Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Monika
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara konsentrasi kunyit dan perubahan warna resin komposit nanohibrida. Sampel resin komposit nanohibrida direndam di dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015%, 0.15%, 1.5%, atau 15% selama 24 atau 48 jam. Pengukuran warna dilakukan dengan menggunakan Vita Easy Shade dan data dianalisis mengggunakan Kruskal-Wallis dan Spearman. Ditunjukkan bahwa perendaman resin komposit nanohibrida mengakibatkan peningkatan nilai L*,a*,b*,dan ΔE *. Makin tinggi konsentrasi larutan kunyit serta makin lama waktu perendamannya mengakibatkan warna resin komposit nanohibrida menjadi makin kuning kemerahan.
The purpose of this study was to determine the correlation between turmeric solution and the discoloration of nanohybrid composite resins. Nanohybrid composite resin specimens were immersed in turmeric solution with concentration of 0.015%, 0.15%, 1.5%, or 15% in 24 or 48 hours. Color changes were measured using Vita Easy Shade. Data were analyzed statistically with the Kruskal-Wallis and Spearman test. Immersion of nanohybrid composite resins have cause the raise of L*, a*, b* and ΔE value. The higher the concentration of turmeric solutions increase the reddish yellow color of the nanohybrid composite resins.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Octafiona Darussalam
Abstrak :
Ekstrak kunyit, kulit manggis, dan jahe mengandung senyawa fenolik yaitu kurkumin, α-mangostin, dan 6-gingerol yang memiliki aktivitas antioksidan. Ketiga senyawa bioaktif tersebut dapat dijadikan suplemen antioksidan untuk kesehatan, namun senyawa-senyawa ini sangat rentan terhadap kondisi lingkungan pencernaan sehingga mudah terdegradasi sebelum diserap oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi mikropartikel kitosan-gum arab-ekstrak agar dapat lepas secara lambat pada daerah usus halus. Enkapsulasi senyawa bioaktif dilakukan dengan pembentukan kompleks polielektrolit kitosan-gum arab. Kitosan digunakan sebagai carrier karena bersifat biodegradabel, biokompatibel, non-toksik, dan mukoadhesif. Namun, kitosan mudah larut dalam asam sehingga diperlukan penambahan gum arab sebagai polimer aditif untuk melindungi kitosan dalam suasana asam. Metode pengeringan beku digunakan untuk preparasi mikropartikel kitosan-gum arab yang dimuati ketiga ekstrak karena dapat meminimalisir kehilangan senyawa bioaktif selama proses preparasi dan diharapkan memberikan yield dan pemuatan yang tinggi. Seluruh formulasi menghasilkan yield di atas 90% dan memiliki pemuatan sekitar 12% (ekstrak kunyit), 8% (ekstrak kulit manggis), dan 1% (ekstrak jahe). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gum arab memiliki dampak yang signifikan dalam menahan pelepasan senyawa bioaktif sehingga didapatkan profil extended release. Berdasarkan hasil uji pelepasan secara in-vitro, formulasi dengan komposisi 0,1 gram gum arab terbukti dapat dijadikan sediaan guna penghantaran bertarget usus halus.
