Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cadle, Patrick
Jakarta: UNDP, 2008
324.63 CAD b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Novita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etnis direpresentasikan melalui makna denotasi, konotasi dan mitos serta ideologi yang muncul. Analisis semiotik yang digunakan, diadaptasi dari model analisis Roland Barthes. Data penelitian diperoleh dari tayangan televisi Ethnic Runaway episode Suku Toraja yang disiarkan Trans TV. Dalam membahas digunakan konsep-konsep dalam komunikasi antarbudaya dan pemikiran Adorno tentang 'nonidentitas' dalam Negative Dialectics. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima adegan dalam tayangan ini yang secara khusus merepresentasikan suku Toraja. Untuk kemudian, dari adegan-adegan tersebut teridentifikasi mitos-mitos tentang suku Toraja sebagai berikut; suku Toraja ialah suku yang memiliki tradisi aneh, horor dan mistis, daerah Toraja ialah daerah yang angker, makanan dan proses memasak dalam kebiasaan suku Toraja menjijikan dan tidak praktis, tempat bermatapencaharian orang Toraja untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya ialah sesuatu yang menjijikan, dan terakhir ialah salah satu tradisi suku Toraja berbahaya, menakutkan dan sarat dengan kekerasan. Melalui analisis tanda-tanda berupa aspek visual dan aspek audio, penelitian ini menyimpulkan bahwa tayangan Ethnic Runaway episode Suku Toraja tidak lepas dari sebuah ideologi dominan, yaitu etnosentrisme. ......The objective of this research was to find out how an ethnic was represented through the denotative and connotative meaning, myth, and ideology. Semiotic analysis used was adapted from Roland Barthes model analysis. Data of the study was gathered from television program Ethnic Runaway in episode Toraja Tribe broadcasted by Trans TV. In discussing the matter, concepts of intercultural communication and Adorno's hypothesis of non-identity in Negative Dialectics were used. The result of the study showed that there were five scenes that specifically represented Toraja Tribe. Then, myths of Toraja Tribe were identified by those scenes, which were; Toraja was a tribe whose traditions were strange, horror, and mysterious, the territory of Toraja was haunted, the food and food processing of Toraja people were disgusting and complicated, the occupation to maintain the living of Toraja people was something disgusting, and last, one of Toraja tribe's traditions was dangerous, scary, and violent. Through the analysis of visual and audio aspects, the research concluded that television program Ethnic Runaway in episode Toraja Tribe was influenced by a dominant ideology, which was ethnocentrism.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30881
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kenny Andinia Savitri
Abstrak :
ABSTRAK
Fokus dari penelitian ini adalah representasi dan identitas dalam tujuh iklan J.CO Donuts'-C(?/fee yang dimuat dalam dua media cetak lokal, yaitu majalah Fennna dan harian Kompas. Mengacu pada rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini terdiri dari dua hal. Pertama, mengungkapkan bagaimana donat direpresentasikan dalam kaitannya dengan pembentukan identitas konsumer pada tujuh iklan J.CO. Kedua, menunjukkan ideologi yang terdapat dalam tujuh iklan tersebut. Constructionist approach digunakan dalam penelitian ini untuk menekankan proses pembentukan makna melalui representasi dan semiotika Barthesian merupakan teori yang dipilih untuk menelaah representasi donat dalam setiap iklan. Penelitian ini menjabarkan bahwa donat direpresentasikan sebagai prestisius, mutakhir, berkelas, berharga, mewah, eksklusif, dan superior. Ditambah lagi, penelitian ini menjelaskan bahwa konsumer J.CO direpresentasikan sebagai masyarakat urban (di Indonesia) yang memiliki modal ekonomi dan modal kultural tinggi. Pesan lingual berupa lokasi gerai J.CO, alamat website dan nomor hotline, serta penggunaan bahasa Inggris Amerika menandakan adanya eksklusi dan inklusi dalam pembentukan identitas konsumer J.CO. Berkaitan dengan hal ini, makna donat, produk yang secara konsisten hadir dalam iklan, dibangun sebagai pembeda sosial. Selera adalah ideologi yang melandasi pembentukan makna tersebut. Ideologi ini mengklasifikasi konsumer J.CO dan tak terhindarkan melegitimasi perbedaan sosial antara konsumer J.CO dan masyarakat lainnya. Dengan demikian, tujuh iklan J. CO Donut.s'&C(?ffee memegang peran penting sebagai sites pembentukan makna donat dan identitas konsumer.
