Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mikke Susanto
"Kepala negara adalah representasi bangsa. Karenanya, setiap kepala negara memiliki keistimewaan untuk diabadikan, baik pada sebidang kanvas maupun selembar foto secara resmi. Lukisan potret menjadi piliha yang menarik, tidak hanya berfungsi sebagai penghias dinding istana, tetapi juga memiliki fungsi lainnya yang bersifat sosial maupun personal. Pada era Presiden Sukarno terdapat jabatan pelukis istana. Setelah era berganti, tradisi itu tidak lagi ada. Istana akhirnya memesan lukisan-lukisan potret pada tiga pelukis potret di luar istana: IB Said, Soetarjo, dan Warso Susilo. Artikel tentang riwayat para pelukis istana telah ditulis dalam sebuah buku dan artikel, namun tidak dengan ketiga pelukis ini. Padahal mereka melukis wajah para kepala negara sejak 1960-an hingga dekade pertama 2000. Artikel ini ingin membahas keberadaan dan proses kreatif mereka melalui pendekatan sejarah. Di samping itu tulisan ini juga ingin mengetahui sejauh mana nilai-nilai karya yang dihasilkannya. Kesimpulannya cukup mengejutkan, mereka melukis dan mendudukan lukisan potret bukan sebagai karya pribadi. Inilah potret presiden pesanan, dimana pelukis hanya menjalani tugas sebagai instrumen mimetik atas realitas, bukan interpretator: Karya seninya, meskipun bersifat potret formal kepala negara, juga memiliki arti penting bagi wacana politik dan kekuasaan."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2018
959 PATRA 19:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
joseph, Cathy
Western Road: A Roto Vision Book, 1999
R 778.9 JOS p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Winter, C.F. (Carel Frederik)
London : Geofferey Cumberlege, 1948
750 WIN b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abiyyu Esmeraldana Putra
"ABSTRACT
Portrait is defined as an art which shows an individual or a group of people in which the personality of the person or people in the photo are reflected, a portrait is a work of photography which shows a person as the object portrayed. The law of copyright suggests that it is essential to obtain a written consent from the person portrayed in the portrait before the portrait is used commercially. However, practically, the portraits used commercially often ends up in the court. This research analyses The Difference in The Regulations and Applications Regarding Portrait Rights in Indonesia and The Netherlands (The Case of Edgar Davids vs Riot Games). Based on the analysis of the case, the author has meant to contribute ideal control of legal protection regarding commercially used portrait and compared the provision of copyright in Indonesia and The Netherlands. This research employed normative juridical method with statute, case, comparative, and conceptual approach. Based on the results of the research, it is known that Law of Copyright has not regulated the legal standing of person portrayed to demand compensation. Compared with the Law of Copyright of the Netherlands Year 2006 the person portrayed is hold the position as the owner of the portrait right (portretrecht). So, if there is a dispute over the use of portraits commercially, the person portrayed has the right to obtain compensation. The author recommend that Indonesia need to formulate the legal standing of person portrayed on Law of Copyright as the owner of the portrait right for legal certainty to be found.

ABSTRACT
Potret merupakan salah satu seni fotografi dengan menampilkan objek manusia baik secara individual maupun kelompok, yang menonjolkan unsur kepribadian objek foto tersebut, bahwa potret adalah karya fotografi dengan objek manusia. Dalam menggunakan potret seseorang untuk kepentingan komersial, Undang-Undang Hak Cipta mengamanahkan pengguna potret tersebut untuk mendapatkan izin tertulis terlebih dahulu dari orang yang dipotret. Dalam prakteknya, penggunaan potret untuk kepentingan komersial dapat menjadi suatu perkara di pengadilan. Penulis akan menganalisis Perbedaan Regulasi dan Aplikasi Hak Potret di Indonesia dan Belanda (Studi Kasus Edgar Davids vs Riot Games). Berangkat dari analisis kasus pada putusan tersebut, penulis mencoba memberikan rekomendasi pengaturan yang ideal terkait perlindungan hukum atas karya potret yang digunakan secara komersial dengan membandingkan ketentuan hak cipta di Indonesia dan Belanda. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus, pendekatan perbandingan, serta pendekatan konseptual. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Undang-Undang Hak Cipta belum mengatur mengenai kedudukan hukum orang yang dipotret untuk menuntut ganti rugi. Jika dibandingkan dengan ketentuan hak cipta Belanda tahun 2006, orang yang dipotret berkedudukan sebagai pemilik hak potret (portretrecht). Sehingga, jika terjadi sengketa atas penggunaan potret secara komersial, maka orang yang dipotret berhak untuk memperoleh ganti rugi. Penulis merekomendasikan, Indonesia perlu untuk merumuskan kedudukan hukum orang yang dipotret pada Undang-Undang Hak Cipta sebagai pemilik hak potret agar kepastian hukum didapati."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yi, Tae-ho
Seoul: Saenggakui namu, 2008
KOR 778.9 YIT y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Daye, David
Western Road: RotoVision Book, 2000
R 778.92 DAY p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Cixous, Helene
Paris: Editions des femmes, 1986
792 CIX t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Amanda
"ABSTRAK
Seni lukis merupakan bagian dari cabang seni rupa yang lebih mengutamakan nilai estetika dibandingkan dengan nilai guna. Seiring dengan perkembangannya, muncul beberapa aliran seni lukis di dunia, salah satu di antaranya ialah realisme. Salah satu contoh dari aliran realisme ialah seni potret yang merepresentasikan wajah maupun ?sesuatu? yang ada dalam diri seseorang. Pada abad 17 banyak masyarakat yang ingin membuat potret dirinya sebagai indentitas atau hanya untuk memamerkan kekayaannya. Frans Hals merupakan pelukis terkenal Belanda yang dijuluki sebagai ahli seni lukis potret. Ia melukis banyak tokoh penting atau masyarakat biasa dari berbagai kalangan ke dalam kanvasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tema seni potret dalam lukisan St. Luke, Shrovetide Revellers, The Laughing Cavalier, dan Portrait of Vincent Laurensz van der Vinne karya Frans Hals dengan teori antropologi seni. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian ditemukan empat tema seni lukis potret yang berbeda dalam lukisan St. Luke, Shrovetide Revellers, The Laughing Cavalier, dan Portrait of Vincent Laurensz van der Vinne karya Frans Hals.

ABSTRACT
Art of painting is a part of fine art that concerned the value of aesthetics rather than the value of functions. There are several streams of art in the world, in which one of them is realism. The portrait painting is a kind of realism that represents the face or ?something? that exists in a person?s life. In the 17th century many people want to make a portrait of himself as identity or just to show their wealthness. Frans Hals is a famous portrait painter in the golden age in the Netherlands. He painted many high-profile figures or ordinary people from various parties onto his canvas. This research aims to determine a theme that is used in painting of St. Luke, Shrovetide Revellers, The Laughing Cavalier, dan Portrait of Vincent Laurensz van der Vinne by Frans Hals. The theory that is used in this study is anthropological theory of art by Gell?s. This research uses the descriptive qualitative method. In the conclusion, there are four different themes of the portrait paintings.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Shawn Michelle
Princenton: Princeton University Press, 1999
306.4 SMI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tino Djumini
Jakarta: KITLV, 2006
779.095 98 TIN r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>