Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ghazali, aurhor
"Peningkatan pembangunan infrastruktur yang cukup signifikan berbanding lurus dengan peningkatan angka kecelakaan di sektor konstruksi sehingga menjadikannya salah satu sektor yang paling rawan kecelakaan dibandingkan sektor lainnya. Artinya, audit keselamatan konstruksi yang ada belum efektif dalam mencegah kecelakaan. Biasanya, audit hanya dilakukan pada tahap konstruksi dan jarang dilakukan pada tahap desain. Menurut teori Szymberski, tindakan yang dilakukan pada tahap desain lebih berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecelakaan dibandingkan tindakan yang dilakukan pada tahap konstruksi. Untuk itu diperlukan model audit keselamatan konstruksi yang terintegrasi tahap perancangan dan pembangunan. Penelitian ini mengusulkan penerapan metode Business Process Model and Notation (BPMN) sebagai kerangka kerja untuk visualisasi dan strukturisasi proses audit. Melalui analisis literatur dan studi lapangan, proses kritis dalam audit keselamatan konstruksi direpresentasikan dalam diagram BPMN. Pengembangan model ini diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi stakeholder, sehingga audit keselamatan konstruksi dapat efektif dalam mitigasi risiko kecelakaan konstruksi.

The significant increase in infrastructure development is directly proportional to the increase in the number of accidents in the construction sector, making it one of the most accident-prone sectors compared to other sectors. This means that existing construction safety audits have not been effective in preventing accidents. Usually, audits are only conducted at the construction stage and rarely at the design stage. According to Szymberski's theory, actions taken at the design stage have a more significant effect on the occurrence of accidents than actions taken at the construction stage. Therefore, a construction safety audit model that integrates the design and construction stages is needed. This research proposes the application of the Business Process Model and Notation (BPMN) method as a framework for visualizing and structuring the audit process. Through literature analysis and field study, the critical processes in construction safety audit are represented in BPMN diagram. The development of this model is expected to provide clear guidance to improve stakeholder communication and collaboration, so that construction safety audits can be effective in mitigating construction accident risks."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robert
"ABSTRAK
Keselamatan kerja di industri konstruksi masih menjadi perhatian utama pada beberapa negara di dunia. Hal ini disebabkan tingkat kecelakaan kerja di industri konstruksi masih jauh lebih tinggi dibandingkan industri lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk (i) mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja, (ii) mengetahui critical success factors pelaksanaan keselamatan kerja dan (iii) improvement yang dilakukan untuk mencapai keselamtan kerja. Penelitian ini menggunakan metode Analisa Faktor dan Analytical Hierarchy Process. Dari penelitian ini diperoleh 5 Critical Success Factors yaitu Kepimpinanan (30,69%), Perilaku Keselamatan (22,49%), Perencanaan Keselamatan (22,26%), Kemampuan Individu (17,52%), dan Laporan dan Evaluasi (7,04%). Berdasarkan critical success factors tersebut maka diperoleh improvement terhadap pelaksanaan budaya keselamatan kerja.

ABSTRACT
Safety in the construction industry is still a major concern in some countries in the world. This is due to the levels of occupational accidents in the construction industry is still far higher than other industries. This study aims to (i) identify factors - factors that affect safety, (ii) determine critical success factors implementation of safety and (iii) the improvement work done to achieve salvation. This study uses Factor Analysis and Analytical Hierarchy Process. From this research, the 5 Critical Success Factors are the leadership of the (30.69%), Behavioral Safety (22.49%), Safety Planning (22.26%), Individual Capability (17.52%), and the Report and Evaluation (7,04%). Based on the critical success factors of the obtained improvement to the implementation of safety culture.
"
2017
T49034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Santoso
"Keselamatan kerja menjadi sebuah fenomena yang harus diperhatikan oleh sektor konstruksi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi, terlebih lagi sektor konstruksi sebagai penyumbang angka kecelakaan kerja tertinggi. Untuk mengatasi kecelakaan kerja yang dapat terjadi dalam sebuah proyek, dibentuklah sebuah sistem yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kecelakaan, sistem tersebut dikenal dengan nama Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja SMK3. Konsep SMK3 telah lama diterapkan di Indonesia, tetapi pada kenyataannya, angka kecelakaan yang terjadi tetap saja mengalami penambahan dari tahun ke tahun. Tentu hal ini menjadi sebuah kegagalan dari penerapan SMK3 yang seharusnya dapat mengurangi angka kecelakaan kerja. Kenyataannya, keberhasilan penerapan SMK3 juga dipengaruhi oleh tingkat kematangan keselamatan perusahaan yang menerapkan SMK3 tersebut. Ketika perusahaan berada pada tingkat kematangan keselamatan yang tinggi, budaya keselamatan yang baik akan terbentuk, sehingga SMK3 akan dapat berjalan dengan baik.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kondisi eksisting tingkat kematangan keselamatan di Indonesia, yang kemudian akan diusulkan metode pengembangan terhadap kondisi eksisting. Selanjutnya, hubungan antara tingkat kematangan keselamatan terhadap budaya yang akan mempengaruhi kinerja keselamatan dan kinerja proyek juga akan dilihat. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hubungan antara budaya keselamatan, tingkat kematangan, dan kinerja, serta metode pengembangan tingkat kematangan keselamatan.

