Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mega Dwipa Oktavia
"Bagian 1
Analisis Situasi: Fenomena Hallyu sudah menjadi hal yang tidak asing di Indonesia. Respon positif dan negatif pun diterima oleh fenomena ini. Salah satu dampak yang paling terlihat adalah munculnya banyak penggemar fanatik produk Hallyu. Maka dari itu, penulis memutuskan mengangkat fenomena ini dalam bentuk suatu tayangan yang paling diminati di Indonesia, yaitu drama, dengan jenis mockumentary, dan di media yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia, yaitu televisi.
Bagian 2
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Pilot: Manfaat utama pengembangan episode pilot ini adalah memberikan alternatif tayangan hiburan sekaligus gambaran bahwa sesuatu yang berlebihan bukanlah hal yang baik melalui fenomena yang diangkat. Tujuan utamanya adalah memberikan tayangan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga bermanfaat dengan informasi mengenai buruknya perilaku berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Bagian 3
Pilot yang Dikembangkan: Episode pilot yang dikembangkan adalah tayangan drama dengan jenis mockumentary yang mengangkat fenomena Hallyu di Indonesia. Episode pilot ini menceritakan tentang tiga orang mahasiswi, yang bersahabat dan tinggal di sebuah rumah kontrakan, dimana salah satunya merupakan penggemar fanatik salah satu produk Hallyu.
Bagian 4
Evaluasi: Pre-test dilakukan dengan menggunakan metode riset pustaka, riset data Nielsen, survei kuesioner, serta wawancara narasumber dan pakar. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode focus group discussion (FGD) pada 10 orang khalayak sasaran.
Bagian 5
Anggaran: Episode pilot ini dibuat dengan dana sebesar Rp 970.000,00. Rencana Anggaran Penerbitan Media tiap episode membutuhkan biaya sebesar Rp 50.864.000,00. Untuk evaluasi, perkiraan dana yang dibutuhkan adalah Rp 255.000,00.

Chapter 1
Situation Analysis: Hallyu phenomenon has already become familiar in Indonesia. Positive and negative responses were received by this phenomenon. One of the most visible impacts is the emergence of many fanatic fans of Hallyu products. Therefore, the author decided to bring this phenomenon into the most popular TV program format in Indonesia, the drama, and in a mockumentary type that is going to be aired on television, as the most widely consumed media in Indonesia.
Chapter 2
Benefits and Goals of Developing Pilot: The main benefit of this developed pilot episode is to provide an alternative entertainment show and show that something excessive is not good through the phenomenon raised. Its main purpose is not only to entertain, but also to give information to people about something excessive that can harm themselves and others is not good.
Chapter 3
The Development of Pilot: The developed pilot episode is a mockumentary drama TV show that brings the Hallyu phenomenon in Indonesia. This pilot episode tells the story of three female university students, who are friends and live in a rented house, where one of them is a fanatic fan of one of Hallyu products.
Chapter 4
Evaluation: Pre-test is conducted by doing literature study methods, Nielsen data analysis, survey questionnaires, and interviews with informants and expert. Evaluation will be conducted by using focus group discussion method (FGD) with 10 target audience.
Chapter 5
Budgeting: Budget of this pilot episode is Rp 970,000.00. Budget Plan Media Publishing for each episode costs Rp 50,864,000.00. For evaluation, the estimated funds required is Rp 255,000.00.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sugita Lestari
"ABSTRAK
Strategi spin-off memang sudah lama dilakukan oleh praktisi TV dalam memperpanjang popularitas dari sebuah program drama TV dengan tujuan untuk mempertahankan penonton setia. Strategi ini biasa digunakan untuk program drama TV yang berada pada slot prime-time. Penerapan strategi spin-off pada program reality show masih dikenal baru, tidak banyak program reality show menggunakan strategi ini. Artikel ini membahas penerapan strategi spin-off pada program reality show. Penelitian ini dibatasi pada program reality show Korea New Journey to The West 4 beserta program TV spin-offnya Youth Over Flower: Winner dan Kang s Kitchen. Dengan menggunakan metode kualitatif interpretif dan teknik studi dokumen serta wawancara mendalam kepada penonton ketiga program TV tersebut, penelitian ini memaparkan bagaimana sebuah program TV spin-off dapat meraih keberhasilannya serta memaparkan sikap penonton terhadap ketiga program TV tersebut. Melalui analisis elemen keberhasilan program TV oleh Perebinossoff, P., Gross, B., & Gross, L. S. (2002) dan Morissan (2011) dan elemen keberhasilan program TV spin-off oleh Kilian & Schwarz (2013), ditemukan bahwa motivasi utama penonton dalam menonton program TV spin-off adalah karena mereka telah terpapar oleh cuplikan atau teaser program melalui program TV utama, penonton lebih menyukai program TV utama dibandingkan dengan program TV spin-off karena penonton merasa ekspektasi mereka kurang terpenuhi oleh program TV spin-off.

