Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mellinia Azni Nazilah
"Indonesia menjadi negara dengan produksi karet terbesar kedua di dunia masih dihadapkan pada beberapa kendala walaupun, salah satunya adalah produktivitas karet yang rendah. Rendahnya produktivitas karet di Indonesia salah satunya disebabkan oleh gangguan penyakit tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran kesehatan tanaman karet menggunakan indeks vegetasi (NDVI, MSAVI2, ARVI, dan EVI) dan menganalisis pengaruh curah hujan, ketinggian, dan umur tanaman terhadap kesehatan tanaman karet di Pusat Penelitian Karet Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran kesehatan tanaman karet di Pusat Penelitian Karet Sembawa (Afdeling 1, 2, dan 3) menggunakan NDVI didominasi oleh kelas baik, MSAVI2, ARVI, dan EVI didominasi oleh kelas sedang. Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa MSAVI2 memiliki nilai RMSE terkecil dari ketiga indeks vegetasi lainnya, sebesar 0,046, sehingga model prediksi yang dihasilkan MSAVI2 lebih akurat untuk mendeteksi kesehatan tanaman karet. Aspek yang mempengaruhi kesehatan tanaman karet secara signifikan, yaitu curah hujan dan umur tanaman. Ketinggian mempengaruhi kesehatan tanaman karet tidak terlalu signifikan karena didominasi oleh ketinggian 10 – 20 mdpl. Ketinggian tersebut masih cocok untuk pertumbuhan karet, namun tidak menjamin kesehatan tanaman karet akan tetap terjaga karena berbagai faktor selain faktor fisik dan iklim, seperti dari segi perawatan, teknik penyadapan, dan kegiatan penyiangannya.

Indonesia being the country with the second largest rubber production in the world is still faced with several obstacles, although one of them is low rubber productivity. One of the reasons for the low productivity of rubber in Indonesia is plant disease. This study aims to determine the distribution of rubber plant health using the vegetation index (NDVI, MSAVI2, ARVI, and EVI) and to analyze the effect of rainfall, altitude, and plant age on the health of rubber plants at the Sembawa Rubber Research Center, Banyuasin Regency, South Sumatra Province. The results showed that the distribution of rubber plant health at the Sembawa Rubber Research Center (Afdeling 1, 2, and 3) using NDVI was dominated by good class, MSAVI2, ARVI, and EVI dominated by medium class. The accuracy test results show that MSAVI2 has the smallest RMSE value of the other three vegetation indices, amounting to 0.046, so the prediction model produced by MSAVI2 is more accurate for detecting the health of rubber plants. Aspects that significantly affect the health of rubber plants, namely rainfall and plant age. Altitude affects the health of rubber plants not too significantly because it is dominated by a height of 10 – 20 meters above sea level. This height is still suitable for rubber growth, but does not guarantee that the health of rubber plants will be maintained due to various factors other than physical and climatic factors, such as in terms of maintenance, tapping techniques, and weeding activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyanto
"Untuk meningkatkan devisa negara dari ekspor karet alam, perubahan pola permintaan konsumen, perkembangan struktur persaingan dan perubahan lingkungan perdagangan karet alam dunia perlu direspon melalui strategi perencanaan produksi yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk menetapkan kombinasi produksi karet alam yang optimum dalam batasan-batasan yang dihadapai oleh perkebunan karet di Indonesia pada perode perencanaan dua tahun ke depan dan untuk mengetahui struktur persaingan yang mempengaruhi daya saing karet alam Indonesia. Metode programma linier digunakan untuk merencanakan kombinasi optimum produksi karet. Analisis struktur persaingan dan daya saing industri karet nasional dikaji dengan model Porter.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa potensi marjin laba pada kondisi optimum untuk perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta, dun prosesor pengolah karet rakyat berturut-turut adalah 1.993 milyar, 1.802 milyar dan 13.113 milyar rupiah per tahun. Kombinasi produksi optimum untuk perkebunan besar negara adalah (ton/tahun): SIR 3CV(26.743), SIR 5 (15.320), RSS 1 {28.520), RSS 2( 1.769), RSS 3(320), lateks pekat (21. 237), SIR 10 (3.543) dan SIR 20 (55.062). Kombinasi produksi optimum untuk perkebunan besar swasta adalah (ton/tahun): SIR 3CV (26.196), SIR 5 (13.860), RSS 1(25.803), RSS 2(L601), RSS 3 (289), lateks pekat .(19.214), SIR 10 (3.209) dan SIR 20(49.778). Kombinasi produksi optimum untuk prosesor pengolah karet rakyat adalah (ton/tahun): SIR 10 (72.688) dan SIR 20 (940.612).
Berdasarkan analisis kelebihan/kekurangan pada kondisi optimum, kapasitas pabrik karet remah dari perkebunan besar negara maupun swasta yang berlebih disarankan untuk diefektifkan dengan cara mengolah kelebihan bahan baku yang berasal dari karet rakyat. Perkebunan besar negara dan swasta perlu mengurangi kelebihan bahan olah lateks. Untuk perkebunan karet rakyat, produksi bahan olah koagulum disarankan untuk dikurangi.