Work safety is a phenomenon that has to be handled by the Indonesia construction sector. It is because there is a high number of work accident, moreover, construction is the highest contributor for the number of work accidents. To handle the work accident that may occurs, a system is formed, and we called it as Health, Safety and Environment System HSE system. The HSE concept has been applied in Indonesia for a long time, but still the number of work accident is increasing over years. It indicates that the HSE system has failed. In fact, the success of HSE system is affected by safety maturity level of the construction enterprises. When the safety maturity level of the company at its highest, it will create a safety culture, and will make the HSE system work properly.
The objectives of this paper are to portrait the existing condition of safety maturity level in Indonesia, and give some improvement suggestions and also to see the relation between safety maturity level and safety culture that will affect safety and project performance. The results of this paper are the relation between safety maturity level and safety culture, and methods suggested to improve safety maturity level.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Rachma Sari
"Industri konstruksi merupakan industri yang memiliki risiko pekerjaan yang tinggi. Industri konstruksi juga merupakan salah satu penyumbang angka kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Kecelakaan kerja pada proyek konstruksi dapat menyebabkan berbagai macam kerugian, untuk proyek itu sendiri, untuk perusahaan, untuk masyarakat sekitar dan juga pekerja itu sendiri, tidak jarang kecelakaan pada proyek konstruksi dapat menyebabkan kerugian bagi lingkungan. Kecelakaan kerja merupakaan bukti bahwa masih rendahnya kinerja keselamatan pada proyek konstruksi. Terdapat beberapa upaya dalam meningkatkan kinerja keselamatan salah satunya dengan meningkatan budaya keselamatan dan membentuk kepemimpinan keselamatan dari setiap individu. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pengembangan strategi dalam meningkatkan budaya keselamatan dan membentuk kepemimpan keselamatan dalam meningkatkan kinerja keselamatan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran dan sebagai upaya dalam peningkatan kinerja keselamatan konstruksi, sehingga keselamatan konstruksi menjadi budaya pada industri konstruksi melalui pendekatan kepemimpinan keselamatan.

Construction industry is one of the industries that has a high job risk, and also one of the contributors to the highest accident rate. Work accidents on construction projects can cause various kinds of losses, for the project itself, the company, for the surrounding community and also the workers themselves, construction projects can cause harm to the environment. Work accidents are evidence that safety performance is still low on construction projects. There are several efforts to improve safety performance, one of which is by increasing safety culture, and build the safety leadership on each individual. The aim on this research is to develop the strategy to improve safety culture an build safety leadership then could improve safety performance. The results of this study are expected to be a lesson and an effort to improve construction safety performance, so that construction safety becomes a culture in the construction industry through a safety leadership approach."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Budi Utama
"Tahun 2020 angka kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 221.740 kasus. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecelakaan adalah iklim keselamatan kerja. Iklim keselamatan dapat dipengaruhi oleh faktor demografi (umur, jenis kelamin, jabatan, tingkat pendidikan, dan masa kerja). Terkait dengan iklim keselamatan kerja, di PT X belum pernah dilakukan pada proyek pengelolaan alat. Proyek Y adalah pilot project pengelolaan alat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis iklim keselamatan kerja di konstruksi PT X proyek Y. Penelitian cross sectional ini menggunakan kuesioner NOSACQ-50 untuk mengukur iklim keselamatan dan wawancara untuk triangulasi dan validasi data. Total pekerja di Proyek Y adalah 114 pekerja. Semua pekerja menjadi responden kuesioner NOSACQ-50, sedangkan informan kunci terdiri dari lima orang. Tingkat iklim keselamatan kerja di konstruksi PT X proyek Y adalah 3,03 yang termasuk kategori baik. Ada perbedaan signifikan pada iklim keselamatan berdasarkan jabatan dan tingkat Pendidikan pekerja. Iklim kerja tidak berhubungan signifikan dengan umur pekerja, meskipun berhubungan signifikan dengan masa kerja.

