Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budhy Hidayat N
"ABSTRAK
Kecantikan dan kebersihan merupakan hal yang selalu menjadi perhatian
bagi manusia umumnya, dan bagi kaum wanita khususnya dan meniadi suatu
kebutuhan yang akan selalu dirasakan. Hal inilah yang membuat bisnis jasa salon
akan terus berkembang dan menjadi suatu industri yang menarik karena barrier of
entry-nya tidak terlalu tinggi. Menghadapi banyaknya pemain dalam industri salon,
maka LUTUYE mencoba untuk melayani ceruk pasar (niche), yaitu mencoba untuk
melayani pasar anak muda / ABG , yang selalu ingin tampil trendy, funky dan
mengikuti mode-mode terbaru.
LUTUYE merupakan perusahaan jasa yang bergerak di bidang salon,
yang mem-positioning-kan dirinya sebagal ?salon gaul?. Istilah ?Gaul? ini merupakan
salah satu upaya LUTUYE untuk melayani ceruk pasar dengan target market-nya
adalah kawula muda atau paling tidak semua orang yang berjiwa muda. Untuk itu ia
menetapkan strategi harga (pricing) yang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan
dengan salon sejenis. Selama ini LUTUYE telah memiliki image yang cukup positif
sebagal salon ?gaul?. Hal ini disebabkan karyawan LUTUYE dapat memberikan
penampilan ?gaul? bagi pelanggannya. Di samping itu, interior dan eksterior yang
berwama-wami ceria, fasilitas-fasilitas pendukung konsep ?gaul? seperti siaran MTV
dan musik-musik yang sedang digandrungi anak muda saat ini terus memperkuat
konsep ?gaul? yang dimiliki oleh LUTUYE.
Dalam menganalisis strategi pernasaran LUTUYE ini, penulis melakukan
suatu riset pemasaran. dimulai dari proses mendesain. mengumpulkan, menganalisis
dan terakhir menjabarkan informasi yang dìperoleh sehingga dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang yang sedang dihadapi oleh salon ini. Informasi-
informasi yang diperoleh dari riset pemasaran ini, jelas akan amat berguna untuk
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dihadapi oleh
LUTUYE, sehingga dapat ditentukan strategi pemasaran yang tepat untuk
memecahkan masalah dengan memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang ada
guna mengatasi segala kelemahan dan ancaman yang timbul.
Dari penelitian yang dilakukan terhadap 180 responden diperoleh temuan
bahwa sebagian besar pengguna jasa salon LUTUYE adalah mahasiswa dan pelajar.
yang umumnya memiliki pengeluaran per bulan yang relatif besar. Dalam hal ini
pelayanan salon yang mereka butuhkan, sebagìan besar merupakan pelayanan untuk
perawatan rambut, sementara pelayanan untuk perawatan tubuh dan perawatan muka
tidak terlalu banyak mendapatkan permintaan dari konsumen. Umumnya konsumen
LUTUYE memutuskan datang kembali ke sini karena mereka merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan, ketimbang adanya harga yang murah maupun faktor
kenyamanan.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk memenangkan persaingan dengan
pemain lainnya maka penulis memberikan beberapa saran yang mungkin bisa
dipikirkan oleh LUTUYE, seperti melakukan strategi diferensiasi (dIfferensiation)
ketimbang strategi biaya rendah (low cosit. Di samping itu promosi harus terus
dilakukan untuk mengingatkan keberadaan salon LUTUYE.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Sari M.
"Penelitian ini menyelidiki pengaruh antara soft attributes and hard attributes terhadap loyalitas pelanggan melalui mediasi kepuasan dan kepercayaan pada konteks jasa yang memiliki hubungan kontak yang tinggi, yaitu pads industri salon. Berbagai penelitian mengenai loyalitas pelanggan pada industri jasa, hasilnya menunjukkan bahwa hanya 14% perpindahan pelanggan disebabkan karena masalah kualitas jasa yang ditawarkan. Lebih dari 60% pelanggan berpindah karena mereka memiliki pengalaman negatif dengan pelayanan dari penyedia jasa. Oleh karena itu para penyedia jasa berusaha untuk mencari penyebab dari kegagalan pegawai dalam menghantarkan jasa yang ditawarkan dengan mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan. Perusahaan-perusahaan bidang jasa yang mengutamakan kedekatan dengan pelanggan akan memberikan efektifitas jasa yang lebih tinggi dan mampu untuk melakukan sesuatu dengan Iebih balk.
Adapun yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh atribut jasa terhadap loyalitas pelanggan pada industri salon. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri salon, karena karakteristik industri salon dapat mewakili karakteristik industri jasa dengan ciri mempuyai hubungan kontak yang tinggi. Responden yang digunakan adalah mahasiswi di lingkungan Universitas Indonesia. Metode yang dipakai dalam pengolahan data adalah Structural Equation Modeling (SEM), dengan perangkat lunak LISREL 8.72.
