Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 3 Document(s) match with the query
cover
Rangkuti, Maisyarah Yuniar
"ABSTRAK
Belimbing manis merupakan buah yang memiliki kualitas rasa dan tekstur yang
optimal jika berada pada tingkat kematangan yang tepat. Pada penelitian ini,
sebuah pencitraan hiperspektral telah dirancang untuk memprediksi nilai soluble
solids content (SSC) dan firmness serta memprediksi tingkat kematangan buah
belimbing yang diklasifikasikan dalam tiga kelas yaitu mentah, matang dan terlalu
matang. Pengklasifikasian ini akan dilakukan berdasarkan informasi spasial,
informasi spektral dan kombinasi informasi spektral dan spasial dari citra
hiperspektral dengan wilayah panjang gelombang 400-1000 nm. Tahapan-tahapan
pengolahan citra yang dilakukan adalah akuisisi citra, koreksi citra, segmentasi,
ekstraksi dan seleksi fitur, pemodelan kuantitatif menggunakan algoritma principal
component regression (PCR) dan partial least square regression (PLSR) serta
pemodelan kualitatif menggunakan algoritma support vector machines (SVM).
Pengujian kinerja model kualitatif untuk memprediksi tingkat kematangan dapat
dilihat berdasarkan nilai error klasifikasi dan pengujian kinerja model kuantitatif
untuk memprediksi nilai SSC dan firmness dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi
dan root mean square error. Model kualitatif terbaik diperoleh dengan error
klasifikasi 6,5%. Model kuantitatif untuk memprediksi SSC diperoleh dengan
mengimplementasikan PLSR dengan nilai koefisien korelasi dan RMSE sebesar
0,98 dan 0,42. Model kuantitatif untuk memprediksi firmness diperoleh dengan
mengimplementasikan PLSR dengan nilai koefisien korelasi dan RMSE sebesar
serta 0,94 dan 4,72.

ABSTRACT
Starfruit is a fruit that has a quality of taste and texture optimal if it is at the right
level of ripeness. In this study, a hyperspectral imaging has been designed to predict
the soluble solids content (SSC) and firmness values and to predict the starfruit
ripenesslevels classified in three classe unripe, ripe and overripe. This classification
will be based on spatial information, spectral information and a combination of
spectral and spatial information from hyperspectral image with the region of the
waveleght 400-1000 nm. Steps of image processing are image acquisition, image
correction, segmentation, feature extraction and selection, quantitative modeling
using principal component regression (PCR) and partial least square regression
(PLSR) algorithms and qualitative modeling using support vector machines (SVM)
algorithm . Qualitative model performance test to predict ripeness level can be seen
based on classification error value and quantitative model performance test to
predict the value of SSC and firmness can be seen from the correlation coefficient
and root mean square error. The best qualitative model is obtained with a
classification error of 6.5%. The quantitative model for predicting SSC was
obtained by implementing PLSR with correlation coefficient and RMSE of 0.98
and 0.42. Quantitative models for predicting firmness are obtained by implementing
PLSR with correlation coefficient and RMSE of 0.94 and 4.72."
2017
T49614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Ramadhan Aria Wibisana
"Teknik pengawetan buah merupakan suatu kebutuhan agar dapat menyimpan rasa, kandungan atau gizi buah dalam waktu yang lama dan dalam bentuk yang lebih ringan dan praktis namun tidak merubah kandungan nutrisi didalamnya. Teknik pengeringan dengan spray-drying merupakan salah satu dari cara pengawetan tersebut. Namun penggunaan temperatur yang sangat tinggi dapat merusak kandungan di dalam buah tersebut terutama vitamin C. Oleh karena itu perlu adanya dehumidifier untuk mengeringkan udara yang dipergunakan dalan proses pengeringan, sehingga dapat menurunkan temperature yang dibutuhkan. Larutan belimbing merupakan larutan yang lengket sehingga membutuhkan variasi yang berbeda dengan larutan buah lain yang sifatnya tidak lengket. Perbedaan variasi tersebut dapat mempengaruhi konsumsi energi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa konsumsi energi yang dibutuhkan, berbanding terbalik dengan besarnya kelembaban spesifik bahan.

