Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mariang, Hanok Zeeth
Abstrak :
Migrasi merupakan fenomena kehidupan manusia yang ingin bertahan untuk kelangsungan hidupnya di perkotaan. Bertahan hidup berarti harus memenuhi segala kebutuhan dasar minimal yang disyaratkan. Namun manusia memerlukan pula penyesuaian dalam menjalani kehidupannya di manapun berada. Dengan kemampuan strategi dan adaptasi yang baik maka ia akan terus dapat bertahan hidup, sekali pun mendapat kendala dalam setiap aktivitasnya. Salah satu yang menyebabkan manusia atau masyarakat itu tidak dapat atau sukar menyesuaikan dirinya adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan suatu tingkat kehidupan masyarakat yang belum dapat memenuhi kebutuhan hidup yang paling dasar, yang terdiri dari makanan, pakaian dan perumahan serta kebutuhan sosial lainnya. Kemiskinan sangat dipengaruhi oleh pekerjaan yang ditekuni sebagai sarana mendapatkan penghasilan untuk memenuhi paling tidak kebutuhan dasarnya setiap hari. Hidup dikota yang sangat sulit dengan berbagai persaingan hidup, tetapi tetap dipilih migran untuk bertahan melangsungkan kehidupannya bersama keluarga. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah strategi adaptif migran dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kendala apa yang dihadapi dalam pekerjaan sektor informal. Sedangkan tujuan penelitian adalah mengetahui strategi adaptasi para migran miskin sektor informal dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di perkotaan dan latar belakang berpindah dari daerah asal ke kota Kendari. Penelitian ini sifatnya kualitatif yang berusaha menjelaskan kemiskinan perkotaan dengan strategi adaptasi yang dikembangkan oleh migran. Untuk mengentaskan kemiskinan banyak sudah cara yang ditempuh baik oleh pemerintah mau pun manusia atau masyarakat itu sendiri, namun hasilnya belum menggembirakan. Terlebih lagi setelah datangnya krisis ekonomi membuat masyarakat secara umum terpuruk dalam jurang kemiskinan ini. Migran yang dipilih dalam penelitian juga berasal dari beberapa suku bangsa yang berbeda mewakili suku bangsa yang dominan menjadi migran yang berusaha disektor informal kota, di Kelurahan Mandonga. Kehidupan perkotaan sangat kompleks, menimbulkan migran ini tidak dapat berbuat banyak kecuali terseret oleh kehidupan kota, dan harus bekerja di sektor informal. Para migran yang berada dalam Kelurahan Mandonga Kendari dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kemauan untuk mencari kerja, ajakan teman, daya tarik kota adalah merupakan salah satu contoh dinamika migran di perkotaan yang bekerja di sektor informal. Dinamika hidup di kota membuat mereka harus berusaha mencari cara atau strategi agar mendapatkan uang untuk membiayai kehidupan bersama keluarganya. Strategi yang digunakan oleh migran ternyata relatif dapat menghidupi keluarganya, walau pun bila dilihat lebih dekat masih dalam kondisi miskin. Dengan kondisi miskin yang dijalani ini mereka dapat bertahan disuatu tempat dan hidup bersama dengan penduduk lainnya tanpa menimbulkan gejolak sosial, dan belum terjadi konflik. Suasana homogen dan heterogen menguji kemampuan beradaptasi baik dalam berusaha mendapatkan penghasilan maupun adaptasi lingkungan secara fisik alamiah biologis dan sosial yang mereka bentuk, mampu menunjang keberadaan hidupnya, sehingga mereka cenderung untuk menetap dalam waktu lama, bahkan enggan untuk berpindah. Kesimpulan yang dapat diambil adalah mereka dapat bertahan hidup secara permanen sehingga dikatakan mempunyai strategi beradaptasi mempertahankan kehidupannya di Mandonga Kota Kendari. Saran yang diusulkan antara lain meningkatkan sumber daya manusia melalui program yang menyentuh kehidupan didesa, dengan pemberian pengetahuan dan keterampilan yang bernuansa pedesaan, sehingga mereka dapat dan mau bertahan di desa.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syaukat
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang diperkirakan mempengaruhi keputusan penduduk Jawa Barat untuk memilih daerah tujuan migrasi. Faktor-faktor tersebut adalah faktor-faktor individu seperti umur, pendidikan, jenis kelamin, dan status kawin; serta faktor-faktor sosial ekonomi daerah asal dan daerah tujuan seperti tingkat pengangguran dan kondisi ekonominya yang didekati melalui nilai pertumbuhan PDRB, PDRB perkapita dan peran sektor industri terhadap PDRB.

