Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didit Prahadi Arianto
"Perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi telah berhasil menciptakan infrastruktur informasi Baru yang dikenal dengan istilah internet. Peluang bisnis melalui internet menyebabkan banyak berdirinya perusahaan-perusahaan internet, dimana salah satu diantaranya adalah PT. Kompas Cyber Media (PT. KCM), yang meluncurkan Kompas.com pada bulan Agustus 1998. Kompas.com merupakan lengan komersil kompas internet atau kompas on-line, dimana selain harian Kompas juga terdapat link untuk sejumiah harian lain, majalah dan tabloid terbitan Grup Kompas Gramedia. Sebagai market leader, PT. KCM harus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dengan menggunakan strategi pemasaran yang tepat untuk mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan PT.KCM dalam mengelola web site-nya serta menjelaskan strategi yang digunakannya untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang dianggap ahli dalam masalah yang diteliti, dan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan strategi yang harus diambil.
Guna mengembangkan strategi bersaing dilakukan analisis AHP yang terdiri dari satu hirarki utama dan tiga sub hirarki. Hasil pemrosesan pendapat gabungan para responden dengan metode AHP ini adalah strategi biaya rendah, dengan pilihan utama melakukan peningkatan teknologi untuk menekan biaya. Dengan landasan strategi biaya rendah dan penekanan kegiatan peningkatan teknologi selanjutnya dapat dikembangkan produk dan langkah pemasaran sesuai dengan strategi tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwin
"Trend perkembangan teknologi digital ditandai dengan terjadinya konvergensi antara teknologi komunikasi, komputer, dan informasi. Pergeseran ini juga didorong oleh adanya perkembangan teknologi internet yang secara drastis mengubah paradigma telekomunikasi yang semula berorientasi suara menjadi paket-paket data.
Teknologi Voice over IP (VoIP) berusaha menyatukan layanan komunikasi suara dan data dalam satu jaringan. Selain itu teknologi ini juga menggunakan teknologi kompresi suara dengan memberikan efisiensi dan utilisasi bandwith, sehingga mampu menurunkan biaya komunikasi suara. Teknologi VoIP memberikan solusi alternatif terhadap meningkatnya kebutuhan akan layanan jaringan telekomunikasi multiservice.
Sebagai teknologi baru, dalam implementasinya diperlukan suatu kajian dan penelitian yang menyeluruh mencakup aspek teknolegi, ekonomi, dan kualitas layanan (QoS: Quality of Service). untuk diterapkan pada suatu perusahaan.

The digital technology world is having some new trend in integration among communication technology, computer technology and information technology. This trend is affected by the rapid growth of internet technology which is in some way changes the telecommunication paradigm radically; from voice-transmission oriented to data-transmission oriented.
Voice over IP (VoIP) exerts to combine voice communication and data communication service using the same network. VoIP use voice -compression technology in order to have bandwidth efficiency & utilization. By having bandwidth efficiency & utilization, it will give more advantage to cut off the cost from using voice communication only. VoIP also gives an alternative solution to the increase demand of multi service-telecommunication networking.
Appeared as a new technology in network communication, the implementation of VOID need some careful study regarding the technological and economical aspect and also Quality of Service before it can be widely used in the business area."
2002
T3022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Andhika Ajiesastra
"Teknologi Long Range Wide Area Network (LoRaWAN) yang sangat pesat untuk sistem Internet of Things (IoT) tidak dapat disangkal karena komunikasi nirkabel Low Power Wide Area Network (LPWAN) memimpin dalam skalabilitas, masa pakai, kapasitas, biaya, dan jarak transmisi. Salah satu potensi implementasi adalah pengamatan pada patok perbatasan darat Indonesia dengan negara tetangga, pada pengamatan saat ini dilakukan dengan secara patroli dan tidak diperbarui secara real-time. Penggunaan teknologi LoRaWAN dapat memberikan peningkatan efisiensi dan efektivitas dibandingkan dengan metode yang digunakan sebelumnya, terutama karena karakteristik LoRaWAN yang memungkinkan transmisi data dalam jarak yang jauh dengan konsumsi energi yang rendah. Namun, penting untuk melakukan konfigurasi jaringan yang tepat agar proses pertukaran paket data dapat berlangsung dengan semua node terhubung dengan konsumsi energi yang rendah. Menemukan konfigurasi yang optimal untuk mencapai hasil maksimal dari protokol transmisi LoRa merupakan langkah yang tidak terpisahkan sebelum penerapan dilakukan. Dari hasil simulasi diperoleh efisien energi distribusi yang berifat random uniform centered kombinasi optimal antara jumlah virtual ring dan kluster adalah 3 ring dan 6 ring, nilai bebas atau merata dari Circular arc 2 sampai dengan Circular arc 8 dan memiliki konsumsi energi terendah sebesar 0,56 mJ menggunakan skema routing Next Ring Hop (NRH) dengan critical ring 1.