n 2020 the number of work accidents in Indonesia reached 221,740 cases. One of the factors that influence accidents is the safety climate. The safety climate can be influenced by demographic factors (age, gender, position, level of education, and years of service). Regarding the work safety climate, PT X has never done this on an equipment management project. Project Y is a pilot project management tool. This study aims to analyze the safety climate in the construction of PT X project Y. This cross sectional study used the NOSACQ-50 questionnaire to measure the safety climate and interviews for data triangulation and validation. The total number of workers in Project Y is 114 workers. All workers became respondents to the NOSACQ-50 questionnaire, while the key informants consisted of five people. The level of work safety climate in the construction of PT X project Y is 3.03 which is in the good category. There is a significant difference in the safety climate based on the position and level of education of workers. Safety climate is not significantly related to the age of workers, although it is significantly related to years of service."
2022: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Ekasari
Depok: Rajawali Pers, 2022
613.62 RAN k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Nusa Patria
"Tren penggunaan tenaga kerja kontraktor sebagai pelaksana kerja terus meningkat, terutama pada sektor migas. Hal ini juga memperbesar tingkat resiko kesehatan dan keselamatan kerja yang dihadapi oleh kontraktor, sehingga diperlukan sebuah program untuk mengelola Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lindung Lingkungan pada perusahaan kontraktor. PT Z telah menjalankan program ini yang dinamakan Contractor Health, Environment and Safety Management (CHESM). Data tahun 2010-2011 menunjukkan kecenderungan peningkatan pada rating CHESM kontraktornya, yang dapat diartikan bahwa perusahaan kontraktor yang digunakannya semakin baik dalam melakukan pengelolaan K3LL di dalam perusahaannya. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas program ini dalam meningkatkan kemampuan kontraktornya itu, perlu dilakukan evaluasi mengenai pelaksanaan program tersebut oleh PT Z. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif dengan tujuan utama untuk mendeskripsikan suatu keadaan secara objektif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi lapangan, studi literatur dan telaah dokumen. Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat kesenjangankesenjangan dalam pelaksanaan tahapan-tahapan program, yang mempengaruhi efektifitas dari program itu sendiri. Kesenjangan lebih banyak terjadi pada saat pelaksanaan tahapan program di lapangan.

The trends using contractors manpower to carry out the work inclines from time to time, especially in oil and gas sector. This condition gives greater risks to the health and safety of contractor’s manpower, so that they need a special program to manage the health and safety of contractor’s manpower. PT Z has run this program which is called Contractor Health, Environment and Safety Management (CHESM). There was a tendency the inclination of CHESM rates of the contractors which mean the contractors have managed HES better in their working activities. It is necessary to evaluate the realization of PT Z program to know how far the effectiveness of the program in increasing the contractors ability. The Author manages descriptive research using qualitative method to describe the situation objectively as the main reason. The primary and secondary data are collected by interviewing employees, field observation, library studies and document analyses. Based on the result of the research, it is found the gaps between the theories and the realization of the program stages. It really influences the effectiveness of the program. The gaps happen more when they carry them out in the field.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Alexander Lamba
"Hasil Pemantauan dan Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (Indonesia) menunjukkan bahwa pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP 50 Tahun 2012), dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Peraturan Menteri PU No 05 / PRT / M / 2014), masih kurang aplikasi dan pemahaman, baik untuk pengguna layanan dan penyedia layanan (perencana, pengawas dan pelaksana). Selain itu, hasil pemantauan dan evaluasi juga menyimpulkan bahwa kurangnya pemahaman tugas dan tanggung jawab terkait Sistem K3 di masing-masing pihak masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemangku kepentingan dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di kementerian pekerjaan umum dan perumahan, dari mengidentifikasi pemangku kepentingan, dan mengetahui proses sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Penelitian ini terbatas pada beberapa proyek konstruksi berisiko tinggi di kementerian pekerjaan umum dan perumahan. Data dikumpulkan dari hasil studi literatur dan peraturan terkait dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian survei, studi literatur, disertai dengan adanya validasi dari para pakar. Dalam penelitian ini juga menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0 dalam menganalisis data menggunakan Structural Equation Method (SEM). Hasil dari penelitian ini adalah perencanaan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam proses sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Kementerian PUPR.

