Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Calvin Wijaya
"ABSTRAK
Pendahuluan: Penduduk dengan gangguan jiwa berat diketahui berisiko melakukan kejahatan
kekerasan yang lebih tinggi dari biasanya. Untuk mencegah kekerasan,
kemampuan untuk menilai risiko kekerasan diperlukan untuk menilai apakah kekerasan
akan berulang atau tidak. Salah satu metode penilaian risiko kekerasan ini adalah
dengan Alat Penilaian Risiko Kekerasan (VRA), tetapi metode dan kemampuan untuk menilai
Risiko kekerasan belum umum diajarkan dan digunakan di Indonesia. Masalah ini
menimbulkan pertanyaan dari tim peneliti tentang bagaimana mengembangkan
keterampilan ini di Indonesia.
Metode: Pengumpulan data dilakukan di dua lokasi yaitu di Padang pada tanggal 1 Agustus 2019, dan
pada tanggal 14 September 2019 di Diklat RSCM, Jakarta. Pesertanya adalah dokter spesialis
psikiatri dan/atau sedang menjalani PPDS untuk psikiatri. Peserta mengisi
lembar angket dan lembar sebelum pendidikan dan lembar post-test setelah pendidikan. Data
Skor dan post-test peserta kemudian dianalisis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test
dengan SPSS versi 23 untuk melihat signifikansinya. Data demografi juga dianalisis dengan
peningkatan nilai post-test dengan Uji Korelasi Spearman, Uji U Mann-Whitney, dan . uji
Kruskal-Wallis.
Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara nilai pre-test dan post-test,
sedangkan analisis data demografi seperti tingkat pendidikan terakhir, pengalaman sebelumnya,
menjalani pendidikan penilaian risiko kekerasan selama program pendidikan spesialis (PPDS)
psikiatri, pengalaman menjalani pendidikan penilaian risiko kekerasan di luar
PPDS untuk psikiatri, pengalaman menangani kasus kekerasan, lama kerja, jumlah kasus
ditangani per bulan, dan data penilaian diri terhadap kemampuan menangani berbagai
kasus kekerasan (fisik, seksual, psikologis dan penelantaran) hingga peningkatan nilai post-test
tidak ada hubungan atau perbedaan yang signifikan.
Kesimpulan: Ada peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test setelah
diberikan pendidikan. Korelasi dan pengaruh karakteristik demografi peserta terhadap peningkatan
skor post-test tidak memiliki nilai signifikan. Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk
menyusun modul atau materi baru dalam psikiatri PPDS
ABSTRACT
Introduction: People with severe mental disorders are known to be at risk of committing crimes
higher hardness than usual. To prevent violence,
the ability to assess the risk of violence is needed to assess whether violence
will repeat or not. One of these violence risk assessment methods is
with the Violence Risk Assessment Tool (VRA), but methods and capabilities to assess
The risk of violence is not yet commonly taught and used in Indonesia. This problem
raises questions from the research team about how to develop
these skills in Indonesia.
Methods: Data collection was carried out in two locations, namely in Padang on August 1, 2019, and
on September 14, 2019 at the RSCM Training and Education, Jakarta. Participants are specialist doctors
psychiatrist and/or undergoing PPDS for psychiatry. Participants fill in
questionnaire sheets and sheets before education and post-test sheets after education. Data
Participants' scores and post-test were then analyzed using the Wilcoxon Signed Rank Test
with SPSS version 23 to see the significance. Demographic data were also analyzed by
increase in post-test scores with the Spearman Correlation Test, the Mann-Whitney U Test, and . test
Kruskal-Wallis.
Results: There was a significant difference (p<0.05) between the pre-test and post-test scores,
while the analysis of demographic data such as the last education level, previous experience,
undergo violence risk assessment education during the specialist education program (PPDS)
psychiatry, experience undergoing violence risk assessment education outside pendidikan
PPDS for psychiatry, experience in handling violent cases, length of work, number of cases
handled per month, and self-assessment data on the ability to handle various
cases of violence (physical, sexual, psychological and neglect) to increased post-test scores
there is no significant relationship or difference.
