Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rista Antari
"Krisis malaise tahun 1929 mengakibatkan lima pabrik gula di Banyumas bangkrut pada tahun 1933. Salah satunya adalah Pabrik Gula Kalibagor yang merupakan pabrik terbesar dan tertua di Banyumas. Pada penelitian ini dibahas dampak yang dirasakan pabrik gula Kalibagor saat krisis malaise dan bagaimana pabrik gula ini dapat bangkit kembali tahun 1938. Sumber primer yang digunakan adalah arsip Suikerregeling 1936, harian Belanda dan Hindia-Belanda seperti De Telegraaf, De Locomotief, De Algemeen Handelsblad pada periode 1900-1938. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri atas pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber (verifikasi), analisis sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah (historiografi). Hasilnya ditemukan bahwa Pabrik Gula Kalibagor mengalami jatuh bangun selama krisis malaise tahun 1933-1938. Pabrik Gula Kalibagor harus berhenti berproduksi pada tahun 1933 karena krisis malaise dan bencana kekeringan. Keuntungan pabrik yang terus menurun akibat musim kemarau menyebabkan produksi gula menjadi rendah ditambah dengan adanya krisis malaise sehingga pabrik gula Kalibagor mengalami kerugian yang besar. Perekonomian Banyumas semakin memburuk dan untuk mengembalikan perekonomian Banyumas maka Bupati Banyumas mengupayakan untuk dibukanya kembali Pabrik Gula Kalibagor. Pada tahun 1936, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan kebijakan membangkitkan kembali salah satu pabrik gula di Banyumas, yaitu Pabrik Gula Kalibagor. Pabrik Gula Kalibagor beroperasi lagi pada tahun 1938 yang membuat perekonomian di Banyumas kembali membaik.
......Crisis malaise in 1929 has caused five sugar factories in Banyumas going bankrupt in 1933. One of them was the Kalibagor Sugar Factory, which was the largest and oldest factory in Banyumas. This research discusses the impact of crisis malaise to Kalibagor sugar factory and how this sugar factory could revive in 1938. The primary sources used the Suikerregeling 1936 dutch archives, daily of De Telegraaf, De Locomotief, De Algemeen Handelsblad in the period 1930-1938. This research method uses historical methods consisting of source collection (heuristics), source criticism (verification), source analysis (interpretation), and history writing (historiography). The result is, Kalibagor Sugar Factory experienced ups and downs during the malaise crisis of 1933-1938. Kalibagor Sugar Factory had to stop production in 1933 due to malaise crisis and dryness weather. The factory's profits continued to decline due to bad weather which caused low sugar production coupled with the malaise crisis so that the Kalibagor sugar factory suffered huge losses. Banyumas economy was getting worse and to restore Banyumas economy, then the Banyumas Regent was making efforts to reopen the Kalibagor Sugar Factory. In 1936 the Dutch East Indies government issued a policy of reviving one of the sugar factories in Banyumas, namely the Kalibagor Sugar Factory. So that the Kalibagor Sugar Factory could operate again in 1938. That way, the economy in Banyumas was getting better again."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faiz
"ABSTRAK
Peninggalan material culture setelah masa revolusi industri dapat dikaji melalui arkeologi industri. Kajian tersebut membahas kehidupan sosial pada masa lalu lewat tinggalan bangunan industri. Salah satu tinggalan tersebut adalah pabrik. Di Indonesia, pabrik-pabrik tersebut pada umumnya merupakan tinggalan masa kolonial. Pabrik gula Ngadiredjo di Kediri menjadi objek penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini. Kajian ini mengkhususkan mengenai tata ruang pada pabrik yang berkaitan dengan aktivitas produksi pabrik pada masa lalu dan sistem sosial yang ada dalam lingkungan industri Pabrik Gula Ngadiredjo. Konsep tersebut dapat diketahui pada pola keletakan bangunan-bangunan dalam emplasemen pabrik.

