Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Shafa Mutiara Putri
"Parental verbal abuse atau kekerasan verbal yang dilakukan orang tua terhadap anak merupakan kekerasan yang paling banyak dilaporkan dan prevalensinya mengalami peningkatan. Kekerasan verbal pada anak dapat memberikan dampak negatif seperti rendah diri, perilaku bermasalah, perilaku agresif, dan perilaku viktimisasi. Oleh sebab itu, peneliti bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara parental verbal abuse terhadap perilaku bullying pada anak usia 13-17 tahun di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional pada 122 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data dengan metode cluster sampling dengan meminta responden mengisi kuesioner Verbal Abuse Questionnaire (VAQ) dan Olweus Bully/Victim Questionnaire-Revised (OBVQ-R). Data menunjukan anak yang mengalami parental verbal abuse tingkat tinggi banyak yang terlibat bullying (16,4%). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara parental verbal abuse terhadap perilaku bullying anak (p=0,000). Peneliti menyarankan perlu adanya intervensi pencegahan dan penanganan bullying yang dilakukan dengan kerja sama antara orang tua, pihak sekolah, dan tenaga profesional.

Parental verbal abuse or verbal violence perpetrated by parents against children is the most frequently reported type of violence and its prevalence is increasing. verbal abuse in children can have negative impacts such as low self-esteem, problematic behavior, and victimization/bullying behavior. Therefore, researchers aim to identify the relationship between parental verbal abuse and bullying behavior in children aged 13-17 years in Depok City. This study used a cross sectional approach on 122 respondents who met the inclusion criteria. Data were collected using a cluster sampling method by asking respondents to fill out a Verbal Abuse Questionnaire (VAQ) and Olweus Bully/Victim QuestionnaireRevised (OBVQ-R). The data shows that many children who experience high levels of verbal abuse are involved in bullying (16.4%). The results of the study show that there is a significant relationship between parental verbal abuse behavior and children's bullying behavior (p=0.000). Researchers suggest the need for preventive interventions and bullying management involving collaboration among parents, schools, and professionals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmini Kassim
Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2000
362.76 KAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suyatno Hendro
"Sampai saat ini istilah kekerasan pada anak yang dilakukan oleh orang tua belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan tim kesehatan. Penanganan terhadap anak korban kekerasan oleh berbagai disiplin keilmuan belum terkoordinasi dengan baik, umumnya hanya menyentuh kondisi fisik anak. Padahal tindak kekerasan ini dapat berbentuk fisik, emosional (verbal dan non verbal) dan kekerasan seksual. Perlakuan tidak kekerasan apapun bentuknya merupakan salah satu gangguan yang dialami anak dari Iingkungan keluarga atau lingkungan sekitar anak yang dapat mempengamhi perkembangan mental dan kemampuan kognitif anak. Sebagaimana dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata dalam Daud (1986) bahwa lingkungan yang baik merupakan faktor yang amat penting bagi pertumbuhan jasmani, rohani dan prestasi anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tindak kekerasan pada anak (child abuse) terhadap prestasi bclajar anak usia sekolah di SD Negeri Kukusan dan SD Muhammadiyah Kukusan Depok. Penelitian ini telah dilakukan dengan metode deskripsi correlational melalui desain cross sectional study, pada populasi 344 anak SD dengan sample anak menggunakan metode pengumpulan data simple random sampling dengan instrumen kuisioner selanjutnya diolah dan di analisa univariat dan bivariat menghasilkan interpretasi dan konklusi adanya hubungan antara tindak kekerasan pada anak (child abuse) dengan prestasi belajar anak usia sekolah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5558
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Sampe
"ABSTRAK
Usia remaja merupakan tahap perkembangan hidup yang penting. Tahap ini adalah tahap transisi penting karena terjadi perubahan baik secara biologis, psikologis, dan sosial. Tujuan penulisan karya ilmiah untuk memberikan gambaran pelaksanaan intervensi ldquo;Eling Tega rdquo; untuk meningkatkan harmonisasi dengan orang tua sehingga menjadi remaja mandiri. Metode yang digunakan adalah evidence based practice dengan pendekatan pre-posttest without control. Intervensi dilakukan pada siswa SMP dengan jumlah sampel 110 siswa tanpa kelompok pembanding. Intervensi Eling Tega terdiri dari edukasi, konseling dan terapi keluarga. Hasil menunjukkan penurunan kejadian konflik remaja dengan orang tua setelah intervensi ldquo;Eling Tega rdquo; sebesar 5,6 . Rekomendasi hasil penelitian bagi dinas kesehatan agar lebih meningkatkan koordinasi lintas sektor yang melibatkan seluruh unsur terkait dalam mengatasi masalah remaja dan bagaimana melibatkan keluarga dalam pemecahan masalah pada remaja. Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dengan pemerintah setempat dan organisasi yang ada di masyarakat dalam melakukan kunjungan keluarga oleh setiap petugas didukung oleh PIS-PK.

