Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 301 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahirul Mursid
"Pembentukan bodi kendaraan (mobil) dengan proses press tentunya banyak terjadi bengkokan-bengkokan dengan jari-jari tertentu sesuai desain dari perusahaan masingmasing. Dari bengkokan tersebut menyebabkan terjadinya perubahan struktur mikro dan tegangan sisa, dimana pada akhirnya terpengaruh terhadap sifat mekanis dan kecepatan korosi.
Dilakukan penelitian tentang pengaruh proses press fanel roof ( salah satu bagian bodi kijang) di Toyota Astra Motor, yaitu melakukan pengepresan lembaran plat SPCD dengan merubah arah roll 00; 25°;90 dan jari-jari bengkokan yang terbentuk adalah 0 mm ;15,6 mm ; 22mm ; 27.8 mm ; 38mm.
Didapatkan hasil bahwa pada arah roll 25°kekuatan tarik kekuatan luluh dan kekerasannya paling tinggi juga diikuti dengan meningkatnya laju korosi. Untuk jari - jari kelengkungan 27,8 mm ; 38 mm di dapatkan kekerasan dan kekuatan tarik yang tinggi dan laju korosinya rendah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Failure of flow a fluid from a equipment to other equipment often happen caused by significant presure drop. To ascertain pressure ability flow of fluid in piping system necessary done calculation pressure drop earlier in engineering, because pressure drop that calculated to make base generate of pipe routing correctly is connects fron nozzle of vessel to nozzle of suction compressor."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Priambodo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tekanan dan kecepatan pada fluida laminer yang terdapat dalam Persamaan Bernoulli serta mendesain dan membuat rancang bangun pengukuran debit fluida menggunakan metode alat tabung venturi dan orifice plate. Penelitian menggunakan data kuantitatif dengan mengambil data berupa pengukuran tekanan yang terjadi pada alat tabung venturi dan orifice plate. Sensor MPXV7002DP digunakan dalam penelitian sebagai alat ukur perbedaan tekanan yang mengeluarkan data analog sehingga harus diolah terlebih dahulu menjadi data tekanan dengan menanamkan fungsi transfer ke dalam Mikrokontroler ATmega8 sebagai media akuisisi data yang diberikan oleh Sensor MPXV7002DP. Data kuantitatif terdiri dari tekanan, debit, dan kecepatan fluida yang berbentuk grafik. Pengolahan dari data tersebut menghasilkan hubungan antara tekanan dan kecepatan yang berupa akar dari ΔP dan nilai massa jenis fluida cair (air) yang digunakan sebesar 1.000,208 kg/m3.

The main purpose of this research is to observe the relation between pressure and velocity of a laminary fluid using Bernoulli?s formula and to design a prototype of flow measurement device using venturi tube and orifice plate. This research is conducted by gathering quantitative data such as pressure within the venturi tube and the orifice plate. The MPXV7002DP sensor which is used to measure the pressure difference has an analog output so it has to be converted into pressure data using a transfer function embedded in the ATmega8 microcontroller. The quantitative data measured are pressure, flow, fluid velocity, and are visualized using graphs. Data processing yields a relationship between pressure and velocity which is the square root of ΔP and the density of the fluid used (water) was 1.000,208 kg/m3."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S62559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djamhir Djamruddin
"Di dalam sistem perpipaan atau instalasi yang mengalirkan fluida, akan terjadi kerugian tekanan yang disebabkan oleh gesekan aliran. Hambatan diakibatkan oleh faktor bentuk instalasi yang dilalui oleh fluida tersebut juga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pemasangan difuser-nosel didalam suatu sistem perpipaan dengan variasi panjang inlet dilihat dari kerugian tekanannya. Dan penelitian ini didapatkan bahwa distribusi tekanan bervariasi dan penurunan tekanannya semakin besar dengan bertambahnya bilangan Reynold (Re) untuk 3000 ski 7000. Pada bagian difuser-nosel terjadi kenaikann tekanan statis pada scat fluida memasuki difuser dan semakin menurun setelah keluar dari difuser dan masuk nosel,dan kemudian turun secara drastis setelah keluar melalui nosel. Dari penelitian ini diperoleh juga bahwa faktor gesekan ( A ) tergantung kepada bil. Reynold (Re) , A menurun dengan semakin bertambahnya Re. Pada Re tertentu dengan perubahan panjang inlet difuser menyebabkan kerugian tekanan semakin besar dan distribusi tekanannya semakin menurun. Dan kemudian dengan penambahan aditif Guar-gum dapat menurunkan kerugian tekanan pada difuser-nosel.

