Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London: Harlow Longman, 1995
612.8 BIO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Carlson, Neil R.
Boston : Pearson-Prentice Hall, 2005
612.8 CAR f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Blackburn, Julian
London: Kegan Paul, Trench, Trubner, 1947
136.3 BLA f;136.3 BLA f (1);136.3 BLA f (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Blackburn, Julian
London: Routledge & Kegan Paul, 1953
136.3 BLA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Sage Publications, 1998
128.1 BOD
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Davison, Gerald C.
New York : John Wiley and Sons, 1998
616.89 DAV a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Ulfah Madina
Abstrak :
Latar belakang: Peningkatan usia lanjut menimbulkan dampak kesehatan, diantaranya adalah sarkopenia dan kerapuhan. Kekuatan genggam tangan merupakan komponen sarkopenia, fenotip sindrom kerapuhan, dan bersifat dinamis. Berbagai studi potong lintang menilai hubungan kekuataan genggam tangan dengan usia, jenis kelamin, status nutrisi, status fungsional, status mental, dan komorbiditas namun temuan masih beragam. Selain itu, belum ada studi longitudinal untuk mengetahui hubungan perubahan kekuatan genggam tangan dengan usia, jenis kelamin, status nutrisi, status fungsional, status mental dan komorbiditas di Indonesia. Tujuan: Mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, status nutrisi, status fungsional, status mental dan komorbiditas dengan perubahan kekuatan genggam tangan pada pasien usia lanjut. Metode: Penelitian kohort prospektif menggunakan data sekunder pasien usia lanjut yang kontrol rutin di Poliklinik Geriatri RSCM Jakarta dari register studi longitudinal INA-FRAGILE yang telah diobservasi selama 1 tahun (2013-2014). Uji analisis multivariat regresi logistik digunakan untuk menilai hubungan antara usia, jenis kelamin, status nutrisi (skor MNA), status fungsional (skor ADL), status mental (skor GDS-SF), indeks komorbiditas (skor CIRS) dengan perubahan kekuatan genggam tangan. Hasil: Dalam 1 tahun pengamatan dari 162 subjek, didapatkan rerata usia 72,9 (SB 5,9) tahun, jenis kelamin terbanyak perempuan (57,41%), memiliki nutrisi baik (83,9%), mandiri (median ADL 9–20), tidak depresi (median GDS-SF 0–11), rerata indeks komorbiditas 11,8 (SB 3,7), dan 53,1% mengalami penurunan kekuatan genggam tangan. Status nutrisi (OR=2,7; p=0,033) dan indeks komorbiditas (OR 0,3; p<0,002) berhubungan dengan kekuatan genggam tangan. Simpulan: Status nutrisi dan komorbiditas memengaruhi perubahan kekuatan genggam tangan pada pasien usia lanjut dalam 1 tahun di rawat jalan. ...... Background: Increasing elderly population throughout the world has been related to increased prevalence of sarcopenia and frailty. Handgrip strength is a component of sarcopenia, one of frailty syndrome phenotypes, and a dynamic process. Previous cross-sectional studies have assessed association of age, sex, nutritional status, functional status, mental status and comorbodity but the results were varied. That being said, there was no longitudinal study has been done to determine the correlation of handgrip strength changes with age, sex, nutritional status, functional status, mental status, and comorbidity in Indonesia. Objective: To examine correlation between age, sex, nutritional status, functional status, depressive symptopms, comorbidity, and handgrip strength changes in elderly patients. Methods: A prospective cohort study using secondary data of elderly patients whom routinely visiting Geriatric Out-Patients Clinic at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta from INA-FRAGILE register that have been observed for 1 year (2013-2014). The multivariate logistic regression analysis was used to assess correlation between sex, age, nutrional status (MNA score), functional status (ADL score), depressive symptoms (GDS-SF score), comorbidities (CIRS score) and handgrip strength changes. Results: From 162 subjects which were included in the study, the mean age was 72.9 (SB 5.9) years, predominantly female (57.41%), with good nutrition (83.9%), independent (median 9- 20), not depressed (median 0-11), has average comorbidity index 11.8 (SB 3.7), and 53.1% experienced decreased handgrip strength. Nutritional status (OR = 2.7, p = 0.033) and comorbidity index (OR 0.3, p <0.002) correlated with handgrip strength changes. Conclusion: Nutritional status and comorbidity correlates with handgrip strength changes in out-patients elderly within 1 year.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Wahid Indrajaya
Abstrak :
