatan, diabetes melitus dan lain sebagainya.(1, 3, 4, 5, 6,11,13,18,26). Keadaan ini merupakan 'self limiting disease' (2,8,22,23,24). Reeves (23) meneliti penderita Frozen Shoulder selama 5 sampai 10 tahun (dengan rata-rata 30 bulan } pada 41 penderita, semua kembali pulih dengan baik secara spontan. Dengan waktu penyembuhan antara 1 sampai 4 tahun setelah timbulnya gejala. Simmand meneliti bahwa setelah 3 tahun dari 21 penderita hanya 5 penderita yang berfungsi normal, 9 penderita masih terdapat kelemahan dan nyeri serta 6 penderita terdapat kelemahan dan keterbatasan gerak. Karena gangguan fungsi yang dialami serta rasa nyeri me nyebabkan penderita mencari berbagai pertolongan kepada tenaga kesehatan seperti dokter spesialis syaraf, spesialis rheumatologi, spesialis bedah tulang, maupun pada dokter rehabilitasi medik. Pengobatan yang diberikan dalam bidang rehabilitasi medik bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan mengembalikan lingkup gerak sendi pada keadaan yang normal. (6.1618,20)

Penanganan dalam bidang rehabilitasi medik dapat berupa terapi panas/dingin, terapi latihan fisik, manipulasi dengan atau tanpa anestesi, ultra sound, medikamentosa seperti analgesik dan steroid. Dari semua jenis terapi ini, latihan gerak merupakan bagian yang terpenting. Tanpa latihan gerak, maka sulit diharapkan hasil yang baik. Pengobatan ini bukan merupakan pengobatan standard, tetapi disesuaikan dengan keadaan penderita. (18, 10) Lamanya pengobatan dan jenis terapi yang diberikan menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh penderita menjadi cukup besar.

Terapi latihan fisik yang merupakan salah satu terapi dibidang rehabilitasi medik merupakan terapi yang mudah dilaksanakan baik dirumah maupun di rumah sakit. Melakukan latihan terapi fisik di rumah sakit sampai sembuh sempurna tentunya tidak ekonomis, untuk itu latihan dirumah secara teratur dapat mengatasi masalah tersebut. Sebagian besar keberhasilan-keberhasilan terapi ditunjang oleh latihan fisik tersebut. Sepanjang pengetahuan penulis belum ada penelitian dibidang rehabilitasi medik di Indonesia untuk membandingkan hasil terapi latihan fisik pada penderita Frozen Shoulder yang dilakukan dirumah dengan latihan fisik yang dilakukan dirumah sakit. Oleh karena itu perlu di lakukan penelitian dengan tujuan agar dapat menilai efek terapi latihan fisik tersebut pada pemulihan rasa sakit dan fungsi dari bahu serta efisiensi dalam jumlah biaya yang diperlukan selama pengobatan penderita Frozen Shoulder.

Meskipun penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, diharapkan akan diperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang manfaat latihan fisik yang dilakukan dirumah?
1990
T58521
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S Fasya Afitra Maraya
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai salah satu profesi praktisi kesehatan, perawat seringkali berhadapan dengan berbagai peristiwa yang dapat menimbulkan stres. Misalnya berada dalam situasi ketika pasien menderita atau meninggal, juga berhadapan dengan keluarga pasien. Meskipun berada dalam kondisi yang menekan, perawat dituntut untuk tetap bekerja sebagaimana mestinya dan memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Oleh karena itu, resiliensi karier adalah atribut yang penting dimiliki oleh perawat. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan ataupun melemahkan resiliensi karier. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peran dukungan sosial sebagai moderator dampak stres pada perawat terhadap resiliensi karier. Responden penelitian ini adalah 128 orang yang masih bekerja aktif sebagai perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres pada perawat secara signifikan menurunkan resiliensi karier t 128 =2,513, p0,05 . Selanjutnya, dukungan sosial adalah moderator yang signifikan untuk hubungan antara stres pada perawat dengan resiliensi karier t 128 =3,029, p
ABSTRACTWorking as health practitioner, nurses are likely to have to deal with stressful situations, such as witnessing when a patient suffers or dies, as well as dealing with the patient rsquo s family. Despite being in a stressful situation, nurses are expected to perform professionally and provide a satisfying health service. In order to do meet the expectation, career resiliency is an important attribute to this profession. This research evaluated the role of social support in moderating the relationship between stress and career resiliency in nurse. The main hypothesis was social support could lessen the impact of stress on career resiliency in nurses. The findings of this study showed that stress significantly reduced career resiliency t 128 2,513, p0,05 . Furthermore, social support was a significant moderator t 128 3,029, p
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S63554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thompson, Richard F.
