Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Secara umum masyarakat Jawa Barat pada masa kini menyebut sinden untuk menunjuk kepada pelaku sekar,vokal atau penyanyi dalam pertunjukan kliningan atau wayang golek yang secara historis berasal dari kata ronggeng ,yaitu penari perempuan pada pertunjukan tayuban,ketk tilu,doger,telebung ngapung,belentuk ngapung,ronggeng gunung, ronggeng ketuk dan tari-tarian hiburan rakyat sejenisnya
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The shadow effect of leather puppet's movements on the screen can be used to determine performance quality of the puppet and the creativity of a puppeter....."
ITJOICT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Sasongko
"Tesis ini menganalisis fenomena keberadaan tokoh Babadook bukan sebagai fenomena spiritiual. Sebagai film horor, naratif film The Babadook digerakkan oleh hubungan antara tokoh Amelia, sebagai Ibu yang tak bisa menerima kematian suaminya, dan keberadaan Samuel, anaknya. Dalam analisis, nantinya tesis ini akan menunjukkan bahwa fenomena keberadaan Babadook merupakan akibat dari permasalahan psikis tokoh Amelia yang berhubungan dengan animus dan shadow. Analisis dalam tesis ini menggunakan teori psikologi analitik Carl Gustav Jung, untuk membuktikan bahwa tokoh Babadook merupakan fenomena yang bersumber dari permasalahan psikis tokoh Amelia.

This thesis analyzes the existence of Babadook, not as a spiritual phenomenon. As a horror movie, the narrative in The Babadook is driven by the relationship between Amelia, as a mother who cannot accept her husband?s death, and the presence of Samuel, her son. In the analysis, this thesis will point out that the existence of Babadook is a result of Amelia?s pschye problem that is related to the concept of animus and shadow. This thesis used Carl Gustav Jung?s analytical psychology to prove that Babadook is a phenomenon that comes from Amelia?s psyche problem."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
15-18-888254615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alit Djajasoebrata
Amsterdam: The Pepin Press, 1999
R 791.53 ALI s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Kanti W. Walujo
Surabaya: Faculty of Communication. University of Dr. Soetomo Surabaya, 1995
791.53 KAN w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Raniska Mitra Hapsari
"Penelitian ini memfokuskan untuk membahas salah satu judul lakon wayang, yaitu lakon Wahyu Purba Sejati. Penelitian ini akan mengkaji makna Wahyu Purba Sejati dalam konteks budaya Jawa. Teori yang digunakan adalah teori interpretasi. Lakon Wahyu Purba Sejati termasuk dalam jenis lakon yang berdasarkan pada judul lakon. Dalam lakon jenis wahyu, judul lakonlah yang menjadi inti cerita dari lakon tersebut, yaitu pemberian wahyu atau anugrah dari dewa kepada manusia (raja, pendeta, ksatria) tertentu karena manusia tersebut telah berhasil atau telah berjasa kepada dewa.
Dalam usaha untuk meraih keberhasilannya itu manusia melakukan berbagai macam cara untuk meraih perhatian para dewa dan cara-cara tersebut memiliki makna-makna tertentu (tekstual dan kontekstual). Wahyu Purba Sejati berwujud sukma dari Ramawijaya (purba) dan Laksmanawidagda (sejati dan wahdat). Wahyu purba menjelma kepada Kresna, wahyu sejati menjelma kepada Arjuna, dan wahyu wahdat menjelma kepada Baladewa.

