Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simatupang, Ruth H. Dripatmanto
Abstrak :
Dalam dunia pengangkutan udara masalah tanggungjawab pengangkut/operator merupakan hal yang paling penting untuk ditetapkan secara tegas dan yang berdaya laku seragam di seluruh negara. Salah satunya adalah sistem tanggungjawab mutlak bagi pihak ketiga yang berada di darat dan diatur melalui Konvensi Roma 1952. Saat ini Konvensi Roma 1952 tersebut perlu mendapat pemikiran ulang dan perhatian khusus, karena sistem tangungjawabnya lebih memberikan kepastian dalam melindungi penduduk (baik secara fisik maupun mentalnya), harta benda juga wilayah udara negara. Serta perlunya masalah kebisingan/'sonic boom' diatur di dalamnya. Dalam hal ini, Indonesia sebagai Salah satu negara yang memiliki armada pengangkutan udara telah menetapkan masalah tersebut melalui Pasal 44, UU No. 15 Tahun 1992, tentang penerbangan, namun masih belum sempurna (tidak diatur secara rinci). Diharapkan peraturan yang baru tersebut diikuti dengan peraturan pelaksanaannya dan dihimbau pula untuk segera meratifikasi Konvensi Roma 1952.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dane Viarsyah
Abstrak :
Keberlangsungan sistem transportasi di Jakarta dalam ancaman perubahan iklim. Integrasi dan perencanaan transportasi publik yang baik menjadi alternatif untuk mendukung lahan transportasi dan memecahkan kemacetan dari dan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Karena itu, PT Railink, PT Angkasa Pura II, PT Kereta Api Indonesia dengan sinergi bersama BUMN membangun transportasi berbasis rel yaitu Kereta Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan berusaha membuat pelayanan mereka semenarik mungkin, ke sebanyak mungkin orang. Selain itu, Kereta Bandara terhubung dengan Skytrain di bangunan integrasi sebagai titik transfer. Studi ini menganalisis integrasi waktu untuk melakukan perjalanan menggunakan Kereta Bandara dari Stasiun BNI City ke Skytrain untuk mencapai terminal bandara tujuan penumpang dengan mengamati faktor waktu tempuh berjalan di bangunan integrasi, dan waktu tunggu Skytrain yang ditimbulkan. Sedangkan pada perjalanan Skytrain-Kereta Bandara, analisis dipengaruhi dari waktu tempuh berjalan, durasi pembelian tiket, dan efeknya pada waktu tunggu Kereta Bandara. Studi diperlukan untuk mengetahui bagaimana dua moda transportasi ini saling terintegrasi secara waktu, mengingat faktor-faktor perjalanan individual harus dijadwalkan. Hasil analisis menunjukkan baik pada perjalanan Kereta Bandara-Skytrain atau pun Skytrain-Kereta Bandara setelah memperhatikan faktor-faktor integrasi, terdapat beberapa jadwal yang tidak saling teintgerasi, dan lebih buruk lagi tidak saling mengakomodir di waktu tertentu.
The sustainability of transportation systems in Jakarta is under threat from climate change. Better integration and planning of public transportation is an alternative to support land transportation and to solve the congestion problem to Soekarno-Hatta International Airport. Hence, PT Railink, PT Angkasa Pura II, PT Kereta Api Indonesia with its BUMN synergy built rail-based transportation called Airport Train and tries to make their service as attractive as possible, to as many persons as possible. Moreover, Airport Train is connected with Skytrain in an integrated building as a transferring point. This study analyzes the time integration to travel using the Airport Train from BNI City Stastion to Skytrain to reach the airport terminal of the passengers destination by observing the walking time factor at integrated building and its effect on waiting time of Skytrain. And also Skytrain-Airport Train by identifying the walking time, ticket purchasing time, and its effect on Airport Train waiting time. Study is necessary to know whether these two modes of transport can be integrated in time and, individual journeys must in some way be scheduled. The results of the analysis show that both on Airport Train-Skytrain and Skytrain-Airport Train after observing the factors of analysis there are several schedules that are not integrated each other, even worse can not accommodate each other at certain times.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library