Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutrisno
"ABSTRAK
Propelan merupakan bahan bakar pada suatu roket. Guna mendapatkan propelan dengan kinerja tinggi, Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah mengembangkan berbagai jenis propelan yaitu: jenis polisulfid, poliuretan dan polibutadien.
Roket merupakan suatu mesin kalor karena kalor yang dihasilkan dari reaksi pembakaran bahan-bahan penyusun propelan digunakan sebagai tenaga penggerak roket tersebut. Berdasarkan hal ini, perlu diupayakan untuk membuat propelan yang memiliki nilai kalor tinggi. Beberapa elemen metal memiliki energi pembakaran yang tinggi sehingga apabila ditambahkan sebagai bahan aditif pada propelan bisa diharapkan mampu meningkatkan nilai kalornya. Adanya aditif tentu juga akan mengubah sifat-sifat propelan yang lain sehingga perlu diuji pengaruhnya terhadap sifat-sifat tersebut.
Pada tugas akhir ini dilakukan pembuatan .propelan dengan variasi aditif yang berupa elemen metal seperti: aluminium (Al), magnesium (Mg), besi (Fe) dan zink (Zn) kemudian beberapa sifatnya diuji. Pengujian yang dilakakan meliputi: uji nilai kalor, kuat tarik, kekerasan, kerapatan dan laju pembakaran.
Pada penggunaan aditif sebesar 4 % pada komposisi propelan: fuel = 20 % dan oksidator = 76 % (bagian berat), magnesium (Mg) memberikan nilai kalor tertinggi dan laju pembakaran yang paling stabil terhadap perubahan tekanan dibanding tiga jenis aditif yang lain."
Lengkap +
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Suatu analisis terhadap kecepatan pembakaran propelan HTPB/IPDi perbandingan 5:1 dengan varoiasi presentase aerbuk Aliminium sebanyak 7% pada tekanan 60 atm telah dapat meningkatkan kecepatan pembakaran secara signifikan yaitu sebesar 0,42 cm?det"
620 LAP 2:1 (2000)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Ammonium Perkhlorat (AP) merupakan bahan oksidator propelan untuk bahan bakar roket padat. Saat ini Ammonium Perkhlorat yang dipakai LAPAN masih diimpor dari negara lain. Dengan adanya embargo bahan strategis dari negara lain, pasokan Ammonium Perkhlorat menjadi terhambat. sehingga AP yang dibutuhkan bergantung pada tersedianya bahan di pasar. Hal ini sangat mempengaruhi unjuk kerja propelan yang dihasilkan, karena spesifikasi bahan selalu berubah-ubah. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan upaya pembuatan Ammonium Perkhlorat, sehingga diharapkan ketersediaan dan spesifikasi bahan terjamin."
621 DIRGA 8 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu bagian penting dari program peroketan nasional adalah kemandirian bahan pendorong roket padat. Analisis diperlukan untuk mengumpulkan potensi-potensi yang ada di Indonesia sebagai bahan baku untuk proses pembuatan bahan-bahan dasar propelan roket padat. Analisis dilakukan dengan menilai sejauh mana kebutuhan bahan propelan yang diproyeksikan, bahan baku utama dan penunjang yang dapat disediakan di Indonesia, pemilihan lokasi, dan dampak yang mungkin muncul. Secara keseluruhan, kebutuhan dan ketersediaan bahan baku propelan sangat tersedia di Indonesia sehingga kemandirian bahan baku sangat mungkin dilakukan."
621 DIRGA 8 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Propelan padat komposit terdiri dari komponen utama dan komponen aditif yang ditambahkan untuk mendapatkan karakteristik propelan tertentu dan meningkatkan performa propelan. Komponen penyusun utama adalah fuel-binder dengan pasangannya curing agent yang akan bereaksi membentuk rantai tiga dimensi dan oksidator. Sedangkan yang termasuk aditif berdasarkan fungsinya adalah metal fuel, bonding agent, plasticizer, dan burning rate modifier.
"
621 DIRGA 8 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Missile Technology Control Regime (MTCR) adalah rejim multilateral yang memuat suatu kebijakan pembatasan atau pengendalian misil dan teknologi misil. Rejim ini bertujuan mengurangi resiko penyebaran nuklir dan mengawasi alih peralatan dan alih teknologi yang dapat berperan dalam pengembangan sisttem pengangkut (roket). MTCR mengendalikan dan membatasi ekspor teknologi antariksa termasuk bahan baku propelan. Batasan tersebut berpengaruh terhadap pengembangan pembuatan propelan, yaitu mengakibatkan pengembangan pembuatan propelan di Indonesia tidak dapat berjalan secara kontinu. Upaya yang dapat dilakukan mengatasi kesulitan emmperoleh bahan baku propelan, salah satu adalah mengembangkan industri bahan baku propelan, atau mengembangkan industri kimia nasional yang telah ada sehingga dapat menghasilkan bahan baku propelan."
Lengkap +
621 DIRGA 7:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setyaningsih
"Perubahan sifat propelan padat komposit selama penyimpanan mempengaruhi kinerja roket secara keseluruhan. Penambahan zat antioksidan berupa senyawa fenol tipe AO 2246 dipilih untuk memperkecil perubahan sifat propelan karena aging. Empat komposisi propelan dengan variasi jumlah AO 2246 sebesar 0 ndash; 1 berat binder dibuat dan disimpan selama 260 hari pada suhu 27°C dan 60°C. Karakterisasi propelan meliputi kekerasan, densitas, kuat tarik, sifat termal, dan kecepatan bakar dilakukan sebelum dan setelah aging.
Hasil penelitian menunjukkan semakin besar jumlah antioksidan, semakin kecil perubahan sifat propelan selama aging dan semakin lama umur pakai propelan. Penambahan AO 2246 sebanyak 1 terhadap berat binder memberikan hasil optimal dalam memperkecil perubahan sifat propelan yaitu penurunan elongasi sebesar 33,95 ; kenaikan kuat tarik 35,08 ; dan penurunan nilai energi aktivasi 8,34 selama penyimpanan 60 hari pada suhu 60°C. Sedangkan perubahan kekerasan, densitas, dan kecepatan bakar propelan pada tekanan 6 MPa masing-masing sebesar 8,94 ; 0,64 ; dan 5,81 untuk penyimpanan suhu 60°C selama 260 hari.

