Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khoo, Adam
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011
338.516 KHO p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Basuki
"Keterlibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam bisnis di Indonesia telah ada sejak zaman revolusi kemerdekaan hingga saat ini, pada awalnya hal tersebut dimaksudkan hanya untuk menutupi kekurangan anggaran dari pemerintah serta kesejahteraan prajurit TNI yang tidak dapat dipenuhi dari anggaran saja. Permasalahan timbul ketika lahirnya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI yang mengatur tentang penertiban bisnis militer tersebut. Selanjutnya, titik berat masalah terletak pada penggunaan fasilitas negara oleh badan hukum milik TNI, sehingga tidak jelas aturan, status hukum serta kepemilikan unit usaha tersebut. Pokok permasalahan adalah mengapa Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendirikan badan usaha yang menghasilkan keuntungan? dan badan hukum apakah yang sesuai dengan kriteria Undang-undang nomor 34 Tahun 2004? Serta bagaimana status hukum keuangan dalam perseroan yang didirikan oleh TNI? dalam penulisan ini, digunakan penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif, memakai studi dokumen atau studi kepustakaan dan wawancara sebagai alat pengumpulan data, sedangkan studi dokumen tersebut menggunakan bahan hukum primer dan sekunder, lalu setelah dilakukan analisa.
Simpulan dalam penulisan ini adalah TNI mendirikan mendirikan unit-unit usaha untuk menutupi kekurangan anggaran yang tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah, sedangkan badan hukum yang sesuai adalah badan hukum yang masih dapat menggunakan fasilitas negara sebagai asetnya, tetapi tetap memberikan keuntungan bagi TNI untuk menutupi kekurangan anggaran yang ada. Bentuk badan hukum yang cocok adalah Persero. Mengenai status hukum keuangannya, Persero merupakan ruang lingkup keuangan negara, sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, yangmenyatakan kekayaan pihak lain yang menggunakan fasilitas negara merupakan ruang lingkup kekayaan negara. Saran dalam penulisan ini, pembentukan persero hendaknya dilandasi peraturan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah agar dapat menjadi dasar serta memperkuat keputusan pemisahan kekayaan negara yang akan dijadikan aset persero. Terakhir, Solusi penertiban bisnis TNI hendaknya bersifat menguntungkan semua pihak, baik pemerintah maupun TNI sendiri."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Nurlaila
"Krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia pada tahun 1997 menimbulkan dampak yang luar biasa terhadap dunia perbankan karena salah strategi dalam menghadapi persaingan. Hal ini lebih dikarenakan banyak manajemen bank yang tidak baik mengelola asset dan liabilities yang dimiliki sehingga banyak bank yang dilikuidasi selama krisis moneter berlangsung sebab dinilai tidak sehat. Situasi ini menyebabkan industri perbankan kehilangan kepercayaan dari kalangan masyarakat. Hal ini ironis sekali sebab bank seharusnya merupakan lembaga kepercayaan dan lembaga yang berprinsip pada kehati-hatian (prudential banking). Selain itu, dengan berbagai kondisi yang melanda dunia perbankan mengalami berbagai kendala yang menimbulkan resiko-resiko pada bank dalam menjalankan usahanya. Kendala-kendala dengan resiko tersebut menimbulkan keterbatasan pada bank dalam beroperasi. Namun bank sebagaimana perusahaan pada umumnya didirikan untuk memperoleh laba. Oleh karena itu bank harus dikelola dengan sangat hati-hati dan professional agar kinerja bank bagus dan bank tetap sehat.
Kinerja dan kesehatan pada sebuah bank dalam periode tertentu dapat diketahui dan laporan keuangan sehingga terlihat kemampuan manajemen bank dalam mengelola assets dan liabilities dalam menghasilkan laba yang tereermin. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan manajemen dalam mengelola bank adalah dengan melakukan analisis laporan keuangan yang meliputi beberapa indikator keuangan seperti: likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi dasar apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan tugasnya dalam mengelola bank. Untuk itu maka perlu suatu pengukuran yang cermat dan hati-hati akan pengukuran return dan resiko.