Penelitian ini membuktikan bahwa soft attributes berupa kualitas interaksi dan atmosfir salon memiliki pengaruh positif terhadap hard attribute (perceived performance excellence) sedangkan soft attribute lainnya berupa persamaan karakter tidak memiliki pengaruh positif terhadap hard attribute (perceived performance excellence). Perceived performance excellence memiliki pengaruh tidak langsung yang positif terhadap loyalitas melalui kepuasan dan kepercayaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kualitas interaksi dan atmosfir salon memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas melalui perceived performance excellence, kepuasan dan kepercayaan sedangkan persamaan karakter tidak memiliki hubungan yang positif terhadap loyalitas melalui perceived performance excellence, kepuasan dan kepercayaan.
Penelitian ini mempunyai implikasi penting bagi penyedia jasa. Bahwa kesuksesan hubungan bukan hanya dilihat dari keberhasilan dalam pemberian jasa inti yang ditawarkan (misalnya dalam industri salon pemotongan rambut dan pewarnaan rambut oleh penata rambut) tapi juga meliputi aspek personal dalam suatu hubungan. Membangun hubungan jangka panjang antara pelanggan dan penyedia jasa menjadi bagian yang sangat penting dalam sebuah bisnis. Selain itu atribut jasa seperti atmosfir salon hares diperhatikan oleh penyedia jasa karena dapat mempengaruhi perilaku pelanggan.

The purpose of this research is to explore the effect of soft attributes (e.g. social and relational attributes) on hard attributes (e.g. core attribute performance) in a high contact service context, namely in the hair care service environment. Recent research on customer loyalty in service industries, however, shows that only 14% of customers who defect from service business do so because of problems wih the quality of the services they offer. Greater than two-thirds defected because of negative experiences with service personnel. Service providers may seek to address the problem associated with the human side of service delivery by developing closer relationships with the customers. Service firm that value customer closeness are able to provide higher levels of service effectiveness, the ability to do the right things.
The main problem of this research is hows the effect of service attributes on loyalty in beauty salon industry. This research use beauty salon industry in high contact service context, respandets are female college student in University of Indonesia. Stuctural equation modelling used to analised the data and used Lisrel 8.72.
Results of this research: revelation of positif link between soft attributes such as interaction quality and store atmosphere on hard attributes (perceived performance excellence) but characteristic similarity does not have posit ?f effect on hard attributes (perceived performance excellence). Perceived performance excellence had an indirect effect on loyalty that was mediated by satisfaction and trust. Therefore, conclusion of the research is interaction quality and store atmosphere had an indirect effect on loyalty that was mediated by perceived performance excellence, satisfaction and trust while characteristic similarity does not have positif effect on loyalty through perceived performance excellence, satisfaction and trust.
This reseach has important implications for service providers. Successful customer relationships are a function of not only the successful completion of the core service being offered (i.e the hair cut and color by the hair stylist), but also a function of the personal aspects of the relationship. Moreover, with the number of competitive offerings increasing in the various service industries, developing a lasting relationship with the customers has become even more important. Another service attribute such as store atmosphere should be noticed by providers cause it have effect on human behaviour."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T17848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Radtu Shania
"Profil Perusahaan Lassy Beauty adalah salah satu brand jasa kecantikan di Jakarta yang didirikan sejak 2018. Lassy Beauty berada dalam klasifikasi salon dengan layanan lengkap. Brand ini menawarkan sekitar 78 jenis jasa, yang terdiri dari perawatan rambut, kulit kepala, bulu mata, wajah, badan, kuku, dan penghilang bulu. Penggunaan jasa tersebut dapat dilakukan konsumen dengan cara mendatangi langsung lokasi studio atau dengan melakukan layanan panggilan ke rumah. Bentuk pemasaran yang dilakukan oleh Lassy Beauty sampai saat ini adalah pengelolaan media sosial, pemasangan Instagram Ads, dan penggunaan promosi diskon. Analisis Situasi Hasil analisis internal menunjukkan bahwa Lassy Beauty menawarkan jasa kecantikan yang sangat lengkap dan memberikan opsi untuk konsumen dalam menggunakan jasanya, namun Lassy Beauty belum mengomunikasikan keunikan tersebut secara maksimal pada kanal komunikasinya. Sedangkan, dari analisis eksternal, Lassy Beauty sebagai salah satu brand jasa kecantikan memiliki peluang yang tinggi pada pasar perempuan Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena perempuan Indonesia telah memiliki kebiasaan menggunakan jasa kecantikan sejak remaja. Namun, Lassy Beauty dihadapkan dengan sebuah tantangan terkait kekhawatiran penggunaan jasa kecantikan akibat keadaan pandemi COVID-19. Rumusan Masalah Lassy Beauty memiliki permasalahan utama terkait komunikasi pemasaran dalam bentuk rendahnya brand awareness oleh khalayak sasaran. Khalayak sasaran juga belum mengetahui diferensiasi Lassy Beauty dari brand lainnya pada kategori jasa sejenis. Tujuan 1. Meningkatkan kesadaran khalayak sasaran mengenai keberadaan Lassy Beauty; 2. Menciptakan positioning untuk Lassy Beauty pada benak khalayak sasaran dengan cara mengomunikasikan diferensiasi Lassy Beauty dari kompetitor. Khalayak Sasaran 1. Demografis: perempuan berusia 18 sampai 25 tahun, mahasiswa dan pegawai, dan tergolong dalam SEC Middle-Upper. 