Turmeric, mangosteen peel, and ginger extracts contain substances such as curcumin, α-mangostin, and 6-gingerol which can be used as an antioxidant supplements, but they are very susceptible to the digestive environment and easily degraded before being absorbed by the body. This research aims to obtain a formulation of chitosan-arabic gum microparticles loaded bioactive compounds so that it could be released in small intestine. Encapsulation of the bioactive compounds was carried out by chitosan-arabic gum polyelectrolyte complex. Chitosan is used as a carrier because it has biodegradable, biocompatible, non-toxic, and mucoadhesive properties. However, chitosan is easily dissolved in acidic conditions so arabic gum is needed to protect chitosan under acidic environment. The preparation used freeze-drying method because it can minimizes the loss of bioactive compounds during preparation and it is also expected to provide high yields and loading. All formulations resulted yields percentage above 90% and loading capacity around 12% (turmeric extract), 8% (mangosteen peel extract), and 1% (ginger extract). The results showed that arabic gum had an important significant in the release of bioactive compounds to obtain extended release profile. Based on the in-vitro release test, formulation with 0.1 gram arabic gum can be regarded as a promising candidate for intestinal targeted drug delivery.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brahmantia Brava Prajitno
Abstrak :
Inhibisi merupakan salah satu metode penghambatan laju korosi, salah satu jenis dari inhibitor adalah inhibitor organik yang memiliki sifat biodegradable sehingga bersifat lebih ramah lingkungandan relatif lebih murah dibandingkan inhibitor anorganik.Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari perilaku inhibisi dari campuran ekstrak melinjo dan kunyit pada pipa baja API-5L di lingkungan NaCl 3,5% dengan menggunakan metode kehilangan berat dan polarisasi. Dalam penelitian ini variasi kadar ekstrak melinjo dan kunyit dicampur dengan berbagai kadar. Sebagai single inhibitor melinjo menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi dari sebagian besar kadar campuran. Pada percobaan polarisasi efisiensi terbaik ada pada campuran 6 ml kedua ekstrak dengan acampuran 8 ml kedua ekstrak sebagai efisiensi kedua terbaik. ......Inhibition is one of corrosion protection method, one kind of corrosion inhibitor is organic inhibitor which has biodegradable characteristic thus the inhibitor is environmental friendlier than conventional inorganic inhibitor. This research was done to study the inhibition activity of combination between melinjo and turmeric extract for API-5L steel pipe in NaCl 3,5% environment. Weight loss and polarization method were used to measure the inhibitor efficiency. In this study concentration of melinjo extract and turmeric extract were varied.It was found that as a single inhibitor melinjo extract has more efficiency than the combination inhibitor. In polarization method it was found that the combination of 6 ml of the two extract has the highest efficiency followed by the combination of 8ml.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Ridhanya
Abstrak :
ABSTRAK
Dengue merupakan penyakit infeksi tersering yang disebabkan oleh virus dengue DENV dan ditransmisikan melalui nyamuk. Sampai sekarang, belum ada antivirus ataupun terapi khusus untuk DENV. Curcuma longa atau yang sering dikenal dengan kunyit merupakan tanaman yang telah diteliti memiliki banyak efek yang baik bagi kesehatan. Penelitian yang berbasis studi eksperimental ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kunyit sebagai antiviral terhadap replikasi virus dengue. Aktivitas antiviral kunyit terhadap virus dengue diuji bergantung dosis pada sel Huh7it-1. Nilai konsentrasi hambat 50 IC50 didapat dari uji fokus, sedangkan nilai konsentrasi sitotoksik 50 CC50 didapat dari uji viabilitas sel microculture tetrazolium assay MTT assay . Data kemudian dibandingkan untuk menghitung Selectivity Index SI dari ekstrak kunyit. Dari penelitian ini, nilai IC50 yang didapat adalah 40.98 ?g/mL, sedangkan nilai CC50 sebesar 193.01 ?g/mL. Nilai SI dari Curcuma longa adalah 4.7. Dari studi ini dapa disimpulkan bahwa kunyit dapat digunakan sebagai antivirus terhadap Dengue dengan sitotoksisitas rendah dan inhibisi pada dengue cukup efektif.
