Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Biro Humas Depsos RI, 2003
INSIPKS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Reumi
"Masalah pertanahan merupakan masalah yang kompleks. Salah satu sumber masalahnya adalah adanya ketidakpastian hukum yang mengatur pertanahan. Hal tersebut mengakibatkan tidak tercapainya maksud Pasal 33 UUD 1945 yang menghendaki penguasaan negara atas tanah dikuasai oleh negara bagi sebesar besar kemakmuran rakyat. Menganalisis permasalahan tersebut tulisan ini menggunakan pendekatan pluralisme hukum sebagai pisau analisis yaitu antara hukum negara dan folk law dengan mengambil contoh masalah pertanahan di Papua khusunya di Kabupaten Mimika Papua. Ternyata permasalahan tanah di Indonesia tidak lepas dari ragamnya hukum yang berlaku, sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum dan menambah rumitnya penyelesaian masalah tanah di Indonesia."
Jakarta: Lembaga Pangkajian MPR RI, 2018
342 JKTN 009 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djamal Aziz
"Selama ini tanah masih dilihat sebagai obyek bukan sebagai subyek. Sehingga sulit untuk menjadikan tanah sebagai upaya mewujudkan kemakmuran rakyat. Padahal Founding Fathers Republik Indonesia telah meletakkan dasar dasar pengelolaan pertanahan melalui UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria sebagai jawaban atas amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat (3), yang berbunyi Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat. Oleh karena itu agar tanah dapat dikelola untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat, maka Reforma Agraria yang dilakukan secara komprehensif dan fundamental harussegera dilaksanakan oleh pemerintah."
Jakarta: Lembaga Pangkajian MPR RI, 2018
342 JKTN 009 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mandaluyong: Asian Development Bank, 2008
320.54 ASI e;320.54 ASI e (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Aziz
"Dana zakat memiliki potensi besar dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan bila disalurkan dengan maksimal dan mengimplementasikan konsep pemberdayaan mustahik. Perhitungan kemiskinan dan ketimpangan yang digunakan adalah headcount index, poverty gap index, income gap index, Sen index, Foster Greer Thorbecke index, Gini coefficient, Atkinson index dan membuat Lorenz curve. Setelah menganalisa 205 rumah tangga sebagai responden penelitian ini, studi ini menemukan bahwa pemberdayaan mustahik yang dilakukan LAZ Dompet Dhuafa mampu mengurangi kemiskinan sebesar 41,9 persen. Kesenjangan kemiskinan berkurang sebesar Rp 73.780. Selanjutnya kedalaman kemiskinan dapat dikurangi 28,8 persen. Tingkat keterbatasan kesenjangan kemiskinan berkurang sebesar 23 persen dan keparahan kemiskinan berkurang sebesar 25,5 persen. Kemudian, zakat juga mampu meningkatkan pendapatan bulanan rumah tangga sebesar 91,4 persen. Secara umum, keberadaan zakat membantu menurunkan ketimpangan pendapatan 17,7 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran zakat membuat lebih baik income loss responden 38,8 persen

Zakat funds have great potential in reducing poverty and income inequality by maximal distribution and empowerment mustahik`s concept implementation. The data processing model of this research measured by headcount index, poverty gap index, income gap index, Sen index, Foster Greer Thorbecke index, Gini coefficient, Atkinson index and Lorenz curve. After analyzing 205 household as the respondent, this study found Empowering Mustahik`s Role Through Zakat by LAZ DompetDhuafa is able to decrease the poverty incidence of 41.9%. The gap of poverty can be reduced as the poverty gap show can be reductions of Rp. 73,780. The depth of poverty can be reduced as the income gap show the reductions 28.8%. Similarly, the severty of poverty can also be lower as evidenced from 23% increase in the Sen index and 25% increase in the FGT index. Zakat has increased monthly income of the household 91.4%. In general, the presence of zakat helps lower the income inequality an average of 17.7%. The suggest that the presence of zakat has make better the income loss of the respondent of 38.8%."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Darmadi
"Menurut de Certeau, taktik adalah bentuk perlawanan kelompok subordinat yang dieksekusi pada wilayah kekuasaan kelompok dominan dengan memanfaatkan peluang. Sejalan dengan gagasan tersebut, para sarjana berargumen bahwa trolling, yang meski identik dengan perilaku merundung, ternyata juga dapat digunakan oleh mereka yang kurang berkuasa untuk melawan pihak berkuasa. Faktanya, trolling yang merefleksikan resistansi minoritas dapat dilihat sebagai bentuk taktik. @gerejapalsu adalah akun Instagram anonim yang secara konsisten mengunggah konten kritis terhadap teologi kemakmuran di Indonesia. Artikel ini berargumen bahwa unggahan-unggahan antagonis @gerejapalsu dapat dilihat sebagai bentuk trolling yang dieksekusi secara taktis dan merupakan tindakan resistansi terhadap teologi kemakmuran.