Hasil analisis persaingan diketahui bahwa pesaing yang perlu diwaspadai adalah industri ban global dan industri karet sintetik, pesaing lama dari Malaysia dan Thailand, dan pendatang baru potensial dari negara-negara Afrika seperti Pantai Gading, Nigeria, Liberia, dan Kamerun."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Laurence
"Fenomena penyakit gugur daun Pestalotiopsis (PGDP) pada perkebunan karet yang disebabkan oleh Pestalotiopsis sp. menyebabkan penurunan area tutupan kanopi sebesar 75—90% diikuti penurunan produksi lateks hingga 45%. Patogen tersebut telah menginfeksi 383.000 ha perkebunan karet di Indonesia dan berdasarkan hasil lapangan, tidak teramati klon yang resistan terhadap PGDP. Pengendalian PGDP dengan fungisida memerlukan biaya yang besar sehingga diusulkan perakitan klon resistan untuk mengurangi dampak patogen terhadap produktivitas perkebunan karet. Oleh karena itu, diperlukan studi mengenai gen ketahanan pada tanaman karet. Gen HbPAL (Hevea brasiliensis phenylalanine ammonia lyase) diyakini dapat menjadi kandidat gen yang potensial sebagai kriteria seleksi terhadap ketahanan penyakit. Enzim PAL merupakan prekursor dalam sintesis asam salisilat yang berperan dalam aktivasi systemic acquired resistance (SAR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ekspresi gen HbPAL yang diduga merupakan salah satu gen ketahanan yang berperan dalam respons tanaman terhadap PGDP. Penelitian dilakukan dengan mengukur tingkat ekspresi gen HbPAL pada klon moderat (IRR 112) dan rentan (GT 1) dengan terlebih dahulu mempreparasi sampel daun sehat, perlukaan, dan perlukaan + infeksi. Sampel daun yang sudah dipreparasi diekstraksi RNAnya kemudian disintesis menjadi cDNA untuk selanjutnya dianalisis menggunakan real-time polymerase chain reaction (qPCR). Penelitian ini mengindikasikan adanya perbedaan ekspresi gen HbPAL antara daun sehat, perlukaan dan perlukaan + infeksi Pestalotiopsis sp. Hasil penelitian sesuai dengan hasil pengamatan lapangan yang menunjukkan keunggulan klon moderat IRR112 dibandingkan klon rentan GT 1. Meskipun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi validitas hasil penelitian, hal ini diakibatkan oleh adanya kelemahan dalam proses penelitian sehingga belum dapat disimpulkan adanya korelasi antara infeksi Pestalotiopsis sp. terhadap peningkatan ekspresi gen ketahanan HbPAL.

The phenomenon of Pestalotiopsis Leaf Fall Disease (PLFD) in rubber plantations caused by Pestalotiopsis sp. results in a reduction of the canopy coverage by 75—90%, followed by a decline in latex production of up to 45%. This pathogen has infected 383,000 hectares of rubber plantations in Indonesia, and field observations have not identified any clones resistant to PLFD. Controlling PLFD with fungicides involves a large cost, hence the proposal for the assembly of resistant clones to reduce the pathogen's impact on the productivity of rubber plantations. Therefore, studies on resistance genes in rubber plants are needed. The HbPAL gene (Hevea brasiliensis phenylalanine ammonia lyase) is believed to be a potential candidate gene as a selection criterion for disease resistance. The PAL enzyme is a precursor in the synthesis of salicylic acid, which plays a role in the activation of systemic acquired resistance (SAR). This research aims to determine the level of HbPAL gene expression, suspected to be one of the resistance genes that play a role in the plant's response to PLFD. The research was conducted by measuring the level of HbPAL gene expression in moderate (IRR 112) and susceptible (GT 1) clones by first preparing samples of healthy leaves, wounded leaves, and wounded + infected leaves. The prepared leaf samples were extracted for their RNA, then synthesized into cDNA, and subsequently analyzed using real-time polymerase chain reaction (qPCR). This study indicates a difference in the expression of the HbPAL gene between healthy leaves, wounded leaves, and wounded + infected leaves with Pestalotiopsis sp. The results are consistent with field observations indicating the superiority of the moderate clone IRR112 over the susceptible clone GT 1. However, further research is needed to validate the findings of this research due to gaps in the research method thus it is not possible to determine the correlation between Pestalotiopsis sp. infection and the increase in the expression of the HbPAL resistance gene."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tinezia Riyantika Putri
"Tanaman karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menduduki posisi penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia. Produksi karet saat ini sedang menurun dikarenakan berkurangnya produktivitas pada perkebunan karet. Penurunan produktivitas tanaman karet disebabkan oleh banyaknya tanaman karet yang sudah tidak sehat. Permasalahan perkebunan karet terkait sumberdaya lahan memerlukan teknologi yang efektif dan efisien agar dapat mengetahui kesehatan tanaman karet, sehingga dapat menambah produksi karet, salah satunya dengan menggunakan penginderaan jauh. Penggunaan Citra Sentinel 2-A dengan algoritma NDVI dapat digunakan untuk menganalisis kesehatan tanaman karet. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persebaran kondisi kesehatan tanaman karet di PTPN VIII Kebun Cibungur dengan menggunakan citra Sentinel 2-A yang diolah menggunakan algoritma NDVI dan mengetahui hubungan kesehatan tanaman dengan nilai NDVI hasil survei lapangan dan variabel fisik. Berdasarkan hasil survei lapangan dan pengolahan data, persebaran kesehatan tanaman karet pada seluruh afdeling di PTPN VIII Kebun Cibungur cukup tinggi dengan dominasi kondisi kesehatan tanaman sangat baik. Kesehatan tanaman karet dengan nilai NDVI hasil survei lapang di PTPN VIII Kebun Cibungur menunjukkan hubungan yang sangat kuat dengan nilai R sebesar 0,93. Kesehatan tanaman karet dengan kondisi sangat baik dominan berada pada jenis tanah latosol dan lereng yang landai. Curah hujan di PTPN VIII Kebun Cibungur mengalami penurunan yang cukup tinggi dari tahun 2016 sampai 2018, namun tanaman karet dengan kondisi kesehatan sangat baik tetap mendominasi.

