Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fariz Dwi Fathan
Abstrak :
Latar Belakang Kesiapan bersekolah merupakan hal yang sangat penting karena berpengaruh positif terhadap kemampuan anak untuk lulus dari sekolah dasar. Salah satu faktor yang memengaruhi kesiapan bersekolah adalah Screen Time. Penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara Screen Time dan kesiapan bersekolah menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara peningkatan Screen Time dan kesiapan bersekolah anak. Akan tetapi, penelitian-penelitian sebelumnya belum pernah diadakan di Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian ini betujuan untuk menentukan hubungan antara Screen Time dan kesiapan bersekolah pada anak usia prasekolah. Metode Desain penelitian cross-sectional digunakan pada anak usia prasekolah di TK Negeri Menteng 01 dan TK Negeri Cilacap untuk mencari hubungan antara kedua variable. Penelitian dilakukan dengan membandingkan jumlah Screen Time subjek per hari menggunakan kuesioner SmallQ (Surveillance of digital media habits in early childhood questionnaire) dengan hasil pemeriksaan kesiapan bersekolah anak menggunakan kuesioner Brigance Early Childhood Screens III untuk anak 3-5 tahun. Hasil Dari 69 subjek pada penelitian ini, 16 subjek berusia empat tahun (23,18%) dan 53 subjek berusia lima tahun (76,81%) yang mana 33 orang subjek berkelamin laki-laki (47,82%) dan orang subjek 36 berkelamin perempuan (52,17%) yang mayoritas di antaranya memiliki orang tua dengan pendidikan terakhir SMA (50,84%) dan S1 (30,5%). Pengukuran menggunakan instrumen menunjukkan bahwa 37 dari 69 subjek memiliki Screen Time yang lebih (53,62%) dan 19 dari 69 subjek belum siap bersekolah (27,53%). Hasil analisis antara Screen Time terhadap kesiapan bersekolah tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistic (p=0,328). Kesimpulan Screen Time tidak berhubungan langsung dengan kesiapan bersekolah pada anak usia prasekolah karena masih terdapat banyak faktor lainnya yang turut berperan dalam kesiapan bersekolah. ......Introduction School readiness is very important due to its positive influence on the ability of children to graduate from elementary school. One of the factors that affect school readiness is screen time. Previous studies that correlate screen time and school readiness show an association between the two of them. However, there have yet to be any studies on the same topic in Indonesia. Therefore, this study aims to determine the relation between screen time and school readiness in preschool-aged children. Method A cross-sectional research design was used for preschool children at TK Negeri Menteng 01 dan TK Negeri Cilacap to find the relationship between the two variables. The research was conducted by comparing the number of subjects' screen time per day using the SmallQ questionnaire (Surveillance of digital media habits in early childhood questionnaire) with the results of children's school readiness examination using the Brigance Early Childhood Screens III questionnaire for children with the age of 3-5 years old. Results The 69 subjects in this study consisted of 16 subjects aged four years (23.18%) and 53 subjects aged five years (76.81%) of which 33 subjects were male (47.82%) and 36 subjects were male. women (52.17%) the majority of whom have parents with a high school education (50.84%) and bachelor's degree (30.5%). By using the instruments, it was found that 37 of 69 subjects had more screen time (53.62%) and 19 of 69 subjects were not ready for school (27.53%). The results of the analysis between Screen Time and school readiness did not show a statistically significant relationship (p=0.328). Conclusion Screen time is not directly related to school readiness in preschool children because there are many other factors that play a role in school readiness.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Wahyu Dwi Prastya
Abstrak :
Usia prasekolah merupakan masa yang sangat penting dalam perkembangan anak. Keterlambatan perkembangan umumnya terjadi pada masa prasekolah dan dialami oleh 10-15% anak prasekolah. Gangguan perkembangan pada anak prasekolah membuat anak memiliki performa lebih rendah dari temannya yang dapat memengaruhi kesiapan bersekolah. Penelitian kesiapan bersekolah pada anak usia prasekolah masih terbatas di Indonesia. Pola asuh orang tua dapat memengaruhi kesiapan bersekolah. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Data kesiapan bersekolah diperoleh melalui kuesioner BRIGANCE Early Childhood Screens III dan pola asuh orang tua melalui kuesioner Parenting Styles and Dimension Questionnaire (PSDQ). Penelitian dilaksanakan di TK Negeri Menteng 01 dan TK Negeri Cilacap, Jakarta. Penelitian ini melibatkan 18 anak (23,7%) berusia 4 tahun dan 58 anak (76,3%) berusia 5 tahun dengan mayoritas anak perempuan. Hasil skrining menunjukkan bahwa 20 anak (26,3%) tidak siap masuk sekolah. Rerata usia ibu yaitu  34,92 tahun dan rerata usia ayah 37,48 tahun. Pola asuh orang tua yang umum diterapkan adalah otoritatif (86,8%), diikuti permisif (11,8%), dan otoriter (1,3%). Temuan menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pola asuh dan kesiapan bersekolah (p<0,001). Pola asuh permisif lebih umum pada anak laki-laki, sedangkan anak perempuan lebih sering dididik dengan pola asuh otoritatif. Pola asuh otoriter ditemukan pada keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang lebih rendah. Terdapat hubungan signifikan antara pola asuh dan kesiapan bersekolah. Anak yang dididik dengan pola asuh otoritatif memiliki tingkat kesiapan sekolah yang lebih tinggi. ......Preschool age is a critical period in child development. Developmental delays generally occur during the preschool period and are experienced by 10-15% of preschool children. Developmental disorders in preschool children make them perform lower than their peers, which can affect their readiness for school. Research in school readiness in preschool children is still limited in Indonesia. Parenting styles can affect school readiness. This study used a cross-sectional design. School readiness data was collected through the BRIGANCE Early Childhood Screens III questionnaire and parenting styles data was collected through the Parenting Styles and Dimension Questionnaire (PSDQ) at TK Negeri Menteng 01 and TK Negeri Cilacap, Jakarta. This study involved 18 children (23,7%) aged 4 years  and 58 children (76,3%) aged 5 years with a dominance of girls. Screening results showed that 20 children (26,3%) were not ready for school. The most common parenting style was authoritative (86.8%), followed by permissive (11.8%), and authoritarian (1.3%). The findings showed a significant association between parenting styles and school readiness (p<0.001). Permissive parenting style is more common in boys, while girls are more often educated with a authoritative parenting style. Authoritarian parenting style was found in families with lower socioeconomic conditions. There is a significant relationship between parenting styles and school readiness. Children who are raised with a democratic parenting style have a higher level of school readiness.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moore, Raymond S
New York: Reader's Digest Press, 1975
372.1 MOO b (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library