ABSTRAK
Industrial archaeology is a study about the material culture from industrial revolution. This study discuss about social industrial life in the past through its remains, one of them is factory buildings. This paper tried to examine the industrial life in Sugar Factory Ngadiredjo in Kediri. This factory complex was choosen as a case study in this research because the factory buildings, its machinery, and other infrastructures still in good conditions and remain intacts. This study focus about the spatial layout of the factory in order to understanding the power relation concept between white people as ruler and indigenous people as worker. The power relation concept can be known through panopticon system of the emplacement of the buildings."
2017
S69380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Husen Basri
"Tulisan ini membahas mengenai peristiwa pemogokan buruh yang terjadi di pabrik gula Krian pada tahun 1920. Dari peristiwa pemogokan buruh ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk menelusuri sejarah perburuhan terutama yang terjadi pada masa Hindia Belanda. Selain itu diharapkan dapat mengetahui peran serikat kerja yang selalu terlibat dalam setiap pemogokan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Untuk hasil yang dicapai dari tulisan ini menunjukkan buruh mogok kerja utamanya diakibatkan oleh kemiskinan buruh dan berakhirnya pemogokan tidak sepenuhnya berhasil karena hanya tuntutan kenaikan upah kerja saja yang akhirnya diwujudkan.
......
This paper discusses the events of labor strikes that occurred at the Krian sugar factory in 1920. From this strike event the labor is expected to provide benefits to trace the history of labor especially that occurred in the Dutch East Indies. In addition it is expected to know the role of unions that are always involved in every strike. The method used in this paper uses historical methods consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography. For the results of this paper, the labor strikes mainly due to the poverty of the labors and the end of the strike is not entirely successful because only the demands of the wage increase are finally realized."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yully Asianto
"ABSTRAK
"Tesis ini membahas mengenai rencana pencapaian target pemerintah dalam produksi gula tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode ARIMA dengan data periode dari tahun I980 hingga 20 I 4."
"Model ARIMA (9,1,5) menghas il kan proyeksi produksi Gu la Krsital putih pada tahun 2019 adalah 2.582.81 1 ton, sedangkan un tuk konsumsi Gula Kristal put i h model ARIMA (5, 1, 5) proyeksi konsumsi pada tahun 2019 sebesar 3.257.755 ton. Sehingga pad a tahu n 20 I9, te rjadi se lisi h (defisit) an tara jum lah produksi da n konsumsi GK P sebesar 674.944 ton."

ABSTRACT
"This research is ana li zed of projection target of white sugar year 2019. Th researc h used AR I MA mod el w ith t ime-series data betw een year 1 980 throu 20 1 4."
"Model for white sugar production is ARIMA (9, 1,5) and the white sug production projection in 2019 is 2.582.8 I I tons, meanwhile ARlMA model f consumption is ARJMA (5, 1,5) and the wh ite sugar consumption projection 2019 is 3.257.75S tons."
"There wil I be deficit betw een production and consumpti on of white sugar on t year 2019 in amount of 674.944 tons""
2016
T46286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Ariyani Sari Fajarwati
"Disertasi ini membahas konteks komodifikasi ruang poskolonial dengan mengambil studi kasus yang terjadi pada PG Colomadu (1861) yang mengalami alih fungsi menjadi De Tjolomadoe (2018). Komodifikasi ruang yang terjadi di Kawasan peri urban Colomadu- Karanganyar ini melibatkan kepentingan aktor-aktor yang saling berkelindan dalam memaknai perubahan sebuah situs industri mejadi situs komersial. Tujuan penulisan disertasi ini untuk mengetahui pemaknaan alih fungsi tersebut yang diduga merupakan kelanjutan dari praktik relasi kuasa yang pernah berlangsung sejak masa kolonial. Untuk itu diperlukan analisis dengan membongkar keterlibatan para aktor dalam relasi kekuasaan sejak situs ini pertama kali didirikan hingga dalam proses alih fungsinya, dan juga untuk melihat respon masyarakat sekitar dengan kehadiran situs komersial De Tjolomadoe. Metode sejarah dan etnografi digunakan untuk mengolah data dan temuan yang digunakan untuk menjawab hipotesis dari disertasi ini. Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa praktik pemanfaatan ruang poskolonial yang terjadi saat ini merupakan keberlanjutan dari praktik yang berlangsung sejak masa kolonial, meskipun memiliki pola dan strategi yang berbeda, tergantung pada relasi kekuasaan antara para aktor di masanya.
