Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 791 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arbi Sanit
"Materi Front Nasional merupakan organisasi (politik) massa yang dibentuk Presiden Soekarno dalam melaksanakan Demokrasi Terpimpin. Tujuan organisasi Front Nasional adalah (1) menyelesaikan Revolusi Nasional Indonesia, (2) membangun semester untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, dan (3) mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Negara Keaatuan Republik Indonesia. Adapun asas Front Nasional adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan kepribadian Indonesia), dengan sifat utama yang penting adalah melaksanakan perombakan dalam segala hal dengan fokus utama menggerakkan massa setelah terpenuhi syarat-syarat tertentu Pula.
Sepanjang keberadaan Front Nasional dalam kehidupan politik Indonesia, organisasi ini begitu menonjol dalam konteks keperluan akan adanya golongan fungsional. Penggolongan masyarakat yang terbagi dua yaitu golongan politik dan golongan fungsional menempatkan posisi dan kedudukan Front Nasional sebagai wadah dari golongan fungsional yang dimaksudkan sebagai pendukung dan pengumpulan kekuatan massa bagi mencapai maksud suatu revolusi nasional. Dalam konteks keperluan revolusi nasional itu, keberadaan Front Nasional menjadi begitu luas dan tetap turut serta walaupun salah satu tujuan (pengembalian Irian Barat) telah selesai dua tahun setelah lembaga ini dibentuk pada pertengahan 1960. Front Nasional terlihat memainkan peran dalam mengerahkan dan' menggerakkan massa bagi keperluan revolusi dalam melaksanakan politik pores-porosan dan mercu soar yang dilaksanakan Presiden Soekarno setelah dapat menyelesaikan masalah pengembalian Irian Barat itu.
Front Nasional menjadi ajang pertarungan antara militer (dalam hal ini TNI-AD) dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ada dalam organisasi tersebut. Militer dapat dikatakan cukup berhasil dalam menggalang golongan-golongan fungsionil dengan membentuk Sekretariat Bersama Golongan Karya pada akhir Oktober 1964. Sementara Front Nasional telah menjadi pula tempat persemaian kekuatan-kekuatan massa pendukung PKI melalui koordinasi dengan memakai strategi tertentu(demokrasi rakyat)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
LP 1990 25a.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996
R 616 SEG t I
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996
R 616 SEG t II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Ainum Sakiman
"Tesis ini membahas tentang album Dari Rakyat Untuk Rakyat-DRUR dan teks lagunya sebagai medium resistensi menjadi sebuah kajian menarik. Dengan berlandaskan paradigm kritis, penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan kajian budaya kritis ke dalam proses komunikasi politik.
Penelitian ini coba memberikan fokus untuk membongkar dan memahami bagaimana teks-teks musik populer digunakan untuk mengkonstruksi suara-suara resistensi dan menyiasati perubahan konteks sosio-kultural dan politik.
Analisis wacana kritis Norman Fairclough dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali lebih dalam peran bahasa dalam konstruksi dari album Dari Rakyat Untuk Rakyat-DRUR. DRUR memperlihatkan faktor-faktor yang berkontribusi pada kekuatan produktif musik dalam upaya untuk mengkonstruksi resistensi budaya dan politik.
Penemuan penelitian ini menunjukkan bahwa teks-teks musik merupakan bentuk budaya yang kuat untuk mengajak atau membangkitkan dukungan pada suatu gerakan atau kasus, membangun solidaritas dan kohesi sosial, mempromosikan kesadaran atau sekadar memberikan harapan di kalangan penggemarnya.

This thesis studies about album of Dari Rakyat Untuk Rakyat-DRUR and song text as a medium of resistance into an interesting study. With a paradigm based on critical, this study aims to integrate the critical cultural studies into the processes of political communication.
This study tries to give focus to unpack and understand how texts of popular music are used to construct the voices of resistance and deal with changes in socio-cultural context and politics.
Norman Fairclough critical discourse analysis with a qualitative approach is used to dig deeper into the role of language in the construction of the album Dari Rakyat Untuk Rakyat-DRUR shows the factors that contribute to the productive power of music in an attempt to construct a cultural and political resistance.
This research findings suggest that the texts of the music is a powerful cultural form to ask or raise support for a movement or a case, build solidarity and social cohesion, promote awareness or just give hope among fans.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31376
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yoga Ramadhan
"Musik populer lahir dengan beragam asumsi yang melekat seperti, low culture, komoditi industri, musik non serius dan sebagainya, hal tersebut yang sekaligus membentuk pengertian kita secara umum mengenai musik populer. Mengangkat kembali problem penting dalam musik, seperti proses kreasi yang mengandalkan ide dan imajinasi terhadap relevansinya dengan musik populer yang ketat dengan tradisi industri, media dan massa ditinjau melalui epistemologi Carl Gustav Jung mengenai konsep ketidaksadaran, merupakan ide yang menarik dalam membentuk pandangan, makna dan keseharian manusia terhadap aktivitas musik populer yang berpengaruh secara mendalam bagi perkembangan sosial dan budaya.