The rubber plant is one of the plantation commodities that occupies an important position as a non-oil and gas foreign exchange for Indonesia. Rubber production is currently declining due to reduced productivity in rubber plantations and the decline in productivity of rubber plants caused by the number of rubber plants that are not healthy. The problem of rubber plantations related to land resources requires effective and efficient technology to determine the health of rubber plants to increase rubber production, one of which is by using remote sensing. The use of Sentinel 2-A imagery with the NDVI algorithm can use to analyze rubber plants’ health. This study aims to analyze the distribution of the health condition of rubber plants at PTPN VIII Kebun Cibungur using Sentinel 2-A imagery processed using the NDVI algorithm and determine the relationship between plant health and NDVI values field surveys and physical variables. Based on field surveys and data processing results, the distribution of rubber plant health in all areas in PTPN VIII Kebun Cibungur is relatively high with the dominance of very good plant health conditions. Rubber plant health with an NDVI value from a field survey at PTPN VIII Kebun Cibungur showed a very strong relationship with an R-value of 0.93. The health of rubber plants with very good conditions was dominant on latosol soil types and gentle slopes. Rainfall at PTPN VIII Kebun Cibungur experienced a fairly high decline from 2016 to 2018, but rubber plants with very good health conditions still dominate. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Nur Arta
"Sejak pertengahan abad ke-19 Sumatera Timur/Utara mulai terkenal di dunia perdagangan, khususnya negara-negara Eropa yang juga mulai menanamkan sahamnya di wilayah ini. Daerah ini terkenal dengan kesuburan hasil tanahnya. Perkebunan-perkebunan mulai muncul di daerah_-daerah yang tadinya hanya ditumbuhi hutan belantara. Berbagai penelitian dilakukan oleh pemerintah Inggris yang kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda dipimpin oleh NienHuys. Penelitian Nienhuys ini membawa Sumatera Timur ke arena perdagangan hasil-hasil pertanian. Orang-orang Eropa bahkan Amerika.berlomba-lomba menanamkan sahamnya yang diawali dari perkebunan tembakau. Perkebunan tembakau ini hanya menjadi tanaman favorit dalam waktu singkat, karena hasil-hasil tembakau ini sulit dipasarkan sebagai akibat dari timbuinva krisis tembakau dalam dunia perdagangan. Dengan terjadinya krisis tembakau ini para ondernemer mulai mengalihkan perhatiannya pada tanaman karet dan tanaman keras lainnya. Tanaman keras ini mulai ditanam secara besar-besaran pada awal abad dua puluh, sehingga akhirnya membawa masalah-masalah yang lebih rumit lagi. Untuk mengatasi masalah-masalah itu maka mereka bersama-bersama pengusaha perkebunan karet atau tanaman keras lainnya membentuk satu organisasi yang khusus menangani tanaman-tanaman di atas. Organisasi yang berdiri pada tanggal 27 Juni 1910 ini mulai memainkan perannya dengan mendirikan badan penelitian dan badan perburuhan. Badan-badan ini bertugas sesuai dengan namanya yaitu untuk rneneliti tanah-tanah perkebunan dan bibitnya sedangkan badan perburuhan ini bertugas mendapatkan buruh untuk anggotanya. Organisasi ini berkembang dari tahun 1910-1958, akan tetapi sempat mengalami masa-masa kekosongan sekitar lima tahun yaitu pada masa perang dan masa perang kemerdekaan, sedangkan pada tahun 1958 berhenti sebagai akibat dari nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing khususnya Belanda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pelzer, Karl J.
'S-Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1978
992.05 PEL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library