Conclusion: There is a significant increase between pre-test and post-test scores after
given education. Correlation and influence of participant demographic characteristics on improvement
post-test scores have no significant value. This research can be the basis for
compiling new modules or materials in PPDS psychiatry"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firasti Wahyu Saputri
"Risiko perilaku kekerasan merupakan kondisi dimana individu berpotensi untuk melakukan tindakan kekerasan baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Salah satu teknik relaksasi untuk menurunkan risiko perilaku kekerasan adalah yoga pranayama. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan yoga pranayama secara rutin terhadap penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada Ny. YA (28 tahun). Karya ilmiah ini menggunakan metode case report. Instrumen yang digunakan adalah instrumen penilaian tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan serta kemampuan mengontrol perilaku kekerasan yang dikembangkan oleh mahasiswa residen spesialis jiwa FIK UI 2023. Proses pemberian asuhan keperawatan generalis dilakukan sebanyak 12 pertemuan yaitu tanggal 12 September hingga 24 September 2024 dimana 10 pertemuan juga difokuskan pada pemberian intervensi yoga pranayama di Ruang Srikandi Rumah Sakit Jiwa Dr H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. Hasil yang didapatkan dari intervensi ini yaitu adanya penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan dari skor 24 menjadi 2 dan peningkatan kemampuan mengontrol risiko perilaku kekerasan dari skor 2 menjadi 6. Intervensi ini terbukti efektif untuk menurunkan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan dan meningkatkan kemampuan dalam mengontrol risiko perilaku kekerasan. Penerapan yoga pranayama diharapkan dapat membantu klien dalam mengendalikan emosinya.

The risk of violent behavior is a condition where individuals have the potential to commit acts of violence, either toward themselves or others. One relaxation technique to reduce the risk of violent behavior is pranayama yoga. This scientific paper aims to describe the regular application of yoga pranayama in reducing the signs and symptoms of violent behavior risk in Mrs. YA (28 years old). This scientific paper uses the case report method. The instruments used are assessment tools for the signs and symptoms of violent behavior risk and the ability to control violent behavior, which were developed by resident students of the psychiatric specialty at FIK UI in 2023. The process of providing generalist nursing care was carried out over 12 sessions from September 12 to September 24, 2024, with 10 sessions also focused on providing yoga pranayama interventions in the Srikandi Ward of Dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital (RSJMM) Bogor. The results obtained from this intervention showed a decrease in the signs and symptoms of violent behavior risk from a score of 24 to 2, and an improvement in the ability to control violent behavior risk from a score of 2 to 6. This intervention proved to be effective in reducing the signs and symptoms of violent behavior risk and enhancing the ability to control violent behavior risk. The application of yoga pranayama is expected to help clients in managing their emotions. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julianto
"Pendahuluan: Polisi adalah petugas yang bertugas melindungi dan menangani kasus kekerasan. Polisi dapat dibantu oleh psikiater dalam menangani kasus kekerasan. Meski sudah ada kerjasama antara departemen psikiatri forensik dan kepolisian yang diatur dalam undang-undang, namun belum diketahui bagaimana tingkat pengetahuan kepolisian di Indonesia mengenai peran psikiater dan peran VERP dalam penanganannya. kasus kekerasan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik quasi-experimental design dengan metode pretest-posttest pada sampel peneliti, yaitu untuk mengukur tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan. Uji analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan SPSS 20, menggunakan uji utama menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Analisis dengan uji Wilcoxon menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan polisi sebelum (7(0-22)) dan setelah pendidikan (9(0-22)) (p=0,001). Terdapat korelasi negatif yang sangat lemah (p=0,048 r= -0,251) antara skor pengetahuan pretest pada usia dan lama bekerja. Kesimpulan: Ditemukan hubungan yang signifikan dalam pendidikan kepada polisi tentang peran psikiater dan peran VERP."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library