Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Devita Djajasinga
"Sekolah merupakan tempat pengembangan pengalaman bagi kehidupan remaja termasuk di dalamnya pemilihan vokasional. Keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan memiliki peranan yang panting dalam mengarahkan pilihan vokasional remaja. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu alternatif bagi remaja untuk meneruskan pendidikan lanjutan. Salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan kejuruan adalah short education yaitu penyelenggaran pendidikan kejuruan harus dapat dilaksanakan secepat mungkin Hal ini dimaksudkan agar pendidikan kejuruan menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu pemilihan jurusan pada Sekolah Menengah Kejuruan hams disesuaikan dengan minat pekerjaan dari siswa yang akan masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan tersebut. Minat merupakan salah sate faktor yang menjadi pertimbangan dalam menjuruskan siswa dalam satu program studi tertentu. Namun saat ini belum ada alat ukur yang mengukur minat kejuruan secara spesifik dalam sate kelompok Sekolah Menengah Kejuruan.
Sekolah Menengah Kejuruan kelompok manajemen dan bisnis menghasilkan lulusan yang memiliki lapangan pekerjaan yang luas dan dibutuhkan oleh pasar. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk membuat suatu alat ukur dengan item-item yang valid dan reliable untuk mengukur minat kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan khususnya kelompok Manajemen dan Bisnis. Alat ukur minat kejuruan ini disusun mengacu pada teori minat yang dikembangkan oleh Holland (1973) yang membagi minat ke dalam enam golongan yaitu: Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional. Penggolongan minat ini dilandaskan pada enam tipe kepribadian atau kombinasi dari enam tipe tersebut, lingkungan pekerjaan yang disesuaikan dengan tipe kepribadian, serta interaksi antara kepribadian seseorang dan karakteristik dari lingkungan kerjanya.
Salah satu cara untuk mengetahui minat seseorang menurut Super dan Crites (1958) adalah dengan melakukan inventarisasi minat yang diperoleh melalui kuisioner berisi pilihan atau preferensi daftar pekerjaan atau kegiatan wilayah yang berbeda yaitu Jakarta (SMK Tarakanita), Jawa Barat (SMK Putra Bangsa), dan Lampung (SMKN Bandarlampung). Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus chi-square yang dihitung secara manual, sedangkan untuk perhitungan reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Kendall yang dilakukan melalui SPSS IO.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa alat ukur minat ini terdapat 9 item yang tidak valid dan 1 item yang valid. Sedangkan untuk uji reliabilitas terdapat 9 item yang tidak reliabel dan I item yang reliabel. Sehingga jika ditarik kesimpulan secara keseluruhan hanya terdapat 1 item yang valid dan reliabel dalam mengukur minat kejuruan dengan kriteria penjurusan. Item-item yang tidak valid mungkin disebabkan oleh pilihan yang dibuat bukan berdasarkan minat tapi lebih pada kemampuan melaksanakan tugas, kurang meratanya bobot tugas dalam satu situasi, serta belum stabilnya minat dari responden. Oleh sebab itu disarankan untuk meminta masukan dari pihak sekolah untuk menilai isi (content) dari alat ukur yang dibuat sebagai analisa kualitatif Selain itu jika diadakan pengukuran Janjutan disarankan untuk menambah jumlah item, memperbaiki item yang buruk, serta memberikan instruksi baik secara lisan maupun tulisan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Indah Noviyanti
"Minat menjadi faktor penting dalam pemilihan jurusan maupun pemilihan pekerjaan atau karir seseorang. Oleh karena itu seseorang perlu mengetahui minatnya agar is dapat memilih jurusan di sekolah ataupun pekerjaan yang disukainya. Tidak hanya bagi siswa SMA, siswa SMK juga perlu melakukan pemilihan jurusan yang sesuai dengan minatnya. Pentingnya mengetahui minat bagi siswa SMK saat pemilihan jurusan terkait dengan adanya tuntutan bahwa lulusan SMK harus siap memasuki lapangan pekerjaan atau dunia usaha dan industri sesuai bidang keahlian yang dimilikinya. Apabila siswa tersebut memilih jurusan yang sesuai dengan minatnya maka ia akan semakin termotivasi dalam belajar sehingga pada alchirnya akan mampu menguasai keterampilan yang dimilikinya dan menerapkannya. Dengan melihat pentingnya mengetahui arah minat bagi calon siswa SMK pada saat pemilihan jurusan yang dilakukan saat penerimaan siswa Baru, maka peneliti merasakan pentingnya suatu inventori minat bagi siswa SMK.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 26 Jakarta yang merupakan SMK kelompok TeknoIogi dan Industri. Kelompok ini merupakan salah satu kelompok program yang cukup stabil dan diramalkan akan mengalami perkembangan yang wajar. Selain itu, SMK Negeri 26 Jakarta merupakan SMK percontohan untuk wilayah Jakarta sehingga memiliki jurusan yang lengkap.