In the piping system or installation to the flowed of fluid, the pressure loss will occur due to flow friction. The flow resistance causes the pressure loss too. The purpose of this research is to study the installation diffuser-nozzle effect with long inlet variation observed from pressure loss. By this research it is obtained that the pressure distribution variety and the pressure loss is getting larger due to the increasingly the Reynolds number (Re) for 3000 to 7000. At the diffuser-nozzle section increasing static pressure loss at present the fluid entering the diffuser and then decreasingly after through from diffuser and entering to nozzle, and then drastically reduced after through from nozzle. By this research it is obtained too that the friction factor (A) depends on the Reynolds number (Re), it is reduced by the Re increasingly. At the Re is constant with the change the diffuser long inlet causes the pressure loss to be increases and the pressure distribution decreases. And than by ti the addition guard gum additives pressure loss decreases on the diffuser-nozzle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Halim
"Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara masukan Ca, kadar ion Ca serum dengan tekanan darah primigravida dengan usia kehamilan 24, 32 dan 36 minggu dalam rangka poncegahan terjadinya Preeklampsia.
Tempat : Poliklinik Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan FKUI Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan.
Bahan dan Cara: Penelitian dilakukan pada wanita primigravida dengan usia kehamilan 24 minggu yang memenuhi kriteria. Mula-mula dikumpulkan data-data mengenai sosiodemografi dan pamoriksaan masukan Kalori, Protein, Ca, kadar ion Ca serum dan tekanan darah, kemudian pada usia kehamilan 28 minggu diperiksa tekanan darah, usia kehamilan 32 minggu masukan Kalori, Protein, Ca dan tekanan darah, akhirnya pada usia kehamilan 36 minggu diperiksa masukan Kalori, Protein, Ca, kadar ion Ca serum dan tekanan darah. Data karakteristik disajikan secara deskriptif, sedangkan analisis dilakukan dengan uji statistik t dan x2.
Hasil: Dari 86 subyek penelitian yang diteliti, rata-rata masukan Ca nya pada usia kehamilan 24, 32 dan 36 minggu lebih rendah dari AKO, masing-masing 63%,76% dan 63%, rata-rata kadar ion Ca serumnya pada usia kehamilan 24 dan 36 minggu, dalam batas normal, masing-masing 1,06 dan 1,05 mmol/l, 7 orang (8,1%) menderita Preeklampsia. Tidak ditemukan hubungan bermakna antara Preeklampsia dengan variabel yang diteliti yaitu umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, status gizi, masukan Ca dan kadar ion Ca serum.
Kesimpulan: Masukan Ca dan kadar ion Ca serum tidak ada hubungan bermakna dengan terjadinya Preeklampsia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saptawati Bardosono
"ABSTRAK
Background of the study, materials and methods: Pregnancy-induced hypertension is still an important cause of maternal and fetal morbidity and mortality. Blood pressure changes during pregnancy especially in the second- and third trimester is very important to be monitored properly during prenatal care through routine blood pressure measurement as an early detection for prevention of pregnancy-induced hypertension. Though its etiology is still unknown, based on various epidemiological studies some nutritional- and non- nutritional factors were believed to be its predisposing factors, which also should be considered during prenatal care. A study had been carried out on 45 pregnant women in all 14 RW of Kelurahan Utan Kayu Selatan, Jakarta, Indonesia. They were followed fortnightly for a 6 weeks observational period to see the relationships between magnesium concentration in serum and in erythrocyte, and blood pressures changes in their second- and/or third trimester, and to see also factors that might influence this blood pressure changes. Anthropometrics, clinical, biochemical, and dietary assessments were done to gather data needed for this observational study. The data was analyzed using statistical tests at alpha equal to 0.05 as the significance level.