The fast-paced Long Range Wide Area Network (LoRaWAN) technology for Internet of Things (IoT) systems is undeniable as Low Power Wide Area Network (LPWAN) wireless communications leads the way in scalability, lifetime, capacity, cost, and transmission distance. One of the potential applications is observation at Indonesia's land border with neighboring countries, currently observations are carried out by patrol and are not updated in real-time. The use of LoRaWAN technology can provide increased efficiency and effectiveness compared to the methods previously used, mainly due to the characteristics of LoRaWAN which enable data transmission over long distances with low energy consumption. However, it is important to do the right network configuration so that the process of exchanging data packets can take place with all connected nodes with low energy consumption. Finding the optimal configuration to get the most out of the LoRa transmission protocol is an integral step prior to implementation. From the simulation results obtained efficient energy distribution which is random uniform centered the optimal combination between the number of virtual rings and clusters is 3 rings and 6 rings, the value is free or evenly distributed from Circular arc 2 to Circular arc 8 and has the lowest energy consumption of 0.56 mJ using the Next Ring Hop (NRH) routing scheme with critical ring 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: MIT Press, 1993
303.483 3 GLO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tantristanya Maharani C.
"Kemudahan manusia dalam mengakses informasi kapan dan dimana saja adalah tujuan diciptakannya Internet of Things (IoT). Banyak teknologi yang dapat menyokong implementasi IoT berjalan mulus, salah satunya Low Power Wide Area Network (LPWAN). Bertujuan mengirim informasi dalam jarak jauh dan konsumsi energi rendah, LPWAN didukung oleh teknologi physical layer sebagai platform modulasi radio untuk Internet of Things contohnya seperti LoRa. Berbagai data yang diterima oleh sensor node, maka diperlukan sebuah protokol penjadwalan sebelum melakukan transmisi ke base station atau sink node. Dalam riset ini, model penjadwalan yang akan digunakan adalah First Come First Served pada Cluster Head (CH-FCFS) dengan desain topologi jaringan star of stars. Model diimplementasikan ke dalam dua jaringan dengan 25 sensor nodes dan 1 cluster head; 50 sensor nodes dan 2 cluster head. Pengujian sistem model ini menggunakan simulator CupCarbon U-One 4.2. Hasil analisa jaringan pertama dan kedua memiliki keberhasilan pengiriman data sebesar 100% hingga ke sink node. Konsumsi energi 5 tahun untuk sensor node, cluster head S100, dan cluster head S200 adalah 22.732,2 Joule, 1.121.280 Joule, dan 1.121.280 Joule. Konsumsi energi 10 tahun untuk sensor node, cluster head S100, dan cluster head S200 adalah 45.464,4 Joule, 2.242.560 Joule, dan 2.242.560 Joule. Pengaruh dari penggunaan model scheduling dan penyesuaian penggunaan sensor berbasis baterai dijelaskan lebih rinci sesuai komunikasi model konsumsi energi pada simulasi.