Pengukuran return meliputi pengukuran: interest margin, net margin, asset utilization, RDA, leverrage dan ROE. Pengukuran resiko meliputi pengukuran resiko: likuiditas, interest rate, kredit, kapital dan resiko operasional. Dengan mengevaluasi ukuran return dan resiko tersebut maka diharapkan dapat dinilai bagaimana kinerja manajemen dalam mengelola bank serta kesehatan bank itu sendiri.
Walau kinerja dan tingkat kesehatan Bank "X" rata-rata berada pada tingkat rasio yang ditetapkan oleh pemerintah namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diprioritaskan agar pada tahun-tahun berikutnya angka-angka rasio yang sudah bagus ini dapat dipertahankan yaitu: pada komposisi earning asset dan komposisi Dana Pihak Ketiga. Pada komposisi earning asset terdapat dua komponen yang perlu diperhatikan yaitu: obligasi pemerintah dan kredit. Sedangkan pada komposisi Dana Pihak Ketiga yang perlu diperhatikan ialah persentase dari deposito berjangka terhadap total kewajiban dan modal.
Pendapat bunga Bank "X" masih didominasi oleh pendapatan bunga dari obligasi pemerintah dan kredit. Hal ini sangat membahayakan kondisi keuangan Bank "X" di masa yang akan datang jika tidak dicari alternatif pendapatan bunga dari gas lain karena kredit memiliki resiko yang cukup tinggi terutama dengan kondisi perekonomian Indonesia yang belum stabil benar, dan jika pendapatan bunga masih tergantung dari obligasi pemerintah maka bank "X" akan langsung menghadapi potensi loss yang tinggi yang sekaligus juga dapat menekan besaran CAR-nya.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar kinerja dan kondisi keuangan bank "X" tetap sehat, yaitu: memperbaiki komposisi Dana Pihak Ketiga, menjaga kualitas kredit saat ini ada di dalam bank, alternatif pendanaan selain penyaluran kredit, melepas ketergantungan pendapatan dari obligasi pemerintah dengan mulai mengurangi komposisi obligasi pemerintah untuk meningkatkan rasio CAR dan rasio LDR sehingga positif margin yang diperoleh bukan dari obligasi pemerintah. Hal ini tentunya juga akan berpengaruh baik pada rasio-rasio keuangan lainnya yang semakin membaik.

Economic Crisis attacked Indonesia on I997 caused preternatural impact on world banking because wrong strategies in facing competition. Most of it because bank managements unwise in managing its assets and liabilities so most of them liquidation according to their health. This situation caused banking industry loss people's trust. It is ironic because banks are suppose a credibility institution and with prudential banking. Besides, with various conditions world banking is facing various problems which occurs risks to bank in its business. The problems with risks cause limitation to bank operational. Nevertheless like common companies, bank exists to gain profit. So bank has to manage with carefully and professionally in order to keep bank performances and health.
Bank performances and health on certain situations can be recognized from its financial highlight there for its capabilities in manage assets and liabilities also in gain profit are proved. There is a tool to measure management capabilities in managing bank with analysis its financial highlight which included some financial indicators: liquidity, solvability and profitability. Management performance's score becomes foundation of management successful on undertakes its duties to managing bank. There for an accurate and precise measurement is needed to measure return and risks. In return measurement is included measure interest margin, net margin, asset utilization, ROA, leverage and ROE. In risk measurement is included measure risks in liquidity, interest rate, credit, capital and operational risk Evaluation on return and risk hopefully can measure how management's performance in managing bank and its health.
Although Bank "X" performance and health levels are above ratios level that had been remained by the government but there are some matters have to be considered and priority so these ratio numbers are great today still great in the next years that is earning assets composition and deposits from customer composition. There are two components on earning assets composition which need to consider that is government bonds and credit. While deposits from customer composition need to be consider is time deposits toward total liabilities and capital percentage.