This study discusses about the meaning of Wahyu Purba Sejati in Javanese culture. The focus of this study is to discuss one of the shadow puppet play, Wahyu Purba Sejati. This study will be reviewing the meaning of Wahyu Purba Sejati in Javanese culture context (textual and contextual). Interpretation theory used for this study. The Wahyu Purba Sejati play included in the type of play that is based on the title of the play. In wahyu play, title is the core of the story from the play, which is giving revelation from God to human (king, priest, knight) because human has been done or has good contribution to God.
In order to get its triumph, human did many ways to get God attention and the ways have particular meanings (textual and contextual). Wahyu Purba Sejati?s appearances are the spirit of Ramawijaya (purba) and Laksmanawidagda (sejati and wahdat). Purba revelation incarnated to Kresna, sejati revelation incarnated to Arjuna, and wahdat revelation incarnated to Baladewa.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42714
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Septiyani
"Gunungan wayang kulit adalah salah satu perlengkapan yang sangat penting dalam pertunjukan wayang kulit. Gunungan wayang kulit memiliki beberapa gagrag atau gaya, seperti gagrag Yogyakarta, gagrag Banyumas, gagrag Surakarta, gagrag Cirebon, dan sebagainya. Gunungan wayang kulit dengan berbagai macam gagrag memiliki simbol yang berbeda-beda satu sama lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan apa saja yang terdapat pada gunungan wayang kulit gagrag Yogyakarta dan gagrag Banyumas dengan metode analisis. Hasil penelitian ini berupa perbedaan makna simbolik yang terdapat pada gunungan wayang kulit gagrag Yogyakarta dan gagrag Banyumas.

There is one important property called gunungan in shadow puppet’s show. Gunungan shadow puppet’s have some gagrag or style, such as gagrag Yogyakarta, gagrag Banyumas, gagrag Surakarta, gagrag Cirebon, etc. Gunungan shadow puppet’s with various gagrag have different symbols from each other. This study aims to find out what the differences between gunungan gagrag Yogyakarta and gagrag Banyumas using analysis method. This result in the form of differences in symbolic significance contained in gunungan shadow puppet’s Yogyakarta and Banyumas.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Prawita
"Latar belakang penelitian ini adalah untuk memaparkan pertunjukan Wayang Potehi secara jelas mulai dari asal-usul Wayang Potehi, penjelasan mengenai pertunjukan Wayang Potehi serta fungsi pertunjukan Wayang Potehi. Selain itu latar belakang dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa eksistensi pertunjukan Wayang Potehi di Jakarta masih ada sejak masa kolonial hingga saat ini meskipun peminatnya mengalami penurunan dan sempat tidak diizinkan untuk tampil di depan publik semasa zaman orde baru, serta membuktikan bahwa pemain Wayang Potehi yang bukan masyarakat Tionghoa tidak terpengaruh dengan adanya stereotip negatif tentang msayarakat Tionghoa di Indonesia. Adapun manfaat penelitian ini adalah manfaat praktis yang dapat memberikan sumbangan pemikiran, berupa pengetahuan mengenai pertunjukan Wayang Potehi dan perkembangannya mulai dari masa kolonial sampai saat ini dan manfaat teoritis yang diharapkan dapat menjadi penjelasan nyata yang bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan penulisan dan pemikiran. Berdasarkan penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pertunjukan Wayang Potehi merupakan kesenian yang telah berakulturasi dengan kebudayaan Jawa, dalam perkembangannya ia telah melakukan beberapa perubahan dalam pertunjukannya untuk dapat menyesuaikan dengan kebudayaan setempat. Sampai saat ini pertunjukan Wayang Potehi masih sering digelar meskipun mengalami penurunan jumlah penonton.

