Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lestaria Aryanti
Abstrak :
ABSTRAK
Frozen shoulder merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekakuan pada sendi bahu yang diawali dengan rasa nyeri dan berakibat berkurangnya lingkup gerak sendi kesegala arah. Seringkali keadaaan ini timbul tanpa alasan yang jelas, tetapi dapat pula dihubungkan dengan berbagai keadaan seperti angina/insufisiensi coroner, hemiplegia, parkinson, tumor pada daerah apex paru-paru, tumor pada payu dara, akibat pemakaian obatobatan, diabetes melitus dan lain sebagainya.(1, 3, 4, 5, 6,11,13,18,26). Keadaan ini merupakan 'self limiting disease' (2,8,22,23,24). Reeves (23) meneliti penderita Frozen Shoulder selama 5 sampai 10 tahun (dengan rata-rata 30 bulan } pada 41 penderita, semua kembali pulih dengan baik secara spontan. Dengan waktu penyembuhan antara 1 sampai 4 tahun setelah timbulnya gejala. Simmand meneliti bahwa setelah 3 tahun dari 21 penderita hanya 5 penderita yang berfungsi normal, 9 penderita masih terdapat kelemahan dan nyeri serta 6 penderita terdapat kelemahan dan keterbatasan gerak. Karena gangguan fungsi yang dialami serta rasa nyeri me nyebabkan penderita mencari berbagai pertolongan kepada tenaga kesehatan seperti dokter spesialis syaraf, spesialis rheumatologi, spesialis bedah tulang, maupun pada dokter rehabilitasi medik. Pengobatan yang diberikan dalam bidang rehabilitasi medik bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan mengembalikan lingkup gerak sendi pada keadaan yang normal. (6.1618,20)

Penanganan dalam bidang rehabilitasi medik dapat berupa terapi panas/dingin, terapi latihan fisik, manipulasi dengan atau tanpa anestesi, ultra sound, medikamentosa seperti analgesik dan steroid. Dari semua jenis terapi ini, latihan gerak merupakan bagian yang terpenting. Tanpa latihan gerak, maka sulit diharapkan hasil yang baik. Pengobatan ini bukan merupakan pengobatan standard, tetapi disesuaikan dengan keadaan penderita. (18, 10) Lamanya pengobatan dan jenis terapi yang diberikan menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh penderita menjadi cukup besar.

Terapi latihan fisik yang merupakan salah satu terapi dibidang rehabilitasi medik merupakan terapi yang mudah dilaksanakan baik dirumah maupun di rumah sakit. Melakukan latihan terapi fisik di rumah sakit sampai sembuh sempurna tentunya tidak ekonomis, untuk itu latihan dirumah secara teratur dapat mengatasi masalah tersebut. Sebagian besar keberhasilan-keberhasilan terapi ditunjang oleh latihan fisik tersebut. Sepanjang pengetahuan penulis belum ada penelitian dibidang rehabilitasi medik di Indonesia untuk membandingkan hasil terapi latihan fisik pada penderita Frozen Shoulder yang dilakukan dirumah dengan latihan fisik yang dilakukan dirumah sakit. Oleh karena itu perlu di lakukan penelitian dengan tujuan agar dapat menilai efek terapi latihan fisik tersebut pada pemulihan rasa sakit dan fungsi dari bahu serta efisiensi dalam jumlah biaya yang diperlukan selama pengobatan penderita Frozen Shoulder.

Meskipun penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, diharapkan akan diperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang manfaat latihan fisik yang dilakukan dirumah?
