Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Irvi Syavina Ayu Ekaningtyas
Abstrak :
Beras dan kebudayaan masyarakat Jepang adalah dua hal yang mempunyai hubungan yang erat. Beras merupakan suatu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari. Bagi masyarakat Jepang, beras merupakan suatu hal yang suci dan mempunyai nilai yang lebih dari sekedar untuk dikonsumsi. Tulisan ini akan membahas mengenai peranan beras dalam pembentukan kebudayaan tradisional Jepang.
Hasil analisis yang didapatkan menunjukan bahwa beras mempunyai peran penting dalam perkembangan kebudayaan tradisional Jepang dan juga kondisi sosial masyarakat Jepang di zaman kuno. Hal ini dapat terlihat dari makanan tradisional hingga kepercayaan masyarakat Jepang yang tetap bertahan hingga saat ini. Sebagai salah satu contohnya adalah kepercayaan mengenai Oinari Kamisama dan juga dalam matsuri-matsuri yang bertemakan panen.
......Rice and Japanese culture are two things that cannot be separated. Rice is closely related to the daily life of Japanese society. For Japanese society, rice is a sacred thing that has more value than just a food. This article discusses about how rice forms Japanese traditional culture.
From the analysis, it shown that rice has an important role not only to Japanese traditional culture development but also the social condition of ancient Japanese society. This can be seen from their traditional food and their belief that exist to this day. As one example is the belief about Oinari Kamisama and also in matsuri-matsuri which regarding to harvest time.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Donny Tamtama
Abstrak :
Karena sifatnya yang strategis, sejak awal sektor pertanian telah menjadi perhatian utama dalam negosiasi perdagangan WTO. Perhatian tersebut diberikan karena selama ini disadari sering terjadi dislorsi perdagangan atas produk-produk pertanian sebagai akibat pemberlakuan kuota impor dan pemberian subsidi domestik maupun subsidi ekspor. Agreement on Agriculture (AoA) atau Perjanjian Bidang Pertanian pasca Putaran Uruguay memuat kesepakatan untuk mengurangi hambatan perdagangan pertanian melalui program reformasi jangka panjang secara bertahap (gradual reform), sehingga tercipta suatu sistem perdagangan hasil pertanian yang adil dan berorientasi kepada pasar (a fair and equitable market-oriented agricultural trading system). AoA juga memuat kewajiban semua anggota untuk membuka pasar dan mengurangi berbagai subsidi/bantuan kepada petani/produsen hasil pertanian yang mengganggu perdagangan internasional. Jepang sebagai salah satu negara industri maju dan pendiri WTO telah sejak awal merasa keberatan dengan ketentuan mengenai liberalisasi pertanian. Jepang merasa khawatir dengan dibebaskannya tarif atas produk-produk pertanian impor akan mematikan pertanian mereka. Enam tahun setelah Putaran Uruguay, Jepang masih belum melakukan pengurangan subsidi yang signifikan seperti yang telah disepakati, dan hingga saat ini tingkat tarif Jepang masih merupakan salah satu yang tertinggi diantara negara-negara Organization for Economic cooperation and Development (OECD). Salah satu produk pertanian yang paling diproteksi oleh pemerintah Jepang sejak Iama adalah beras. Kombinasi dari akses pasar yang terbatas, tarif yang tinggi, serta dukungan terhadap petani melalui subsidi dan kontrol produksi menyebabkan konsumen Jepang membayar harga beras jauh lebih mahal dibanding negara lain. Liberalisasi perdagangan diyakini oleh pendukungnya akan memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian dunia. Namun Jepang tidak sependapat dengan hal tersebut. Bagi mereka, pertanian mutlak harus dilindungi dan proteksi harus tetap ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan upaya Jepang sebagai salah satu negara industri maju dan negara pendiri WTO dalam mempertahankan proteksi sektor pertaniannya, khususnya beras, dalam menghadapi lekanan WTO berkaitan dengan pelaksanaan liberalisasi pertanian. Untuk itu digunakan beberapa konsep yang relevan, yaitu konsep mengenai liberalisasi perdagangan/pertanian dan konsep yang relevan, yaitu konsep mengenai liberalisasi perdagangan/pertanian dan konsep mengenai proteksi. Tesis ini juga menggunakan konsep politik domestik Jepang Untuk memberikan pemahaman mengenai posisi petani dalam pengambilan kebijakan disektor pertanian. Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian eksplanatif yaitu berupaya menjelaskan mengapa jepang tetap mempertahankan proteksi sektor pertanian, khususnya beras, dalam menghadapi tekanan liberalisasi pertanian WTO.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22524
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library