Hasil uji reliabilitas menggunakan Teknik korelasi rank Spearman yang diolah dengan program SPSS versi 10 for Windows menunjukkan bahwa terdapat empat pasang pernyataan tugas yang terbukti tidak reliabel dan 86 pasang pernyataan tugas terbukti reliabel dengan koefisien reliabilitas berkisar antara 0,023 sampai 0,483. Pemyataan tugas yang terbukti reliabel, yaitu pada Teknik Listrik Industri situasi (item) B, C dan D serta pada Teknik Mesin Perkakas situasi (item) A, C dan D. Adapun rentang koefisien reliabilitas berkisar antara 0,023 sampai 0,483 mengindikasikan bahwa kebervariasian skor inventori minat kejuruan ini yang mencerminkan kondisi responden yang sebenarnya atau minat kejuruan responden sebesar 2,3% sampai 48,3%, sedangkan sebesar 51,7% sampai 97,7% terkait dengan kesalahan dalam pengukuran. Hasil uji validitas inventori minat kejuruan SMK kelompok Teknologi dan Industri menunjukkan hanya satu situasi (item) B yang terbukti valid, sedangkan situasi (item) A, C, D, E dan F terbukti tidak valid.
Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih luas di beberapa SMK kelompok Teknologi dan Industri (STM) dan meliputi siswa kelas 1, 2 dan 3 dengan rentang usia 16-18 tahun. Selain itu, perlu dilakukan perbaikan terhadap pernyataan tugas Teknik Listrik Industri pada situasi (item) B, C dan D serta pernyataan tugas Teknik Mesin Perkakas pada situasi (item) A, C dan D yang terbukti tidak reliabel. Penelitian selanjutnya juga perlu memperhatikan proses pengadministrasian tes terutama yang terkait dengan kondisi ruang tes dan posisi duduk responden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiah Gadih Ranti
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengembalian investasi
pendidikan menengah antara sekolah menengah umum (SMA) dan sekolah
menengah kejuruan (SMK) dengan melakukan estimasi fungsi penghasilan
Mincer menggunakan metode two step Heckman. Proses pengolahan data diawali
dengan menganalisis probabilitas pilihan bersekolah anak dengan model
Multinomial Logit. Dari data Susenas 2013, ditemukan bahwa probabilitas pilihan
bersekolah di tingkat menengah meningkat jika individu mempunyai orang tua
dengan pendidikan tinggi dan memiliki pengeluaran rumah tangga yang tinggi.
Analisis return pendidikan antara lulusan SMA dan SMK menemukan bahwa
tingkat pengembalian investasi sekolah menengah kejuruan (SMK) lebih tinggi
dibandingkan tingkat pengembalian investasi sekolah menengah umum (SMA).

ABSTRACT
This research aims to analyze rates of returns to secondary education between
General Secondary Education and Vocational Secondary Education by estimating
Mincerian Earnings Function using two step Heckman method. The data
processing starts by analyzing the probability of student school choice with
Multinomial Logit Models. From the data of Susenas in 2013, found that the
probability of school choice at the secondary level increases if the individual has a
parent with high education and high household expenditure. Analysis of
educational return between General Secondary Education and Vocational
Secondary Education graduates finds rates of returns to Vocational Secondary
Education is higher than General Secondary Education, This research aims to analyze rates of returns to secondary education between
General Secondary Education and Vocational Secondary Education by estimating
Mincerian Earnings Function using two step Heckman method. The data
processing starts by analyzing the probability of student school choice with
Multinomial Logit Models. From the data of Susenas in 2013, found that the
probability of school choice at the secondary level increases if the individual has a
parent with high education and high household expenditure. Analysis of
educational return between General Secondary Education and Vocational
Secondary Education graduates finds rates of returns to Vocational Secondary
Education is higher than General Secondary Education]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Alfian Maulana
"Pendidikan sebagai salah satu bagian penting dalam pembangunan ekonomi telah dicanangkan sebagai tujuan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu peningkatan kualitas pendidikan menjadi perhatian pemerintah dari tahun ke tahun. Namun, kebijakan pemerintah yang menetapkan reformasi pendidikan berupa penerapan ujian yang ketat bernama Ujian Nasional (UN) sejak tahun 2005 untuk meningkatkan performa siswa nyatanya telah gagal. Selama tahun 2006-2012 hasil survei PISA menunjukkan kemampuan matematika siswa Indonesia cenderung menurun. Alternatif pilihan pemerintah untuk mereformasi pendidikan Indonesia adalah dengan menerapkan market-type reform. Pendekatan ini mendorong lebih banyak pilihan sekolah