Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haureta Nova Aisyah
Abstrak :
Pembangunan infrastruktur di wilayah perkotaan terkendala akan keterbatasan lahan dan dampak negatif pembangunan nya bagi lingkungan seperti kemacetan lalu lintas, sebagai alternatif maka konstruksi terowongan dapat diaplikasikan. Pemrakarsa konstruksi terowongan di Indonesia adalah proyek MRT Jakarta yang diharapkan menjadi solusi alternatif transportasi masyarakat Jakarta. Konstruksi terowongan merupakan lingkup kritis dalam proyek infrastruktur ini karena masalah yang terjadi akan mempengaruhi total durasi dan total biaya proyek. Hal ini terjadi jika lingkup pekerjaan tidak didefinisikan sedetail mungkin dalam bentuk Work Breakdown Structure WBS saat tahapan perencanaan. WBS merupakan komponen penting yang mempengaruhi kesuksesan dari pelaksanaan proyek. Penelitian ini menekankan pada metode pengembangan WBS yang sistematis dan menyeluruh disesuaikan dengan tipe proyek terowongan yang kompleks. Metode penyusunan WBS yang digunakan adalah secara Top Down dengan dengan pendekatan proses untuk pengembangangan nya. Dengan metode top down akan tersusun WBS yang lebih terstruktur dan logis dimana dimulai dengan dekomposisi pada proses pekerjaan konstruksi hingga ke paket pekerjaan terkecil. Selanjutnya WBS yang sudah dikembangkan akan menjadi input utama dalam integrasinya dengan pengontrolan biaya proyek. Hasil dari penelitian ini berupa WBS untuk proyek konstruksi terowongan dan dilengkapi dengan risiko dominan yang terjadi pada proyek. ...... Infrastructure development in urban area are restricted by limited land and its negative impact of traffic congestion. Tunnel construction is the alternative to minimize the impact of the infrastructure on the environment by shifted in the cities underground. Tunnel construction is a new project in Indonesia and this construction method adopted in the Jakarta rsquo s MRT Project. Tunnel construction is the critical scope in this project due to its impact for total project cost and duration. Therefore detail description and definition of project scope is highly required in the form of Work Breakdown Structure WBS that shall be implemented at project planning stage. This is proven that WBS is one of the important component that affect the successful of project execution. There are few published studies about the methodologies to develop WBS for tunnel construction. This study emphasizes the development of systematic and comprehensive methods of WBS that can be customized to complex tunnel projects. To address this issue, a WBS development will be applied the top down method with process approach. This method will define a structured and logical WBS by decomposition of tunneling construction process to the smallest work package. The developed WBS will be a main input of integrated budgeting control aspect.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This book presents selected papers from the International Symposium on Geotechnics for Transportation Infrastructure (ISGTI 2018). The research papers cover geotechnical interventions for the diverse fields of policy formulation, design, implementation, operation and management of the different modes of travel, namely road, air, rail and waterways. This book will be of interest to academic and industry researchers working in transportation geotechnics, as also to practicing engineers, policy makers, and civil agencies.
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20503224
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Atmawinanda
Abstrak :
Skripsi disusun dengan tujuan untuk menganalisis dampak infrastruktur transportasi jalan, kereta, dan udara terhadap output regional serta dampak infrastruktur transportasi jalan dan kereta terhadap migrasi permanen di Pulau Jawa dengan menggunakan data panel 2001 – 2017. Metode penelitian menggunakan alat analisis ekonometrika yaitu: model pertama untuk mengetahui dampak infrastruktur transportasi jalan, kereta, dan udara terhadap output regional dan model kedua untuk mengetahui dampak infrastruktur transportasi jalan dan kereta terhadap migrasi permanen. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa density road dan jumlah penumpang yang bermobilisasi menggunakan kereta dan pesawat memiliki korelasi positif terhadap PDRB per kapita. Signifikansi pengaruh density road dan jumlah penumpang kereta terhadap PDRB per kapita bahkan tergolong kuat. Untuk variabel pendukung, yang memiliki korelasi positif dengan tingkat signifikansi pengaruh yang kuat terhadap PDRB per kapita adalah rasio pekerja yang memiliki pendidikan tinggi. Sebaliknya jumlah kargo kereta dan pesawat dalam penelitian ini justru memiliki korelasi negatif terhadap besaran PDRB per kapita dengan signifikansi yang lemah. Nampaknya pergerakan barang via pesawat maupun kereta tidak terlalu berdampak terhadap pengembangan perekonomian. Selain itu, pada model kedua ditemukan fakta bahwa rasio pengembangan infrastruktur jalan daerah asal dengan daerah tujuan memiliki korelasi positif terhadap jumlah migrasi. Hal ini bisa terjadi karena pengembangan jalan di suatu daerah bisa saja mendorong masyarakat untuk bepergian ke daerah lain. ......The thesis was prepared with the aim of analyzing the impact of road, rail and air transport infrastructure on regional output and the impact of road and rail transportation infrastructure on permanent migration in Java region using the 2001 - 2017 panel data. The research method constructs two models: the first model wants to determine