Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devie Rahmawati
Depok : Lintas Batas, 2011
070.92 DEV e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Juhdi Syarif
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini memfokuskan kajiannya tentang sikap Abuya Dimyati terhadap perubahan politik pada Pemilu 1977. Penelitian ini mempertanyakan mengapa Abuya Dimyati mengambil sikap kritis terhadap kebijakan pemerintah Orde Baru menjelang Pemilu 1977, bagaimana reaksi masyarakat Banten atas penangkapan Abuya Dimyati pada 14 Maret 1977. Tujuan penelitian yaitu: menjelaskan sikap Abuya Dimyati terhadap perubahan politik dan sikap kritis beliau yang mengambil sikap berbeda dengan penguasa Pemerintah Orde Baru pada Pemilu 1977, serta menjelaskan reaksi masyarakat Banten atas penangkapan Abuya Dimyati. Metodologi strukturis yang didasarkan pada teori strukturasi Anthony Giddens digunakan untuk memahami keterkaitan antara struktur dan manusia agency dengan mengacu kepada konsep: gerakan tarekat, gerakan sosial-keagamaan, hubungan doktrin dengan perilaku politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Orde Baru berupaya mempertahankan kemenangan Pemilu 1971 dengan melakukan kebijakan fusi partai politik pada 1973 dan memaksa masyakat dengan cara intimidasi untuk memilih partai pemerintah pada Pemilu 1977. Rangkaian peristiwa fusi dan intimidasi menjelang Pemilu 1977 membuat Abuya Dimyati menasihati masyarakat agar tidak mau dipaksa oleh Pemerintah Orde Baru. Dalam kaitan ini Abuya Dimyati, berperan sebagai kiai dan juga Culture Broker, yang mampu menerjemahkan situasi sosial politik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kondisi ini memperlihatkan ulama atau kiai menduduki posisi kunci dalam struktur kebudayaan masyarakat Banten.
ABSTRACT
The focus of this study is Abuya Dimyati 39 s attitude toward political shift in the 1977 Election. The study questions why Abuya Dimyati took a critical stand against the New Order government 39 s policies prior to the 1977 Election, how the People of Banten reacted to Abuya Dimyati 39 s arrest on 14 March 1977. The purpouse of the study is to explain the attitude of Abuya Dimyati against the political shift and why he took a stand opposing the New Order government 39 s policies before the 1977 Election, and to explain the reaction of Banten rsquo s Community when Abuya Dimyati was arrested. The structural method, based on the structural theory of Anthony Giddens is used to understand the relationship between structure and human agency by referring to the concepts of the tarekat movement, the social religious movement, and the doctrinal relationship with political behaviour. The result of this study shows that the New Order government attempted to defend their victory in the 1971 Election by implementing the policy of polical parties rsquo fusion in 1973 and forced the community by way of intimidation to vote for the government party in the 1977 Election. Series of events related with the fusion and intimidation prior to 1977 election attempted Abu Dimyati to advise the people not to be intimidated by the New Order government. In this regard, Abu Dimyati acted as a Kiai and a Culture Broker, who could translate the social political situation needed by the society. This condition shows that Ulema or Kiai holds an important position in the cultural structure of Banten rsquo s society.
