Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Nathalia Rose Fransisca Karma
Abstrak :
Subarachnoid hemorrhage (SAH) atau perdarahan subarachnoid umumnya disebabkan oleh pecahnya aneurisma yang mengakibatkan darah terserap masuk ke rongga parenkim otak, dan juga mengganggu sirkulasi cairan serebrospinal. Aneurisma otak sendiri biasanya berada pada sirkulus wilisi yang merupakan suatu lingkaran anastomosis berbentuk cincin yang berfungsi untuk mendistribusikan darah ke kedua hemisfer serebral. SAH memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Angka kematian yang tinggi erat kaitannya dengan peningkatan tekanan intrakranial. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan intrakranial salah satunya dengan elevasi kepala 30º. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien perdarahan subarakhnoid dengan penerapan intervensi elevasi kepala 30°. Hasil intervensi menunjukkan elevasi kepala 30° terbukti efektif untuk mengurangi risiko peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya meningkatkan venous return pada pasien stroke.
......Subarachnoid hemorrhage (SAH) is generally caused by rupture of an aneurysm which causes blood to be absorbed into the brain parenchymal cavity, and also interferes with the circulation of cerebrospinal fluid. Brain aneurysms themselves are usually located in the circle of Willis which is a ring-shaped anastomotic circle that serves to distribute blood to both cerebral hemispheres. SAH has a high rate of morbidity and mortality. A high mortality rate is closely related to increased intracranial pressure. One of the efforts that can be done to reduce intracranial pressure is with a head elevation of 30º. The purpose of writing this final scientific paper for nurses is to describe nursing care for patients with subarachnoid hemorrhage with the application of a 30° head elevation intervention. The results of the intervention showed that 30° head elevation was effective in reducing the risk of increased intracranial pressure as an effort to increase venous return in stroke patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Budi Nugroho
Abstrak :
Hipotensi merupakan masalah yang sermg di jumpai pada tindakan analgesia blok. Subarak.hnmd ( SAB ) untuk bedah seksio sesari. Penelitian acak. terbuka ini meneliti keefektifan elevasi tungkat 30° untuk mengurangi kekerapan hipotenst pada analgesia SAB untuk bedah seksaria sesama pembanding yang digunakan adalah tidakan yang sudah terbukti efektif mengurangi kekerapan hipotensi pada analgesia SAB untuk bedah seksio sesaria yaitu pemberian laktatintravena 20 mll/kg bb saat penyuntikan spmal ( coload).
Seratus enampuluh satu pasien yang menjalani bedah seksio sesaria dikelompokkan secara acak menjadi kelompok yang tungkainya dielevasikan 30° (kelompok. elevast) dan kelompok yang diberikan cairan laktat 20 ml/kg bb yang diberikan saat penyuntikan (kelompok load). Kejadian hipotensi (25% bandmg 39% p = 0 510) penggunaan efedrin ( medran 0 [0 30] bandmg 0 [030] p = 0 381) mlat APGAR menit pertama ( median 9 [4 9] bandmh 9 [6 9] p = 0 908) dan menit kelima (median 10 [6 10] bandmh, 10 [8 10] p= 0 -+1-+) tidak berbeda antara kelompok elevas1 dan kelompok coloid.
Kesimpulannya adalah devast tungkai sama efektifnya dengan pemberian laktat 20 ml/kg bb untuk mengurangi hitpotensi pada tindakan analgesia blok subarakhanoid bedah seksio sesaria.
......Hypotension Is the most common problem following subarachnoid block analgesia for cesarean section. In this study we tested the hypothesis that 30° leg elevation (elevation group) following subarachnoid block analgesia cesarean section would reduce the incidence of hypotension. In this study we used coloadmg lactated ranger's solution 20 m/kg BW intravenously given dunng spinal injection (coload group) as comparison.
We conducted an open randomuzed trial study m 161 patients would undergo cesarean section. Patients divided into leg elevation and coload group. Both groups had no difference in hypotension mdctence (25% m leg elevation group and 39% m coload group p = 0 51 0) ephedi in dose requirement (median 0 [ 0 10 ] compared with 0 [ 010 l p = 0 381) Apgar's score in first minute ( median 9 [ 4 9 ] compared With 9 [ 6 9 ] p = 0 908 ) and fifth minute( median I0 r6 I0 ] compared with I0 [ 8 I0 ] p= 0 4 14).
The conclusion that 30° leg elevation is as effective as coloading lactated ringer 20 ml/kg Bw intreavenously given during, spinal injection to decrease hypotenston mcdence tollowing subarachnoid block analgesia for cesarean section.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T22669
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Budi Nugroho
Abstrak :
Hipotensi merupakan masalah yang sermg di jumpai pada tindakan analgesia blok. Subarak.hnmd ( SAB ) untuk bedah seksio sesari. Penelitian acak. terbuka ini meneliti keefektifan elevasi tungkat 30° untuk mengurangi kekerapan hipotenst pada analgesia SAB untuk bedah seksaria sesama pembanding yang digunakan adalah tidakan yang sudah terbukti efektif mengurangi kekerapan hipotensi pada analgesia SAB untuk bedah seksio sesaria yaitu pemberian laktatintravena 20 mll/kg bb saat penyuntikan spmal ( coload).
Seratus enampuluh satu pasien yang menjalani bedah seksio sesaria dikelompokkan secara acak menjadi kelompok yang tungkainya dielevasikan 30° (kelompok. elevast) dan kelompok yang diberikan cairan laktat 20 ml/kg bb yang diberikan saat penyuntikan (kelompok load). Kejadian hipotensi (25% bandmg 39% p = 0 510) penggunaan efedrin ( medran 0 [0 30] bandmg 0 [030] p = 0 381) mlat APGAR menit pertama ( median 9 [4 9] bandmh 9 [6 9] p = 0 908) dan menit kelima (median 10 [6 10] bandmh, 10 [8 10] p= 0 -+1-+) tidak berbeda antara kelompok elevas1 dan kelompok coloid.
Kesimpulannya adalah devast tungkai sama efektifnya dengan pemberian laktat 20 ml/kg bb untuk mengurangi hitpotensi pada tindakan analgesia blok subarakhanoid bedah seksio sesaria.
......Hypotension Is the most common problem following subarachnoid block analgesia for cesarean section. In this study we tested the hypothesis that 30° leg elevation (elevation group) following subarachnoid block analgesia cesarean section would reduce the incidence of hypotension. In this study we used coloadmg lactated ranger's solution 20 m/kg BW intravenously given dunng spinal injection (coload group) as comparison.
We conducted an open randomuzed trial study m 161 patients would undergo cesarean section. Patients divided into leg elevation and coload group. Both groups had no difference in hypotension mdctence (25% m leg elevation group and 39% m coload group p = 0 51 0) ephedi in dose requirement (median 0 [ 0 10 ] compared with 0 [ 010 l p = 0 381) Apgar's score in first minute ( median 9 [ 4 9 ] compared With 9 [ 6 9 ] p = 0 908 ) and fifth minute( median I0 r6 I0 ] compared with I0 [ 8 I0 ] p= 0 4 14).
The conclusion that 30° leg elevation is as effective as coloading lactated ringer 20 ml/kg Bw intreavenously given during, spinal injection to decrease hypotenston mcdence tollowing subarachnoid block analgesia for cesarean section.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library