negeri dan swasta dan menginsentif sekolah untuk berkompetisi satu sama lain. Dengan menggunakan data cross-section tahun 2015 dari seluruh sekolah menengah atas (SMA) di Provinsi DKI Jakarta, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bukti empiris adanya pengaruh persaingan terhadap output sekolah. Estimasi dilakukan dengan menggunakan estimasi OLS dengan nilai UN menjadi variabel dependen, tingkat persaingan sebagai variabel independen, dan beberapa karakteristik sekolah yang bersangkutan sebagai variabel kontrol. Adapun tingkat persaingan yang digunakan sebagai variabel independen adalah Hirschman-Herfindahl Indeks (HHI), gravity-based school competition index, dan nilai UN sekolah lain dalam satu kecamatan. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dengan indikator HHI, sekolah yang berada di wilayah (kecamatan) dengan tingkat persaingan tinggi maupun rendah sama-sama tidak mempengaruhi kualitas output sekolah. Namun, indikator gravity-based school competition index dan rata-rata UN sekolah lain (peer effects) memperlihatkan hasil bahwa sekolah terinsentif dengan persaingan sekolah.

Education, as an important part of economic development, has been proclaimed as the goal of the Republic of Indonesia. Therefore, improving the quality of education has become the attention of the government from year to year. However, government policies to reform education by conducting rigorous exam called the National Examination (UN) since 2005 to improve the performance of students, in fact, have failed. During 2006-2012, PISA survey results demonstrate the tendency of mathematical ability of Indonesian student to decrease. An alternative option to reform education in Indonesian is to implement a market-type reform. This approach encourages more choice of public and private schools and gives an incentive for schools to compete with each other. By using cross-section data in 2015 of all senior high schools (SMA) in Jakarta, this study aims to find empirical evidence of the influence of competition on schools' output. The estimation uses OLS with UN scores as the dependent variable, the level of competition as an independent variable, and some characteristics of the schools as control variables. The level of competition used as the independent variable is the Herfindahl-Hirschman Index (HHI), gravity-based school competition index, and the score of another UN school in the district. The HHI indicator shows that neither school in a district with high or low level of competition affects the output quality of the school. Meanwhile, the gravity-based school competition index and other school national examination score (peer effects) results show that schools are encouraged by the competition of schools nearby."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Foskett, Nicholas
London: Routledge, 2001
373.18 FOS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Nurfakihiswara, auhtor
"ABSTRAK
Studi ini meneliti determinan dari kualitas pendidikan dalam SMA Negeri dan Swasta di Jakarta. Menggunakan dataset individu sekolah dan teknik regressi panel fixed effect, studi ini menggambarkan analisis terhadap karakteristik sekolah (rasio siswa guru, tingkat pendidikan guru, pengalaman guru, penerimaan sekolah, dan kondisi sekolah). Penelitian ini menyimpulkan bahwa rasio siswa guru memiliki peran penting dalam pencapaian siswa. Namun, tingkat pendidikan guru, pengalaman guru, penerimaan sekolah, dan kondisi sekolah (lingkungan, akreditasi, dan kondisi bangunan) tidak menjelaskan kualitas pendidikan pada suatu sekolah. Selain itu, penelitian ini juga menyajikan analisis deskriptif yang menunjukkan ketimpangan dari nilai ujian dan rasio kelulusan ? ketidaklulusan berbasiskan koefisien Gini di tingkat provinsi.

ABSTRACT
This study investigates the determinants of school quality within public and private senior high school in Jakarta. Using individual school dataset and fixed effect panel regression technique, this paper provides an analysis of school characteristics (student-teacher ratio, teacher education level, teacher experience, school?s income, and school?s condition). This research concludes that student-teacher ratio plays an important role in student achievement. However, teacher education level, teacher experience, income of the school, and condition of the school (environment, accreditation, and building condition) do not describe the quality of education on a school. In addition, this research also provides a descriptive analysis showing inequality of exam score and graduated ? not graduated ratio based on Gini coefficient in province level.
"
2016
S64121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library