ABSTRACT<>br>
The age of adolescence is an important life stages of development. This stage is the stage of the transition is important because changes in the biological, psychological, and social. The purpose of writing scientific papers to give an overview of the implementation of the intervention ldquo Eling Tega rdquo to improve harmonization with the parents so being a teenager.. The methods used are evidence based practice approach to pre post test without control. The intervention was done on students of SMP with the number of samples 110 students without comparison groups. Eling Tega intervention consists of educational, counseling and family therapy. The results show a decrease in the insidence of adolescent conflict with parentafter counseling intervention amounted to 5,6 . Recommendations the research results to health services in order to further enhance cross sector coordination involving all over pertinent elements in overcoming problems of teenager and how to involve the family in problem solving on teen. Health centers expected to increase cooperation with local governments and organizations in the community in conducting family visits by any officer supported by the PIS PK."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nafisa Alif Amalia
"Beberapa remaja mengalami kesulitan untuk meregulasi emosi. Regulasi emosi yang buruk berhubungan dengan munculnya gangguan psikologis, salah satunya adalah gejala depresi. Ciri khas dari ganggguan depresi atau Major Depressive Disorder (MDD) adalah kesulitan untuk meregulasi emosi, yaitu perasaan negatif yang cenderung menetap dan sulit memiliki perasaan positif. Oleh karena itu diperlukan intervensi yang tepat, yaitu Dialectical Behavior Therapy (DBT), yang bertujuan untuk membantu klien mengatur emosi negatif yang dirasakan dengan menggunakan prinsip dasar dialectical (menerima dan mengubah suatu masalah).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan prinsip Dialectical Behavior Therapy (DBT) dalam menurunkan gejala Major Depressive Disorder (MDD) pada remaja. Intervensi dilakukan dalam 12 sesi dengan memberikan lima keterampilan dasar DBT dan melibatkan orang tua pada sesi intervensi. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner Hopelessness Scale of Children (HSC), Child Depression Inventory (CDI), dan kriteria depresi pada DSM-5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip Dialectical Behavior Therapy (DBT) dapat menurunkan gejala Major Depressive Disorder (MDD) pada remaja perempuan. Penurunan gejala depresi terlihat melalui menurunnya kriteria MDD pada DSM-5, kuesioner self-report (HSC dan CDI), dan pikiran atau percobaan bunuh diri yang dimiliki, pada saat sebelum (pre-) dan sesudah (post-test dan follow-up) intervensi.

Some adolescents have difficulty in regulating emotions. Poor emotional regulation associated with psychological disorders, one of them is depression symptoms. The hallmark of Major Depressive Disorder (MDD) is the difficulty in regulating emotions, such as difficult to resolve the negative feelings and difficult to have positive feelings. Therefore, an appropriate intervention is needed. One of effective intervention is Dialectical Behavior Therapy (DBT), which aims to help clients regulate perceived negative emotions by using basic dialectical principles (accepting and changing a problem).
This study aims to see the effectiveness of the application Dialectical Behavior Therapy (DBT) principles in reducing depressive symptoms in adolescents with Major Depressive Disorder (MDD). This intervention was conducted in 12 sessions by providing five basic DBT skills and involving parents in the intervention session. The instruments of this research are Hopelessness Scale of Children (HSC), Child Depression Inventory (CDI), and depression criteria on DSM-5.
The result of this study indicate that the application of the Dialectical Behavior Therapy (DBT) principles has proven to be effective in reducing depressive symptoms in adolescent girl with Major Depressive Disorder (MDD). A decrease in depressive symptoms is seen through decreasing MDD criteria on DSM-5, self-report questionnaires (HSC and CDI), and thoughts or suicide attempts, before (pre-) and after (post-test and follow-up) intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
O`Hagan, Kieran
Berkshire: Open University Press, 2006
616.858 223 OHA i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library