Results and conclusion: Hypertension based on the operational definition of this study was found in 4.4% of the subjects. Blood pressure changes in pregnancy in this study only significantly related to primigravida. The intakes of calorie, protein, saturated fatty acid, sodium and magnesium were found to be significantly different (p < 0.001) compared to its RDA, yet no significant was found with blood pressure changes/hypertension. Magnesium concentration in serum was mostly within the normal range (1.9 - 2.5 mg/dl) in 73.33% of the subjects, while magnesium concentration in erythrocyte was mostly lower than the normal range (5.7 - 7.5 mg/dl) in 73.33 % of the subjects. The concentration of magnesium in erythrocyte was significantly lower (p < 0.001) than the normal level after the 20th week of gestation. The data did not show any significant correlation on the relationship between the concentration of magnesium both in serum and in erythrocyte with blood pressure changes / hypertension."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Jusuf Susanto
"Pada setiap kerja otot akan terjadi kenaikan tekanan darah, baik itu kerja isotonik ataupun kerja isometrik. Kenaikan tekanan darah sewaktu kerja isometrik lebih tinggi daripada sewaktu kerja isotonik. Yang dimaksud dengan kerja isotonik atau kerja dinamis adalah kerja dimana terjadi pemendekan otot yang sedang berkontraksi. Sedangkan pada kerja isometrik atau statis tidak terjadi pemendekan otot.
Gerak otot-otot tubuh kita dalam kehidupan sehari-hari tidak ada yang bersifat murni isotonik atau isometrik. Pergerakan tubuh biasanya merupakan gabungan dari keduanya. Tergantung kerja yang dilakukan maka dapat lebih bersifat isotonik atau isometrik. Olahraga lari dan renang mempunyai lebih banyak komponen isotonik, sedangkan angkat besi dan push-up lebih banyak komponen isometrik.
Penyelidikan mengenai respons kardiovaskuler sewaktu kerja dinamis telah banyak dilakukan, tetapi penyelidikan mengenai respons tersebut sewaktu kerja statis belum cukup banyak. Dalam kehidupan kita sehari-hari kadang-kadang kita melakukan berbagai kerja isometrik yang bervariasi beratnya seperti mengangkat atau membawa barang yang berat, mendorong perabotan rumah tangga atau membuka pintu atau jendela yang sulit dibuka. Semuanya itu kita lakukan tanpa menyadari bahwa kerja itu dapat merupakan beban yang berat bagi jantung dan pembuluh darah terutama pada orang tua atau mereka yang berpenyakit jantung.
Di negara-negara yang mengalami musim salju seringkali dilaporkan adanya orang yang meninggal dunia segera sesudah membersihkan jalan atau halaman dari salju dengan sekop. Mereka tidak mengira bahwa bila mereka menyekop salju basah dengan kecepatan 10 x semenit selama 1 menit, energi yang dibutuhkan sama dengan naik tangga sampai lantai ke tujuh selama 1 menit. Membawa koper seberat 20 kg selama 2 menit dapat menaikkan tekanan sistolik sampai 45 mmHg dan tekanan diastolik sampai 30 mmHg.
Penggunaan alat-alat olah raga yang banyak memerlukan kerja isometrik seperti barbel dan dumbel juga mengandung resiko bagi mereka yang kesanggupan kardiovaskulernya terbatas. Apa lagi memang kegunaan alat-alat tersebut untuk meningkatkan efisiensi kardiovaskuler atau kemampuan aerobik serta kesegaran jasmani sangat terbatas. Kerja isotonik seperti berjalan atau berlari merupakan kegiatan yang rutin dikerjakan sehari-hari. Orang dengan kemampuan kardiovaskuler yang terbatas dapat segera menghentikan kegiatan itu jika merasa lelah tanpa melampaui batas kesanggupannya?"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudijanto Kamso