Alat statistik yang digunakan untuk menganalisis masalah yang ingin dipelajari adalah Multinomial Logistik. Model ini digunakan karena variabel tak bebas dari permasalahan yang dihadapi, yaitu pilihan daerah tujuan migrasi, adalah kategorik dan kategorinya lebih dari dua.

Ada empat kelompok pilihan daerah tujuan migrasi, yaitu migrasi intra Jawa Barat, migrasi ke DKI, migrasi ke Jawa, dan migrasi ke luar Jawa.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mentah (raw data) dari SUPAS 1985 untuk data tingkat individu. Sedangkan untuk data tentang kondisi sosial ekonomi diambil dari data sekunder yang telah dipublikasikan.

Signifikansi yang diperoleh dari hasil estimasi terhadap model yang digunakan adalah pada pengaruh variabel bebas terhadap proporsi relatip migran memilih tujuan migrasinya. Selanjutnya melalui tabel MCA dapat dilihat bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap proporsi migran memilih suatu tujuan migrasi, meskipun tingkat signifikansinya tidak diketahui.

Dari hasil estimasi, ternyata untuk variabel individu hanya tingkat pendidikan yang signifikan pengaruhnya terhadap proporsi relatip. Sedangkan untuk variabel sosial ekonomi, semuanya mempunyai pengaruh signifikan terhadap proporsi relatip.

Pendidikan mempengaruhi pola migrasi penduduk Jawa Barat. Untuk migran antar WP, semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi proporsi responden untuk bermigrasi antar WP. Sedangkan proporsi responder yang pindah ke DKI ternyata semakin kecil dengan semakin tingginya pendidikan. Proporsi migran menuju luar Jawa, nampak yang lebih tinggi adalah yang tidak tamat SD.

Dalam memilih daerah tujuan migrasi, penduduk Jawa Barat tampaknya sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi daerah tujuan dan daerah asal.

Untuk migran Antar Wilayah Pembangunan di Jawa Barat, mereka ini nampaknya berasal dari daerah dengan angka penganggurannya dan peran sektor industri manufaktur nya yang agak rendah dan mereka cenderung menuju ke daerah yang angka penganggurannya relatif tinggi dan peran sektor industrinya juga relatip tinggi pula dibandingkan di daerah asal, atau jika mereka berasal dari derah yang angka penganggurannya atau peran sektor industrinya sudah tinggi, maka nampaknya mereka berusaha untuk pindah ke daerah yang tidak banyak berbeda dengan daerah asal. Sementara itu migran antar WP ini berasal dari daerah dengan karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan daerah tujuan dalarn hal pertumbuhan PDRB dan PDRB perkapita.