ABSTRACT
The implementation of Spin-off strategy has been long done by TV programming to extend the popularity of a program and maintain the loyal audiences. This strategy always used by a prime-time TV Drama. The implementation of this strategy for a reality TV is still new, theres not many reality TV using this strategy. This article discusses about how the spin-off strategy is implemented in a reality TV program. This study is limited to a Korean reality TV program New Journey to The West 4 and its spin-off Youth Over Flower: Winner and Kangs Kitchen. Using qualitative-interpretive approach and literature study and interview to some audiences, this study explains how a TV spin-off could achieve its successful and alsa explains the feedback from audiences toward these three programs. Through the analysis of the element of success for a TV program and the element of success for TV spin-off, it is found that the main reason to watch a spin-off is because audiences have been introduced by teaser in parent program, audiences much prefer the parent program rather than its spin-off because they expectation cant be fulfill by TV spin-off."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Esra Leonora
"Korean Reality show "Let 美人" adalah sebuah program reality TV yang memanfaatkan para peserta perempuan yang memiliki ketidakpuasan dan penolakan terhadap penampilan mereka, untuk mempromosikan operasi plastik. Fokus utama dari makalah ini adalah bagaimana kecantikan yang ideal direpresentasikan dan bagaimana perempuan diposisikan dalam season kedua Korean reality show "Let 美人". Secara khusus, tiga episode, yaitu episode keenam, ketujuh, dan kesembilan dalam season ini, dianalisis untuk melihat bagaimana acara reality show ini menghadirkan peserta sebelum dan setelah mereka menjalani operasi plastik. Dengan menggunakan analisis semiotik John Fiske, penulis menemukan bahwa kecantikan yang ideal dikonstruksikan di acara reality show ini, yaitu kecantikan yang mengarah kepada kecantikan ideal Barat. Bersamaan dengan itu, bagaimanapun, perempuan diobjektifikasikan sebagai objek seksual, objek kecantikan dan objek konsumsi. Makalah ini menyimpulkan bahwa meskipun "Let 美人" membantu peserta untuk menjadi perempuan yang cantik, mereka juga diperdaya pada waktu yang sama.

Korean reality show "Let 美人" is a reality TV program that exploits female participants with dissatisfactions and resistances on their appearance, to promote plastic surgery. The main focus of this paper is how the ideal beauty is represented and women are positioned in the second season of Korean reality show "Let 美人". Specifically, the three episodes, which are the sixth, the seventh, and the ninth episode in this season, are analyzed to examine the way this reality show presents participants before and after they undergo plastic surgery. By using John Fiske's semiotic analysis, I found out that the ideal beauty constructed in this reality show pointed to Western ideal beauty. Along with it, however, women are objectified as sexual objects, beauty objects and objects of consumption. This paper concludes that even though "Let 美人" assists participants to be beautiful women, they are also victimized at the same time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chung, Ay-young
Seoul, Korea: Korean Culture and Information Service, 2011
791.457 CHU k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library