......This dissertation discusses the context of the commodification of postcolonial space by taking a case study that occurred in PG Colomadu (1861), which underwent adaptive reuse to De Tjolomadoe (2018). The transfer of functions in the Colomadu- Karanganyar peri-urban area involved the interests of intertwined actors in interpreting the change of an industrial site into a commercial site. This dissertation aims to find out the meaning of this transfer of function, which is thought to be a continuation of the practice of power relations that has been going on since the colonial period. For this reason, an analysis is needed to dismantle the involvement of actors in power relations since this site was first established to transfer its functions and to see the response of the surrounding community to the presence of the De Tjolomadoe commercial site. Historical and ethnographic methods were used to process the data and findings used to answer the hypothesis of this dissertation. From the analysis results, it can be concluded that the current practice of using postcolonial space is a continuation of the practices going on since the colonial period. However, they have different patterns and strategies, depending on the power relations between the actors at that time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Alya
"Heritage Rest Area Banjaratma merupakan bentuk pengembangan Pabrik Gula Banjaratma dengan konsep adaptasi dan revitalisasi. Hingga diresmikan sebagai rest area pada tahun 2019, Pabrik Gula Banjaratma masih berstatus Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Penelitian ini mengulas tentang kesesuaian bentuk adaptasi dan revitalisasi Pabrik Gula Banjaratma terhadap UU No.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan persepsi nilai-nilai penting Pabrik Gula Banjaratma. Metode yang digunakan adalah metode penelitian arkeologi yang meliputi tujuh tahapan, antara lain formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi, dan publikasi. Tujuan penelitian ini untuk menunjukan perubahan Pabrik Gula Banjaratma dari masa ke masa melalui penerapan adaptasi, revitalisasi, dan kesesuaiannya dengan UU No.11 Tahun 2010, serta menjelaskan pengaruh pengembangan Pabrik Gula Banjaratma terhadap nilai penting yang telah diidentifikasi. Penelitian ini membuktikan bahwa bentuk adaptasi dan revitalisasi Pabrik Gula Banjaratma sesuai dengan prinsip-prinsip pada UU No.11 Tahun 2010. Berdasarkan 99 responden yang terdiri dari pengelola, pedagang, dan pengunjung, sebagian besar sangat setuju atau setuju bahwa Heritage Rest Area Banjaratma memiliki nilai penting bagi sejarah, pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, sosial, dan ekonomi. Persepsi positif masyarakat terhadap nilai penting tersebut menunjukkan bahwa pengembangan Pabrik Gula Banjaratma melalui adpatasi dan revitalisasi tidak menyebabkan penurunan nilai-nilai pentingnya.
......The Banjaratma Heritage Rest Area is a form of development of the Banjaratma Sugar Factory with the concept of adaptation and revitalization. Until it was inaugurated as a rest area in 2019, the Banjaratma Sugar Factory still had the status of Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). This research reviews the suitability of the form of adaptation and revitalization of the Banjaratma Sugar Factory to UU No. 11 of 2010 concerning Cultural Heritage and the perception of the important values of the Banjaratma Sugar Factory. The method used is an archaeological research method which includes seven stages, including formulation, implementation, data collection, data processing, analysis, interpretation and publication. The aim of this research is to show changes in the Banjaratma Sugar Factory from time to time through the implementation of adaptation, revitalization and compliance with UU No. 11 of 2010, as well as explaining the influence of the development of the Banjaratma Sugar Factory on the important values that have been identified. This research proves that the form of adaptation and revitalization of the Banjaratma Sugar Factory is in accordance with the principles of UU No. 11 of 2010. Based on 99 respondents consisting of managers, sellers and visitors, the majority strongly agree or agree that the Banjaratma Heritage Rest Area has important value for history, knowledge, education, culture, social and economic matters. The community's positive perception of these important values shows that the development of the Banjaratma Sugar Factory through adaptation and revitalization has not caused a decline in its important values."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library