Popular music was born with a variety assumptions such as, low culture, industrial commodities, not serious music and so forth, it is well established in general our understanding of popular music. Raised important issues in music, like the creative process that relies on ideas and imagination of its relevance to popular music is tight with industry tradition, and the media are dealt with through the epistemology of Karl Gustav Jung's concept of the unconscious, is an interesting idea in forming the view, the meaning and the everyday activities of influential popular music in depth the social and cultural development."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S42979
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: Merck Sharp & Dohme Research Laboratories, 1987
R 610 MER
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Stigter, Bianca
Amsterdam/Antwerpen: Contact, 2008
BLD 839.374 STI o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Banny Rahayu
"Akibat kemunculan kebudayaan populer, wacana like sering disebut sebagai perangkat linguistik remaja Amerika, khususnya perempuan muda. Hal ini tergambar dalam film Juno (2007) karena like sering digunakan oleh karakter-karakter perempuan muda pada dialognya. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kerangka teori coding wacana like oleh Terraschke, penelitian ini bertujuan meninjau fungsi wacana like dan hubungannya dengan identitas remaja Amerika.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa like tidak hanya menguatkan stereotipe kelompok gender atau usia tertentu, tetapi juga merepresentasikan gaya bahasa individual sang karakter. Artikel ini berkontribusi dalam penelitian komparatif mengenai representasi linguistik antara wacana terencana dan tidak terencana dalam media Amerika.

Due to the emergence of popular culture, the discourse like is commonly labeled as the linguistic device of American adolescents, particularly young women. This is portrayed in the movie Juno (2007) since like is frequently used by the young female characters throughout their dialogs. Using both quantitative approach and Terraschke?s framework of coding like, the study aims to examine the functions of the discourse like and how they are correlated with American teenage identity.
The findings reveal that like does not only strengthen the stereotype of a certain age or gender group, but also represents the characters? individual speech style. This paper contributes to the comparative studies of linguistic representation between natural and planned discourse in American media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sisca Widyawati
"ABSTRAK
Sastra populer mulai dianggap sebagai genre dalam karya sastra dan dapat digunakan untuk meneliti suatu budaya. Sastra populer terdiri atas esai dan fiksi. Salah satunya adalah karya fiksi yang merupakan hasil rekaan dari kehidupan manusia. Karya fiksi yang dimaksud adalah novel dan film. Di dalam penulisan tugas akhir ini, penulis akan membahas satu jenis karya fiksi, yaitu novel populer karya Moammar Emka berjudul Cinta Daur Ulang. Penulis melihat adanya konflik di dalam tema percintaan novel ini. Adanya belenggu cinta pertama yang dirasakan oleh tokoh utama di dalam novel ini. Selain konflik percintaan, penulis juga melihat adanya suatu masalah pada latar dalam novel ini dan tentang kepengarangannya. Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang merupakan ciri khas dari pengarang tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Hasil dari penulisan ini adalah dapat dilihat kecenderungan pada karya Emka.

ABSTRACT
Popular literature began to be regarded as a genre in literary works and can be used to research a culture. Popular literature consists of essays and fiction. One of them is the work of fiction which is a fictional result of human life. The intended work of fiction is novels and films. In writing this final assignment, the author will discuss one type of fictional work, namely the popular novel by Moammar Emka titled Cinta Daur Ulang. The author sees a conflict in the theme of this novel romance. The existence of the first love shackles felt by the main character in this novel. In addition to conflict of love, the author also sees a problem in the background in this novel and about his authorship. The style of language used by the author is a characteristic of the author. The method used in this research is descriptive analytical method. The result of this paper is that we can see the tendency in Emka's work."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Tsani Almasah
"Industri budaya populer Korea Selatan telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa jika dibandingkan pada awal perkembangannya di tahun 2000-an. Meskipun telah banyak penelitian yang memberikan wawasan mengenai hubungan antara budaya populer dan pariwisata, masih sedikit yang membahas mengenai bagaimana industri budaya populer Korea Selatan berperan dalam membentuk dan mengubah citra negaranya. Penelitian ini kemudian hadir untuk mengonfirmasi hubungan antara budaya populer Korea Selatan (Hallyu) dengan citra negara Korea Selatan dengan menggunakan musik (K-Pop), serial drama (K-Drama), dan film Korea Selatan sebagai objek penelitiannya. Survei diikuti oleh 280 responden usia sekolah menengah atas (perempuan = 66,1%) yang familiar dengan budaya populer Korea Selatan. Temuan menunjukkan bahwa Hallyu berpengaruh terhadap citra negara Korea Selatan. Akan tetapi, hasil dari uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa Hallyu bukanlah faktor pemengaruh satu-satunya dalam pembentukan citra negara Korea Selatan (R2 = 36,8%).

South Korea's popular culture industry has seen tremendous growth compared to its early development in the 2000s. While studies have provided many insight into the relationship between popular culture and tourism, little has been discussed about how South Korea's popular culture industry plays a role in shaping and changing its country's image. This research is then aimed to confirm the relationship between South Korean popular culture (Hallyu) and the country image of South Korea by using music (K-Pop), drama series (K-Drama), and South Korean films as the research objects. Valid survey responses were collected from 280 high school students respondents (female = 66,1%) who are familiar with South Korean popular culture. The findings showed that Hallyu has an effect on the country's image of South Korea. However, the coefficient of determination analysis test shows that Hallyu is not the only influencing factor that could contribute to South Korea's country image (R2 = 36,8%)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>