1990
T58521
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Laela
Abstrak :
Pasien dengan penyakit degeneratif yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami masalah psikologis ansietas yang mempengaruhi kondisi sakitnya. Penanganan kasus ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tanda gejala dan kemampuan pasien ansietas setelah latihan penghentian pikiran dan psikoedukasi keluarga. Desain penanganan kasus yang digunakan adalah studi kasus dengan jumlah partisipan 25 responden. Analisis dilakukan terhadap tanda gejala dan kemampuan pasien dan keluarga sebelum dan sesudah dilakukan tindakan keperawatan generalis, terapi penghentian pikiran dan psikoedukasi keluarga. Penanganan kasus dengan topik yang sama pernah dilakukan sebelumnya, namun yang membedakan penulis menggunakan pendekatan teori interpersonal Peplau. Hal ini membuat penanganan kasus ini berbeda dan penting untuk dilakukan. Hasil penanganan kasus menunjukkan usia 18 ndash; 60 tahun, jenis kelamin perempuan 13 orang, laki laki 12 orang, suku Sunda dan penurunan tanda gejala ansietas, juga meningkatknya kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas. Tindakan keperawatan generalis, terapi penghentian pikiran dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan sebagai terapi keperawatan pada pasien ansietas dengan penyakit degeneratif. ...... Patients with degenerative disease were hospitalized may experience an anxiety psychological problem affecting the condition of the illness. The handling of this case aims to determine the change of symptom signs and ability of anxiety patients after exercise thought stopping and family psychoeducation. The design was case study with 25 participants. The analysis was performed on symptoms and abilities of patients and families before and after nursing intervention, thought stopping and family psychoeducation. The case handling on the same topic has been done before, but that distinguishes the author using Peplau 39 s interpersonal theory approach. This makes its different and important to do. The result of the case handling shows the age of 18 60 years, female 13 people, men 12 people, Sundanese and the decreased signs of anxiety symptoms, also the increased the ability of families in caring for family members who experienced anxiety. Nursing intervention, thought stopping and family psychoeducation are recommended as nursing therapy for patients anxiety with degenerative diseases.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Benge, Sophie
Abstrak :
Buku yang berjudul "The tropical spa : Asian secrets of health, beauty and relaxation" ini ditulis oleh Sophie Benge. Buku ini membahas tentang tempat-tempat spa yang terkenal di Asia Tenggara.
[Place of publication not identified]: Periplus Editions (HK) Ltd., 1999
R 615.853 BEN t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Tulangow, Indri Winny
Abstrak :
Nyeri merupakan masalah utama yang sering di alami oleh pasien kanker ginekologi yang berdampak pada berbagai aspek baik biopsikososio dan spiritual pasien, di laporkan ada 70 % pasien yang menderita kanker ginekologi, mengalami nyeri pada berbagai tingkat nyeri bahkan 33% pada pasien yang dinyatakan sembu. Meskipun tersedia agen farmakologis yang efektif dan pedoman manajemen nyeri berbasis bukti, nyeri kanker terus menjadi gejala yang menantang terkait dengan hambatan pengendalian nyeri yang berasal dari sikap terhadap pengendalian nyeri, sumber sistem, dan peraturan terkait ras, sosial dan ekonomi maupun hal yang berkaitan dengan kepercayaan atau keagamaan. Pendekatan manajemen yang efektif sangat di butuhkan dan terapi SEFT merupakan salah satu terapi non farmakologi yang di usulkan sebagai metode potensial untuk mengurangi nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) dalam manajemen nyeri pada pasien kanker ginekologi. Metode penelitian yang digunakan menggunakan desain RCT dengan rancangan parallel. Jumlah sampel sebanyak 48 partisipan yang diacak dengan blok randomisasi ke dalam 24 kelompok kontrol dan 24 kelompok intervensi. Penelitian yang di lakukan di RS R.D. Kandou Manado. Dengan memberikan terapi SET selama 15-20 menit pada kelompok intervensi dan pemberian leaflet pada kelompok kontrol. Pengukuran skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale dilakukan selama 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi SEF mampu menurunkan skala nyeri pada pasien kanker ginekologi di bandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai P=0,000 (α<0,05). Penerapan terapi SEFT dapat menjadi acuan perawat onkologi dalam memberikan terapi non-farmakologi untuk menurunkan nyeri, stres serta meningkatkan kesejahteraan spiritual pasien terutama pasien kanker ginekologi. ......Pain is the main problem often experienced by gynecological cancer patients which has an impact on various aspects, both biopsychosocial and spiritual of the patient. It is reported that 70% of patients suffering from gynecological cancer experience pain at various levels of pain, even 33% of patients who are declared cured. Despite the availability of effective pharmacologic agents and evidence-based pain management guidelines, cancer pain continues to be a challenging symptom associated with barriers to pain control stemming from attitudes toward pain control, system resources, and racial, social and economic regulations and beliefs. or religious. An effective management approach is urgently needed and SEFT therapy is one of the non-pharmacological therapies proposed as a potential