New York: Harper & Row, 1975
612.8 THO i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Fayrina Ramadhani
Abstrak :
Produksi pelumas merupakan pekerjaan visual yang dilakukan terus menerus. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat pencahayaan dan keluhan kelelahan mata pada pekerja di area produksi pelumas Jakarta PT Pertamina (Persero) tahun 2012. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pencahayaan, kemudahan melihat objek, kondisi sumber pencahayaan, jenis pekerjaan, durasi kerja visual, usia, lama kerja, riwayat gangguan kesehatan mata, penyakit genetik, dan perilaku berisiko. Sedangkan variabel dependen adalah keluhan kelelahan mata. Penelitian dilakukan kepada 122 orang dengan desain studi cross sectional. Hasil pengukuran menggunakan lux meter diketahui bahwa tingkat pencahayaan di area produksi tersebut tidak sesuai dengan standar Kepmenkes 1405 Tahun 2002, di mana 84.4% pekerja mengeluhkan kondisi pencahayaan tidak baik dan 97.5% pekerja mengalami keluhan kelelahan mata. Sehingga keluhan kelelahan mata yang dialami pekerja lebih disebabkan oleh kondisi lingkungan (pencahayaan) di area produksi. Untuk meningkatkan kondisi pencahayaan di area produksi pelumas Jakarta PT Pertamina (Persero), sebaiknya mempertimbangkan aspek kualitas cahaya dan pemeliharaan lampu. ...... Production of lubricantss is a continously visual work. The study was conducted to analyze the illumination level and eye fatigue complaints on workers in lubricantss production area Jakarta PT Pertamina (Persero) in 2012. Independent variables in this study is the level of illumination, ease of viewing the object, the condition of illumination sources, type of work, duration of visual work, age, length of employment, history of eye health problems, genetic diseases, and risk behaviors. While the dependent variable was the complaint of eye fatigue. The study was conducted to 122 people with a cross sectional study design. The results of measurements using a lux meter is known that the illumination level in the production area is not in accordance with the standards (Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002) where 84.4% of workers complain of bad lighting conditions, and 97.5% of workers complain of eye fatigue. So that complaints of eye fatigue by workers are caused more by environmental conditions (lighting) in the production area. To improve the lighting conditions in the lubricantss production area PT Pertamina (Persero) Jakarta should consider the aspects of light quality and light maintenance.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hall, John E. (John Edward), 1946-
Philadelphia, PA : Elsevier Saunders, 2016
612 HAL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Irena Ujianti
Abstrak :
Nama : Irena UjiantiProgram Studi : Program Magister Ilmu BiomedikJudul Tesis :Dampak Restriksi Vitamin B12 Terhadap Kadar Homosistein, Resistensi Insulin Dan Gambaran NAFLDPembimbing : dr. Imelda Rosalyn Sianipar, M.Biomed, Ph.D dan Dr. dr. Dewi Irawati Soeria Santoso, MS Latar Belakang: Perlemakan hati merupakan penyakit hati kronik terbesar di dunia. Kondisi yang mendasari terjadinya perlemakan hati dimulai dari kondisi resistensi insulin. Salah satu patogenesis terjadinya resistensi insulin adalah gangguan pada pensinyalan insulin oleh zat toksik tertentu yang akan berinteraksi dengan protein yang menyusun jalur pensinyalan insulin. Peningkatan homosistein dikaitkan dengan resistensi insulin. Homosistein akan meningkat sejalan dengan terganggunya jalur metilasi dari siklus metionin. Pemberian diet restriksi vitamin B12 akan memicu terjadinya resistensi insulin lewat jalur stres oksidatif yang ditimbulkan oleh homosistein.Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental terhadap 24 tikus Sprague Dawley jantan Rattus norvegicus, 300-350 gram, usia 35-40 minggu , terbagi ke dalam 4 kelompok yaitu kontrol K , Kelompok perlakuan 4 minggu P-1 , Kelompok Perlakuan 8 minggu P-2 dan kelompok perlakuan 12 minggu P-3 . Pada Kelompok kontrol, diberikan diet standar AIN-93M sedangkan kelompok perlakuan diberikan pakan modifikasi restriksi vitamin B12 AIN-93 sesuai usia perlakuan.Hasil: Kelompok perlakuan 8 minggu paling baik dalam menggambarkan kondisi perlemakan hati dibandingkan kelompok kontrol dan perlakuan 4 minggu, sedangkan kelompok perlakuan 12 minggu telah mempresentasikan kondisi NASH Non Alcoholic Steatohepatitis . Hasil ini sejalan dengan kondisi peningkatan homosistein plasma pada kelompok kontrol dan masing-masing usia perlakuan.Kesimpulan: Peningkatan homosistein akibat diet restriksi vitamin B12 mengakibatkan kondisi steatosis dan steatohepatitits pada hati, sebagai akibat dari kondisi resistensi insulin dan kerusakan sebagian dari sel beta pankreas. Kata kunci: Homosistein, Restriksi vitamin B12, NAFLD, Resistensi Insulin
