Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hariyanto
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Pelatihan Keterampilan Sosial Sebagai Persiapan Program Sosialisasi. Tujuan pokok pelatihan keterampilan sosial adalah untuk meningkatkan keterampilan sosial individu dan mengatasi hambatan hubungan sosial mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui apakah pelatihan Keterampilan Sosial (Social Skill Training) dapat mengatasi hambatan hubungan sosial dalam proses sosialisasi dalam lembaga, (2) Mengetahui perubahan-perubahan yang dicapai dalam hubungan sosial anak dengan ayah, ibu, keluarga pengasuh dan teman sebayanya setelah SST, (3) Mengetahui apakah SST dapat mempersiapkan anak dalam menerima program sosialisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum SST efekfif untuk meningkatkan keterampilan sosial individu, hal ini diperoleh dari informasi catatan harian, catatan observer, catatan pelatih maupun hasil evaluasi tim pelatih setelah selesai pelatian yang pada prinsipnya mengatakan bahwa SST telah memberikan pemahaman lebih baik mengenai diri sendiri maupun dalam hubungannya dengan orang lain. SST juga efekfif untuk mengatasi hambatan hubungan sosial .kelayan, hal ini ditunjukkan oleh perbedaan skor hambatan hubungan sosial dalam semua aspek sebelum dan sesudah pelatihan, dimana skor menunjukkan kecenderungan makin kecil setelah pelatihan dan bertahan sampai periode tindak lanjut. Hubungan sosial anak dengan ayah asuh, ibu asuh, keluarga asuh dan dengan teman sebaya maupun hubungan sosial orang tua asuh dengan anak asuh, sebelum pelatihan keterampilan sosial sebagian besar mengalami permasalahan. Sesudah pelatihan jumlah tersebut cenderung mengalami penurunan, kondisi ini bertahan sampai periode tindak lanjut. Dengan kata lain setelah dilakukan pengukuran pada periode tindak lanjut hanya sebagian kecil saja responden yang mengalami permasalahan dalam hubungan sosialnya. Pelatihan Keterampilan sosial yang dilaksanakan oleh penulis meliputi : (1) Cara-cara mengemukakan keluhan, (2) Cara-cara menuntut hak, (3) Cara-cara menolak permintaan, (4) Cara-cara menyarankan perubahan perilaku dan (5) Cara-cara meningkatkan hubungan sosial dengan orang yang berbeda status. Evaluasi setelah pelatihan keterampilan sosial menunjukkan bahwa anak-anak menjadi lebih. terbuka, lebih memahami dirinya dan hubungannya dengan orang lain - dengan cara -yang benar. Hal ini ditunjylckan dengan tidak adanya konflik sesama kelayan maupun antara kelayan dan pengasuh pada fase-fase awal anak memasuki asrama dan ini tidak terjadi pada anak-anak angkatan sebelumnya. Disisi lain anak-anak 100% menyatakan siap mengikuti program: dan siap mengembangkan keterampilan sosialnya, informasi ini diperoleh dari lembar evaluasi setelah selesai modul janji suci oleh Dr. Clara.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Mila Yunianti Guritno
Abstrak :
Social withdrawal pada anak merupakan faktor risiko dari gangguan psikologis, seperti kecemasan dan depresi. Anak dengan social withdrawal perlu memelajari cara membina relasi positif dengan orang lain.Tesis ini memiliki desain penelitian single casedan menerapkan bentuk intervensi social skills training (SST) untuk meningkatkan keterampilan sosial yang nantinya dapat berkontribusi terhadap kompetensi sosial anak secara umum. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia sembilan tahun dengan karakteristik social withdrawal tipe conflicted shyness. Sesi terapi dilakukan sebanyak dua belas kali selama lebih kurang 60 - 90 menit setiap sesinya. Hasil dari terapi ini adalah SST efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Perubahan terlihat dari dua keterampilan sosial yang sudah baik, yaitu keterampilan melakukan percakapan dan bekerja sama. Selain itu, anak juga sudah baik dalam mengenali emosi orang lain, meminta sesuatu, mengatakan tidak, dan menentukan masalah. Anak juga mengalami penurunan, terutama pada skala withdrawn dan social problems dari alat ukur Child Behavior Checklist (CBCL). ......Social withdrawal among children is a risk factor steming from psychological problems such as anxiety and depression. A child that shows social withdrawal must learn to develop positive relationships with others. This thesis uses