Bank "X" interest income is domination by interest income from government bonds and credit. This situation jeopardizes Bank "X" financial in the future if no interest income alternative from other segment because credit has high risky especially in unstable Indonesian economic condition, and if interest income still depend from government bonds so Bank "X" will face high potential loss which compress its CAR.
There some actions have to do to keep Bank "X" performance and financial condition still health, that is: repair deposits from customer composition, watch over quality current credit in bank, funding alternative besides credit, dismiss income dependence from government bonds and start to less its composition to improve its CAR and LDR ratio so positive margin can be gain not from government bonds. It is good impact to better financial ratios.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prasetyo
"Pertumbuhan telekomunikasi selular di Indonesia tumbuh dengan pesat sehingga dalam kurun waktu 11 tahun jumlah pelanggan selular di Indonesia sudah mencapai 35 juta. PT X dengan 52% pangsa pasar telepon selular mempunyai peran penting dalam perkembangan tersebut.PT X merupakan pelopor pelayanan selular prabayar dengan sun card yang terpisah dengan handphone pertama di Asia. Produk ini menjadi pendorong pertumbuhan usaha perusahaan sehingga sejak tahun 1998 PT X sudah mendominasi jumlah pelanggan dan jaringan di Indonesia. Keunggulan tersebut merupakan kekuatan dan keunggulan kompetisi bagi PT X sehingga tetap menjadi operator terbesar di Indonesia sampai hari ini.
Pada tahun 2004, kondisi persaingan perusahaan selular semakin meningkat disebabkan karena tekanan dari perusahaan selular lain yang mendapatkan investor baru, tekanan dari produk substitusi terutama dari perusahaan dengan teknologi CDMA dan strategi pemasaran dari perusahaan selular yang ada.
Untuk memenangkan persaingan perusahaan, PT X harus mampu mengukur tingkat profitabilitas yang diniiliki sehingga dapat menentukan strategi yang tepat untuk menjaga tingkat pertumbuhan pelanggan yang disertai tingkat profitabilitas yang optimum dari tiap produk maupun kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan.
Pengukuran tingkat profitabilitas dilakukan berdasarkan pendapatan operasional sebagai tolok ukur keberhasilan strategi perusahaan. Analisa terhadap laporan laba rugi perusahaan bertujuan untuk menentukan komponen pendapatan dan biaya yang utama dalam laporan tersebut. Langkah selanjutnya adalah melakukan segmentasi laporan laba rugi yang diperoleh berdasarkan produk yang dihasilkan sehingga dapat ditentukan tingkat profitabilitas untuk masing-masing produk. Setelah memperoleh laporan laba rugi yang tersegmentasi berdasarkan produk yang dihasilkan kemudian dilakukan analisa tingkat keuntungan yang dihasilkan berdasarkan tingkat aktifitas pelanggan yaitu panggilan dan sms.
Hasil penelitian memberikan informasi faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan bisnis, tingkat profitabilitas perusahaan atau informasi kinerja operasional perusahaan. Dengan analisa yang lebih komprehensif, perusahaan dapat menentukan estimasi harga pasar tarif dari setiap aktif setiap aktifitas pelanggan sehingga tingkat profitabilitas perusahaan dapat terjaga. Lebih dari itu, pengaruh dan karakteristik setiap produk terhadap tingkat dapat dijelaskan dengan analisa profitabilitas yang di lakukan. Data yang diperoleh tidak saja penting untuk penentuan strategi opersional namun menjadi dasar dalam pengembangan produk perusahaan.

Indonesia faced an economic crisis in 1997, most companies had a problem to run their business. In an uncertainty market condition, they didn't have much capital for investing, That condition didn't happened in Global System Mobile Communication (GSM)) companies, these company had a fast growth and prospective market at that time. They run the business in the beginning 1996, they had more than 50% EBITDA and more than 30% market share growth in 1997-2000. In 2004, they have reached 35 million subscribers.
In 1996, PT X was established their network in Batam, North Sumatera. It has been the largest coverage operator and largest market share 1998. It had been the best operator 1999 which had 54% of total market share. PT's key success factor in run their business until today is largest coverage and largest market share in Indonesia so the company have better operational and financial performance than other operator in Indonesia. They could maintenance their high profit margin and cooperative in their business.