Migran dari Jawa Barat yang menuju ke DKI umumnya berasal dari daerah yang angka penganggurannya relatip rendah, pertumbuhan PDRB yang relatip rendah dan PDRB perkapita yang relatip rendah. Migran yang menuju ke Jawa nampaknya kurang dipengaruhi oleh perbedaan angka pengangguran daerah tujuan dan daerah asal. Sedangkan perbedaan pertumbuhan PDRB dan PDRB perkapita mempunyai hubungan yang negatip terhadap probabilitas pindah ke Jawa. Probabilitas migran yang menuju ke luar jawa semakin rendah dengan semakin kecilnya perbedaan angka pengangguran.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam rangka perencanaan di bidang kependudukan sebagai penunjang pembangunan nasianal, regional dan pedesaan, pengetahuan tentang pola dan perilaku migrasi di berbagai daerah di Indonesia perlu diketahui. Khususnya di daerah Kabupaten Wonogiri studi tentang migrasi belum banyak dilakukan. Padahal gejala migrasi ini terus semakin meningkat pada akhir-akhir ini, khususnya migrasi yang sirkuler. Meningkatnya gejala migrasi sirkuler ini sejalan dengan semakin pesatnya pembangunan yang dilakukan di Kabupaten Wonogiri. Hal ini menarik justru di Kabupaten Wonogori yang merupakan daerah asal migran sirkuler, dimana pembangunan sedang giat-giatnya dilakukan, namun-gejala migrasi sirkuler tersebut tidak semakin berkurang akan tetapi malah terus meningkat. Gejala ini menimbulkan persoalan apakah pembangunan di Kabupaten Wonogiri itu tidak mampu membendung arus migrasi penduduk ke kota-kota besar, atau malah pembangunan yang sedang berlangsung itu sebagai dampak dari semakin meningkatnya arus migrasi penduduk ke kota-kota besar.

Dengan didasarkan atas pengamatan empirik, studi ini lebih condong untuk menyoroti persoalan yang kedua, yakni melihat dampak migrasi sirkuler terhadap pembangunan masyarakat desa. Studi tentang migrasi sirkuler ini akan sangat memiliki kegunaan, manakala dikaitkan dengan perubahan sosial ekonomi masyarakat. Tujuan utama yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah ingin melihat dampak positif dari migrasi sirkuler terhadap peningkatan status ekonomi keluarga. Selain itu juga ingin mengetahui karakteristik dan pola﷓pola perilaku migran sirkuler. Penjelasan tentang gambaran daerah penelitian dimaksudkan untuk memberikan latar belakang, baik yang menyangkut lingkungan fisik maupun sosial yang memberikan sumbangan terhadap timbulnya gejala migrasi sirkuler tersebut.

Studi ini dilakukan di tiga daerah asal migran sirkuler yang terletak di daerah Kabupaten Wonogiri. Ketiga desa tersebut meliputi desa Kerjo Lor Kecamatan Ngadirojo, Pule Kecamatan Selogiri, dan Rambangan Kecamatan Selogiri. Ketiga desa sampel ini dipilih dengan pertimbangan bahwa dari segi keadaan topografi, demografi dan sosio kultural cukup mewakili gambaran mengenai keadaan kabupaten Wonogiri. Pemilihan ketiga desa sampel tersebut dilakukan secara tak acak, karena dengan pertimbangan bahwa desa-desa yang dipilih harus mewakili desa yang terdapat banyak orang yang melakukan migrasi sirkuler.

Unit analisis dari penelitian ini adalah seluruh keluarga yang salah satu anggota keluarganya ada yang melakukan migrasi sirkuler. Sedangkan unit pengamatannya adalah salah satu anggota keluarga dari migran sirkuler. Pemilihan unit analisis dilakukan secara tak acak, karena dengan pertimbangan bahwa pengertian migrasi sirkuler yang dimaksudkan disini hanya terbatas pada gerak penduduk yang bertujuan untuk bekerja mencari tambahan penghasilan di kota dan bukan untuk tujuan yang lain. Jadi unit pengamatannya adalah salah satu anggota keluarga yang anggota keluarganya ada yang pergi untuk sementara waktu bekerja mencari tambahan penghasilan di kota. Sedangkan pemilihan unit pengamatan dilakukan secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan survei lapangan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang terstruktur dan dengan wawancara betas. Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian yang diangkat dari ketiga desa sampel secara agregat menunjukkan bahwa tingkat migrasi sirkuler yang terjadi di ketiga desa sampel cukup tinggi. Tingginya tingkat migrasi sirkuler tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. Rendahnya tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat tersebut dikarenakan lingkungan fisik di daerah Kabupaten Wonogiri umumnya kurang dapat dipakai sebagai gantungan hidup. Daerahnya yang tandus bergunung-gunung serta tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, mengakibatkan masyarakatnya berada dalam kondisi ekonomi yang kurang baik. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidup, orang harus pergi meninggalkan desa untuk sementara waktu bekerja mencari tambahan penghasilan di kota-kota besar.

