Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ronny Aruben
"ABSTRAK
Dua macam dukun yang mempunyai peranan penting da_am pengobatan penyakit di desa Binala adalah taha hopa an taha roro. Dukun yang disebut pertama melakukan engobatan dengan mengandalkan mantra, sedangkan yang keua enitikberatkan pengobatannya dengan menggunankan antuan mahluk halus. Derr kian taha hopa melakukan peng-obatan dalam keadaan sadar, sebaliknya taha roro melaku-kannya dalarn keadaan tidak sadar atau kesurupan. Persa-maannya, keduanya rnenggunakan unsur-unsur gaib dalarn praktek pengobatannya, yakni: mantra (lahopa), jimat (p-pehe'), dan roh pembantu (hapi'). Para dukun mernbagi penyakit ke dalam dua kategori, yakni: saki biasa ('penyakit biasa'), dan saki' kebiasa_an ('penyakit adat'). Penyebab 'penyakit biasa' dijelas_kan oleh mereka secara alarniah, seperti: masuk angin, da_rah kotor, dan sebagainya. Penyakit-penyakit yang terma_suk dalam kategori ini, misalnya pening, batuk, pilek, dan sebagainya. Penyakit-penyakit seperti ini dianggap oleh mereka sebagai penyakit-penyakit ringan. Sebaliknya penyebab'penyakit adat' dijelaskan oleh mereka secara

"
1984
S12898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Purwiantono
"Tanainan mundu (Garcinia dulcis KURZ) merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang berasal dari Indonesia dan Philipina. Tanaman ml terutama ditemukan
di Asia Tenggara; Burma, Malaysia, Philipina, dan Indonesia. Di Indonesia,
tanainan mi tumbuh liar di selunih Jawa pada ketinggian 500 meter di ataz
permukaan laut. Pohon yang tinggnya hingga 12 meter dengan batang
berdiameter 20 cm mi termasuk dalam famili Guttiferae.
Hampir selunih bagian dari tanaman ml dapat dimsrnftkan. Terutaina
sebagai obat tradisional penyakit parotis (gondok), limpatis dan pembengkakan
kelenjar. Selain itu dapatjuga digunakan sebagai pewarna bahan anyalnan Penelitian liii bertujuan untuk mengisolasi senyawa organik yang terkandung
dalarn biji mundu. Isolath senyawa terebnt dilakukan melalui perendaman dalain pelarut
metanol. Ekatrak metanol yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan rotary
evaporator. Setanjutnya pemisahan komponen ditakukan dengan menggunakan
krornatografi kolorn. Hasil pernisahan dengan kroinatografi kolom diketahui melalui uji
bercak kembali untuk mengetahui banyaknya komponen yang diperoleh path masingmasing
fraksi, kristal yang diperoleh dimurnikan dengan cara rekristalisasi.
Komponen hasil rekristalisasi tersebut ditentukan slruktur molekulnya dengan
menggunakan spektrofotometer Inframerah (IR), spektrofotometer sinar tampak dan
spekiroineter (iCMS.
Senyawa kimia yang berhasil diisolasi dan diketahui gugus molekulnya adalah
komponen Y. Komponen Y diduga merupakan senyawa xanthon yang memiliki sistem
aromatis dengan ikatan terkonjugasi, gugus karbonil, gugus hidrokail, giigus metil dan
metilen"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati
"Daun beluntas atau Pluchea indica (L.) Less telah lama dimanfaatkan sebagai makanan dan obat tradisional. Iradiasi sinar gamma sering digunakan untuk dekontaminasi bahan pangan maupun herbal, namun diperlukan dosis iradiasi yang tepat agar efektif dalam membunuh mikroorganisme dengan tetap memaksimalkan kadar senyawa bioaktif dan aktivitas biologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh iradiasi gamma 60Co terhadap cemaran mikroba, kadar senyawa turunan asam kafeoil quinat, dan aktivitas antioksidan daun beluntas. Serbuk daun beluntas diiradiasi dengan sinar gamma 60Co dengan dosis serap 0, 2,5, 5, 7,5, dan 10 kGy. Angka lempeng total bakteri aerob dan angka kapang khamir diuji menggunakan metode Petrifilm pada 0 dan 3 bulan setelah iradiasi. Setelah proses maserasi dengan etanol 70%, kadar 6 senyawa turunan asam kafeoil quinat dalam ekstrak daun beluntas ditentukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Aktivitas antioksidan ekstrak daun beluntas diukur dengan metode DPPH, ABTS dan ferric reducing antioxidant power (FRAP). Iradiasi gamma dosis 2,5–10 kGy efektif menurunkan angka lempeng total dan angka kapang khamir serbuk daun beluntas (p < 0,05). Kadar senyawa turunan asam kafeoil quinat dalam ekstrak daun beluntas meningkat signifikan pada dosis 5–10 kGy (p < 0,05). Sementara aktivitas antioksidan menunjukkan kenaikan signifikan pada dosis 2,5–10 kGy (p < 0,05). Diantara dosis iradiasi tersebut, dosis 10 kGy menunjukkan hasil yang terbaik. Dengan demikian, iradiasi gamma dosis 10 kGy bermanfaat dalam menurunkan cemaran mikroba sekaligus meningkatkan kadar senyawa asam kafeoil kuinat dan aktivitas antioksidan daun beluntas.