In 2004, PT X faced a fierce competition because there are many new players in telecommunication industry. PT X had to compete against CDMA Company which had a cheaper calling tariff. Another challenge is come from GSM operators because they had doing an aggressively marketing strategy before CDMA company had better positioning in the market The easiest way to get subscriber is pricing strategy because customer in Indonesia a price sensitive. It would make their subscriber loyal to their product but it would be decrease their company profitability.
To win the competition, PT should maintenance the profitability carefully so they can manage their tariff as well as their maintenance their profitability. In order to know their optimum pricing, PT X should understand their product profitability so they can choose the best strategy to win the competition. To understanding product profitability, company should know whatever activities which have dominant contribution to their income statement.
After getting the activities, an comprehensive and detail study should be done for segmenting an annual income statement into product income statement. By theses segmentation, company could data whatever subscribers activities which significantly contribute to their product profitability. Company could segment their product income statement more detail into subscriber activities income statement each product. Based on subscriber activity and operational activity, company could estimate their subscriber activity minimum tariff for each product. By these data, company can develop best business solution and operational strategy to their business. These data would be valuable to the company to face the fierce competition.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Anisyah
"Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kinerja bank umum di Indonesia selama tahun 2004 di mana kinerja tersebut meliputi beberapa aspek keuangan seperti modal, pertumbuhan kredit, likuiditas, kualitas dan profitabilitasnya. Ada pun tujuan dari penelitian ini adalah melihat apakah modal, pertumbuhan kredit dan faktor-faktor tingkat kesehatan yang ada, dapat mempengaruhi kinerja perbankan setiap tahunnya sehingga dapat diperoleh output yang diharapkan dapat membantu dunia perbankan untuk menciptakan kondisi usaha yang stabil.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode regresi linier berganda (Ordinary Least Square) dengan menetapkan 1 (satu) variabel terikat yaitu Return on Asset (ROA) dan 5 (lima) variabel bebas yaitu : jutnlah modal inti, pertumbuhan kredit, Credit Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL). Sebelum melakukan analisa terhadap hasil regresi, terlebih dahulu hasil tersebut diuji asumsi klasiknya dan signifikansinya sehingga dapat dipastikan hasil tersebut memenuhi standar BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).
Hasil penelitian didapati bahwa indikator pertumbuhan kredit, CAR dan NPL yang mempengaruhi ROA secara signifikan sedangkan jumlah modal inti dan LDR tidak ada pengaruhnya terhadap ROA. Walaupun demikian hasil ini masih harus lebih dikaji dengan metode dan observasi yang lebih baik di kemudian hari.

The thesis wants to depict the performance of banking industries in Indonesia, especially for period of 2004 where the bank's performance is visible from several financial aspects such as capital credit expansion, liquidity, portfolios quality and banks profitability. The main goal of this research is viewing how the capital, credit expansion and the determinant of banks soundness could be influencing its performance, and to establish some result which going to be assist for banking industries to create its stability condition.
The writer uses the ordinary least square and the variable consist of two parts once for independent variable (ROA Return of Asset) and fives variable for dependent variables which are Capital, Credit Expansion, Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio(LDR), and Non Performing Loan (NPL). Before starting the analyzing of the result of' regression we need to examine the result to prove its significance by mean of statistic and classic assumption test, therefore we can ascertain the result already has a BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).
After completing the research and finding the result, we conclude that the bank's performance or ROA was influenced by credit expansion, Capital Adequacy Ratio (CAR) and Non Performing Loan (NPL) in dominant way. Even that case is discordant; the writer hope in the future the research can be an opinion to another researcher.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaiman Budiman
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor-faktor suku bungs SBI, kurs Rp terhadap Dolar AS, IHSG, Pembiayaan dan Simpanan Mudharabah terhadap Laba Bruto bank- bank syariah di Indonesia. Sampel yang dipilih adalah Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan BNI (Unit) Syariah.