2008
T39953
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Berlin: Springer-Verlag, 1989
515.72 ANA I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yessika Ayurisna
Abstrak :
Skripsi ini membahas representasi maskulinitas dari segi fisik dan mental dalam majalah "Men's Health" USA. Obyek penelitian ini adalah empat artikel dalam majalah "Men's Health," yang terdiri dari dua artikel mengenai fisik dan dua artikel mengenai mental. Kemudian, penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough. Selain teori analisis wacana kritis, dalam penelitian ini juga digunakan teori representasi, teori ideologi dan teori maskulinitas. Hasil penelitian ini adalah dari segi fisik pria harus mengikuti "standar" maskulinitas yang ada, yaitu memiliki tubuh ramping, berotot, memiliki perut kotak-kotak ("six-packs"). Sedangkan dari segi mental, pria harus bisa menerima dirinya apa adanya dengan segala kelemahan dan pria juga dituntut untuk memiliki sisi "nurture" agar bisa pengurus anak-anaknya tanpa bergantung pada wanita. Dengan demikian, pada masa kini telah terjadi perubahan pemikiran masyarakat Amerika mengenai "standar" pria ideal. ......This thesis deals with the representation of masculinity from a physical and mental perspective in the American magazine "Men's Health." The main topic of this thesis concerns four articles published in "Men's Health", consisting of two articles about the human physique and two articles about the human mentality. Furthermore, the method used in this research is based on the critical discourse analysis by Norman Fairclough. Besides the framework of critical discourse analysis, this thesis applies multiple other theories as well, like the theories of representation, ideology and masculinity. The conclusion that can be drawn from this research is that from the physical perspective, men have to follow the current 'masculinity standard', meaning a slim, yet muscled body. But, however, from the mentality perspective men have to accept their own shortcomings or weaknesses and are required to be in touch with their 'nurture-side' in order to take care of their children without being dependant on their wives. With these criteria in mind, we can see a recent development in the American way of thinking on the topic of the 'ideal man'.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14226
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inge Agustin
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai representasi Rote Armee Fraktion dan juga Generasi 68 di dalam film Jerman berjudul die fetten Jahre sind vorbei karya Hans Weingartner. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan menggunakan teori representasi dan identitas dari Stuart Hall. Hasil penelitian menunjukan bahwa film ini merepresentasikan tokoh Jan, Jule, dan Peter sebagai Rote Armee Fraktion generasi millennium melalui penggambaran ideologi yang sama dan juga latar belakang sejarah tokoh Justus Hardenberg. Film ini juga memposisikan dirinya bersebrangan dengan media-media yang sebelumnya telah merepresentasikan Rote Armee Fraktion.
Abstract
This thesis discusses the representation of Rote Armee Fraktion and Generation 68 in the movie die fetten Jahre sind vorbei directed by Hans Weingartner. Drawing from Stuart Hall's theory of representation and identity, the research utilizes the theory alongside with other approaches in its analysis. Results show that the movie represents the characters Jan, Jule, and Peter as the milenium generation of Rote Armee Fraktion through a depiction of identical ideologies and the background history of the character Justus Hardenberg. This movie also places itself in a position opposite to prior media portrayals of Rote Armee Fraktion
2010
S14263
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini berupaya menyelidiki ingatan sejarah Indonesia dan figur pemimpin pada etnis mayoritas pribumi Jawa dan etnis bukan pribumi Tionghoa. Di dalam proses sejarahnya, Indonesia telah membentuk konstruksi sosial atas dua perbedaan identitas (pribumi dan bukan pribumi) yang dapat menciptakan sentimen negatif pemimpin yang berbeda. Saat kebijakan berbau diskriminasi dicabut pasca tahun 2002, toleransi dan interaksi antar kelompok tersebut meningkat. Diduga interaksi itu turut mempengaruhi pola ingatan akan sejarah keindonesiaan dan figur pemimpin. Guna membuktikan argumen tersebut, etnis Jawa sebagai perwakilan identitas pribumi dan merupakan etnis mayoritas serta etnis Tionghoa sebagai kelompok bukan pribumi dijadikan sebagai subjek penelitian. Pertanyaan dalam bentuk asosiasi kata dan kuesioner dalam bentuk pertanyaan terbuka disebar pada 558 partisipan (Jawa= 61.5%, Tionghoa= 38.5%) berusia 15-40 tahun (M= 20.96%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut etnis Tionghoa peristiwa sejarah 17 Agustus 1945 dan G 30 S sebagai peristiwa sejarah yang paling penting. Tiga tokoh yang paling diingat menurut kedua kelompok adalah Soekarno, Gus Dur, dan Soeharto yang menjelaskan representasi sosial akan figur pemimpin secara hegemonik ada pada sosok presiden. Di pihak lain, temuan mengenai ingatan sejarah menjelaskan bahwa tidak hanya peristiwa politik, namun peristiwa traumatik juga menjadi pusat ingatan sejarah dan figur pemimpin bagi etnis Tionghoa dan etnis Jawa
JIPSIUG 5:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library