Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tomi Suharso
"Mata air adalah titik dimana air tanah keluar sebagai aliran permukaan. Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya mata air, yaitu ; karakteristik hidrologi permukaan terutama topografi, kelulusan batuan, formasi dan struktur geologinya. Kabupaten Wonogiri merupakan wilayah yang termasuk kering dan sulit untuk mendapatkan air, terutama pada saat musim kemarau seperti tahun ini, sehingga dibangun waduk serba guna Gajah Mungkur yang selain fungsi utamanya sebagai pengendali banjir kota Solo dan sekitarnya, juga digunakan untuk PLTA serta sebagai waduk irigasi untuk wilayah kabupaten sekitarnya. Masalah yang dikemukakan pada penelitian ini adalah bagaimana persebaran mata air di Kabupaten Wonogiri pada musim kemarau tahun 1997 ? Analisa dilakukan dengan menggunakan metode superimpose peta antara peta persebaran mata air dengan peta fisik wilayah { peta ketinggian, peta lereng, peta hidrologi dan peta geologi).
Dengan hasil yang diperoleh adalah mata air terbanyak pada wilayah penelitian terdapat pada kelas ketinggian 100 - 300 m, pada kelas lereng 2-15 %, pada daerah hidrologi dengan akifer produktif setempat-setempat ( keterusan sangat beragam ) serta pada daerah geologi endapan vulkanik terdiri dari tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal, kelulusan sedang hingga tinggi tergantung banyaknya celah-celah. Jumlah mata air terkecil terdapat pada kelas ketinggian 600 m dan lebih, pada kelas lereng 40 % dan lebih, pada daerah hidrologi dengan akifer berproduktifitas tinggi serta pada daerah geologi alluvium endapan rawa, danau dan daratan berbutir kasar hingga sedang dengan sisipan lempung."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S33622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grano Prabumukti
"Sumber mata air panas memiliki potensi untuk menghasilkan tenaga terutama di daerah off grid PLN terpencil . Ada dua siklus biner yang dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga dari sumber panas suhu rendah yaitu siklus Kalina dan ORC. Fluida kerja yang digunakan adalah Propana, Propena, R1234yf dan R407a untuk ORC dan Ammonia 85 untuk Siklus Kalina. Simulasi masing-masing siklus untuk tiap fluida kerja dilakukan dengan menggunakan software UNISIM untuk menghasilkan nilai effisiensi dan LCOE dengan mengubah kondisi operasi tekanan masuk turbin, suhu sumber panas dan laju alir sumber panas. Tren nilai effisiensi berbanding terbalik dengan tren nilai LCOE pada pengaruh tekanan masuk turbin. Nilai effisensi terbaik berbeda bergantung pada suhu sumber panas. R1234yf dan Propena dengan konfigurasi basic ORC menghasilkan effisiensi terbaik untuk rentang suhu sumber panas 60oC - 99oC. Dari data simulasi, dapat dibentuk persamaan regresi untuk melakukan pemetaan dari tiap lokasi sumber mata air panas. Dari lokasi hotspring, didapat rentang nilai daya 2,1 kWe - 61,3 kWe dan nilai LCOE 99,4 /kWh -15.9 /kWh. Lokasi hotspring APSGA 2, Losseng 2, Beang, Kawah Sirung, Pamandian, Kadidia, Pulu 1, Sajau 3 dan Sajau 2 berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut karena memiliki nilai LCOE lebih rendah dari pembangkit diesel termurah.
......
Hotsprings have the potential to generate power, especially in off grid areas of PLN. There are two binary cycles that can be used to generate power from low temperature heat source, Kalina Cycle and ORC. The working fluids used are Propane, Propene, R1234yf and R407a for ORC and Ammonia 85 for Kalina Cycle. The simulation of each cycle for each working fluid is done by using UNISIM software to produce efficiency and LCOE values by changing turbine inlet pressur, heat source temperature and heat source flow rate. Efficiency value trends are inversely proportional to the trend of LCOE values on the influence of turbine inlet pressure. The best value of efficiency differs depending on the temperature of the heat source. R1234yf and Propena with ORC basic configuration produce the best efficiency for hoto temperature range 60oC 99oC. From the simulation data, regression equation can be formed to mapping from each hot springs location. From the hotspring location, there is a range of power values of 2.1 kWe 61.3 kWe and a LCOE value of 99.4 kWh 15.9 kWh. The hotspring locations of APSGA 2, Losseng 2, Beang, Sirung Crater, Pamandian, Kadidia, Pulu 1, Sajau 3 and Sajau 2 have the potential to be developed in the future as they have lower LCOE value than the cheapest diesel generators."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library