a single case research design and applies the social skills training (SST) intervention method in order to enhance social skills that will contribute to the general competence of the child. The research participant is an nine-year old girl having social withdrawal of the conflicted shyness type. Therapy is conducted through 12, 60-90 minute sessions. The results of this therapy is an effective SST to increase the child?s social skills. Change can be seen from two improved social skills: conversation and cooperation. Furthermore, the child has shown improvement in recognizing other people?s emotions, requesting something, saying ?no,? and identifying problems. The child also experienced reduced scores, particularly on the withdrawn and social problems scale from the Child Behaviour Checklist (CBCL).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulita Patricia Semet
Abstrak :
Perilaku agresif pada anak merupakan faktor resiko terjadinya penolakan dari teman sebaya yang dapat menurunkan motivasi dan prestasi belajar anak di sekolah. Anak dengan perilaku agresif kurang mampu menyelesaikan masalah dengan orang lain secara positif, sehingga hubungan sosialnya pun terganggu. Tesis ini menerapkan social skills training (SST) dengan single-case design untuk meningkatkan keterampilan emosional dan sosial anak. Partisipan penelitian adalah anak perempuan usia 5 tahun 7 bulan dengan perilaku agresif. Terapi diberikan sebanyak delapan sesi yang masing-masing berlangsung kurang lebih 30-40 menit. Sesi terapi dilaksanakan dua hari sekali. Hasilnya adalah SST tidak efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Setelah diberi SST, perilaku agresif anak masih bertahan dan skornya dalam skala aggressive behavior dari alat ukur Child Behavior Checklist (CBCL) tetap berada dalam rentang yang membutuhkan perhatian klinis. ......Child aggressive behavior is a risk factor in peer rejection that can lower child's motivation and academic achievement at school. Children with aggressive behavior are less capable in solving problem positively, hence disturbed relationship with others. This thesis applies social skills training (SST) with single-case design to increase child’s emotional and social skills. Subject is 5 years 7 months old girl with aggressive behavior. Eight sessions of therapy were conducted with 30-40 minutes in each session, held once in every two days. The result was SST ineffective to increase subject’s social skill. Subject’s aggressive behavior persists after SST and her score in aggressive behavior scale from Child Behavior Checklist (CBCL) remains in clinical range.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T39326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Encik Putri Ema Komala
Abstrak :
Skizofrenia adalah penyakit otak neurobiologis berat dan terus menerus. Tanda gejala negatif yang muncul mengakibatkan isolasi sosial. Tujuan penulisan adalah melaporkan perubahan tanda gejala dan kemampuan klien isolasi sosial setelah diberikan tindakan keperawatan ners, latihan keterampilan sosial dan psikoedukasi keluarga. Laporan dalam bentuk studi kasus dilakukan pada klien sebanyak 15 orang, jenis kelamin laki-laki, usia rata-rata 32,8 tahun berasal dari suku Sunda. Laporan kasus dengan topik yang sama sudah pernah dilakukan, namun yang membedakan dengan laporan ini adalah laporan studi kasus ini menggunakan pendekatan teori sistem perilaku Johnson. Data dikumpulkan sebelum dan sesudah klien diberikan tindakan keperawatan ners, latihan keterampilan sosial dan psikoedukasi keluarga. Hasil studi kasus menunjukan bahwa terjadi penurunan tanda gejala isolasi sosial dan peningkatan kemampuan klien bersosialisasi setelah diberikan tindakan keperawatan ners, latihan keterampilan sosial dan psikoedukasi keluarga. Studi kasus ini merekomendasikan agar tindakan keperawatan ners, tindakan keperawatan ners spesialis latihan keterampilan sosial dan psikoedukasi keluarga dilakukan secara intensif untuk meningkatkan kemampuan sosialisasi klien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial dan keluarga. ...... Schizophrenia is a severe and continuous neurobiologic brain disease. Signs of negative symptoms that appear to result in social isolation. The purpose of this writing