2. Geografis: berdomisili di Jadetabek, khususnya Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. 3. Psikografis: peduli dengan penampilan fisik, senang bersosialisasi, beauty-enthusiast, dan experience-seeker. 4. Perilaku: menggunakan jasa kecantikan sebagai rutinitas dalam merawat diri maupun sebagai hiburan, menggunakan media online dan media sosial secara aktif, dan melakukan variety-seeking. Program Program kampanye ‘Cherish Beauty Without Worries’ telah disusun berdasarkan model perilaku konsumsi AISAS untuk menjawab masalah yang dimiliki Lassy Beauty terkait brand awareness. Program kampanye ini memiliki beberapa kegiatan, yaitu: pemasangan iklan pada media sosial, pengadaan kerja sama dengan KOL, pengoptimalan media sosial dengan tiga konten utama (konten “Beauty Anywhere, Anytime!”, “Beauty of Any Kind!”, dan hygiene), peluncuran website, pemanfaatan WhatsApp Business, dan pengadaan giveaway untuk mendorong produksi ulasan. Pesan Kunci “Lassy Beauty menyediakan pengalaman tanpa rasa khawatir dimanapun dan kapapun dalam menjaga dan menghargai kecantikan luar dan dalam dirimu.” Jadwal Januari – Juni 2022. Anggaran Rp23.539.371 untuk enam bulan. Evaluasi Input: memastikan setiap kegiatan terlaksana sesuai dengan perencanaan; Output: memantau dan memastikan secara rutin setiap pelaksanaan kegiatan; Outcome: memeriksa dan mengevaluasi hasil dan dampak dari setiap pelaksanaan kegiatan.

Profil Perusahaan
Company Profile Lassy Beauty is a beauty service brand from South Jakarta that was founded in 2018. Lassy Beauty is classified as a full-service salon. This brand has around 78 kinds of services, from hair, scalp, eyelash, face, body, nail, to hair removal treatments. Consumers can use these services by going directly to the studio location or by ordering home service. The channels of marketing used by Lassy Beauty are social media, Instagram Ads, and discount promotions. Situation Analysis The result of the internal analysis shows that Lassy Beauty offers a variety of beauty services and provides location options for consumers, but Lassy Beauty has not communicated this uniqueness optimally on its communication channel. Meanwhile, from external analysis, Lassy Beauty as a beauty service brand has a high opportunity in the Indonesian women's market. It is because Indonesian women have had the habit of using beauty services since a young age. However, Lassy Beauty faced a challenge related to concerns about using beauty services due to the COVID-19 pandemic. Problem Statement Lassy Beauty has a problem related to marketing communication in the form of low brand awareness by the target audience. The target audience also does not know the uniqueness of Lassy Beauty compared to brands with similar services. Goals 1. Increasing awareness from the target audience regarding the existence of Lassy Beauty; 2. Creating a positioning for Lassy Beauty in the target audience's mind by communicating Lassy Beauty's differentiation from competitors. Target Audience 1. Demographic: women aged 18 to 25 years old, students and employees, and belonging to the SEC Middle-Upper. 2. Geographic: domiciled in Greater Jakarta, particularly South Jakarta and South Tangerang. 3. Psychographic: cares about physical appearance, likes to socialize, beauty-enthusiast, and experience-seeker. 4. Behavior: using beauty services as a self-care routine and as an entertainment, using online media and social media actively, and do variety-seeking. Program The 'Cherish Beauty Without Worries' campaign program has been developed based on the AISAS consumption behavior model to answer Lassy Beauty's problem related to brand awareness. This campaign program has several activities, i.e.: advertising on social media, establishing cooperation with KOL, optimizing social media with three main contents (“Beauty Anywhere, Anytime!”, “Beauty of Any Kind!”, and hygiene content), website launch, use of WhatsApp Business, and perform giveaway activity to encourage review production. Key Message “Lassy Beauty provides a worry-free experience anywhere and anytime to cherish your inner and outer beauty.” Schedule January – June 2022. Budget Rp23.539.371 for six months. Evaluation Input: ensure that every activity is executed according to the plan; Output: monitor and ensure routinely every activity implementation; Outcome: examine and evaluate the results and impacts of each activity implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library