Untuk tujuan tersebut maka dilakukan pengujian menggunakan persamaan tinier regresi berganda, dengan metode Ordinary Least Square (OLS), dengan menggunakan data bulanan dan triwulan dari Januari 2001 hingga Desember 2003 yang diambil dari laporan keuangan bank syariah yang bersangkutan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa faktor pembiayaan, secara statistik dan substansi, menjadi faktor (variabel bebas) tunggal yang signifikan terhadap laba bruto bank syariah dari ketiga sampel bank tersebut, yang mampu dijelaskan secara memuaskan, dari sejumlah persamaan fungsi regresi yang dihasilkan. Sedangkaii, fungsi regresi yang menggunakan faktor tunggai simpanan ,nudharabah, yang secara statistik juga signifkan. secara substansi kurang menemukan penjelasan yang meumaskan. Kombinasi dari dua variabel bebas ini dalam satu persamaan fungsi regresi tidak dapat dilakukan karena bermasalah dalam hal multikolinieritas atau otokorelasi atau keduanya. Selain itu, hasil pengujian juga menunjukkan, bahwa meskipun faktor yang sama-sama signifikan adalah pembiayaan tetapi koefisien dan slop yang dihasilkan berbeda sehingga bisa disimpulkan bahwa pengaruh faktor pembiayaan terhadap masing-masing bank syariah tersebut adalah berbeda. Diduga hat tersebut berkaitan dengan lamanya operasi, faktor kepemilikan, modal dan size (ukuran) yang berbeda dari masing-masing bank syariah.

This research is performed to seek whether there are influences from the factors of SBI's interest rate, exchanged rate Rp to US Dollar, IHSG. Financing (known as "credit" in term of conventional banks) and Mudharabah Deposits against Gross Profit of shariah banks in Indonesia using Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri and BNI (Unit) Syariah as our sample.
In order to achieve those goals, we use linear regression equations with Ordinary Least Square (OLS) method to perform tests on monthly dan quartely data from January 2001 up to December 2003 which were taken from the financial statement of the banks.
The result of the tests has shown that the financing has become the only factor or independent variable, statistically and substantially, that significantly influence the gross profit of the three banks above which can be rexplained, from the linear regression equations that resulted from the tests. Meanwhile, the linear regression equations whose using the mudharabah deposits as the only independent variable, which also significant statistically, substantially can not meet satisfactory explanations. The combination of these two variables in one linear regression equations also resulting problem of multicollinierity or autocorrelations or both. The tests also shown that eventhough the significant variable for the each banks is the financing but since the coefficients and the slopes from the each equations are different, we can conclude that the influences of the financing factor has the different degree for each banks. We believe that the sources of the difference are come from the period of the operations experienced, ownerships factor, the capital and the size of the each shariah banks.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Dodi Narindra
"Sebagai bagian terpenting dari penilaian perusahaan, profitabilitas telah menjadi ukuran standar untuk dipakai sebagai proksi dari kinerja perusahaan. Banyak penelitian berusaha mengungkapkan faktor-faktor yang memengaruhi profitabilitas perusahaan dari waktu ke waktu seiring dengan dinamisnya dunia usaha.
Tugas dari manajemen adalah memaksimalkan profitabilitas perusahaan. Konsistensi dari manajemen untuk tetap menjalankan perusahaan sesuai dengan kepentingan pemilik adalah wujud dari good corporate governance. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana pengaruh dari konsentrasi kepemilikan saham dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan publik di Indonesia dan seberapa besar pengaruh pemegang saham terhadap tingkat efisiensi perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari pemegang saham pada perusahaan publik di Indonesia terhadap kinerja perusahaan. Dengan menggunakan data panel dari konsentrasi kepemilikan saham dan rasio keuangan perusahaan untuk 190 perusahaan publik di Indonesia dalam periode tahun 1999-2004 , dilakukan analisa untuk mengetahui apakah konsentrasi kepemilikan saham dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan di Indonesia. Dalam menganalisa data, digunakan metode rerata set untuk mendapatkan rata-rata profitabilitas pada masing-masing kelompok perusahaan berdasarkan klasifikasi struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan yang telah dibuat.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingginya konsentrasi kepemilikan saham dan ukuran perusahaan di Indonesia tidak menunjukkan perbedaan rata-rata yang signifikan untuk profitabilitas RDA. Namun terdapat perbedaan yang signifikan dari rata-rata profitabilitas NPM menurut klasifikasi konsentrasi kepemilikan sahamnya dan ukuran perusahaan, dengan kepemilikan dominan terbukti memiliki peran besar dalam memberikan pengaruh yang lebih bail( terhadap profitabilitas perusahaan. Dari semua variabel yang terpilih sebagai variabel penjelas, leverage merupakan faktor terpenting dalam memengaruhi profitabilitas pada perusahaan publik di Indonesia

Profitability is a very important aspect of business. The task of management is maximization of profit. The management consistency to run firm on behalf of owner's interests is the implication of good corporate governance. This paper is, focused to the influence of ownership concentration and size of the firm on firm profitability in Indonesia public firms.