2018
D2379
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anidya Sylviani
Abstrak :
Banyak penelitian yang berusaha menjelaskan pengaruh diterimanya suatu informasi, khususnya informasi keuangan, oleh pasar terhadap harga saham. Salah sate jurnal yang menjadi acuan penulis adalah "Price and Trading Volume Reaction Surrounding Earnings Announcement: A Closer Examination." Jurnal ini ditulis oleh Dale Morse pada tahun 1981. Penelitian tersebut merupakan penelitian empiris tentang perubahan harga dan volume perdagangan saham di sekitar hari publikasi earning kuartalan dan tahunan di Wall Street Journal (WSJ). Penelitian yang digunakan oleh penulis bertujuan menentukan kecepatan reaksi return dan volume transaksi perdagangan saham terhadap publikasi laporan keuangan interim. Penelitian semacam ini sering disebut sebagai event study. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 perusahaan yang sekuritasnya tercatat di PT Bursa Efek Jakarta. Reaksi return saham terhadap publikasi laporan keuangan interim di harian Bisnis Indonesia terjadi pada hari ke +1 sampai dengan hari +4. Reaksi volume transaksi saham terhadap publikasi laporan keuangan interim di harian Bisnis Indonesia terjadi pada hari ke +2, +3, dan +4. Laporan keuangan interim telah digunakan oleh pelaku pasar modal dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini terbukti dari adanya perbedaan yang signifikan pada beberapa hari diantara 31 hari observasi dibandingkan dengan rata-ratanya. Pasar modal, dalam penelitian ini BEJ membutuhkan waktu untuk memproses informasi yang diterimanya. Masalah yang perlu dipertimbangkan bagi penelitian selanjutnya adalah efek penggunaan data harian dapat menimbulkan masalah. Penelitian akan memberikan basil yang lebih baik dengan memperbesar sampel. Selain itu dapat juga digunakan model selain market model yang diregresi mengingat tidak semua sampel memiliki koefisien regresi berbeda secara signifikan dengan 0. Penggunaan model ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik. Investor dapat menggunakan laporan keuangan interim dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi tidak langsung tercakup dalam harga dan investor tidak langsung menyesuaikan portofolionya. Karena itu perlu diteliti lebih lanjut tentang faktor apa yang menyebabkan lambatnya proses penyesuaian ini.
A lot research tried to explain the influence that accepted with information, especially financial information, by market stock price. Journal that becomes writer reference is: "Price and Trading Volume Reaction Surrounding Earnings Announcement : A Closer Examination ". This journal wrote by Dale Morse in 1981. The research is empirical research about price and volume stock trading changes surrounding publication days quarterly and year earning at Wall Street Journal (WSJ). A research used by writer has something as a purpose to determine velocity return and volume transaction stock trading reaction to publication interim financial statement. This research called as event study. Sample that used in this research is 40 companies that listing in BEJ. Reaction stocks return to publication interim financial report in Bisnis Indonesia news paper that happened at day +1 until +4. Reaction volume stock transaction to publication interim financial report in Bisnis Indonesia newspaper happened at day +2, +3, and +4. Interim financial statement had already used by people in capital market taking investment decision. That prove there is a significant different in a few days between 31 days observation equals with means. Capital market with this research, BEJ need time to processing information that accepted. A problem that needs to be considerate for next research is the used effect of daily data can cause problem. Research can extend a better result by increasing sample. Besides that, it can also used model beside market model that regression considered not all sample have regression coefficient different significant with O. The using of this model expected can give better result. Investor can used interim financial report in taking investment decision. Indirect information covered in price and investor can indirect adapt their portfolio. Because of that, it needs to be careful about factor that caused the late of adjustment process.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Varlina
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan penelitian tentang bagaimana organisasi publik mengeksplorasi kegiatan komunikasi terhadap stakeholdernya. Meski beberapa ilmuwan mengembangkan literatur komunikasi stakeholder, tetapi jarang ditemukan penelitian yang mengkhususkan pada pemetaan komunikasi stakeholder eksternal berbasis organisasi publik/pemerintah. Padahal perumusan strategi komunikasi yang tepat akan membantu organisasi publik mengetahui dan memantau harapan stakeholder, memberikan umpan balik yang aktif, memastikan setiap fungsi manajemen memiliki kompetensi komunikatif, dan beradaptasi pada segala bentuk perubahan.Penelitian ini bertujuan menghasilkan pemetaan komunikasi stakeholder organisasi publik berdasarkan temuan citra dari adanya gap/persinggungan antara identitas aktual yang ada di dalam internal Badan Pusat Statistik BPS dan identitas yang dipersepsikan oleh stakeholder eksternalnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan paradigma postpositivisme dan pendekatan metode campuran. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui analisis isi pada 5 lima portal berita online, dan pendekatan kualitatif dianalisis melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan.Hasil penelitian menunjukkan ada anomali yang cukup signifikan terhadap pemetaan stakeholder eksternal BPS jika dianalisis dari ragam opini dan tendensi stakeholder di portal media online. Disamping itu, ditemukan pula berbagai isu yang menjadi gap dalam identifikasi identitas organisasi, dimana komunikasi yang dilakukan BPS kepada stakeholdernya masih bersifat interaktif dan kewajiban normatif. Temuan lainnya adalah berkenaan dengan belum adanya keselarasan dalam pemahaman nilai-nilai integral yang melekat di kehumasan sebagai bagian dari fungsi organisasi yang mengumpulkan dan menafsirkan informasi, serta membangun komunikasi strategis sebagai respon dari lingkungan eksternalnya.