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan tekanan darah sistolik pada kelompok lanjut usia pria. Suatu studi dengan rancangan 'cross sectional' dilakukan di 4 kota besar di Indonesia dengan menggunakan inetoda 'multistage random sampling'. Jumlah responden 320 orang lanjut usia pria, yang merupakan sub-sampel dari 981 responden pada penelitian yang lebih besar. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri, analisa biokimia darah, analisa asupan makanan, dan pengukitran indeks aktivitas dan angka stress. Penentuan determinan tekanan darah sistolik pada kelompok lanjut usia pria, dilakukan dengan menggunakan 2 tehnik analisa statistik multivariat; regesi linear ganda langsung pada independen variabe! awal, dan regesi linear ganda yang dilakukan pada komponen-komponen yang dihasilkan dari analisa faktor. Kedua tehnik analisa statistik ini menghasilkan gatnbaran detenninan tekanan darah sistolik yang lidak bertentangan. Analisa regesi linear ganda langsung pada independen variabel awal menghasilkan massa lemak tubuh, dan LDL kolesterol sebagai determinan tekanan darah sistolik pada lanjut usia pria. Analisa regesi linear ganda menggunakan komponen-komponen yang dihasilkan dari analisa faktor menghasilkan massa lemak tubuh, indeks massa mbuh, junilah massa lemak bawah kulit dan lingkar perut sebagai detenninan tekanan darah sistolik pada lanjut usia pria. (Med J Indones 2006; 15:115-20)

The objective of this study was to assess the determinants of systolic blood pressure in elderly men. A cross sectional study was undertaken in 4 big cities in Indonesia using multistage random sampling. The respondents were 320 elderly men who were the sub-sample of 981 sample of a larger population study. Data were collected through anthropometric measurements, biochemical blood analysis, nutrient intake assessment, activity index and stress score. Two type of statistical analysis techniques were used to determine the determinants of systolic blood pressure in elderly men; multiple regression analysis and factor analysis. This study shows thai determinants of systolic blood pressure, analyzed with these two types of analysis, multiple regression and factor analysis, resulting in no contradictory result. Direct multiple regression analysis to all independent variables showed that there was correlation between systolic blood pressure with fat mass, and LDL cholesterol. Multiple regression analysis to components resulting from factor analysis showed that there was positive correlation between systolic blood pressure with fat mass, body mass index (BMI), sum of skin-folds and waist circumference. (Med J Indones 2006; 15:115-20)"
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-2-AprilJune2006-115
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Asti Werdhani
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi program latihan Klub Jantung Sehat Pondalisa sekaligus mengetahui hubungan frekuensi dan keteraturan senam terhadap penurunan tekanan darah. Dengan demikian diharapkan akan didapatkan tekanan darah yang terkendali pada anggota KJS Pondalisa khususnya dan masyarakat usia dewasa tua umumnya.
Studi kohort retrospektif dilakukan dengan menggunakan data yang terdapat pada buku anggota KJS Pondalisa. Digunakan pendekatan analisis Cox Regression untuk melihat efek frekuensi dan keteraturan senam yang telah dilakukan oleh para anggota KJS Pondalisa selama 1 tahun pertama keanggotaan terhadap penurunan tekanan darah. HR (hazard ratio) digunakan sebagai estimasi RR (risiko relatif) efek frekuensi dan keteraturan senam terhadap penurunan tekanan darah. Anatisis multivariat digunakan untuk mengendalikan variabel-variabel perancu.
Sebanyak 132 data anggota K7S Pondalisa dianalisis dalam penelitian ini. Dalam 1 tahun pertama keanggotaan terdapat 11,36% anggota yang melakukan senam 2x1minggu, 39,39 % anggota yang melakukan senam > 8 minggu (9-15 minggu) berturut-turut, dan 11,36% anggota yang melakukan senam 2xlminggu selama > 8 minggu (9-15 minggu) berturut-turut. Tidak ada anggota yang melakukan senam 3xlminggu sesuai program dan tidak ada anggota yang melakukan senam 2x1minggu selama < 8 minggu berturut-turut_ Keteraturan senam anggota maksimum selama 15 minggu. Didapatkan penurunan tekanan darah pada 32,58 % anggota dengan rata-rata penurunan tekanan darah sistolikldiastolik sebesar 6 mmHg/4 mmHg yang dapat dipertahankan minimal selama 1 bulan. Besarnya penurunan TD ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat hipertensi; sedikitnya dapat memperlambat perjalanan penyakit hipertensi serta bermanfaat dalam pencegahan primer.
