Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fidhia Almaida
"Pertunjukan musik internasional di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta saat ini semakin marak Maraknya pertunjukan musik ini dilihat sebagai peluang bagi pihak tertentu yaitu promotor untuk menjadikannya sebagai suatu industri hiburan Syarat bagi para penggemar untuk dapat menyaksikan musisi idolanya tersebut secara langsung adalah kepemilikannya akan tiket masuk area pertunjukan musik Cara untuk memperoleh tiket yang paling dikenal di masyarakat adalah melalui agen tiket resmi dan pembelian melalui calo Namun berbagai aturan dan larangan membatasi adanya praktik percaloan karena dianggap merugikan atau mengurangi keuntungan organisasi penyelenggara Pada kenyataannya dapat dilihat bahwa sampai saat ini profesi calo masih ada dan cenderung langgeng di antara ketidakleluasaan dalam kegiatannya mdash yakni jual beli tiket pertunjukan musik Melalui paradigma jaringan sosial penelitian ini menemukan bahwa hubungan hubungan sosial yang dibina pada jaringan percaloan tiket pertunjukan musik internasional di GBK ini memberikan keleluasaan baru bagi profesi calo Calo dalam hal ini menduduki posisi yang fungsional Pemeliharaan hubungan sosial melalui pertukaran sumber daya negosiasi aturan dan pengaktifan peran pada jaringan yang dilakukan antara aktor pada jaringan percaloan tiket pertunjukan musik mancanegara di GBK ini menjadi modal sosial dalam memperoleh sumber daya tiket Dengan demikian percaloan menjadi alternatif bagi pelayanan ketersediaan tiket pertunjukan musik internasional di GBK.

International music showcase in Indonesia especially in Jakarta increasingly widespread The flare of international music showcase is seen as an opportunity for certain people mdash the promoters mdash to make it as an entertainment industry The promoter was charged in inviting foreign musicians to fulfill fans'demands who wants to see their idols performs on stage The requirement for fans to be able to watch their idol's live performance is the ownership of entrance ticket to the venue The most popular methods to acquire entrance ticket is through purchasement by official ticket agents and scalpers However rules and restriction limiting the practice of scalping as it is detrimental and reducing showcase's organizer's benefits In fact as we can see that scalping as an occupation is likely to persist between all constraints in their activities mdash i e selling and buying tickets Through Social Network Paradigm this research found that the maintenance of social relations in ticket scalping network provides new flexibility to scalper's activities Scalpers'here holds a functional role Social relations which maintained by the exchange of resources rules negotiation and the activation of roles carried out between actors in this network become social capital in obtaining resources Thus scalping become an alternative for showcase's audience to obtain entrance tickets "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S44630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1970
157.7 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 1989
177 ETI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Halerry Emillia Yusuf
"Orang-orang dari beragam etnis memegang keyakinan dalam melihat representasi budaya lainnya, seperti stereotip. Seperti etnis timur yang dianggap memiliki kinerja lebih baik dalam keterampilan matematika daripada orang etnis barat. Social loafing digunakan sebagai asosiasi kinerja mereka berdasarkan etnis stereotip untuk melihat performa mereka. Sebanyak 40 siswa dikumpulkan dalam 2 etnis (etnis: Timur atau Barat) dengan 2 kondisi (kondisi tugas: individu atau kelompok) kelompok independen desain yang bertujuan untuk menyelidiki apakah ada efek social loafing dalam keterampilan matematika antara orang-orang dari etnis timur dan barat. Hasil menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan dari social loafing yang berlaku pada kelompok barat, dan ditemukan bahwa stereotip peserta etnis timur menunjukkan akurasi yang lebih baik dalam kemampuan matematika dibandingkan dengan etnis barat. Penelitian ini juga berlaku untuk rekrutmen kerja dalam hal kemampuan matematika.