ABSTRACT
ABSTRACTThis thesis is motivated by the existence of research gaps on how public organizations explore communication activities against their stakeholders. Although some scientists develop a stakeholder communication literature, it is rare to find research that specializes in mapping out external stakeholder communication based on public organization government. Whereas the formulation of appropriate communication strategies will help public organizations know and monitor stakeholder expectations, provide active feedback, ensure that each management function has communicative competence, and adapt to all forms of change.This study aims to generate a mapping of stakeholder communications of public organizations based on the findings of the image of the gap intersection between the actual identity within the internal BPS and the identity perceived by its external stakeholders. The study was conducted using postpositivism paradigm and mixed methods. The quantitative approach was made through content analysis on five online news portals, and a qualitative approach was analyzed through in depth interviews and literature studies.The results of the study indicate that there are significant anomalies to the BPS external stakeholder mapping if analyzed from various opinion and stakeholder tendencies in the online media portal. In addition, there are also various issues that become gaps in the identification of organizational identity, where communication made by BPS to stakeholders is still interactive and normative obligations. Other findings are related to the absence of alignment in understanding the integral values embedded in public relations as part of the organizational functions that collect and interpret information, as well as build strategic communication in response to its external environment.
2018
T51603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Celine Lorencia
Abstrak :
ABSTRAK
Persepsi publik terhadap PR sebagai industri feminin merupakan dampak adanya feminisasi di industri PR. Asumsi ini didasari oleh kecocokan alasan ketertarikan perempuan terhadap PR, dengan keterampilan yang dimilikinya. Walaupun terdapat feminisasi pada industri PR, tidak menjamin bahwa PR perempuan akan diuntungkan. Oleh karena itu, naskah ringkas ini akan mengulas dampak feminisasi pada industri PR, khususnya pada edukasi dan profesi di Indonesia, dan bagaimana mahasiswa PR melihat fenomena ini. Naskah ringkas ini menggunakan metode kajian literatur dan mewawancarai empat mahasiswa PR. Konsep utama yang akan dibahas berupa: feminisme dan glass ceiling. Alhasil, ditemukan dampak feminisasi yang dialami oleh kaum ldquo;dominate yet marginal rdquo; perempuan dan kaum ldquo;marginal yet dominate rdquo; laki-laki , yaitu fungsional teknis, learning by doing, mispersepsi degradasi, serta no budget, wages dan pelecehan seksual. Melihat fenomena feminisasi pada industri PR, mahasiswa Public Relations Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia memahami dan menyadari adanya fenomena ini, tetapi tidak menganggapnya sebagai isu yang signifikan. Mahasiswa tersebut tidak menyadari dampak yang dapat timbul dari fenomena ini, hingga ketika menjawab pertanyaan dari penulis. Dari dampak tersebut, penulis juga memberikan rekomendasi berupa: re-kurikulum, kompetensi profesi, dan sosialisasi kebijakan pelecehan seksual.