Efek frekuensi senam 2xlminggu terhadap penurunan tekanan darah meningkat sebesar 1 Va dibandingkan dengan frekuensi senam < 2xlminggu [RR 1,01;95%CI [0,43-2,38]. Efek senam teratur 9-15 minggu berturut-turut terhadap penurunan tekanan darah meningkat sebesar 36 % dibandingkan dengan senam teratur < 8 minggu berturut-turut [RR 1,36;95%CI [0,63-2,93]. Senam yang dilakukan 2xlminggu selama 9-15 minggu berturut-tunrt memberikan manfaat penurunan tekanan darah sebesar 34 % dibandingkan dengan senam <2xlminggu selama 8 minggu berturut-turut [RR 1,34;95% CI [0,50-3,60]. Tidak ada perbedaan manfaat penurunan tekanan darah antara senarn < 2xlminggu selama 9-15 minggu berturut-turut dengan senam < 2xlminggu selama < 8 minggu berturut-turut [RR 0,99;95% CI [0,42-2,32].
Dan basil penelitian ini disimpulkan bahwa efek frekuensi senam 2xlminggu terhadap penurunan tekanan darah tidak berbeda dengan efek frekuensi senam < 2xlminggu. Efek keteraturan senam 9-15 minggu berturut-turut terhadap penurunan tekanan darah lebih besar dibandingkan efek frekuensi senam 2xlminggu. Hal ini menunjukkan pentingnya mempertahankan keteraturan senam untuk mendapatkan basil penurunan tekanan darah yang lebih baik. Manfaat penurunan tekanan darah pada frekuensi senam 2xlminggu didapatkan bila dilakukan selama 9-15 minggu berturut-turut. Walaupun senam sudah dilakukan secara teratur sarnpai dengan 15 minggu berturut-turut, bila dilakukan dengan frekuensi < 2x1minggu tidak didapatkan manfaat penurunan tekanan darah.
Masih adanya faktor-faktor yang belum diperhitungkan seperti durasi dan intensitas latihan, peran obat anti hipertensi, dan adaltidaknya penyakit lain, serta masih lebar dan tidak konsistennya rentang interval kepercayaan yang dihasilkan, menyebabkan basil penelitian ini belum sepenuhnya menunjukkan efek frekuensi dan keteraturan senam terhadap penurunan tekanan darah yang sebenarnya pada populasi. Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian lanjutan menggunakan berbagai nilai frekuensi dan keteraturan senam, dengan memperhitungkan berbagai faktor di atas dan jumlah sampel yang lebih besar, untuk memperoleh manfaat penurunan tekanan darah yang sebenarnya dan presisi yang lebih akurat.

The aim of this research is to evaluate the performance of `Klub Jantung Sehat Pondalisa' as well as the association of frequency and regularity of exercise with blood pressure reduction. The long-term benefit achieved will be adequate control of blood pressure among members of the club and adults as a whole.
Retrospective cohort study was conducted, using data found on the member's logbook. Cox Regression analysis approach was used to find the benefit of blood pressure reduction through exercise's frequency and regularity which have been done by all member of KJS Pondalisa during the first year of membership. HR (hazard ratio) was used to estimate the RR (relative risk) of both exercise's frequency and regularity to reduce blood pressure. Confounders were adjusted by multivariate analysis.
There were 132 members analyzed in this research. In the first year of membership, there were 11.36% members doing exercise twice weekly, 39.39 % members doing exercise > 8 weeks (9-15 weeks) regularly, and 11.36% members doing exercise twice weekly in > 8 weeks (9-15 weeks) regularly. There were no member doing exercise thrice weekly as programmed. There were no member doing exercise twice weekly in < 8 weeks regularly. The maximum exercise's regularity was 15 weeks. There were 32.58 % blood pressure reduction among members. The mean systolic/diastolic reduction which can be maintained for at least I month were 6 mmHg/4 mmHg, This amount of BP reduction might reduce morbidity and mortality among hypertensives; at least might retard the natural history of hypertension and give benefit to primary prevention.
The effect of twice weekly's exercise on blood pressure reduction increase 1 % as compared to less than twice weekly's exercise [RR 1,01;95%CI [0,43-2,38]. Effect of doing 9-15 weeks regular exercise on blood pressure reduction increase 36 % as compared to members doing 8 weeks regular exercise [RR 1,36;95%CI [ 0,63-2,93]. Members doing exercise twice weekly in 9-15 weeks regularly get benefit on blood pressure reduction 34 % more as compared to members doing exercise less than twice weekly in < 8 weeks regularly [RR 1,34;95% CI [0,50-3,60]. There were no difference in blood pressure reduction between members doing exercise less than twice weekly in 9-15 weeks regularly and members doing exercise less than twice weekly in < 8 weeks [RR 0,99;95% CI [ 0,42-2,32].
