Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aida Faiz Mutiara Sari
"Kecamatan Duren Sawit merupakan kecamatan yang memiliki kasus positif virus COVID-19 terbanyak dan terhitung sampai saat ini. Hal ini menjadikan penduduk yang tinggal di dalamnya perlu memperhatikan pergerakannya ketika beraktivitas di luar tempat tinggalnya, termasuk dalam kegiatan berbelanja kebutuhan pangan. Dalam memilih lokasi belanja kebutuhan pangannya, penduduk memiliki pilihan tersendiri termasuk yang berkaitan dengan pencegahan penularan virus COVID-19 yang masih mewabah. Penetapan pilihan tersebut merupakan proses pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen dalam menghadapi pandemi COVID-19 sebagai hambatan dalam pemilihan lokasi belanja kebutuhan pangan berdasarkan karakteristik konsumennya, dan menganalisis perilaku keruangan yang terbentuk ketika berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan observasi lapangan dan wawancara mendalam melalui teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa preferensi konsumen berdasarkan karakteristik dan motivasinya, cenderung untuk memilih pasar tradisional sebagai lokasi belanja kebutuhan pangan sayur dan buah karena seringnya konsumen berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut. Serta perilaku keruangan yang terbentuk dalam menghadapi ancaman terpaparnya virus COVID-19 yang mewabah dalam kegiatan berbelanja di lokasi belanja pilihannya tersebut antara lain adalah dengan berbelanja di bagian luar pasar, berbelanja dengan durasi waktu yang lebih cepat dari biasanya, dan berbelanja di waktu-waktu tertentu yang mereka anggap tidak ramai oleh pengunjung.

Duren Sawit District is a district that has the most positive cases of the COVID-19 virus and has been counted to date. This makes the residents who live there need to pay attention to their movements when doing activities outside their house, including shopping for food needs. In choosing locations for their food needs, residents have their own choices, including those related to preventing the spread of the COVID-19 virus. Determining the choice is a decision-making process. This study aims to determine consumer preferences in dealing with the COVID-19 pandemic as a barrier in choosing location for food needs based on consumer characteristics, and to analyze the spatial behavior that is formed when shopping at their preferred shopping locations. This study used qualitative methods with field observations and in-depth interviews through purposive sampling techniques. The results of this study explain that consumer preferences based on their characteristics and motivation tend to choose traditional markets as the location for shopping for their vegetable and fruit food needs because consumers often shop at their preferred shopping locations. As well as spatial behavior that is formed in facing the threat of exposure to the COVID-19 virus in shopping activities at the shopping location that chosen before, there are including shopping outside the market, shopping with a shorter time than usual, and shopping at certain times that they consider not crowded with visitors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhia Habiba Ayyumi
"Kotatua Jakarta merupakan salah satu ruang publik sekaligus destinasi wisata utama bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Kotatua Jakarta merupakan ruang publik perkotaan yang rentan karena keragaman fungsi ruang yang dimilikinya. Kawasan ini berperan sebagai cagar budaya sekaligus ruang publik yang memiliki banyak daya tarik wisata. Seiring dengan hal tersebut, pengkajian keamanan di Kotatua Jakarta menjadi penting untuk dilakukan karena rasa aman merupakan salah satu indikator penting yang berpengaruh dalam kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian terkait bagaimana karakteristik ruang aman pengunjung Kotatua Jakarta dan pengaruhnya terhadap perilaku keruangan, yang dalam hal ini dilihat dari pemilihan tempat dan penggunaan ruang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner, pemetaan partisipatif, dan wawancara terstruktur. Data yang telah diperolah kemudian diolah dengan beberapa tahapan, mulai dari cleaning data, uji statistik, tabulasi, sampai dengan visualisasi data. Metode analisis data dilakukan dengan analisis spasial dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang aman pengunjung Kotatua Jakarta dibentuk oleh beberapa faktor. Faktor personal yang paling memengaruhi pembentukan ruang aman adalah pengalaman. Pengunjung yang memiliki pengalaman negatif terkait keamanan mempersepsikan Kotatua Jakarta sebagai ruang tidak aman dan sebaliknya. Faktor lingkungan yang paling memengaruhi adalah pengamanan dan visibilitas. Ruang yang memiliki keberadaan pos dan petugas keamanan, penerangan yang cukup, serta kebersihan yang terjaga dipersepsikan sebagai ruang aman. Ruang sangat aman di Kotatua Jakarta adalah ruang publik terbuka yang digunakan pengunjung untuk kegiatan relaksasi dan interaksi sosial. Di sisi lain, ruang tidak aman tetap dipilih oleh sebagian besar pengunjung untuk berwisata kuliner karena keterbatasan sumber daya. Namun, ruang sangat aman digunakan pengunjung dalam durasi waktu yang lebih lama dibandingkan dengan ruang tidak aman. Hal ini menunjukkan bahwa ruang aman pengunjung Kotatua Jakarta memengaruhi perilaku keruangan yang terbentuk, meskipun pemilihan tempat pengunjung tidak selalu linier dengan persepsi ruang amannya.

Kotatua Jakarta is one of the public spaces and a major tourist destination for people from Jakarta and its surrounding areas. Kotatua Jakarta is an urban public space that is vulnerable due to the diversity of functions it serves. This area functions as both a cultural heritage site and a public space, as it has many tourist attractions. In line with this, a study on security in Kotatua Jakarta becomes important, as the sense of safety is one of the key indicators that influence human well-being. Therefore, research was conducted to examine the characteristics of safe spaces for visitors in Kotatua Jakarta and their impact on spatial behavior, particularly in terms of place choice and space usage. Data collection was carried out through observations, questionnaires, participatory mapping, and structured interviews. The collected data was then processed through several stages, including data cleaning, statistical tests, tabulation, and data visualization. Data analysis was conducted using spatial and descriptive analysis methods. The results show that the safe spaces for visitors in Kotatua Jakarta are formed by several characteristics. The personal factor that most influences the formation of a safe space is their experience. Visitors who have had negative experiences related to safety perceive Kotatua Jakarta as an unsafe space, while those with positive experiences perceive it as safe. Meanwhile, the environmental factors that has the most influence is security and visibility. Spaces that feature security posts and officers, adequate lighting, and maintained cleanliness are perceived as safe spaces. The safest spaces in Kotatua Jakarta are open public spaces that visitors use for relaxation and social interactions. On the other hand, unsafe spaces are still chosen by many visitors for culinary tourism, due to limited resources and other factors. However, safe spaces are used by visitors for longer durations compared to unsafe spaces. This indicates that the safe spaces in Kotatua Jakarta influence spatial behavior, even though visitors’ choice of space is not always linear with their perception of safety. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library