Latar Belakang. Pemeriksaan Neuropsikologi CERAD merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan fungsi kognitif. Hingga saat ini, nilai normal Pemeriksaan Neuropsikologi CERAD belum diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai normal Pemeriksaan Neuropsikologi CERAD di Jakarta berdasarkan usia dan tingkat pendidikan. Metode. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain potong lintang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan November hingga Desember 2012. Hasil. Sebanyak 192 subyek penelitian yang terdiri dari 60.9% subyek laki-laki dan 39.1% subyek perempuan diikutsertakan dalam penelitian ini. Usia dari subyek penelitian berkisar antara 40-84 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, sebanyak 92 (47.9%) subyek merupakan tamatan SLTP, sedangkan 100 (52.1%) subyek lainnya merupakan tamatan SLTA atau lebih tinggi. Pemeriksaan Pemeriksaan Neuropsikologi CERAD adalah 102, dengan kisaran skor antara 65- 130. Perbedaan nilai rerata skor total Pemeriksaan Neuropsikologi CERAD antar kelompok usia dan antar kelompok tingkat pendidikan ditemukan bermakna dengan masing-masing memiliki nilai p 0,000 dan 0.002. Sedangkan terkait jenis kelamin, tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan perempuan (p=0,811). Kesimpulan. Telah didapatkan nilai tengah Pemeriksaan Neuropsikologi CERAD dengan fungsi kognitif yang normal berdasarkan usia dan tingkat pendidikan. Usia dan tingkat pendidikan secara bermakna mempengaruhi nilai tengah Pemeriksaan Neuropsikologi CERAD ......Background. CERAD Neuropsychology Examination is an instrument that can be used to detect cognitive impairment. To date, Normative Value of CERAD Neuropsychology Examination has not been known. The aim of this study is to obtain the normative value of CERAD Neuropsychology Examination according to age and level of education. Method. A cross-sectional study was conducted. Data collection were collected between November - Desember 2012. Result. A total of 192 subjects, i.e. 39.1% male subjects and 60.9%female subjects, were included in this study. The age of the subjects was between 40 and 84 years. Based on level of education, 92 (47.9%) subjects were primary high school graduates, whereas 100 (52.1%) subjects were secondary high school graduates or higher. The median of total score of CERAD Neuropsychology Examination is 102 , ranging from 65 to 130. Differences of total score of CERAD Neuropsychology Examination between age groups and education groups were found to be statistically significant (p = 0,000 and 0.002). Meanwhile, no significant difference in total score of CERAD Neuropsychology Examination between male and female. Conclusion. The total score of CERAD Neuropsychology Examination with normal cognition based on age and level of education has been found. Age as well as level of education have significant effects on total score of CERAD Neuropsychology Examination.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Windha Elizabeth
Abstrak :
Perilaku menyimpang di tempat kerja diketahui lebih banyak terjadi pada individu dengan tingkat impulsivitas tinggi. Sensation seeking sebagai dorongan berbasis biologis berkaitan erat dengan impulsivitas dan perilaku disfungsional. Rasa keingintahuan dan keinginan untuk bereksplorasi merupakan karakteristik dari sensation seeking terutama bila dihubungkan dengan keinginan untuk mempelajari sesuatu. Namun, mastery sebagai salah satu mekanisme kognisi sosial dapat mengarahkan perilaku, sehingga menekan efek disfungsional sensation seeking. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah mastery dapat mengurangi efek disfungsional sensation seeking terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja. Desain penelitian berbentuk kuantitatif. Data dikumpulkan dari 129 karyawan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian membuktikan sensation seeking dapat memprediksi perilaku menyimpang di tempat kerja. Selain itu, analisis indirect effect membuktikan sensation seeking dapat memprediksi perilaku menyimpang di tempat kerja bila diekspresikan melalui mastery. ......Workplace deviance tends to occur on people who had impulsivity. As a biological drive, sensation seeking was proposed as general drive which are associated to impulsivity and dysfunctional behaviour. Sensation seeking usually characterized by curiousity and exploratory, whereas leads desire to learn about environment. Although, as a sociocognitive construct, mastery could lead behaviour, so that supress dysfunctional effect from sensation seeking. This present study examined the effect of mastery in reducing dysfunctional effect from sensation seeking to workplace deviance. Using quantitave study, 129 employees completed questionnaires. Indirect effect analysis showed that sensation seeking directly predict workplace deviance and also indirectly predict workplace deviance when re-expressed through mastery.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surwillo, Walter W.
New Jersey : Ablex , 1990
152 SUR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>