Fruit preservation techniques is a necessity in order to keep the taste, or nutritional content of fruit in a long time and in a more lightweight and practical, but does not change the nutritional content therein. Spray-drying technique with drying is one of the preservation method. However, the use of very high temperatures can damage the content in fruit, especially vitamin C. Therefore, the need for a dehumidifier to dry air used role in the process of drying, so as to lower the temperature required. Starfruit solution is a solution sticky and thus require different variations with a solution other fruit that are not sticky. The difference of these variations can affect energy consumption. In this study it was found that the energy consumption required, is inversely proportional to the amount of material specific humidity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Evan
"Pada era sekarang ini, topik yang sedang hangat diteliti oleh para ilmuan di bidang sintesis kimia organik adalah reaksi multikomponen dan reaksi click chemistry. Salah satu reaksi multikomponen yang cukup terkenal adalah reaksi Biginelli. Reaksi ini menghasilkan senyawa turunan dihidropirimidinon menggunakan tiga komponen, yaitu senyawa aldehida aromatik, -dikarbonil, dan urea. Reaksi multikomponen Biginelli biasanya menggunakan katalis asam klorida pekat yang bersifat toksik dan dapat mencemari lingkungan. Pada penelitian ini disintesis dua variasi senyawa dihidropirimidinon [3a] dan [3b] menggunakan katalis hijau ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) untuk menggantikan katalis asam klorida pekat. Katalis hijau ini dipilih karena kelimpahannya cukup banyak dan lebih ramah terhadap lingkungan. Hasil menunjukkan bahwa dihidropirimidinon [3a] yang disintesis dengan etil asetoasetat memiliki persen yield sebesar 42,47%, sedangkan dihidropirimidinon [3b] yang disintesis dengan asetilaseton memiliki persen yield sebesar 53,46%. Sebagai perbandingan, reaksi sintesis dihidropirimidinon [3a] juga dilakukan menggunakan katalis asam klorida pekat. Persen yield dihidropirimidinon [3a] dengan menggunakan katalis asam klorida pekat sebesar 33,24%. Selanjutnya, dihidropirimidinon [3a] direaksikan dengan 4-azidoasetofenon [4] membentuk senyawa hibrida dihidropirimidinon- triazol-asetofenon [5] melalui reaksi click chemistry berupa sikloadisi azida-alkuna. Reaksi ini juga menggunakan ekstrak buah belimbing wuluh sebagai salah satu komponen katalisnya. Persen yield produk yang diperoleh sebesar 42,90%. Sementara, jika menggunakan asam askorbat murni, dihasilkan persen yield produk [5] sebesar 81,49%. Terakhir, senyawa hibrida [5] digunakan sebagai prekursor untuk menyintesis tiga senyawa hibrida dihidropirimidinon-triazol-kalkon [7a-7c] melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt. Pada reaksi ini, digunakan tiga jenis aldehida aromatik yang berbeda, yaitu benzaldehida [6a], 4-klorobenzaldehida [6b], dan 4-metoksibenzaldehida [6c]. Persen yield produk [7a], [7b], dan [7c] adalah 22,18%; 36,38%; dan 15,16% secara berturut-turut.

Currently, scientists in organic chemistry synthesis frequently analyzed multi- component reactions and click chemistry reactions. One famous multi-component reaction was the Biginelli Reaction. This reaction produced dihydropyrimidinone derivatives using aromatic aldehydes, β-dicarbonyl compounds and urea. Typically, Biginelli reactions used concentrated hydrochloric acid, a toxic catalyst posing environmental risks. In this research, two dihydropyrimidinone derivatives [3a] and [3b] were synthesized using belimbing wuluh fruit extract, replacing concentrated hydrochloric acid. This green catalyst was chosen due to its abundance and environmental friendliness. The results indicated that [3a], synthesized with ethyl acetoacetate, yielded 42.47%, while [3b], synthesized with acetylacetone, yielded 53.46%. Meanwhile, [3a] synthesized with hydrochloric acid yielded 33.24%. Subsequently, [3a] was reacted with 4-azidoacetophenone [4] to form dihydropyrimidinone-triazole-acetophenone hybrid [5] through azide-alkyne cycloaddition click chemistry, yielding 42.90%. However, using ascorbic acid increased the yield to 81.49%. Lastly, hybrid [5] served as a precursor for synthesizing three dihydropyrimidinone-triazole-chalcone hybrids [7a-7c] through Claisen-Schmidt condensation, employing benzaldehyde [6a], 4- chlorobenzaldehyde [6b] and 4-methoxybenzaldehyde [6c]. The percentage yield of products [7a], [7b], and [7c] were 22.18%; 36.38%; and 15.16% respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library