ABSTRACT Name Irena UjiantiStudy Program Master Program of Biomedical SciencesThesis Title Impact of Vitamin B12 Restriction on Homocysteine Levels, Insulin Resistance and NAFLDCounselor dr. Imelda Rosalyn Sianipar, M.Biomed, Ph.D. dr. Dewi Irawati Soeria Santoso, MS Background The fatty liver is the biggest chronic liver disease in the world. The underlying condition of fatty liver starts from the condition of insulin resistance. One of the pathomechanisms of insulin resistance is the disturbance in insulin signaling by certain toxic substances that will interact with one of the proteins that make up the insulin signaling pathway. Increased homosisteine is associated with insulin resistance. Homosisteine will increase in line with the disruption of the methionin metionin pathway. Dietary vitamin B12 deficiency will trigger insulin resistance through the path of oxidative stress generated by homocysteine.Materials and Methods This study used an experimental method of 24 male Sprague Dawley rats Rattus norvegicus, 300 400 gram, age 7 8 months , divided into 4 groups kontrol K , 4 weeks treatment group P 1 , 8 weeks treatment group P 2 and 12 week treatment group P 3 . In the kontrol group, a standard AIN 93 diet was administered while the feeding group was administered vitamin A deficiency deficiency AIN 93M according to treatment age.Results The best 8 weeks treatment group described the conditions of fatty liver compared to the 4 week kontrol and treatment group, while the 12 week treatment group presented the NASH condition. These results are consistent with the elevated plasma homocysteine conditions in the kontrol group and each treatment age.Conclusion Increased homocysteine due to dietary vitamin B12 deficiency is able to induce the condition of steatosis and steatohepatitits in the liver, as a result of the condition of insulin resistance and beta cell pancrease damage as the underlying patomechanism. Keywords Homocysteine, vitamin B12 Deficiency, NAFLD, Insulin Resistance
2018
T55512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley and Sons, 1991
154.6 MIN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Damasio, Antonio R.
London:: Picador, 1995
153.43 DAM d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Wibisono R.P.
Abstrak :
Pengaruh radiasi paparan medan magnet perangkat GSM terhadap mahluk hidup sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Berbagai penelitian yang telah dilakukan semakin menambah kuat dugaan bahwa pengaruh tersebut memiliki dampak yang negatif terhadap kesehatan. Pada penelitian ini dilakukan uji coba untuk melihat pengaruh radiasi paparan medan magnet perangkat GSM terhadap mahluk hidup melalui pengujian hipotesa pada proses penetasan telur ayam kampung sebagai obyek percobaan. Penelitian dilakukan dengan membandingkan hasil akhir dari penetasan dalam kondisi normal dengan penetasan yang dilakukan di bawah pengaruh radiasi paparan medan magnet perangkat GSM. Pemilihan perangkat GSM berdasarkan persentase pemakaiannya di masyarakat dan nilai Specific Absorption Rates (SAR). Penetasan di bawah pengaruh paparan medan magnet dilakukan dengan menetaskan telur ayam kampung pada jarak antara 1-1,5 cm dari perangkat GSM yang sedang melakukan panggilan keluar selama 2 menit waktu pembicaraan berlangsung. Peradiasian dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Proses penetasan ini diulang dengan menggunakan perangkat GSM yang berbeda-beda mewakili besar nilai SAR-nya masing-masing sebanyak 3 kali percobaan dengan sampel sebanyak 100 butir telur untuk setiap percobaan. Dari hasil penelitian terbukti bahwa perangkat-perangkat GSM tersebut masih menghasilkan paparan medan magnet yang mempengaruhi perkembangan mahluk hidup, dimana dengan menilik cacat fisik yang terjadi, paparan medan magnet tersebut menimbulkan akibat yang negatif yaitu terjadinya perubahan susunan protein membran sel yang menyebabkan ketidaknormalan dalam pembentukan organ-organ tulang.
The Side Effect Experiment of Magnetic Fields of GSM Equipment Shelf Radiation to The Hatchery of Free Range Chicken EggsToday people still arguing about the side effect of magnetic field of GSM equipment to living creatures. Many researches that have been conducted have strengthened the assumption that the influences have negative cause to our health.On this research an experiment execute to see the radiation effect to the changing of membrane protein layer through some hypothesis tests on the hatchery process of free-range chicken egg as the object. The research conduct by comparing the final results of hatchery in normal condition and hatchery under the side effect radiation of GSM equipment. The selection of GSM equipment bases on public using percentage and the SAR value. The hatchery under magnetic fields influences were conduct by hatching the free-range chicken eggs in 1 - 1.5 cm range from the GSM equipment while it was performed outgoing calls for two minutes. The radiation performed as many as three times a day: morning, noon, and at evening. These process repeated by using different GSM equipment represent their SAR value and every type used for three times experiment and having 100 eggs to radiate at each experiment. From this research proved that the GSM equipment still produces magnetic fields which influence the growing of living creatures. By observed carefully the physical defect that happened, the negative side effect of the magnetic field still occur which is changing the cell membrane protein layer that caused abnormality in building bones structure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>