Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ichayuen Avianty
Abstrak :
Persentase konsumsi rokok pada remaja usia 10 ? 15 tahun di Kota Depok masih cukup tinggi sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh teman sebaya terhadap perilaku merokok pada siswa sekolah Menengah Pertam (SMP) di Kota Depok Tahun 2016 dengan menggunakan kuesioner penelitian yang diadopsi dari kuesioner Global Adults Tobacco Survey (GATS) tahun 2011. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 300 siswa - siswi SMP kelas VII dan VIII Kota Depok yang memiliki akreditas A, B dan C. Penelitian ini menemukan nilai OR sebesar 77,5 (95% CI: 10,29 - 548,3) yang artinya: remaja yang memiliki teman sebaya yang merokok akan berisiko sebesar 77,5 kali lebih besar untuk merokok dibandingkan dengan remaja yang tidak memiliki teman sebaya yang tidak merokok. Selain itu diperoleh juga nilai p value sebesar 0,001 yang artinya terdapat hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok pada anak SMP tanpa dikontrol oleh variabel konfonding. Penelitian ini merekomendasikan untuk melakukan promosi kesehatan yang lebih intensif kepada siswa - siswi tentang dampak serta akibat dari bahaya merokokbagi perokok aktif serta bahaya dan akibat asap rokok bagi perokok pasif. ......The percentage cigarette consumption in adolescents the ages of 10-15 years in depok was still quite high until now .This study attempts to identify the effects their peers to behavior smoked on high school students pertam ( smp ) in depok 2016 using a questionnaire research adopted from the questionnaire global adults tobacco survey ( gats ) in 2011. This research using design research cross sectional with the total sample of 300 students of junior high school class vii and viii depok having akreditas a , b and c. This study found value of 77,5 or ( 95 % ci: 10,29-548,3 ) which means: teenager having their peers that smoking risky of 77,5 times more likely to smoke compared with a teenager who do not have their peers who does not smoke .Besides acquired also value p value of 0,001 which means there are the relationship between the influence of their peers with the behavior smoked on in junior high without controlled by variable konfonding. This research recommended to do promotion of health a more intensive to the students about the students of the impact on and a result of danger of smoking for active smokers as well as the dangers and as a result of cigarette smoke for passive smokers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saetia Listiana
Abstrak :
Merokok adalah perilaku yang kompleks hasil interaksi dari aspek kognitif,lingkungan sosial, kondisi psikologis, conditioning, dan keadaan fisiologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok antara lain faktor sosiodemografi, yaitu perilaku dan kebiasaan merokok keluarga dan teman, sikap dan keyakinan (beliefs) terhadap rokok, faktor kepribadian seperti konsep diri, citra diri (self image), locus of control, serta faktor perilaku (behavioral variables). Konsep diri adalah persepsi individu mengenai dirinya sendiri yang berisi kumpulan keyakinan dan perasaan individu terhapad dirinya, mengandung aspek deskriptif dan evaluatif, dan dibentuk melalui pengalaman dan interpretasi individu terhadap lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri mahasiswa perokok di Fakultas Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Indonesia. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan sampel mahasiswa perokok di Fakultas Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Indonesia yang merokok yang dipilih dengan teknik insidental (incidental sampling). Instrumen yang digunakan adalah alat ukur konsep diri untuk mahasiswa dikembangkan oleh Dewi Maulina M.Psi (2004), dosen Psikologi Eksperimen Universitas Indonesia. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 52,6% mahasiswa perokok memiliki konsep diri yang negatif dan 47,4% mahasiswa perokok memiliki konsep diri yang positif. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada mahasiswa perokok. ......Smoking is a complex behavior results from the interaction of cognitive, social, psychological condition, conditioning, and physiological state. Factors that influence smoking behavior among other sociodemographic factors, such as smoking behavior and family and friends, attitudes and beliefs (beliefs) on cigarettes, personality factors such as self-concept, self-image (self-image), locus of control, and behavioral factors (behavioral variables). Self-concept is the individual's perception of itself that contains a collection of individual beliefs and feelings toward him, containing descriptive and evaluative aspects, and is formed through experience and interpretation of the individual to its environment. This study aims to describe the concept of student self-smokers in the Faculty of Social Sciences and Humanities cluster of University of Indonesia. The study design was a descriptive cross-sectional approach using a sample of smokers student at the Faculty of Social Sciences and Humanities cluster of University of Indonesia who smoked were chosen by engineering incidental (incidental sampling). The instrument used is a measure of self-concept for students developed by Dewi Maulina M.Psi (2004), professor of Experimental Psychology, University of Indonesia. The results were analyzed using univariate analysis. The results showed for 52.6% of students smokers have a negative self concept, and 47.4% of students smokers have a positive self concept. Recommendations for further research is to identify the factors that influence self-concept in student smokers.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tino Leonardi
Abstrak :
Kesehaian tidak dapat dipungkiri lagi merupakan faktor dasar yang peranannya sangat signifikan dalam mendukung aktivitas manusia untuk mernenuhi kehutuhan hiclupnya. Banyak fakta menunjukkan bahwa menurunnya kualitas kesehatan suatu masyarakat secara tidak langsung juga menyebabkan turunnya kualitas kesejahteraan hidup masyarakat. Salah saiu penyebab turunnya kualitas kesehaian Seseorang adalah gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup ini menjadi faktor resiko yang memicu timbulnya penyakit degeneratif Penyakit yang akhir-akhir ini telah menjadi ancaman yang tak kalah mengerikan jika dibandingkan penyakit yang disebabkan mikroorganisme. Salah sam falclor resiko yang susah sekali dihilangkan adalah dari merokok. Merokok telah menjadi ancaman lalan karena usia seseorang mulai merokok saat ini semakin dini. Perilaku tidak sehat yang dilakukan pada masa remaja mengancam kesempumaan pertumbuhan organ tubuh. Banyak penelitian menunjukkan bahwa seseorang merokok seringkali disebabkan oleh tekanan lingkungan (Saraiino, 1994). Kenyataan tersebut membawa kepada sualu kesimpulan bahwa rernaja harus dibekali dengan pengetahuan dan keterarnpilan yang memadai agar terbentuk sikap dan penlaku yang anti rokok. Program pendidikan yang disusun untuk tugas akhir ini adalah program pencegahan merokok dengan pendekatan peer education. Pendekatan ini digunakan karena remaja oenderung lebih suka memperoleh inforrnasi dari sebayanya Remaja juga cenderung lebih terbuka kepada sebaya dalam mengungkapkan masalah-masalahnya Materi untuk program disusun berdasarkan peranan faktor psikososial yang ternyata cukup kuat memicu seseorang untuk merokok. Oleh karena itu, selain materi tentang bahaya merokok, materi tentang berkomunikasi secara asertif juga disertakan sebagai salah satu materi utama.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library