method for reducing pain. This study aims to identify the effectiveness of Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) therapy in pain management in gynecological cancer patients. The research method used was an RCT design with a parallel design. The total sample was 48 participants who were randomized by block randomization into 24 control groups and 24 intervention groups. Research conducted at R.D. Hospital. Kandou Manado. By providing SEFT therapy for 15-20 minutes in the intervention group and giving leaflets to the control group. Pain scale measurements using the Numeric Rating Scale were carried out for 5 days. The results showed that SEFT therapy was able to reduce the pain scale in gynecological cancer patients compared to the control group with a value of P=0.000 (α<0.05). The application of SEFT therapy can be a reference for oncology nurses in providing non-pharmacological therapy to reduce pain, stress and improve the spiritual well-being of patients, especially gynecological cancer patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Salma Rosyanda
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai pengaturan terkait pertanggungjawaban yang dapat dimintakan kepada seorang fisioterapis sebagai seorang tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan melalui praktik fisioterapi mandiri. Bentuk penelitian skripsi ini adalah yuridis normatif dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa mengenai pengaturan terkait profesi fisioterapis dan pelayanan fisioterapi dalam hukum kesehatan diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Fisioterapis dan Kode Etik Fisioterapi Indonesia. Pengaturan mengenai fisioterapis dan pelayanan fisioterapi telah dijabarkan dengan cukup baik, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu dilengkapi dalam Peraturan Perundang-Undangan khususnya mengenai pengaturan praktik fisioterapi mandiri. Bentuk pertanggungjawaban bagi seorang fisioterapis yang membuka praktik mandiri apabila terjadi suatu malpraktik dalam memberikan pelayanan fisioterapi adalah pertanggungjawaban secara langsung dikarenakan praktik fisioterapi mandiri mengatasnamakan diri fisioterapis yang mendirikan praktik mandiri secara pribadi dan praktik fisioterapi mandiri tidak berasosiasi dengan rumah sakit, klinik, ataupun puskesmas tertentu. Hasil penelitian ini menyarankan agar Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan lebih memperhatikan profesi fisioterapis untuk menjamin pelaksanaan fungsi profesi fisioterapis dari pengawasan dan pembinaan oleh pemerintah, selanjutnya bagi Organisasi IFI agar lebih giat dalam melakukan sosialisasi mengenai Peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan dengan profesi fisioterapis serta Kode Etik Fisioterapi Indonesia agar seorang fisioterapi dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta memahami akan hak dan kewajibannya dan saran bagi fisioterapis untuk memahami ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan dengan profesi fisioterapis untuk melindungi serta meminimalisir kemungkinan seorang fisioterapis melakukan suatu kesalahan hingga menyebabkan kerugian pada pasien/klien. ......This thesis discusses the accountability-related arrangements that can be requested from a physiotherapist as a health worker who provides health services through independent physiotherapy practice. The form of this thesis research is normative juridical with qualitative methods. This study shows that in regards to the regulation of physiotherapist and physiotherapy services in Health Law is stipulated in Law No. 36 of 2014 on Health Workers, Ministerial Regulation of the Health Ministry No. 65 of 2015 on Physiotherapy Service Standards, Ministerial Regulation of the Health Ministry No. 80 of 2013 on The Implementation of the Physiotherapist Profession and Physiotherapy Practices and Physiotherapy Code of Ethics in Indonesia. The regulations of physiotherapy and physiotherapy services have been thoroughly explained, but there are some points that yet to be explained in the Law, particularly about the stipulation of Independent Physiotherapy Services. The form of accountability for a physiotherapist who opens an independent practice in the event of a malpractice in providing physiotherapy services is direct responsibility due to the practice of independent physiotherapy in the name of a physiotherapist who establishes an independent private practice and independent physiotherapy practice is not associated with certain hospitals, clinics, or health centers. This study suggests the Ministry of Health and the Public Health Office to put a bigger concern and attention to physiotherapists in order to ensure the implementation of the physiotherapists' professional functions from government's supervision and guidance. Furthermore, it is also suggested for IFI Organization to perform an even greater measure of socialization about the laws regarding the physiotherapist profession and also Indonesian Physiotherapy Code of Ethics so that a physiotherapists can improve their quality and understand the rights and duty imposed upon them. Last, it is encouraged for physiotherapists to comprehend the laws regarding the physiotherapist profession to protect their rights and to prevent physiotherapist causing an offend that causes damages to patients/clients
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zand, Janet
New York: Avery Pub. Group, Garden City Park, 1999
610.03 ZAN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library