Management objective is to maximize firm's profitability. Conducting good corporate governance on behalf pf owner's interest would drive firm to be consistent to pursue firm's objective. This study focus on how ownership concentration and scale of the firm influence on firm's profitability. For some extend, ownership concentration would influence the efficiency of the firm.
This study investigates the effect of large block shareholders on publicly listed firms in Indonesia by examining the impact of different patterns of ownership structure on performance. Using a panel data of ownership concentration and accounting ratio of 190 public firms in Indonesia for 1999-2004 period, I analyze weather large block holder and size of the firm are related to firm profitability. Cell mean model is used to analyze the collected data in order to obtain profitability mean of each group of firm in terms of ownership and size of the firm.
The result evidence that highly concentrated of ownership in Indonesia and size of the firm are not significantly affect firm's return on assets (ROA). On the contrary, other performance measurement, ?VP Ad, is found significantly different for each of classified firms in terms of ownership and size of the firm. From all chosen explanatory variables, leverage is the most influencing variable on firm profitability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Antariksa
"Tujuan utama tesis ini adalah untuk melakukan analisis pengaruh risiko likuiditas terhadap profitabilitas dan menjelaskan pengaruh tersebut. Pemodelan yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah model regresi, khususnya model regresi yang memperhitungkan pengaruh waktu (dummy musiman dan distributed-lag).
Variabel-variabel bebas yang diteliti adalah (1) rasio LTA (liquid assets to total assets), (2) rasio LAD (liquid assets to deposits), dan (3) rasio FDR (financing to deposits ratio). Seluruh variabel bebas merupakan variabel lag (memperhitungkan selang waktu). Sedangkan variabel terikat yang diteliti dalam empat model terpisah adalah (1) rasio ROA (return on assets) dan (2) rasio ROE (return on equity).
Hasil penelitian ini menunjukkan : (l) dengan uji kausalitas Granger disimpulkan bahwa hanya rasio LTA yang menyebabkan profitabilitas (ROA dan ROE) dengan jumlah lag berbeda, (2) pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah signifikan dalam model distributed lag, dan (3) variabel musiman juga memberikan pengaruh positif signifikan terhadap model.

The purpose of this thesis mainly is to analyze the effect of liquidity risk to profitability and to explain this effect. The model applied to achieve this purpose is a regression model, especially regression model using seasonal dummy and distributed-lag approach.
The independent variables are (1) LTA (ratio of liquid assets to total assets), (2) LAD (ratio of liquid assets to deposits), and (3) FDR (ratio of financing to deposits). All of the independent variables are treated as lag variables. The dependent variables applied in four models are (1) ratio of ROA (return on assets) and (2) ratio of ROE (return on equity).