Selain karena lingkungan fisik dan kepadatan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan orang harus meninggalkan desanya, juga karena adanya harapan untuk dapat memperoleh penghasilan yang lebih besar di kota, mendorong orang untuk pergi mencari tambahan penghasilan di kota dengan melakukan migrasi sirkuler. Pilihan untuk melakukan migrasi sirkuler ini sangat dimungkinkan karena tersedianya sarana angkutan yang murah dan memadai. Sehingga para migran sirkuler dapat melakukan perjalanan pergi dan pulang dari desa ke kota setiap waktu. Rata-rata setiap bulan migran sirkuler yang berasal dari ketiga desa sampel pulang mengunjungi keluarga di desa. Pada saat semacam itu biasanya para migran sirkuler membawa sebagian dari penghasilannya di kota untuk dikirim ke keluarganya di desa. Kebiasaan mengirim sebagian dari penghasilannya ke keluarga di desa dapat dipandang sebagai bentuk dari tanggung jawab dan ikatan kekeluargaan yang kuat dengan daerah asal. Mengingat penghasilan para migran sirkuler dari ketiga desa sampel tersebut relatif kecil. Untuk mengirim uang ke desa secara teratur, di kota para migran sirkuler yang berasal dari ketiga desa sampel harus mengimbangi dengan cara hidup yang amat berat yakni tinggal di `pondok boro' dengan hidup seadanya, berperilaku hemat, ulet dan kerja keras pantang menyerah. Nampaknya ini merupakan salah satu kunci dari keberhasilan para migran sirkuler yang berasal dari ketiga desa sampel.

Salah satu dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan mengirimkan uang ke desa adalah meningkatnya status sosial ekonomi keluarga di ketiga desa sampel. Dampak tersebut nampak dari, adanya kecenderungan bahwa semakin besar uang yang dikirimkan para migran sirkuler ke keluarganya di desa, mengakibatkan semakin meningkat status sosial ekonomi keluarganya. Peningkatan status sosial ekonomi keluarga tersebut terlihat dari semakin luasnya pemilikan tanah pertanian, besarnya pengeluaran rumah tangga, baiknya kualitas rumah yang dimiliki di desa, dan lengkapnya sarana rumah tangga yang dimiliki. Meningkatnya status sosial ekonomi keluarga tersebut dalam jangka panjang tidak hanya sekedar mampu meningkatkan kesejahteraan hidup keluarga, namun lebih dari itu akan mampu mengurangi kesenjangan antara kemakmuran hidup di kota dan di desa, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan pembangunan di pedesaan.