Pluchea indica (L.) Less or beluntas leaf has long been used as food and in traditional medicine. Gamma irradiation is widely used as a decontamination method of foodstuffs and herbs. However, the appropriate dose of gamma irradiation is necessary to reduce microbial contamination while maximizing the plant’s bioactive constituents and biological activities. This study investigated the effect of gamma 60Co irradiation on the microbial burden, caffeoylquinic acid derivatives content, and antioxidant capacity of beluntas leaf. Beluntas leaf powder was exposed to gamma rays from 60Co at the absorbed dose of 0, 2.5, 5, 7.5, and 10 kGy. The total aerobic bacteria count and total yeast and mold count were investigated using the Petrifilm method at 0 and 3 months after irradiation. After a maceration of beluntas leaf with 70% ethanol, the content of six caffeoylquinic acid derivatives (CQAs) was assayed using high-performance liquid chromatography. The antioxidant capacity of the extract was determined using the DPPH, ABTS, and ferric reducing antioxidant power (FRAP) methods. Gamma irradiation at 2.5–10 kGy effectively reduced bacteria, yeast, and mold in beluntas leaf powder (p < 0.05). The levels of CQAs in beluntas leaf extract were significantly increased at 5–10 kGy (p < 0.05). Meanwhile, the antioxidant activity was enhanced significantly at 2.5–10 kGy (p < 0.05). Among the irradiation doses, 10 kGy showed the best results. Thus, gamma irradiation at 10 kGy is useful in reducing microbial contamination as well as increasing caffeoylquinic acid derivatives content and antioxidant capacity of beluntas leaf."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradita Windy Hatafi
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di PT. Bintang toedjoe bertujuan mempunyai peranan dan tanggung jawab penting untuk menerapkan aspek–aspek yang tercantum dalam CPOB tersebut, antara lain sebagai penanggung jawab produksi, penanggung jawab pengawasan dan pemastian mutu. Tugas khusus tentang validasi metode analisis sediaan effervescent menggunakan Moisture Analyzer dan Karl Fischer. Tugas khusus ini bertujuan mempelajari tentang aplikasi validasi metode analisis terhadap produk effervescent. Validasi metode analisis sampel effervescent dengan alat Moisture Analyzer dan Karl Fischer dilakukan sesuai parameter validasi yaitu presisi dan linearitas.
Pada dasarnya penerapan pengujian menggunakan alat Moisture Analyzer dan Karl Fischer sama, parameter linearitas perlu adanya pemaparan udara pada suhu ruang. Pada pengujian validasi metode analisis sampel effervescent menggunakan alat Moisture Analyzer lebih sederhana pengujiannya dibandingkan Karl Fischer yang perlu adanya preparasi sampel. Dari pengujian dapat disimpulkan, aplikasi validasi metode analisis analisis sampel effervescent untuk pengukuran kadar air, bahwa setiap parameter validasi metode analisis itu tidak dapat diterapkan pada setiap alat. Hal tersebut tergantung dari kesesuaian alat tersebut.

Apothecary Internship at PT. Toedjoe Stars aim to have important roles and responsibilities for implementing the aspects listed in the CPOB, among others, in charge of production, responsible for oversight and quality assurance. The specific task of validation of analytical methods for effervescent dosage using Karl Fischer and Moisture Analyzer. Special task aims to learn about the application of analytical method validation for effervescent products. Analytical method validation samples effervescent with Karl Fischer and Moisture Analyzer parameter validation is performed in accordance precision and linearity.
Basically, the application of the test using a Karl Fischer and Moisture Analyzer same linearity parameters necessary to air exposure at room temperature. In the analytical method validation testing samples using a Moisture Analyzer effervescent simpler than Karl Fischer testing the need for sample preparation. The test concluded, analytical method validation application effervescent sample analysis for the measurement of water content, that each parameter validation of analytical methods can not be applied to any instrument. That depends on the suitability of the tool.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adhen Maulana
"Jamu gendong merupakan obat tradisional asli Indonesia yang dijajakan dalam keadaan segar oleh penjual secara berkeliling dari rumah ke rumah atau di tempat keramaian Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen tentang jamu gendong menganalisis hubungan pengetahuan penjual dengan pengetahuan dan persepsi konsumen tentang jamu gendong Desian riset menggunakan studi korelasi dan perbandingan dengan pendekatan crossectional Instrument menggunakan kuesioner yang diberikan kepada konsumen sebanyak 100 orang Tingkat pengetahuan konsumen 48 baik dan sisanya kurang baik dari 20 pertanyaan yang diajukan sedangkan persepsi konsumen ldquo cukup baik rdquo 85 sisanya berpersepsi ldquo baik rdquo Tidak terdapat hubungan pengetahuan penjual terhadap pengetahuan maupun persepsi konsumen Perbandingan pengetahuan konsumen tidak ditemukan perbedaan tetapi ditemukan perbedaan pada persepsi konsumen Saran penelitian dilakukan pengembangn jamu gendong dengan penyuluhan kepada penjual dan juga penelitian lebih lanjut.

Jamu Gendong is an Indonesian traditional medicine which is sold in fresh condition by seller who are going door to door or sell in the downtown The purposes of this research are to find out the customer rsquo s perception and level of knowledge about Jamu Gendong analyzing the relationship of seller rsquo s Knowledge with the customer knowledge and perception about Jamu Gendong Research design using correlation studies and comparison with cross sectional approach Furthermore the instruments using a questionnare which are given to customers amounted 100 people The level of customer rsquo s knowledge 48 is good and the rest is not good from 20 queries while the customer rsquo s perception is ldquo very good rdquo 85 percents the rest is ldquo good rdquo There is no correlation between seller rsquo s knowledge against customer rsquo s knowledge or perception Comparison of customer rsquo s knowledge did not discover any difference however there is the difference upon customer rsquo s perception Research suggestion to develop Jamu Gendong by educating the seller and to conduct a further research as well."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, [2014, 2014]
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amat Paziri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
TA1408
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kueno Roy Setiaji
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
TA1414
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Normasari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
TA1415
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Ali Daud
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
TA1420
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>