The background of this research is to explain Wayang Potehi show clearly starting from the history of Wayang Potehi, explanation about Wayang Potehi show and the function of the show. Besides that, the background of this research is to to prove that the existence of Wayang Potehi show has been on going since colonial era until now, although the number of interested person is declining and even once upon a time, it was not allowed to perform in public show in new order era, and also to prove that the player of Wayang Potehi who are not Chinese, are not affected by the negative stereotype about Chinese society in Indonesia. As for the benefit of this research is beneficial practice which can provide thoughtful contribution of knowledge about Wayang Potehi Show and its development since colonial era until now and theoretical benefits which is expected to be an actual explanation that has benefits to the readers as a writing material and thought. Based on this research, it can be concluded that Wayang Potehi show is the culture that has been acculturated with Java culture, in its development it has made some changes in the show to adapt with the local culture. Although the number of audience is decreasing, but Wayang Potehi show is still performed until now.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wilbert Tahir
"Semakin meningkatnya dan semakin majunya teknologi yang ada saat ini tidak akan lepas dari kebutuhan akan listrik. Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting sehingga ketersediaan sumber energi listrik perlu dijaga agar tetap tersedia. Salah satu sumber energi yang dapat menghasilkan energi tak terbatas dan bebas digunakan dalam jumlah yang tak terhingga adalah matahari. Energi matahari dapat dikonversikan menjadi energi listrik menggunakan sel surya. Dalam pengunaan panel surya tidak dapat dihindari gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada panel surya tersebut. salah satu jenis gangguan itu adalah bayangan.
Skripsi ini membahas tentang bagaimana pengaruh bayangan terhadap besarnya luas permukaan panel surya yang tertutup. pengujian dilakukan dengan mengukur keluaran tegangan dan arus akibat adanya bayangan pada panel surya.
Hasil pengujian menunjukkan bayangan pada panel surya sangat berpengaruh terhadap perubahan nilai arus dari panel surya namun, pengaruhnya kecil terhadap perubahan nilai tegangan keluaran. Dengan besar penurunan tegangan saat penutupan bayangan secara array yaitu 0%; 3,2%; 14,26%; 24,82%: 34,23% dan penurunan arus yaitu 0%; 94%; 99,32%; 99,61%; 99,74%. Kemudian, besar penurunan tegangan saat penutupan bayangan secara string yaitu 0%; 5,94%; 12,08%; 20,3% dan penurunan arus yaitu 0%; 1,41%; 4,7%; 98,71%. Penurunan arus terbesar terjadi saat penutupan bayangan secara array dengan nilai penurunan yaitu 99,74%.

The increasing and advancing technology that exists today will not be separated from the need for electricity. Electricity has become one of the most important human needs so that the availability of electrical energy resources needs to be maintained to remain available. One source of energy that can produce unlimited energy and is free to use in infinite quantities is the sun. Solar energy can be converted into electrical energy using solar cells. In the use of solar panels can not be avoided disturbances that may occur in the solar panel. one type of disorder is a shadow.
This thesis discusses how the effects of shadows on the surface area of a solar panel are closed. testing is done by measuring the voltage and current output due to the shadow on the solar panel.
The test results show that the shadows on solar panels greatly influence changes in the current value of solar panels, however, the effect is small on changes in the value of the output voltage. The amount of voltage drop when the shadow closure is array are 0%; 3.2%; 14.26%; 24.82%: 34.23% and the decrease in current are 0%; 94%; 99.32%; 99.61%; 99.74%. Then, the amount of voltage drop when the shadow closure is string are 0%; 5.94%; 12.08%; 20.3% and a decrease in current are 0%; 1.41%; 4.7%; 98.71%. The biggest decrease in flow occurs when the shadow closure in an array with a decrease value of 99.74%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Ayu P.T.H.
"Artikel ini adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan sistem, jenis, dan fungsi dari sistem sapaan dalam wayang kulit jawa. Subjek yang diteliti adalah rekaman pertunjukan wayang kulit yang berjudul cantrik durna dilakukan oleh timbul hadiprayita sebagai dalang. Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif. Data penelitian diperoleh dengan teknik menyimak dan menuliskan serta dianalisis dengan menggunakan interretasi kontekstual. Jasil penelitian ini adalah sebagai berikut: sistem sapaan dalam wayang kulit terdiri dari aspek (1) Hubungan antara penyapa dan tersapa, (2) jenis kelamin, (3) latar (tempat, waktu, dan suasana), (4) penghormatan, dan (5) pelaku/pekerjaan."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 JIKKT 5:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>