is to report changes in sign of symptom and ability of social isolation client after given nurse intervention, social skill training and family psychoeducation. Report in the form of case studies were conducted on clients as many as 15 people, male gender, average age of 32.8 years and came from the Sundanese tribe. Case reports on the same topic have been conducted, but what distinguishes this case report is that this case using Johnson 39 s behavioral systems theory approach. Data were collected before and after clients were given nurse intervention, social skills training and family psychoeducation. The results of case studies show that there was a decrease in sign and symptom of social isolation and increased ability of socializing clients after nurse intervention given, social skills training and family psychoeducation. This case study recommends that nurse intervention, social skills training and family psychoeducation be done intensively to improve the socialization skills of schizophrenic clients who experience social isolation and family.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marcelina Melisa Dewi Tetono
Abstrak :
ABSTRAK
Pada masa remaja, hubungan dengan teman sebaya merupakan hal yang penting, salah satunya mempengaruhi pembentukan persepsi diri individu. Keterampilan sosial dibutuhkan agar remaja dapat menjalin hubungan yang baik dengan teman sebaya. Oleh karena itu, remaja dengan defisit keterampilan sosial membutuhkan intervensi. Penelitian ini menggunakan desain pre and post test untuk melihat efektivitas penerapan Social Skills Training untuk meningkatkan keterampilan sosial pada remaja yang mengalami masalah hubungan pertemanan di sekolah. Partisipan penelitian adalah remaja perempuan berusia 14 tahun dengan masalah defisit keterampilan sosial. Sesi terapi dilakukan sebanyak delapan sesi selama 30-60 menit setiap sesinya. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu terdapat peningkatan keterampilan sosial S pada semua target perilaku intervensi. Berdasarkan Child rsquo;s Behavior Checklist, terjadi peningkatan skor pada sub-skala kompetensi sosial. Berdasarkan Social Skills Questionnaire, terjadi peningkatan skor total dan skor pada komponen perilaku sosial, persepsi sosial, regulasi diri, dan pemecahan masalah sosial. Guru dan teman dilibatkan sebagai observer untuk menilai keterampilan sosial partisipan. Peningkatan keterampilan sosial pada komponen perilaku sosial didukung hasil observasi dan wawancara oleh guru, sedangkan peningkatan pada komponen regulasi diri didukung oleh hasil observasi dan wawancara teman partisipan. Berdasarkan Self-Perception for Adolescent, terjadi peningkatan skor pada sub-domain social competence, physical appearance, close friendship, dan global self-esteem.
ABSTRACT
Peer relationship is important for adolescence, especially for the development of their self perception. Adolescent need adequate social skills to have positive peer relationships. Social skills deficits on adolescent needs immediate treatment. This study conducted a pre and post test design in order to testing the effectiveness of increasing social skills on adolescent with peer relationship problems in school. A fourteen year old girl with social skills deficit was selected as participant. A total of eight treatment sessions for 30 60 minutes each were conducted in this study. The result indicated that Social Skills Training could be applied to increasing social skills deficit in adolescent with peer relationship problems. The score of social competence sub scales in Child rsquo s Behavior Checklist were increased. The total score and the score of behavioural social skills, social perception skills, self regulation, and social problem solving components in Social Skills Questionnaire was increased as well. Teacher and friends were participating as observer in this intervention. The increasing score of behavioural social skills component was also conducted by teacher rsquo s observation, whereas the increasing score of self regulation component were conducted by peer rsquo s observation. The score of social competence, physical appearance, close friendship, and global self esteem sub domain in Self Perception Profile for Adolescent were increased as well.
