Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mariala Aridyna
"ABSTRAK

Penelitian ini adalah analisis terhadap pelabuhan-pelabuhan di Laut Baltik yang diindikasi memiliki potensi bagi interaksi global. Terdapat 12 pelabuhan di 5 negara yaitu Polandia dengan pelabuhan Gdanks, Gdynia dan Szczecin dan Swinoujscie, Rusia dengan pelabuhan Primorsk, Saint-Petersburg, Ust-Luga dan Kaliningrad, Estonia dengan pelabuhan Tallin dan Muuga, Latvia dengan pelabuhan Riga dan Ventspils dan yang terakhir Lithuania dengan pelabuhan Klaipeda. Ketika tiga negara Baltik dan Polandia masih bergabung di Uni Soviet, perkembangan pelabuhan diatur oleh Soviet. Pasca runtuhnya Uni Soviet, keempat negara tersebut mulai membangun identitas mereka sebagai negara yang berdaulat yang mampu mengatur negaranya termasuk pelabuhannya. Dalam perjalanannya, pelabuhan-pelabuhan di Baltik mulai memperlihatkan peran pentingnya bagi interaksi global. Metode yang digunakan metode analisis kualitatif dengan menggabungkan dua teori yaitu teori Regional Security Complex oleh Barry Buzan dan teori Identitas oleh Stuart Hall. Hasil penelitian ini akan menunjukan faktor-faktor peningkatan potensi kota-kota pelabuhan Baltik dalam interaksi global serta proses power shifting di dalamnya dan menunjukan faktor identitas dan historis masyarakat Baltik membantu mendorong potensi kota pelabuhan. Temuan dari penelitian ini ialah adanya pengaruh dari faktor identitas dan historis yang mendukung peningkatan potensi kota pelabuhan di laut Baltik.


ABSTRACT


This research is an analysis of port cities in the Baltic Sea that has potencies for global interaction. There are 12 ports in 5 countries, Poland with its ports of Gdanks, Gdynia and Szczecin and Swinoujscie, Russia with its ports of Primorsk, Saint-Petersburg, Ust-Luga and Kaliningrad, Estonia with its ports of Tallin and Muuga, Latvia with its ports of Riga and Ventspils and Lithuania its its port of Klaipeda. When the three Baltic states and Polandia still joined the Soviet Union, the development of the port was regulated by the Soviets. After the collapse of the Soviet Union, the four countries began to establish their identity as a sovereign state who capable of managing their country including its ports. In its journey, the ports in the Baltic began to show an important role for global interaction. This analysis uses a qualitative method by applying two theories, the Regional Security Complex theory by Barry Buzan and Identity theory by Stuart Hall. The results of this study indicates the potential factors of Baltic port cities in global interaction, the process of power shifting and showing the identity and historical factors of the Baltic people who supports potencies of the port cities. This research found that there are significances within identity and historical factors that support the increasing potential of port cities in the Baltic Sea.

"
2020
T54780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryorespati Xavier Sastrowardoyo
"ABSTRAK
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki salah satu potensi terbesar di dalam kebermanfaatan sektor perairan, dengan luas laut teritorial sebesar 70 , Indonesia masih memiliki kekurangan angka kontribusi infrastruktur terhadap total GDP negara. Sebuah penerapan konsep seatropolis/port-cities yaitu sebuah konsep yang menjelaskan mengenai bagaimana hubungan antara perkembangan sebuah pelabuhan akan berpengaruh terhadap perkembangan wilayah di sekitarnya. Dalam melakukan preliminary design untuk proyek ini, diperlukan beberapa variabel yang akan mempengaruhi industri-industri pelabuhan yang akan dikembangkan pada nantinya, beberapa diantaranya adalah PDRB daerah dan juga jumlah penduduk. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sektor industri utama yang patut dikembangkan di dalam suatu wilayah adalah dengan metode location quotient. Dalam proses disain ini juga akan ditemukan nilai initial cost yang dibutuhkan agar dapat direalisasikan dengan nyata. Analisis case study dilakukan pada Kota Dumai sebagai kota pelabuhan yang memiliki sarana penunjang kegiatan perdagangan dan pengangkutan yang cukup dan kemajuan PDRB-nya dari sektor sekunder dan tersier. Pengerjaan proyek ini dilakukan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi daerah dengan mengembangkan kota berbasis pelabuhan. Desain wilayah yang didapatkan akan membutuhkan Rp. 33,468,682,451,227.10,- dengan luasan 142 ha.

ABSTRACT
ndonesia is an archipelagic country with one of the greatest potentials in the utilization of the water sector, with an area of 70 of the territorial sea, Indonesia is still lacking the contribution of infrastructure to the country 39 s total GDP. An application of the concept of seatropolis port cities is a concept that explains about how the relationship between the development of a port will affect the development of the region around it. In conducting preliminary design for this project, several variables that will affect the port industry will be developed in the future, some of which are regional GDP and also population. One approach that can be done to get the main industrial sector that should be developed within a region is by using the location quotient method. In this design process will also find the initial cost value needed to make this design realistic. The case study analysis was carried out in Dumai City whis is to be designed as a port city with adequate supporting facilities for trade and transportation and its PDRB progress from the secondary and tertiary sectors. The project 39 s work is done to improve the regional economic development by developing port based cities. The design of the region will require Rp. 33,468,682,451,227.10, with an area of 142 ha."
2017
S68281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timothy Edwin Muljono
"ABSTRAK
Indonesia sebagai negara kepulauan masih memiliki masalah yang besar daam hal infrastruktur pelabuhannya, terutama dalam pelabuhan peti kemas. Dalam mengatasi hal ini, Indonesia memiliki masalah dalam hal pendanaan, dengan kebutuhan biaya yang besar serta banyaknya jumlah pelabuhan yang dibutuhkan. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha KPBU yang dapat membantu meringankan beban pembiayaan pemerintah. Dalam penelitian ini, maka dilakukan pengembangan pelabuhan dan wilayah sekitarnya pada kota Dumai, Provinsi Riau, Indonesia dengan konsep kota pelabuhan port-city . Penelitian ini menghasilkan skema kelembagaan, serta model dengan pembagian initial cost, operation maintenance, dan revenue dibandingkan dengan pembagian yang umumnya hanya dilakukan pada initial cost, dengan nilai IRR sebesar 15.41 , yang menunjukkan bahwa model pengembangan wilayah dapat diaplikasikan dengan lebih efektif tanpa menggunakan viability gap funding.

ABSTRACT
Indonesia as an archipelago continues to face major problems with its port infrastructures, especially in container ports. In order to eliminate this problem, problems in financing the projects continue to exist, with both massive funding and the large number of ports required being the problem. One of the solutions which can be utilised is Public Private Partnership PPP which can alleviate the burden of funding which is faced by the government. In this research, a model is developed for the city of Dumai, Riau Province, Indonesia with a port city concept. A model is obtained with a PPP model which includes the split of initial cost, operation maintenance, as well as revenue, compared to the traditional model where split is only conducted in initial cost. The model obtained a 15.41 Internal Rate of Return, indicating a more effective model which do not require the use of viability gap funding. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library