Walaupun penelitian ini bersifat studi kasus, beberapa temuan yang diperoleh diharapkan,dapat berlaku untuk daerah-daerah lain, dengan catatan bahwa kondisi desa dan sifat komunitasnya relatip sama. Sehingga temuan ini dapat menghasilkan generalisasi yang kegunaannya tidak hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan semata-mata, namun lebih dari itu mampu memberikan kontribusi dalam mengaktualisasikan kembali kebijaksanaan yang berkaitan dengan kependudukan dan pembangunan pedesaan maupun perkotaan.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahry
Abstrak :
Pertumbuhan perumahan di daerah pinggiran kota (sub urban) sudah begitu pesatnya, sehingga menimbulkan bangkitan pergerakan dari dan ke daerah tersebut. Bangkitan pergerakan merupakan elemen penting pada proses perencanaan transportasi, di mana tahapan ini bertujuan mendapatkan jumlah pergerakan yang dibangkitkan oleh setiap zona asal (OJ dan jumlah pergerakan yang tertarik ke setiap zona tujuan (D9 yang ada di dalam daerah kajian. Penelitian ilmiah ini bertujuan menghitung dan meramalkan besarnya tingkat bangkitan perjalanan di beberapa lokasi di Jakarta dengan mempertimbangkan struktur demografi nya. Untuk kota besar seperti Jakarta dengan tingkat kompleksitas yang tinggi, proses pemodelannya sensitif terhadap variasi kecenderungan sosial-ekanomi yang mempengaruhi pelaku perjalanan. Selain itu, tingginya jumlah perjalanan orang tiap harinya, perlu dikaji lebih dalam terutama dari segi kebutuhan sistem transportasi. Metode yang dipergunakan untuk mengkaji data karakteristik pelaku perjalanan adalah metode regresi linier. Metode ini dapat memperlthatkan secara langsung hubungan arrtara faktor pelaku perjalanan dengan nilai bangkitan perjalanan yang dihasilkan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Clark, Samuel D.
Toronto: McGraw-Hill, 1978
301.441 CLA n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maryani
Abstrak :
Salah satu strategi pembangunan wilayah ialah memperkuat keterikatan pedesaan dan perkotaan untuk membangun kekuatan ekonomi lokal kedua kawasan. Kerikatan pedesaan dan perkotaan ditandai dengan adanya arus orang, barang, uang, tekhnologi, pengetahuan dan informasi antar kedua kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterikatan pedesaan dan perkotaan di Kota Pagar Alam melalui pendekatan LQ local quetient dan arus komoditas antar kawasan. Untuk mengetahui basis ekonomi dianalisis dengan pendekatan LQ dan wawancara mendalam untuk mengidentifikasi arus antara kawasan rural dan urban.Analisis basis ekonomi menunjukkan komoditas teh dan kopi merupakan basis ekonomi yang menggerakkan arus barang dan orang baik itu dalam wilayah, maupun keluar wilayah Kota Pagar Alam. Arus tersebut dianalis melalui distribusi tenaga kerja, rantai pengolahan produk product chain dan distribusi komoditas hingga kekonsumen. Di bandingkan dengan arus dalam wilayah Kota Pagar Alam, arus keluar wilayah lebih besar. Kawasan urban menjadi pusat pengolahan dan distribusi komoditas dalam berbagai bentuk dan kegiatan, sedangkan kawasan rural sebatas memproduksi komoditas yang menyebabkan arus balik ke kawasan rural masih sangat sedikit. Peningkatan infrastruktur dan pengembangan kawasan rural menjadi agrowisata dapat menjadi strategi dalam meningkatkan arus balik ke kawasan rural. Kebijakan pemerintah dalam menetapkan wilayah strategis pertumbuhan ekonomi belum memperhatikan peluang komoditas untuk menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi. Selain itu pemerintah perlu memperhatikan potensi wilayah strategis pertumbuhan ekonomi dalam aglomerasi kegiatan produksi komoditas. ...... One of the regional development strategies is to strengthen the rural and urban linkages to build the local economic power of the two regions. Rural and urban linkages s characterized by the flow of people, goods, money, technology, knowledge and information between the two areas. This study aims to see rural and urban linkages in Pagar Alam through LQ approach local quetient and commodity flow between regions. To find out the economic basis is analyzed by LQ approach and in depth interviews to identify current between rural and urban areas.The analysis of economic base shows tea and coffee commodities is the economic base that drives the flow of goods and good people in the region, as well as out of Pagar Alam. These currents are analyzed through the distribution of labor, product chain and commodity distribution to consume. In comparison with the current in the area of Pagar Alam, the outflow of the region is greater. Urban area becomes the center of processing and distribution of commodities in various forms and activities, while the rural area is limited to produce commodities that cause the flow back to the rural area is still very little. Increasing infrastructure and development of rural areas into agro tourism can be a strategy in increasing the flow back to rural areas. Government policy in determining the strategic area of economic growth has not considered the commodity opportunity to be a catalyst for economic growth. In addition, the government needs to consider the potential of strategic areas of economic growth in the agglomeration of commodity production activities.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malden: Blackwell Publishing, 2008
307.760 9 URB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moch, Leslie Page
Beverly Hills: Sage, 1983
304.809 MOC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maund, Alfred
Urbana : University of Illinois Press, 1999
813.54 MAU b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gilbert, Alan
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya , 1996
307.76 GIL u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>