the impact of road, rail and air transport infrastructure on regional output and the second model wants to know the impact of road and rail transportation infrastructure on permanent migration. This research shows that the density road rate, total airline passangers, and total train passangers have positive correlation on GDRP per capita where the strong level of significance are found on the correlation between density road on GDRP per capita and train passangers on GDRP per capita. Moreover, the compliment variable, such as highschooled labour rate also playing a significance role in enhancing the GDRP per capita growth. In other way, this research also found that the amount of train or plane cargo are not having any good significance on boosting the regional output. Maybe the people movement are more impactful than the goods movement in order to increasing the productivity on regional level. Moreover, the second model in this research also found out that the road infrastructure ratio between the origin and destination area is having a positive correlation to increase the number of migration. This can happen because road development in one area can encourage people to travel to other areas.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Pandhito Daniswara
Abstrak :
Biaya transportasi yang tinggi dapat menjadi hambatan dalam aktivitas perdagangan internasional dan menghambat realisasi keuntungan dari adanya liberalisasi perdagangan. Secara empiris maupun teoritis, indikator kualitas infrastruktur transportasi yang semakin baik akan mendorong semakin cepat, efisien, dan tepat waktunya durasi serta proses pengiriman komoditas ekspor, sehingga diharapkan dapat menurunkan biaya perdagangan.  Studi ini bertujuan untuk melihat dampak dari perkembangan kualitas infrastruktur transportasi, yaitu jalan dan pelabuhan, dari Indonesia maupun mitra dagang terhadap kinerja ekspor Indonesia secara total maupun berdasarkan tiga kelompok komoditas, yaitu mineral, logam dasar, dan manufaktur. Dengan menggunakan Model Gravitasi (Tinbergen, 1962)sebagai model acuan dengan data panel nilai ekspor dengan 18 mitra dagang terbesar di tahun 2007 hingga 2018, studi ini menemukan bahwa kualitas infrastruktur transportasi, yaitu jalan dan pelabuhan dari Indonesia maupun mitra dagang memberikan dampak positif dan signifikan dalam mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia secara total. Kemudian, perkembangan kualitas infrastruktur transportasi cenderung memberikan dampak yang lebih kuat terhadap kelompok komoditas logam dasar dan manufaktur dibandingkan dengan kelompok komoditas mineral, dengan mempertimbangkan karakteristik dari masing-masing kelompok komoditas.Kata kunci: Kualitas Infrastruktur Transportasi; Kinerja Ekspor; Model Gravitasi; Mineral; Logam Dasar; ......ManufakturHigh transport costs are an obstacle to trade and hinder the realization of gains from trade liberalization. Empirically and theoritically, better transportation infrastructure quality would influence the efficiency, speed, and the timeliness of export goods duration and delivery process, thus it is expected to reduce trade costs. This study aims to assess the impact of transportation infrastructure quality of Indonesia and its trade partners, which consists of road and port, on Indonesia’s export performance in total as well as on three commodity groups, consisting of mineral, base metals, and manufactured. Using the Gravity Model (Tinbergen, 1962)as the reference model with panel data from bilateral export value between Indonesia and 18 largest trade partners in 2007 to 2018, this study found that the proxy of transportation infrastructure quality of both Indonesia and its trade partners are significant and positively impact Indonesia’s total export performance. This study also found that better transportation infrastructure quality has stronger impacts on base metals and manufactured products rather than mineral products, considering each characteristics of these commodity groups.Keywords: Transportation Infrastructure Quality, Export Performance, Gravity Model, mineral, base metals, manufactured products
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Permata Sari Palayukan
Abstrak :
Pengangkutan barang dalam kegiatan logistik pada umumnya menggunakan lebih dari satu moda angkutan, oleh karena itu angkutan multimoda merupakan bagian penting dari sistem logistik. Pengangkutan barang dengan menggunakan paling sedikit dua moda angkutan yang berbeda atas dasar satu kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda. Pihak (pengangkut) yang bertanggung jawab pada angkutan multimoda atas kerugian yang muncul akibat adanya kerusakan, kehilangan dan keterlambatan dalam pengiriman barang, diberlakukan tanggung jawab tunggal atau tanggung jawab yang berlaku bagi setiap moda angkutan. Dengan meninjau pula pengangkut dalam penyelenggaraan dan pengusahaan pengangkutan multimoda. Penelitian yang dilakukan merupakan bentuk penelitian jenis yuridisnormatif, bertujuan untuk menelaah norma hukum tertulis dari suatu peraturan perundangan-undangan yang terkait dengan angkutan multimoda. Bahwa semua moda pengangkutan yaitu angkutan darat, laut dan udara telah mengatur mengenai keikutsertaannya dalam angkutan multimoda. Badan usaha angkutan multimoda bertanggung jawab terhadap barang yang diangkutnya setelah badan usaha angkutan multimoda menerima barang muatan dalam rangka menjalankan perintah pengguna jasa angkutan multimoda sesuai dengan ketentuan perjanjian dalam dokumen angkutan multimoda.