From this research, we conclude that there was no different effect of blood pressure reduction between twice weekly's exercise and less than twice weekly's exercise. The effect of exercise in 9-15 weeks regularly toward blood pressure reduction is bigger compared with effect of twice weekly's exercise. This fording shows the importance of maintaining exercise's regularity to get benefit of reducing blood pressure. The benefit of twice weekly's exercise for blood pressure reduction will be achieved when it is conducted in 9-15 weeks regularly. Although exercise has been conducted regularly up to 15 weeks, if done less than twice weekly, it will not yield the benefit of blood pressure reduction.
There are still many factors which have not been considered such as the duration and intensity of exercise, the role of anti hypertensive drugs, and the presence of other diseases. All of those factors together with the wide range and inconsistent of confidence interval, make the results of this study fail to show the maximal effect of exercise's frequency and regularity to reduce blood pressure in population. Therefore, further research is needed using several degrees of exercise's frequency and regularity, considering also the above mentioned related factors and bigger number of sample size, to obtain the true benefit of blood pressure reduction and more accurate precision.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Era Dorihi Kale
"ABSTRAK
Luka tekan merupakan luka yang terjadi karena adanya kematian jaringan karena tekanan yang lama pada kulit dan jaringan. Luka tekan sering dijumpai pada pasien dengan gangguan mobilisasi yang mendatangkan akibat serius yaitu sepsis, perpanjangan waktu rawat, peningkatan biaya perawatan dan juga peningkatan mortalitas. Luka tekan bisa dicegah dengan melakukan deteksi terhadap risiko terjadinya luka tekan dengan menggunakan alat screening. Alat yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya adalah skala Braden. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keefektifan skala Braden dalam memprediksi kejadian luka tekan di bangsal bedah-dalam RSU. Prof. Dr. W.Z. Yohannes Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode prospektif, dengan jumlah sampel sebanyak 28 orang yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Pengujian validitas prediksi skala Braden dengan menghitung nilai sensitifitas, spesifitas, PPV dan NPV serta luas area di bawah kurva. Hasil penelitian menunjukan bahwa skala Braden mempunyai validitas prediksi yang baik pada cut of point 15, memiliki nilai sensitifitas 88.2%, spesifitas 72.7%, PPV 11.8% dan NPV 27.3% dan luas area di bawah kurva ROC adalah 0.880. Kesimpulan yang didapatkan yaitu skala Braden efektif dalam memprediksi kejadian luka tekan di bangsal bedah dan penyakit dalam RSU Prof.Dr.W.Z. Yohannes Kupang. Sehingga disarankan untuk menggunakan skala Braden sebagai alat skrining terhadap resiko terjadinya luka tekan pada pasien.

ABSTRACT
Pressure Ulcer is a wound which occurs as a result of death cells due to long pressure on skin and tissues. This wound is often found in patients with immobilization that lead to serious impacts such as sepsis, increased length of stay, increased medical cost and increased the possibility of mortality. Pressure ulcer can be prevented by early detection of risk with a screening tool. The tool which has been examined its validity and reliability is Braden scale. The aim of this research was to identify the effectiveness of Braden scale in redicting pressure ulcer in Medical-Surgical Ward at RSU Prof. Dr. W.Z. Yohannes Kupang. This was a quantitative research using prospective method. Twenty eight subjects were participated in this study and selected by using consecutive sampling method. The validity prediction of Braden scale was measured by counting sensitivity and specificity, False positive and False Negative value and also a wide range area under the curve. The result of the study showed that Braden scale has a good validity prediction on cut of point of 15, which demonstrated 88.2% sensitivity, 27.2% specificity, 11.8% FN and 27.3% FP and wide range
area under the ROC curve is 0.880. The conclusion of the research was that Braden scale is effective in predicting pressure ulcer in Medical-Surgical ward at RSU Prof. Dr. W.Z. Yohannes Kupang. Therefore, using Braden scale as a screening tool to predict risks of pressure ulcer on patients with immobilization is recommended."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>