The property changing of composite solid propellants during their storage affect the rocket performance as a whole. The addition of phenol compound phenol, type of AO 2246 as an antioxidant was selected to minimize the property changing of the propellants due to aging process. Four variations of AO 2246 i.e 0 ndash 1 wt to binder were added to the propellants and these four propellants were stored for 260 days at a temperatures of 27°C and 60°C. Propellant characterization included hardness, density, thermal properties, tensile strength, and burning rate was conducted before and after aging.
The results showed that the greater amount of the antioxidants, the smaller the property changing and the longer the service life of propellants. The addition of 1 wt to binder of AO 2246 provided optimal results. The elongation decreased of 33.95 increased in tensile strength 35,08 , and decreased in 8,34 for 60 days storage at the temperature of 60°C. While the change in density, hardness, and burning rate of propellant at a pressure of 6 MPa were 8.94 0.64 and 5.81 respectively at storage temperature of 60°C for 260 days."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"One effort to overcome the limited cotton is the use of dissolving pulp with high a-cellulose content. The aim of this research is to study the nitration process of cellulose (PNC). The most important parameter in the preparation of propellant is nitrogen level, which should be higher. than 12,75%. The dissolving pulps from softwood sulfite process (A), Hardwood kraft process (B), and hardwood sulfite process (C) were pre-treated before nitration process, namely ball mill, willey mill, and blender. Nitrocellulose was made using two types of formulas, which were formula one (HNO3;HN03 fumming;H2SO4 = 1 : 3 : 12) and formula two HNO3:HNO3 fumming;H2SO4 = 1 : 1.24 : 4). The results showed that the preparation of nitrocellulose from dissolving pulp A using blender pretreatment and formula two provided the highest nitrogen level (14.05%). The burn test of nitrocellulose met the smokeless specifications. Furthermore, the functional groups test by FTIR showed the presence of nitro group "
Lengkap +
JS 4:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Nova Saputra
"

Reliquefaction adalah salah satu sistem yang paling penting dalam proses cryogenic dari propana plant yang berfungsi untuk meminimalkan BOG (Boil Off Gas) pada tangki propana. Sistem Reliquefaction di plant propana mencairkan BOG kembali ke fase cair. Propana dan butana cair dicampur untuk membentuk LPG mixed. BOG menyebabkan kerugian propana yang besar jika tidak ditangani dengan benar. BOG terjadi karena peningkatan alami dari suhu propana, yang biasanya pada suhu -42oC di dalam tangki dan menyebabkan perubahan fase dari cair ke gas disertai dengan peningkatan tekanan di tangki propana. Saat ini, terdapat penurunan Coefficient of Performance (CoP) dari siklus reliquefaction propana dari 2,16 menjadi 1,90 diduga terjadi karena penurunan compressor blade performance. Usaha yang dilakukan adalah mencoba untuk mengurangi kerja kompresor dengan mengurangi suhu refrigerant keluar kompresor dengan memanfaatkan air laut dengan suhu 17oC yang keluar dari alat penukar panas (heat exchanger) HE-540 yang berfungsi memanaskan propana cair dengan aliran air laut untuk menggantikan aliran air laut kondisi existing yang bersuhu 30oC. Pekerjaan optimisasi telah dilakukan pada unit pendingin keluar kompresor yang melibatkan berbagai fluks panas dan luas permukaan perpindahan panas yang mempengaruhi biaya investasi. Optimalisasi menghasilkan penurunan kerja kompresor dari 213,04 menjadi 179,92 kJ / kg dan memulihkan CoP pada siklus reliquefaction menjadi 2,16.


Reliquefaction is one of the most important systems in the cryogenic process of a propane plant which functions to minimize BOG (Boil Off Gas) on propane tanks. The reliquefaction plant in a propane plant liquefies BOG back to liquid phase. Cold liquids of propane and butane from a butane plant are mixed to form LPG. BOG causes large propane loss if not handled properly. BOG occurs due to a natural increase in propane temperature, which is normally at -42oC, in the tank and causes a phase change from liquid to gas accompanied by an increase in pressure in the propane tank. At present, there is a decrease in coefficient of performance (CoP) of the propane reliquefaction cycle from 2.16 to 1.90 suspected to occur due to slight deterioration of compressor blade performance.  The present work attempts to reduce the compressor work by reducing the refrigerant temperature in the compressor exit cooler by utilizing cold seawater of 17oC exiting a heat exchanger between cold liquid propane and seawater streams to replace seawater stream of 30oC. Optimization work has been conducted on the compressor exit cooler unit involving varying heat flux and heat transfer surface area affecting the investment cost. The optimization results in decrease in the compressor work from 213.04 to 179.92 kJ/kg and recover CoP of the reliquefaction cycle to 2.16.

"
Lengkap +
2019
T53216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library