2017
T47364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Wulandari
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang pengembangan keterampilan sosial pada anak yang dilakukan oleh para guru TK Kutilang sebagai upaya pemenuhan aspek perkembangan sosial anak yang diamanatkan dalam UU No 4 tahun 1979. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif desain deskriptif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa untuk mengembangkan keterampilan sosial pada anak anak perlu diberikan tiga komponen yang mendasari kompetensi sosial yaitu pengetahuan sosial social knowledge kecakapan perbuatan performance proficiency dan evaluasi diri self evaluation. Pihak sekolah juga harus memperhatikan beberapa faktor pertimbangan yang dapat mendukung dalam mengembangkan keterampilan sosial di sekolah. ......The focus of this study is social skill development to children that conducted by teachers of Kutilang Kindergarten as compliance aspects of social development regulated under Law No.4 /1979. This research is qualitative descriptive interpretive. The research shows that to develop social skill of children they need to be given three basic components of social competence such as social knowledge performance proficiency and self evaluation. The school need to pay attention to some factors that can support social skill development.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sri Suyanti
Abstrak :
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Kesehatan jiwa menurut World Health Organization WHO yaitu kondisi sejahtera dimana individu menyadari kemampuan yang dimilikinya, dapat mengatasi stress dalam kehidupannya, dapat bekerja secara produktif dan mempunyai kontribusi dalam kehidupan bermasyarakat. Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan positif yang ditandai dengan adanya rasa tanggung jawab, menunjukkan kesadaran diri, mampu menunjukkan diri bebas dari rasa cemas dalam menghadapi masalah yang dihadapi sehari-hari. Hasil penanganan kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan terapi spesialis latihan ketrampilan sosial, psikoedukasi keluarga dan kelompok swabantu pada klien isolasi sosial dengan pendekatan teori M. King di RW 02 Kelurahan Ciparigi Bogor Utara. Penangaan kasus ini menggunakan pendekatan studi kasus tunggal, jumlah klien dalam studi ini adalah 7 orang dengan masalah isolasi sosial yang diberikan latihan ketrampilan sosial, psikoedukasi keluarga dan kelompok swabantu. Hasil penanganan kasus ini adalah terjadi penurunan tanda dan gejala isolasi sosial terbesar pada aspek sosial yaitu 86,90 dan peningkatan kemampuan klien melakukan hubungan sosial sebesar 76,19 serta peningkatan kemampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan isolasi sosial sebesar 73,30. Penanganan kasus ini merekomendasikan agar klien mempertahankan hasil pelaksanaan terapi yang telah dicapai dengan cara melakukan komunikasi dengan lingkungan sekitar setiap hari, keluarga menerapkan latihan merawat klien sehingga dapat menjadi social support bagi klien serta kader kesehatan jiwa untuk terus melakukan pendampingan dan monitoring kemandirian klien dalam melakukan latihan ketrampilan sosial ...... Mental health is a condition that enables a person to develop optimally his her physical being, intelligence, and emotion. Human beings experience the same development in mental health. World Health Organization WHO defines mental health as a vigorous condition that enables each individual to be aware of his her capability, while being able to cope with stress in daily life, work productively, and contribute to their society. Mental health is a positive condition characterized by each individual through responsibility, showing self awareness, and having no fear to run their daily life. The purpose of this case is to provide an overview of the implementation of the specific therapy with social skilled training, family psychoeducation, and aids from local self help groups on patients with social isolation problems on Kelurahan Ciparigi RW 02, Bogor Utara, using the approach theory of M. King. Seven patients were used in the single case study approach, with each individual having social isolation problems. Those patients were given a therapy with social skilled training, family psychoeducation, and self help groups. The result of this case study showed significant outcome 86.90 decrease in social isolation symptoms, 76.19 increase in patients rsquo ability to interact socially, and 73.30 increase in family members who have to take care of their kin who have such problems. This case study suggests a few recommendations on how a patient could maintain the results of the therapy that has been achieved by communicating with the surrounding environment every day. Such as, a patient must not fully rely on family members rsquo care to be 100 percent but should use them as a support group. Patients should also follow treatment schedules on their own and should have the help of nurses and caregivers when absolutely needed.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Dwi Pratiwi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji model teoritik pengaruh mediasi dukungan sosial teman sebaya pada pengaruh keterampilan sosial terhadap konsep diri akademik siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Konsep diri akademik siswa diukur dengan menggunakan Academic Self-Concept Questionnaire ASCQ . Keterampilan sosial diukur dengan menggunakan alat ukur Social Skills Improvement System SSIS . Dukungan sosial diukur dengan menggunakan alat ukur Social Support Questionnaire for Children SSQC . Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif N=292 di lima wilayah Kota DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial memediasi pengaruh keterampilan sosial terhadap konsep diri akademik siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Hasil ini menunjukkan bahwa keterampilan sosial memengaruhi konsep diri akademik siswa melalui dukungan sosial yang diberikan teman sebaya pada siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Akan tetapi dukungan sosial hanya memediasi secara parsial, dimana keterampilan sosial tetap kuat dan signifikan memengaruhi konsep diri akademik siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Hasil penelitian ini menyarankan agar keterampilan sosial siswa dan dukungan sosial teman sebaya menjadi fokus utama pihak sekolah dalam membentuk konsep diri akademik yang positif bagi siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Kata kunci: konsep diri akademik, keterampilan sosial, dukungan sosial, siswa berkebutuhan khusus, sekolah dasar inklusif. ...... The aim of this study was to examine the theoretical model of mediation of social support on the effect of social skills on academic self concept of students with special needs in inclusive primary schools. Students rsquo academic self concept was measured by Academic Self Concept Questionnaire ASCQ . Social skills was measured by Social Skills Improvement System SSIS . Social support was measured by Social Support Questionnaire for Children SSQC . Participants in this study were students with special needs in inclusive primary schools N 292 who studied at primary inclusive schools in five areas of DKI Jakarta Province. The results showed that social support mediate the effect of social skills on academic self concept of students with special needs in inclusive primary schools. These results indicated that social skills affects academic self concept of students with special needs in inclusive primary schools through social support. However, social support only mediate partially, it means that social skills remains strong and significantly affect the academic self concept of students with special needs in inclusive primary schools. These findings suggest that students rsquo social skills and peers rsquo social support should be the primary focus of the school personnel in order to improve positive academic self concept of students with special needs in inclusive primary schools. Keywords academic self concept, social skills, social support, students with special education needs, inclusive primary school.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T50913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Mellyza Rizka
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh keterampilan sosial terhadap kualitas pertemanan yang dimediasi oleh dukungan sosial teman sebaya pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 292 anak berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah inklusif yang tersebar di wilayah DKI Jakarta. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian adalah Friendship Quality Questionnaire FQQ mengukur kualitas pertemanan; Social Skills Improvement System SSIS untuk mengukur keterampilan sosial; Social Support Questionnaire for Children SSQC untuk mengukur dukungan sosial teman sebaya. Hasil penelitian yang didapatkan adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara keterampilan sosial terhadap kualiatas teman sebaya yang dimediasi oleh dukungan sosial teman sebaya pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif secara parsial. Hal ini berarti keterampilan sosial tetap berpengaruh signifikan dan hubungannya kuat terhadap kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Hasil penelitian menyarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai dukungan sosial yang tidak hanya dari teman sebaya tetapi juga dari orangtua pada anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif dalam membentuk kualitas pertemanan. ...... This study was aimed to determine the influence of social skills on friendship quality mediated by peer social support in special need children at inclusive primary school. A total of 292 participants are special need children at inclusive primary school spread throughtout the DKI Jakarta. The instrument were used for research variables are Friendship Quality Questionnaire FQQ for measured friendship quality Social Skills Improvement System SSIS for measured social skills and Social Support Questionnaire for Children SSQC for measured peer social support. The results was there is a significant influence between social skills on friendship quality partial mediates by peer social support in special need children at inclusive school. It means social skills still have a strong influence and correlation on friendship quality in special need children at inclusive school. These findings suggest that to research social support not only at peer but from parents in special need children at inclusive school in needed for making friendship quality.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T50915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanya Lindianindita
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas dari penerapan strategi structured learning untuk meningkatkan ketrampilan menampilkan posisi tubuh yang pantas saat melakukan percakapan pada A, seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun 4 bulan dengan gangguan pervasive developmental disorder-not otherwise specified (PDD-NOS). Strategi structured learning ini mengacu pada program yang dikembangkan oleh Baker (2004) untuk melatih ketrampilan sosial pada anak dengan gangguan pervasive developmental disorder. Strategi structured learning terdiri dari empat tahap, yaitu psikoedukasi, modeling, roleplay, dan latihan pada setting natural. Keempat tahapan tersebut berfungsi untuk menanggulangi kesulitan-kesulitan anak atau remaja dengan gangguan pervasive developmental disorder, seperti kurangnya pengetahuan mengenai norma sosial dan keterampilan sosial dalam situasi sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada ketrampilan menampilkan posisi tubuh yang pantas saat melakukan percakapan pada A. Peningkatan ketrampilan tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada durasi mempertahankan kontak mata dan penurunan frekuensi berjalan-jalan saat sedang melakukan percakapan. ......The aim of this research is to see how effective structured learning strategy are to increase appropriate body positioning skills during conversations for A; 14 year 4 months old adolescent with pervasive developmental disorder-not otherwise specified. These structured learning strategy refer to programs developed by Baker (2004) to train social skills for children with pervasive developmental disorder. Structured Learning strategy consist of four stages; psychoeducation, modelling, roleplay, and practice in natural settings. These four stages are designed to tackle the difficulties children or adolescent with pervasive developmental disorder, such as the lack of understanding of social norms and social skills in day to day life. The result of this research shows increase in social skills, specifically appropriate body positioning skills during conversations for adolescent with PDD-NOS. The increase in the aforementioned skills are evident through the increase of eye conact duration and the decrease in frequency of restless walking during conversations.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library