Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Khusnul Hisyam
"Spiritualitas di tempat kerja muncul sebagai salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan karyawan dalam menemukan tujuan, makna, dan pemenuhan kehidupan pada pekerjaan mereka. Konsep tersebut diformulasikan memiliki tiga dimensi yaitu meaningful work, sense of community, dan alignment with organizational values. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh spiritualitas di tempat kerja (workplace spirituality) terhadap intensi untuk mengundurkan diri (intention to quit) dan perilaku kewarganegaraan organisasi (organizational citizenship behavior) yang dimediasi oleh  kesejahteraan kerja (well-being at work). Sampel penelitian ini adalah 351 karyawan generasi milenial yang bekerja di Jabodetabek dan minimal telah bekerja selama setahun di tempat kerja mereka. Data responden diolah menggunakan metode Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  spiritualitas di tempat kerja berhubungan positif terhadap kesejahteraan kerja, perilaku kewarganegaraan organisasi, dan secara tidak langsung berpengaruh negatif terhadap intensi untuk mengundurkan diri. Kesejahteraan kerja memediasi secara penuh hubungan spiritualitas di tempat kerja dengan intensi untuk mengundurkan diri dan memediasi secara parsial hubungan spiritualitas di tempat kerja dengan perilaku kewarganegaraan organisasi.
......Workplace spirituality emerges as one of managerial efforts to meet the needs of employees in finding purpose, meaning, and fulfillment of life in their work. The concept is formulated to have three dimensions, namely meaningful work, sense of community, and alignment with organizational values. The purpose of this study is to study the impact of workplace spirituality on intention to quit and organizational citizenship behavior mediated by well-being at work. The samples of this study are 351 millennial employees who work in Jabodetabek and at least have worked in their workplaces for one year. The data is processed using the Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The results of the study prove that workplace spirituality positively correlated with well-being at work & OCB and indirectly negatively correlated with intention to quit. Well-being at work mediated fully the relationship of workplace spirituality and intention to quit & mediated partially the relationship of workplace spirituality and OCB."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Khaerani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang religiusitas spiritualitas, serta pencarian makna hidup dari sudut pandang kaum gay muslim di Jakarta. Penelitian dilakukan dengan mengambil dua orang subjek pria gay dengan rentang usia 21-34 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik. Data dihimpun dengan metode wawancara mendalam terhadap kedua subjek, kemudian dilakukan analisis intra-subjek dan analisis inter-subjek. Penulis menggunakan Teori Ekologi Bronfenrenner sebagai acuan untuk membuat pertanyaan umum seputar kehidupan subjek. Religiusitas diukur dengan lima dimensi dari teori Glock dan Stark (1965), yaitu ideological dimension (dimensi ideologi), ritualistic dimension (dimensi ritual), experiential dimention (dimensi eksperensial), intellectual dimension (dimensi intelektual), dan practices/consequences dimension (dimensi praktis/konsekuensi). Spiritualitas diukur dengan teori tahapan keimanan milik James Fowler (1981), yaitu primal faith (usia 0-2 tahun), intuitive-projective faith (usia 3-7 tahun) , mythic-literal stage (usia 8-12 tahun), conventional stage (usia 13-20 tahun), individualistic-reflective stage (usia 21-34 tahun). Pada tahapan keimanan hanya diambil lima dimensi karena subjek penelitian yang diambil berusia 21-34 tahun. Sedangkan untuk pencarian makna hidup menggunakan teori Viktor Frankl tentang tiga prinsip makna hidup, yaitu, bahwa hidup manusia memiliki arti di segala aspeknya, bahkan pada titik terendah kehidupan manusia. Prinsip kedua yaitu motivasi keinginan individu untuk mencari makna dari hidupnya. Prinsip ketiga adalah manusia memiliki kebebasan untuk menentukan sikap, bahkan di situasi-situasi menyedihkan yang sangat sulit diubah. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa religiusitas dan spiritualitas masing-masing memiliki makna yang berbeda dalam sudut pandang subjek, namun dalam pencarian makna hidup, kedua subjek memiliki pandangan yang hampir sama yaitu menjadi manusia yang lebih baik. hasil penelitian lain menunjukkan bahwa religiusitas dan spiritualitas dalam pencarian makna hidup kedua subjek memiliki peran tertentu meskipun pada salah satu subjek peran tersebut tidaklah besar.

ABSTRACT
This research aims to describe how gay Muslims define religiosity, spirituality, and the meaning of life from their point of view. Two gay Muslims in Jakarta were interviewed deeply for this research; both of them are on the range 21-34 years of age. This is a qualitative research which uses intrinsic case study as the method. The author interviewed all two subjects and then performed the intra-subject and inter-subject analyses. The author used Bronfenbrenner's Ecological Theory as a background theory to deliver general question about each subject's life. Based on Glock and Stark's (1965) five dimensions, religiosity is measured by ideological dimension, ritualistic dimension, experiential dimension, intellectual dimension, and practice/consequences dimension. On the other hand, spirituality was based on James Fowler's (1981) stages of faith, which are primal faith (age 0 to 2 years old), intuitive-projective faith (age 3 to 7 years old), mythic-literal stage (age 8 to 12 years old), conventional stage (age 13 to 20 years old), individualistic-reflective stage (age 21 to 34 years old). Only five out of seven stages of faith were used in this research, due to subjects' age. For the search of the meaning of life, Viktor Frankl's 3 principles on searching for the meaning of life were used. First, life has its own meaning in every aspect even-at the worsts. Second, it is a will to search for the meaning of life. Third, a person has the right to take any actions toward any given situations, even the worst one. From the interview, it can be concluded that each subject has different points of view on religiosity and spirituality. However, both subjects stated that on the search for meaning of life, they always try to be kind to God's creature. At last, both religiosity and spirituality have influenced both subjects' lives in different ways and portions."
2019
T55377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library