The results shows : (1) with Granger Causality Test it is concluded that only LTA causes the profitability (ROA and ROE) in different lags, (2) the effect of independent variables to dependent variable are significant in distributed-lag model, and (3) the seasonal dummy variables also positively have significant effects to the model.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhamad Anwar
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan (faktor-faktor penentu) kinerja profitabilitas bank-bank yang sukses diantara Bank-bank Urnum Milik Pemerintah Daerah dan Bank Sasta Non Devisa di Indonesia Periode 1993-2000. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity). Hasil peneiitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rekomendasi bagi manajemen bank-bank dalam memperbaiki kinerja usahanya pada masa mendatang.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan cross section data dan pooled data yaitu data-data keuangan 57 Bank-bank BUMD dan BUSND untuk periode tahun 1993 - 2000. Data-data keuangan yang digunakan adalah rasio-rasio ROA dan ROE sebagai variabel dependen. Sementara yang menjadi variabel indepeuden adalah LOTA (Loan to Total Assets), TSTD (Time and Savings Deposits to Total Deposits), CRTA (Capital and Reserves to Total Assets), LIQ (Loans to Deposits), TETA (Total Expenses to Total Assets), LOGTA (logarithm of Total Assets), MON (Growth in Money Supply), INT (SBI 1-month Rate), INF (Inflation Rate) dan DUMMY (periode sebelum dan pada masa crisis). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode regresi berganda, pengujian ekonometrika dan statistik Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak E-views versi 3.0 dan SP55 Versi 10.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk ROA Measure, determinan profitabffitas beserta koefisiennya masing-masing adalah TETA (-), CRTA (+), ISI"U (-), LOGTA ({-) dan LIQ O. Yang paling dor inan mempengaruhi ROA dilihat dari derajat korelasinya adalah TETA, CRTA dan TSTD.
Adapun untuk ROE Measure, determinan profitabilitas beserta koefisiennya masing¬masing adalah adalah TE'I'A (-), TSTD (-), CRTA (-), LOGTA (+), LC]TA (-) dan LIQ (+). Yang paling dominan mempengaruhi ROA dilihat dari derajat korelasinya adalah TETA, TSTD, CRTA dan LOGTA.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa manajemen biaya, pemenuhan kecukupan modal, serta manajemen aset dan liabilitas ternyata merupakan faktor-faktor yang paling panting dalam menentukan kinerja profitabilitas bank."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanivi S. Bachtiar
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara manajemen laba dengan tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan. Manajemen laba dalam laporan keuangan dapat dilakukan melalui dasar akrual dan fleksibilitas yang dimiliki oleh pihak manajemen sebagai pembuat laporan keuangan. Pihak manajemen juga menentukan kelengkapan dari tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan. Karena pihak manajemen menentukan sejauh mana manajemen laba yang dilakukan maka keputusan ini juga akan mempengaruhi kelengkapan dari informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan persamaan simultan untuk meneliti hipotesa awal yaitu apakah manajemen laba berkorelasi negatif dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan. Tingkat pengungkapan yang digunakan berasal dari indeks tingkat pengungkapan sukarela dari penelitian sebelumnya, sementara manajemen laba diukur melalui discretionary accruals yang dihitung dari model Jones yang telah dimodifikasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hipotesa awal dapat dibuktikan yaitu bahwa rnanajemen laba berkorelasi negatif dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan. Meskipun begitu perlu diperhatikan kelemahan dari pengukuran indeks pengukuran yang hanya mengukur kelengkapan item yang diungkapkan. Perusahaan yang mengungkapkan lebih sedikit item diberikan skor yang lebih kecil tanpa mernperhatikan relevansi dari item yang diungkapkan. Korelasi negatif ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang mengungkapkan lebih banyak informasi cenderung tidak banyak melakukan rnanajemen laba dan sebaliknya. Adanya hubungan negatif antara tingkat pengungkapan sukarela dan manajemen laba mencerminkan bahwa manajemen menggunakan fleksibilitas dalam menentukan tingkat pengungkapan untuk melakukan manajemen laba dalam bentuk discretionary accruals. Karenanya impplikasi penelitian ini adalah mendukung badan pengatur pasar modal, dalam hal ini Bursa Efek Jakarta dan Bapepem, untuk mewajibkan perusahaan yang tercatat di Bursa mengungkapkan lebih banyak Iagi informasi untuk mengurangi kemungkinan dilakukannya manajemen laba dalam pengukuran laba bersih perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>