ABSTRACT
Dengue is the most common infective disease caused by dengue virus DENV and transmitted by mosquito. Until now, there is no antiviral or specific therapy for DENV available yet. Curcuma longa or is commonly known as turmeric is a plant that has been studied to have many good effects towards health. This research, which based on experimental study, aims to evaluate the effectiveness of C. longa as antiviral against the replication of Dengue virus. Antiviral activity of C. longa against Dengue virus was examined through dose dependent test on Huh7it 1 cells. Inhibition concentration 50 IC50 acquired from focus assay, whereas cytotoxic concentration 50 CC50 achieved from cell viability assay microculture tetrazolium assay MTT assay . The data was then calculated to determine the selectivity index SI of the C. longa extract. In this study, the acquired value of IC50 was 40.98 ug ml whereas the value of CC50 was 193.01 ug ml. The value of SI of Curcuma longa was 4.7. From this study it can be concluded that C. longa could be used as antiviral against dengue virus with low cytotoxicity and effective inhibition.
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Diah Lestari
Abstrak :
Latar belakang: Salah satu faktor virulensi C. albicans adalah pembentukan biofilm yang dapat meningkatkan resistensi terhadap agen antijamur. Temulawak merupakan tanaman obat khas Indonesia yang diketahui memiliki efek antijamur karena mengandung zat aktif xanthorrhizol. Tujuan: Mengetahui potensi penggunaan ekstrak etanol temulawak dalam mengeradikasi biofilm C. albicans isolat klinis. Metode: Pemaparan ekstrak etanol temulawak kepada biofilm C. albicans selama 1 jam pada berbagai fase pembentukan biofilm. MTT assay digunakan untuk mengukur persentase eradikasi biofilm. Hasil: Ekstrak etanol temulawak memiliki nilai KHM dan KBM 15 terhadap C. albicans isolat klinis planktonik. Nilai Konsentrasi Eradikasi Biofilm Minimal KEBM50 ekstrak etanol temulawak terhadap biofilm C. albicans isolat klinis pada fase awal, fase menengah, dan fase maturasi adalah 25 , 15 , dan 15. Kesimpulan: Ekstrak etanol temulawak mampu mengeradikasi biofilm C. albicans isolat klinis. ...... Background: An ability to form biofilm is one of the C. albicans rsquo s virulence factor that increase resistance towards antifungal agents. Java turmeric is an Indonesian medicinal plant which reported to have antifungal effects due to its active component, xanthorrhizol. Objective: To measure in vitro potential use of Java turmeric ethanol extract in eradicating C. albicans clinical isolate biofilm. Method: One hour exposure of Java turmeric ethanol extract to C. albicans biofilm formation phases. MTT assay is used to test the percentage of biofilm eradication. Result: The Minimum Inhibitory Concentration MIC and Minimum Fungicidal Concentration MFC of Java turmeric ethanol extract towards planktonic C. albicans was 15. The Minimum Biofilm Eradication Concentration MBEC50 in the early phase was 25, intermediate phase 15 and maturation phase 15. Conclusion: Java turmeric ethanol extract is effective in eradicating clinical isolate of C. albicans biofilm.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Farida Ratna Suminar
Abstrak :
Kurkumin merupakan senyawa polifenol dengan berbagai efek farmakologis yang dapat diisolasi dari tanaman temu-temuan, salah satunya adalah kunyit. Salah satu faktor yang memengaruhi recovery rate kurkumin dan kualitasnya adalah metode ekstraksi yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah optimasi parameter ekstraksi agar diperoleh yield kurkumin yang tinggi dan untuk menganalisis pengaruh dari kandungan air pelarut dan solid loading terhadap efektivitas ekstraksi. Pada penelitian ini, NADES yang terdiri dari campuran asam laktat dan kolin klorida digunakan untuk meneliti ekstraksi kurkuminoid karena karakteristiknya yang ramah lingkungan dan biokompatibel. Percobaan ekstraksi dilakukan dengan mengombinasikan praperlakuan menggunakan microwave dan proses ekstraksi utama menggunakan energi ultrasound untuk meningkatkan proses ekstraksi. Kandungan air NADES divariasikan dan solid loading yang berbeda-beda dari kunyit diterapkan. Optimasi dari parameter dilakukan dengan memanfaatkan response surface methodology (RSM) orde dua (central composite design). Yield kurkumin maksimum yang diperoleh adalah 40,72±1,21 mg/g pada kondisi ekstraksi 20% kandungan air pelarut dan 8% solid loading, di mana nilai ini juga merupakan nilai optimum. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan hasil optimum UAE yang menghasilkan yield kurkumin 35,60±2,35 mg/g. Selain itu, proses separasi kurkuminoid dari NADES juga dilakukan dengan menggunakan metode presipitasi anti pelarut (air). Proses ini menghasilkan recovery kurkumin dan kemurnian sebesar 21,49% dan 20,54% secara berturut-turut. Studi lebih lanjut disarankan untuk memastikan validnya hasil kondisi optimasi dan peningkatan skala untuk proses ekstraksi skala besar. ......Curcumin is a polyphenolic compound with various pharmacological effects that can be isolated from Zingiberaceae plants, one of which is turmeric. One factor that affects the recovery rate of curcumin and its quality is the extraction method used. The objective of this study was to optimize the extraction parameters to obtain a high curcumin yield and to evaluate the influence of water content and solid loading on the extraction effectivity. In this study, NADES based on choline chloride and lactic acid was utilized to study the extraction of curcuminoids because of its environmentally friendly and biocompatibility characteristics. The extraction experiments were conducted by combining microwave as sample pre-treatment step and ultrasound energy as main extraction step to enhance the extraction process. The water content of the NADES was varied, and different solid loadings of turmeric were utilized. Optimization of the parameters was conducted using second-order model response surface methodology (central composite design). The maximum curcumin yield of 40.72±1.21 mg/g was attained based on extraction in 20% water content and 8% solid loading, which is also the optimized result. This result shows slight improvement compared to optimized UAE method that produced curcumin yield of 35.60±2.35 mg/g. Additionally, separation process of curcuminoid from NADES was also conducted by anti-solvent (water) precipitation method. This process resulted in curcuminoid recovery and purity of 21.49% and 20.54% respectively. Further studies are recommended to validate these optimized conditions and assess their scalability for large-scale extraction processes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Putri Anggraini
Abstrak :
Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) mengandung senyawa kurkuminoid dan xantorizol yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Kedua senyawa tersebut dapat diekstraksi dengan pelarut Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dengan metode UAE. Oksidasi yang terjadi secara alami ekstrak dapat mempengaruhi stabilitas ekstrak cair sehingga senyawa kurkuminoid dan xantorizol yang dapat mengalami degradasi. Penelitian ini menganalisis pengaruh penambahan BHA dan suhu penyimpanan terhadap stabilitas ekstrak cair NADES temulawak. Ekstrak NADES rimpang temulawak ditambahkan BHA hingga mengandung BHA sebanyak 30 ppm, 40 ppm, dan 50 ppm kemudian disimpan di tiga suhu penyimpanan berbeda, yaitu 30°C ± 2°C, 5°C ± 3°C, dan -20°C ± 5°C selama 54 hari. uji stabilitas yang dilakukan adalah uji stabilitas fisik (organoleptik dan homogenitas) dan uji stabilitas kimia (pH, penetapan kadar kurkuminoid dan xantorizol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang ditambahkan BHA memiliki stabilitas yang lebih baik daripada ekstrak tanpa penambahan BHA. Ekstrak cair NADES rimpang temulawak yang mengandung 50 ppm dengan suhu penyimpanan -20°C ± 5°C menunjukkan kestabilan fisik dan kimia yang lebih baik daripada ekstrak cair NADES rimpang temulawak tanpa BHA. Berdasarkan hasil uji One-way ANOVA terdapat pengaruh yang signifikan dari BHA dan suhu terhadap kadar kurkuminoid dan xantorizol dengan nilai p < 0,05. ......Javanese turmeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) contain curcuminoid and xanthorrhizol which have many benefit for health. Both compounds can be exctracted with Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) by UAE method. Oxidation which occur naturally in liquid extract can effect the stability of compounds so that curcuminoid and xanthorrhizol can undergo degradation.  