Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fachmi Ardhi
"Skripsi ini membahas pemikiran kaum nasionalis kiri, tentang kebudayaan dalam sebuah rubrik di Bintang Timur yang bernama ?Lentera. Skripsi ini mengambil periodisasi tahun 1962-1965. Tahun 1962 adalah awal mula munculnya lembaran kebudayaan Lentera, sedangkan 1965 merupakan tahun ketika Bintang Timur dibredel oleh pemerintah akibat G30S. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran dalam Lentera dipengaruhi oleh semangat rezim Demokrasi Terpimpin yang menjalankan politik sebagai panglima, dan kebudayaan sebagai salah satu bidang yang diperhatikan. Hal ini memperlihatkan memperlihatkan bahwa Lentera adalah salah satu pihak yang konsisten dalam mendukung konsepsi politik Presiden Soekarno.

The focus of this study is The left Nationalist thought, about culture in Bintang Timur's rubric 'Lentera'. The period of the study is between 1962-1965. In 1962, Lentera was started and 1965 was the time when Bintang Timur was banned by the government as a result of G30S. The result of this study shows that the thought in Lentera was influenced by the spirit of the Guided Democracy regime, who run 'politics as commander' and culture as one of the concerning area. It shows that 'Lentera' is a consistent proponent who supported President Soekarno's conception politics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nemesius Pradipta
"Karya susastra secara kasar dapat diperoleh menjadi dua elemn pokok, yang pertama adalah isi, yang kedua adalah bentuk atau wadah. Isi merupakan kandungan, amanat, atau misi, sedeang bentuk atau wadah merupakan alat untuk menyatakan isi. bentuk atau wadah itu meliputi antara lain alur, tokoh, latar, dan termasuk juga bahasa. dari situ terlihat bahwa bahasa merupakan bagian dari karya susastra. meskipun bahasa hanya melekat pada bagian luar yang berupa wadah, bahasa sangat menentukan isi. penguasaan yang baik terhadap bahasa, akan sangat membantu penulis dalam menuangkan ide-idenya. Sebaliknya, penulis yang penguasaan bahasanya rendah, besar kemungkinan akan mengalami stagnasi atau kemacetan. Meskipun kita tahu bahwa kandungan atau isi karya suswatra selalu dimanifestasikan melalui bahasa, jarang terjadi pengkajian susastra dilakukan dari sudut bahasanya. para kritikus susatra dan peminat susatra menutup diri terhadap kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan kemajuan ilmu-ilmu lain. mereka terpaku pada dunianya sendiri dan setiap kali melaukan pengkajian, hanya berkisar pada masalah alur, tokoh, latar, dan tema. ahli gramatika jarang sekali melihat keluar batasan kalimat, dan ahli susastra jarang sekali melihat ke dalam kalimat untuk mengetahui bahwa di sana ada struktur-struktur dan sistem-sistem yang mencerminkan arsitektur keseluruhan karya susastra. Padahal pembedahan karya susastra melalui sudut pandang bahasa atau linguistik pastilah akan melahirkan kerja sama yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme)."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S11258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library