Transportation of goods in logistics activities generally uses more than one mode of transportation, therefore multimodal transportation is an important part of the logistics system. Carriage of goods using at least two different modes of transport on the basis of one contract as a document multimodal transport. The party (carrier) who is responsible for multimodal transportation for losses that arise due to damage, loss and delay in the delivery of goods, is subject to sole responsibility or liability that applies to each mode of transportation. By also reviewing the carrier in the operation and operation of multimodal transportation. This research is a form of juridical-normative research, which aims to examine the written legal norms of a statutory regulation related to multimodal transportation. That all modes of transportation, namely land, sea and air transportation, have regulated their participation in multimodal transportation. The multimodal transport business entity is responsible for the goods it transports after the multimodal transport business entity receives the cargo in order to carry out the orders of the multimodal transport service user in accordance with the provisions of the agreement in the multimodal transport document.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mansur
Abstrak :
Dalam beberapa dekade terakhir, dampak perubahan iklim terus meningkat secara signifikan dan menimbulkan kerusakan pada sektor infrastruktur transportasi. Hal ini disebabkan oleh peristiwa bahaya iklim seperti banjir, cuaca ekstrem, dan kenaikan permukaan laut. Salah satu daerah yang paling terdampak adalah wilayah pesisir dan perkotaan seperti Jakarta di mana bahaya iklim telah mengancam keberlanjutan pembangunan akibat rusaknya infrastruktur jalan/jembatan. Oleh karena itu, institusi tata kelola adaptif merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kapasitas lokal sekaligus beradaptasi dengan perubahan iklim di sektor infrastruktur transportasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivism untuk menganalisis bagaimana institusi tata kelola adaptif dapat mendukung adaptasi jalan dan jembatan di Jakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dengan sepuluh informan dan tinjauan pustaka seperti peraturan, laporan kinerja pemerintah, dan dokumen kebijakan adaptasi perubahan iklim. Hasil penelitian ini adalah bahwa institusi tata kelola adaptif telah mendukung upaya adaptasi perubahan iklim di sektor infrastruktur transportasi di Jakarta. Meskipun terdapat berbagai kebijakan yang telah diterapkan untuk mencapai ketahanan, adaptasi infrastruktur transportasi masih belum terintegrasi. Pasalnya, beberapa indikator yang dikembangkan institusi tersebut belum terpenuhi, di antaranya keterlibatan aktor yang lebih luas dalam pembuatan kebijakan, tidak adanya regulasi pendanaan, insentif, dan pembelajaran institusi. Padahal itu penting untuk menghasilkan kebijakan dan regulasi adaptasi perubahan iklim melalui keterlibatan aktor yang lebih luas dan pembelajaran institusi yang baik.  Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu memperkuat kerja sama yang telah terbentuk dan mengintensifkan upaya adaptasi yang konkret dan spesifik, khususnya pada infrastruktur jalan dan jembatan. ......In recent decades, the impact of climate change has continued to increase significantly and inflict damage on the transportation infrastructure sector. This is caused by climate hazard events such as floods, extreme weather, and sea-level rise. One of the most affected areas is coastal and urban areas such as Jakarta where climate hazards have threatened the sustainability of development due to the destruction of road/bridge infrastructure. Therefore, the institution of adaptive governance is the right strategy for increasing local capacity as well as effort to adapt to climate change in the transportation infrastructure sector. This study used a post-positivism approach to analyze how the institution of adaptive governance could support the adaptation of roads and bridges in Jakarta. This research used qualitative methods through in-depth interviews with ten informants and literature reviews such as regulations, government performance reports, and climate change adaptation policy documents. The results study is that institution of adaptive governance has supported climate change adaptation efforts in the transportation infrastructure sector in Jakarta. There are various policies have been implemented to achieve resilience, but the adaptation of transportation infrastructure is still not integrated. It is because several indicators that developed the institution have not been fulfilled, such as the involvement of the multilevel actors in policymaking, the absence of funding regulations, incentives, and institutional learning. Whereas those are important to generate policies and regulations on climate change adaptation through the broader involvement of actors and good institutional learning. Therefore, the Jakarta Capital City Government needs to strengthen the cooperation that has been formed and intensify concrete and specific adaptation efforts, especially on road and bridge infrastructure.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library