People from different ethnicities have beliefs that held by others culture representation, such as stereotyping. Eastern, are perceived to have better performance in mathematical skill than Western people. Social loafing will be used as an association of their performance based on ethnicity stereotyping to see their involvement. A total of 40 students were gathered in a 2 (ethnicity: Eastern or Western) by 2 (task condition: individual or group) independent group designs aiming to investigate whether there is social loafing effect in mathematical skill between people from Eastern and Western countries. Result concludes there is no relationship of social loafing in group effect found within stereotyped ethnicity of Eastern participants to show better accuracy in mathematical ability. The current study is also applicable for workplace recruitment in terms of mathematical ability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Methuen & Co. LTD, 1965
302.028 RES
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jahoda, Marie
New York: Dryden Press, 1955
309.1 JAH r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Hernes
"Intervensi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi warga desa Sumurugul melalui pembangunan jaringan sosial dengan pengusaha lokal dalam mendukung program penurunan angka kematian ibu (AKI) di daerahnya. Secara spesifik, tujuan yang hendak dicapai adalah tumbuhnya kesadaran target group akan pentingnya sistem jaringan sosial, guna peningkatan ekonomi masyarakat desa, dan meningkatkan kapasitas inisiatif mandiri dari target group dalam membangun sistem jaringan sosial di desa Sumurugul.
Pendekatan community development partnerships dan community development corporation memberikan kerangka landasan teoritis dan arah pengembangan jaringan sosial sebagai faktor strategic dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat desa Sumurugul. Kontribusinya dapat dikembangkan untuk memfasilitasi pengembangan jaringan sosial dan ekonomi di wilayah pedesaan lainnya di Indonesia.
Hasil yang dicapai dalam program intervensi merujuk dan terakumulasi pada rangkaian teknik seperti: (1) Pelaksanaan diskusi terlaksana dengan baik, peserta sangat tertarik akan penjelasan fasilitator dan peserta dapat memahami akan arti pentingnya membangun jaringan sosial, (2) Melalui pelatihan pertama, tentang keterampilan pembuatan proposal, dalam hal ini pembuatan surat menyurat formal, awalnya peserta belum semua memahami aturan tata lulls surat menyurat yang resmi. Setelah diadakan pelatihan, peserta mampu membuat surat resmi berupa undangan formal, (3) Pada pelatihan kedua, keterampilan pelatihan pemetaan, peserta mampu mengidentifikasi potensi kelebihan dan kekurangan dirt dan mitra, sehingga kemampuan memetakan potensi sudah mereka kuasai, dan (4) Pelatihan ketiga berupa simulasi kunjungan ke pejabat negara teijadi perubahan sikap dan perilaku yang tampak, dimana peserta terlihat menjadi percaya diri, dan muncul snail] pemahaman barn, bahwa bertemu dengan pejabat pemerintah adalah hal yang tidak sulit, sepanjang aturan yang berlaku dilakukan.

This intervention held in intention to improve the economics of Sumurugul village society through social network development with the local businessmen to endorse the local Maternity Death Rate reduction program.
Specifically, the purpose is the development of group target's conscience due importance of the social network, in order to improve society's economics, and enhancing an active participatory of the target group in developing the social network system in Sumurugul village.
The results are; (I) the discussion was performed successfully, participants were attracted to facilitator's explanation and they are able to understand the importance of this social network development. (2) On the first training material, proposal training, this in the case is to create formal papers. Initially, participants did not entirely understand the formal papers conduct, whereas after the training, they are able to create a formal paper, a formal invitation. (3) In the second training of mapping, participants are able to identify their and their partners' potentials and shortcomings, thus, they have the ability to map the potentials, and (4) changing in attitude and behaviour is apparent upon the third training of simulation in visiting a state's official, where participants become more confident, and incurred a new understanding that meeting with a government official was not adifficult thing to do , as long as they obey the effective rules.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore : Departement of Japanese Studies National University of Singapore , 1994
301.18 AGE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Listia Anggoro
"Ciu Bekonang adalah minuman beralkohol tradisional yang memiliki kaitan erat dengan desa Bekonang. Ciu merupakan arak tradisional yang telah ada lebih dari seabad melekat dalam setiap aspek masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan Ciu Bekonang dari masa ke masa, baik sebagai komoditas ekonomi maupun sebagai produk budaya, terutama dalam kaitannya dengan budaya minum di Sukoharjo. Penulis menggunakan metode penelitian studi pustaka berbasis anotasi bibliografi dengan melakukan telaah dari data-data sekunder yang membahas Ciu Bekonang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perkembangannya sejak zaman kolonial hingga sekarang, selalu ada upaya dari otoritas untuk melakukan pengaturan terhadap ciu. Pengaturan ini antara lain dilatari oleh anggapan bahwa Ciu Bekonang adalah minuman keras dan produk “gelap”. Kendati demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa Ciu Bekonang tetap bertahan dan dipertahankan oleh para pengrajin dan peminum. Fenomena pemertahanan produksi dan budaya minum ciu yang ada di Sukoharjo dan sekitarnya ini tidak hanya menjadi bentuk ekspresi identitas kultural, namun juga menjadi praktik dimana identitas sosial secara aktif dikonstruksi, diwujudkan, dan ditransformasikan oleh pembuatnya dan peminumnya.

Ciu Bekonang is a traditional liquor that has close ties to Bekonang village. Ciu is a traditional beverage that has existed for more than a century and is embedded in every aspect of society. This study aims to find out the evolving history of ciu Bekonang from time to time, both as an industry, commodity, and cultural product, especially in relation to drinking culture in Sukoharjo. The author used a literature study research method based on bibliographic annotations by reviewing secondary data that discusses the Bekonang ciu. The research results show that the existing authorities, even since the colonial era, have attempted to regulate ciu. This arrangement is motivated by, among other things, the assumption that Ciu Bekonang is liquor and a "dark" product. However, this research shows that Ciu Bekonang survives and being maintained by ciu makers and drinkers. The phenomenon of maintaining production and drinking culture of ciu is not only seen as an expression of cultural identity, but also as a practice in which social identity is actively constructed, realized, and transformed by ciu makers and ciu drinkers."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library