This study analyzed the effect of adding BHA and storage temperature on stability of liquid extract of javanese turmeric. Liquid extracts are added with BHA with different concentration (30 ppm, 40 ppm, and 50 ppm) and stored at three different temperature (30°C ± 2°C, 5°C ± 3°C, dan -20°C ± 5°C) for 54 days. Stability test carried on this study include physical stability test (organoleptic and homogeneity) and chemical stability test (pH, determination of curcuminoid and xanthorrhizol). The result showed that the addition of BHA can improve the stability of liquid extract. Liquid extract with 50 ppm BHA with a storage temperature at -20°C ± 5°C showed better physical and chemical stability. Based on One-way ANOVA test, there is a significant influence of BHA and storage temperature on curcuminoids and xanthorrhizol with p value is p<0,05.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Aryani
Abstrak :
Pelarut Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) merupakan salah satu pelarut alternatif yang dapat menggantikan pelarut organik. NADES memiliki berbagai kelebihan baik untuk lingkungan maupun proses ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum ekstraksi rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan berbagai kondisi ekstraksi menggunakan maserasi kinetik-NADES dan dibandingkan dengan ekstrak digesti-etanol 96%. Desain eksperimen menggunakan RSM Box-Behnken. Senyawa kurkuminoid dan xantorizol dianalisis menggunakan KLT Densitometri dengan fase gerak diklorometana-klorofom (4:6). NADES yang digunakan terdiri dari kolin klorida sebagai penerima ikatan hidrogen dan gula alkohol (gliserol, sorbitol, xylitol) sebagai donor ikatan hidrogen dengan rasio molar 1:1. NADES terbaik yang digunakan untuk optimasi adalah kolin klorida-gliserol dengan temperatur ekstraksi 50oC sebagai suhu ekstraksi terbaik. Kondisi optimum maserasi kinetik-NADES didapatkan pada konsentrasi penambahan air 10%, rasio serbuk pelarut 1:20 g/ml, dan kecepatan agitasi 600 rpm dengan kadar senyawa yang dihasilkan yaitu kurkuminoid 5,54  0,074 mg/g serbuk dan xantorizol 15,32  0,080 mg/g serbuk. Pada ekstraksi digesti-etanol didapatkan kurkuminoid 4,04  0,008 mg/g serbuk dan xantorizol 31,30  0,090 mg/g serbuk. Kadar kurkuminoid yang dihasilkan dari ekstraksi maserasi kinetik-NADES lebih baik dibandingkan dengan digesti-etanol, namun kadar xantorizol yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan digesti-etanol. ......Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) is an alternative solvent that can replace organic solvents. NADES has various advantages for both environment and the extraction process. This study aimed to obtain the optimal extraction condition of Javanese turmeric (Curcuma xanthorrhiza) rhizomes with various extraction conditions using kinetic maceration-NADES and the result were compared with digestion-96%ethanol extraction. Experimental design was performed through RSM Box-Behnken. Curcuminoid and xanthorrhizol in Javanese turmeric extract were analyzed using TLC Densitometry with dichloromethane-chloroform (4:6) as mobile phase. The selected NADES compositions used choline chloride as hydrogen bond acceptors (HBA) and sugar alcohol (glycerol, sorbitol, and xylitol) as hydrogen bond donors (HBD) with 1:1 molar ratio. The optimal NADES used for optimization is choline chloride-glycerol with optimum extraction temperature of 50oC. The optimum extraction was achieved with 10% water content in NADES, solid to liquid ratio 1:20 g/ml, and agitation speed 600 rpm which obtain 5.54  0.074 mg/g powder curcuminoid and 15.32  0.080 mg/g powder xanthorrhizol. The digestion-ethanol method obtained 4.04  0.008 mg/g powder curcuminoid and 31.30  0.090 mg/g powder xanthorrhizol. Kinetic maceration-NADES extraction produced higher curcuminoid levels than digestion-ethanol method, but it produced lower xanthrorrhizol levels than digestion-ethanol.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Huda