Monitoring and Evaluation Results of Occupational Safety and Health (OSH) Management Systems in Ministry of Public Works and Housing (Indonesia) shows that the implementation of Government Regulation (PP 50 Tahun 2012), and Regulation of Minister of Public Works (Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M/2014), is still lacking of application and understanding, both to service users and service providers (planners, supervisors and implementers). In addition, the results of monitoring and evaluation also concluded that the lack of understanding duties and responsibilities related to OSH Systems in each party is still lacking. This study aims to analyze stakeholders in occupational safety and health management systems in the ministries of public works and housing, from identifying stakeholders, and knowing the processes of occupational safety and health management systems.
The research is limited to some high-risk construction projects in the ministry of public works and housing. Data collected from the results of literature studies and related regulations in the implementation of construction projects. The research method used in this study is using survey research methods, literature studies, accompanied by validation from experts. In this study also uses SmartPLS 3.0 application in analyzing data using the Structural Equation Method. The result of this research is planning the involvement of these stakeholders in the process of occupational safety and health management system in the ministry of public works and housing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Wulandari
"ABSTRAK
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek yang sangat dibutuhkan meningkatkan keselamatan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dan sebagai bentuk perlindungan tenaga kerja. Ini sebagai upaya menciptakan hubungan harmoni industri. Kecelakaan kerja di sektor jasa konstruksi 32% lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lain. Salah satu daerah yang memiliki kasus kecelakaan kerja
DKI Jakarta adalah yang tertinggi. Kecelakaan kerja merajalela karena kelemahan Pengawasan K3. Pengawasan ketenagakerjaan merupakan faktor penting dalam hal ini mendukung terciptanya kepatuhan perusahaan terhadap regulasi di lapangan tenaga kerja, khususnya K3. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan supervisi K3 bidang jasa konstruksi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta pada tahun 2018. Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada konsep relasi industri, kecelakaan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, dan pengawasan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan mengumpulkan data dengan melakukan wawancara mendalam juga menggunakan dokumen dan studi pustaka sebagai data sekunder. Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan K3 dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja Pekerjaan dan transmigrasi DKI Jakarta belum optimal. Ada kendala Supervisor Disnakertrans Jakarta mengalami kekurangan kuantitas dan kualitas
dan sanksi yang tidak menimbulkan efek jera.
ABSTRACT
Occupational Safety and Health (K3) is an aspect that is urgently needed to improve worker safety in carrying out their work and as a form of labor protection. This is an effort to create industrial harmonious relations. Work accidents in the construction services sector are 32% higher than in other sectors. One area that has cases of work accidents
DKI Jakarta is the highest. Work accidents are rampant due to the weakness of OSH Supervision. Labor inspection is an important factor in this case to support the creation of company compliance with regulations in the labor field, especially K3. This study aims to explain the K3 supervision of construction services by the Jakarta Manpower and Transmigration Office in 2018. The theory used in this study refers to the concept of industrial relations, work accidents, occupational safety and health, and supervision. The approach used in this research is a qualitative approach and collects data by conducting in-depth interviews as well as using documents and literature studies as secondary data. Results The results showed that the K3 supervision carried out by the Department of Manpower, Work and Transmigration of DKI Jakarta was not optimal. There is a problem that the Jakarta Manpower and Transmigration Supervisory Supervisor is experiencing a lack of quantity and quality and sanctions that do not have a deterrent effect."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>