According to de Certeau, tactics are a form of resistance by subordinate groups that are executed in the territory of the dominant group by taking advantage of opportunities. In line with this idea, scholars argue that trolling, although synonymous with bullying behavior, can also be used by those with less power to fight against those in power. In fact, trolling that reflects minority resistance can be discerned as a form of tactic. @gerejapalsu is an anonymous Instagram account that consistently uploads content critical of prosperity theology in Indonesia. This article argues that the antagonistic posts of @gerejapalsu can be perceived as a form of trolling that is executed tactically and is an act of resistance to prosperity theology."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chaniago, Andrinof Achir
Jakarta: Universitas Paramadina dan Center for political studies FISIP UI, 2006
330.959 8 CHA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagaol, Wilson Freddy
"PT Jasa Raharja Persero sebagai perusahaan yang bergerak di bidang asuransi sosial memandang perlu penggunaan TI sebagai dukungan bagi peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Penerapan TI dalam sebuah organisasi diharapkan dapat menciptakan cara kerja yang efektif dan efisien. Salah satu kegiatan inti Jasa Raharja adalah pelayanan santunan kepada masyarakat korban kecelakaan lalu lintas.
Untuk mendukung kegiatan tersebut Jasa Raharja mengimplementasikan Sistem Pelayanan Santunan Online di seluruh Kantor Cabang dan Perwakilan. Implementasi sistem tersebut diharapkan dapat menciptakan hasil kerja yang efisien dari segi waktu dan biaya serta memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan negara.
Untuk mengkaji manfaat investasi Sistem Pelayanan Santunan Online di Jasa Raharja peneliti menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI TI Generik Kerangka Kesejahteraan Digital dan System Dynamics.
Kajian dalam penelitian ini menemukan manfaat investasi bagi Jasa Raharja yaitu pengurangan biaya perjalanan biaya distribusi, biaya cetak dokumen dan ATK menghindari biaya pemeliharaan dan mempercepat proses pembuatan laporan, sedangkan manfaat investasi terhadap kesejahteraan masyarakat dan negara yaitu peningkatan efisiensi peningkatan kualitas barang dan layanan serta pasar yang lebih luas dan efisien. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Britania Rohanauli Manik
"

Keberhasilan ekonomi merupakan suatu indikator yang baik dari sebuah masyarakat yang kaya. Meskipun demikian, ada banyak faktor lain yang memengaruhi kekayaan dan kesejahteraan masyarakat suatu negara seperti tingkat kebebasan pribadi, lingkungan hidup, dan pendidikan, yang merupakan elemen penting dalam menciptakan suatu masyarakat yang makmur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk kemakmuran 149 negara di dunia selama tahun 2018. Dalam penelitian ini 74 variabel yang diambil dari Legatum Prosperity IndexTM digunakan, kecuali variabel-variabel yang berasal dari Gallup World Poll karena ketidaktersediaan data. Data dianalisis menggunakan Analisis Faktor, dan direduksi menjadi 13 faktor yang menggambarkan tentang berbagai aspek penting dalam kehidupan. Seratus empat puluh sembilan negara tersebut dikelompokkan berdasarkan skor faktor masing-masing negara menggunakan pengklasteran metode Ward menjadi 4 kelompok berbeda dengan masing-masing klaster beranggotakan negara-negara yang memiliki karakteristik yang serupa. Diperoleh bahwa Klaster 1 merupakan kelompok negara-negara yang secara keseluruhan makmur, Klaster 2 merupakan kelompok negara-negara yang cukup makmur dalam hal masyarakat yang inklusif, Klaster 3 merupakan kelompok negara-negara dengan tingkat kemakmuran yang cukup, dan Klaster 4 merupakan kelompok negara-negara yang cukup makmur dalam hal masyarakat yang berdaya serta ekonomi yang bebas.


Economic achievement is a good indicator of a wealthy society. Nevertheless, there are many other factors that affect in shaping the wealth and well-being of the people in a country, such as the level of personal freedom, the environment, and education which are important elements in creating a prosperous society. The aim of this study is to identify the factors that shape the prosperity of 149 countries in the world during 2018. In this study 74 variables taken from the Legatum Prosperity IndexTM are used, excluding variables originating from the Gallup World Poll due to data unavailability. The data is reduced using Factor Analysis into 13 factors that describe various aspects of life. The 149 countries are clustered based on their factor scores using Wards Clustering into 4 distinct groups of countries with similar features. It is revealed that Cluster 1 consists of countries that are overall prosperous, Cluster 2 consists of countries that are quite prosperous in terms of an inclusive society, Cluster 3 consists of countries with sufficient levels of prosperity, and Cluster 4 consists of countries that are quite prosperous in terms of an empowered society and a free economy.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library