Abstrak :
Kurkumin merupakan bahan aktif yang diperoleh dari kunyit dan telah dilaporkan memiliki banyak aktivitas biologis, tetapi penggunaannya secara klinis terbatas karena kelarutan dalam air yang rendah dan disolusi yang lambat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat nanopartikel lipid padat (SLN) yang mengandung kurkumin dan mengetahui pengaruhnya terhadap peningkatan laju disolusi kurkumin. Pembuatan SLN menggunakan teknik homogenisasi kecepatan tinggi dan ultrasonikasi. Digunakan surfaktan natrium kaseinat dan lipid virgin coconut oil. Hasil dispersi SLN dikeringkan dengan metode semprot kering. Serbuk SLN dikarakterisasi dan dibandingkan dengan kurkumin standar. Dari hasil uji DSC terlihat penurunan titik lebur yang bermakna. Hasil uji XRD menunjukkan pola difraksi kurkumin yang terjerap dalam inti lipid dari SLN dan mengindikasikan bentuk amorf. Uji disolusi menunjukkan peningkatan laju disolusi kurkumin yang bermakna pada nanopartikel lipid padat. ......Curcumin is the active ingredient obtained from the turmeric and its has been reported to have many biological activities, but its clinical use is limited because of its poor solubility in water and slow dissolution. The aim of this research is to prepare solid lipid nanoparticle (SLN) of curcumin and to know its effect on enhancement of dissolution rate of curcumin. SLN was prepared by high speed homogenization and ultrasonic technique. Casseinate sodium used as surfactant and virgin coconut oil as lipid. Dispersion of SLN was then spray dried. SLN powder was characterized and compared with standard curcumin. The result of DSC test showed significantly decrease of melting point. The result of XRD showed diffraction pattern of curcumin that entrapped in the lipid core of SLN and indicated amorphous form. Dissolution test showed significantly enhancement of dissolution rate of curcumin in solid lipid nanoparticle.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1967
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rezon Yanuar
Abstrak :
Temulawak merupakan tanaman obat asli Indonesia yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri dan antibiofilm. Tujuan penelitian adalah menganalisa efikasi ekstrak etanol temulawak teridentifikasi (EETT) dalam mengeradikasi biofilm S.sanguinis dan P.gingivalis. Metode Biofilm assay: biofilm S.sanguinis, P.gingivalis, dan kombinasi keduanya dalam berbagai fase pembentukan biofilm dipaparkan ekstrak etanol temulawak pada konsentrasi 0,5%-25% selama 1 jam. Persentase eradikasi biofilm dinilai dengan menggunakan MTT assay. Hasil menunjukkan efikasi EETT dalam mengeradikasi biofilm setara Chlorhexidine terhadap fase awal pembentukan biofilm. EETT lebih efektif terhadap biofilm S.sanguinis dibandingkan biofilm P.gingivalis. Sehingga disimpulkan ekstrak etanol temulawak mampu mengeradikasi biofilm S.sanguinis dan P.gingivalis. ...... Java turmeric was a Indonesia’s native medicinal plant which’s known have an antibacteria and antibiofilm activity. Purpose this research is to analyze the efficacy of java turmeric ethanol extract identified (JTEEI) in eradicating S.sanguinis and P.gingivalis biofilm. Method Biofilm assay: single and combination biofilm on different phase biofilm formation will exposed by JTEEI at concentration 0,5%-25% for 1h. The percentage of eradication was tested with MTT assay. Result efficacy JTEEI in eradicating biofilm is equal Chlorhexidine against early phase of biofilm formation. JTEEI more effective against S.sanguinis biofilm than P.gingivalis biofilm. Conclusion is JTEEI can eradicate S.sanguinis and P.gingivalis biofilm.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>