ABSTRACT<>br> AbstractPublic perception of PR as feminine industry is the impact of the feminization in PR industry. This assumption is according to the compability of women rsquo s interest on PR with the skill their own. While there is feminization in PR industry, does not assure that women PR will be advantaged. Thus, this journal will review the impact of feminization in Indonesia rsquo s PR industry, especially on education and profession, and how PR college students see this phenomenon. This journal uses literature review method and interviews four PR college students. The main concepts which will be discussed are feminism and glass ceiling. In result, it is found that the impact of feminization suffered by the ldquo dominate yet marginal rdquo women and the ldquo marginal yet dominate rdquo men is functional and technic, learning by doing, misperception degradation, and also no budget, wages and sexual harassment. Seeing this feminization phenomenon on PR industry, Communication Studies, Public Relations college students in University of Indonesia understands and awares of this phenomenon, yet not considering the issue as a significant one. The college students do not realize the impacts of this phenomenon, until answering the question from author. From those impacts, the author also gives recommendation, i.e. re curriculum, profession competence, and sexual harassment socialization policy.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Haryanti
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan dilatarbelakangi oleh massifnya penggunaan media sosial sebagai media komunikasi eksternal Humas sektor publik di era digital government. Penelitian ini berupaya mengkaji unsur-unsur yang menjadi daya tarik media sosial dan mengikat sektor publik untuk terus menggunakannya sebagai salah satu media komunikasi resmi, bahkan ketika diakui bahwa adopsi media sosial memiliki risiko tersendiri. Oleh karena itu, penelitian ini mengacu pada teori yang berfokus pada aspek-aspek penarik yang dimiliki oleh media sosial, salah satunya adalah teori logika media sosial Van Dijck dan Thomas Poell. Permasalahan penelitian yang diajukan adalah bagaimana determinisme elemen logika media sosial, yaitu abilitas program, popularitas, konektivitas, dan datafikasi melekat pada mediatisasi sektor publik melalui media sosial oleh Humas Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui observasi terhadap aktivitas komunikasi dan interaksi dalam akun media sosial, serta wawancara mendalam terhadap para admin pengelola akun tersebut, ditemukan bahwa elemen logika media sosial Van Dijck dan Thomas Poell telah menjadi elemen online sebagai unsur penarik dalam adopsi media sosial sektor publik. Temuan menunjukkan bahwa elemen abilitas program dan konektivitas merupakan dua elemen yang paling penting dan paling banyak terlibat dalam komunikasi publik di era digital government. Peneliti mengajukan tiga argumen terkait dengan adanya elemen offline yang ditemuan dari penelitian ini. Pertama, pengguna media sosial sektor publik terperangkap dalam trend masyarakat akan platform dan kecenderungan selera massa terhadap konten, atau dengan kata lain sektor publik menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat. Kedua, kecenderungan pola komunikasi dan interaksi dalam media sosial secara langsung didorong oleh trend masyarakat dan secara tidak langsung didorong oleh popularitas platform. Argumen yang ketiga terkait dengan elemen popularitas, elemen yang paling penting dalam popularitas bagi pemilik platform sebenarnya adalah popularitas platform itu sendiri.
ABSTRACT
With the background of its massive use of social media as a public sector public relations external communication medium in the era of digital government. This research seeks to examine the elements of the allure of social media and bind the public sector to continue using it as one of the official communication media, even when it is recognized that the adoption of social media has its own risks. Therefore, this study refers to a theory that focuses on aspects of attraction possessed by social media, one of which is the theory of social media logic of Van Dijck and Thomas Poell. The research question posed is how determinism of social media logic element, ie program abilities, popularity, connectivity, and datafication are attached to public sector mediatization through social media by Public Relations of Ministry of Education and culture. Using a qualitative descriptive approach through observation of communication activities and interactions in social media accounts, and also conduct in-depth interviews with these account administrators, it was found that the elements of social media logic Van Dijck and Thomas Poell have become an online element as a puller element in the social media adoption as the public-sector official communication medium. The findings show that the elements of program abilities and connectivity are the two most important and most involved elements of public communication in the digital government era. The researcher proposed three arguments related to the offline element found in this study. First, public-sector social media users are caught in the community's trend of platforms and the trend of mass taste toward content, in the other word the public sector adjusts to the development of society. Second, the tendency of communication patterns and interactions in social media is directly driven by community trends and indirectly driven by the popularity of the platform. The third argument is concerning with the popularity element, the most important element in popularity for the owner of the platform is actually the popularity of the platform itself.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhenald Kasali
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
338.7 RHE s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library