The ease with which humans access information anytime and anywhere is the purpose of the creation of the Internet of Things (IoT). Many technologies can support the implementation of IoT running smoothly, one of which is the Low Power Wide Area Network (LPWAN). Aiming at sending information over long distances and low energy consumption, LPWAN is supported by physical layer technology as a radio modulation platform for the Internet of Things for example like LoRa. Various data received by the sensor node, it requires a scheduling protocol before transmitting to the base station or sink node. In this research, the scheduling model that will be used is First Come First Served on Cluster Head (CH-FCFS) with a star of stars network topology design. The model is implemented in two networks with 25 sensor nodes and 1 cluster head; 50 sensor nodes and 2 cluster heads. The system testing of this model uses the CupCarbon U-One 4.2 simulator. The results of the first and second network analysis have the success of sending data by 100% to the sink node. The 5 year energy consumption for sensor nodes, S100 cluster head, and S200 cluster head are 22,732.2 Joules, 1,121,280 Joules, and 1,121,280 Joules. The 10 year energy consumption for sensor nodes, S100 cluster head, and S200 cluster head is 45,464.4 Joules, 2,242,560 Joules, and 2,242,560 Joules. The impact of the use of a scheduling model and adjustments to the use of battery based sensors are explained in more detail according to the communication model of energy consumption in simulations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Bulan Wijayanti Gunawan
"Sistem pembacaan kWh meter konvesional yang telah dipraktikan beberapa dekade ini sangat bergantung pada tenaga manusia untuk membaca kWh-meter yang dianggap terlalu membutuhkan tenaga kerja serta biaya operasional yang besar terlebih jika lokasi kWh meter sulit untuk dijangkau. Kelemahan sistem tersebut dapat diatasi dengan teknologi yang memungkinkan untuk pembacaan kWh-meter secara real-time dan dapat dilakukan dari jauh namun berdaya rendah yang kemudian dijawab oleh teknologi LoRa. Penelitian ini membahas tentang LoRa, mulai dari teori hingga penerapannya dalam pembacaan kWh-meter berbasis teknologi LoRa. Sebuah percobaan berbasis LoRa diterapkan untuk membaca besaran kWh-meter seperti: energi yang dikonsumsi, tegangan, dan faktor daya. Pada percobaan diterapkan LoRaWAN yang bekerja pada frekuensi 923.2MHz, sesuai dengan alokasi frekuensi untuk Indonesia, yang terhubung dengan server TTN menggunakan gateway multi-channel dan gateway single-channel dan menggunakan sistem keamanan ABP. Monitoring kWh-meter berjalan secara real-time dan baik, dengan jangkauan area yang dapat dicakup sejauh 928 meter dengan RSSI berkisar -115 dBm. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa LoRa tidak mampu berkomunikasi ketika terdapat hambatan tanah diantara keduanya. Performa jangkauan yang dihasilkan oleh kedua gateway pun tidak berbeda namun terdapat delay yang lebih besar pada gateway multichannel.

The conventional kWh meter reading system that has been practiced over the past few decades has been very reliant on the ability of humans to read kWh-meters that has involves too much unnecessary labor with higher operational costs when the location of these kWh meters is difficult to access. The weakness of this system can be overcome by technology that allows real- time kWh-meter reading remotely but operates at low-power, hence, LoRa technology. This study discusses LoRa, starting from its theory to its application in reading kWh-meters based on LoRa technology. LoRa-based experiments are applied to read kWh-meter quantities such as energy consumed, voltage, and power factor. In the experiment, LoRaWAN implemented with frequency at 923.2MHz, according to the Indonesia LoRa frequency regulation, which connected to the TTN network server using the multi-channel gateway and the single-channel gateway and uses the security system ABP. KWh-meter monitoring runs in real-time with the coverage area is 928 meters with the value of RSSI -115 dBm. The study also shows LoRa technology is impossible to communicate where there is earth as an obstacle between them. The coverage performances shown by both of the gateways are also not much different, but there is more delay in the multichannel gateway."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Contents :
- Executive Summary
- Chapter One: Introduction
- Chapter Two: CIR's Survey of WAN Management Outsourcing
- Chapter Three: WAN Outsourcing Users and Their Motivations
- Chapter Four: Managed WAN Outsourcing Service Preferences Benefit
Segmentation
- Chapter Five: Marketing and Strategic Implications "
International Engineering Consortium, 2000
e20451494
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Valda Orchidea Zahwa
"Meningkatnya intensitas pendakian di Indonesia tidak dibarengi dengan adanya peningkatan keamanan dan keselamatan pendaki. Pengetatan izin dilakukan dengan mewajibkan pendaki meninggalkan identitas di pos perijinan dan melakukan pengecekan perbekalan pendaki. Apabila pendaki belum turun sesuai izin pendakian yang ditentukan maka dapat diperkirakan telah terjadi kendala. Tugas Akhir ini mengembangkan Prototype SMES (Smart Monitoring and Emergency System). SMES adalah teknologi yang memanfaatkan teknologi nirkabel LoRa (Long Range) yang memiliki cakupan luas dengan konsumsi power yang kecil serta dilengkapi dengan node di setiap pos dan Gateway di pos perijinan. Dengan alat tersebut maka pendaki yang menggunakan tracking tools berbasi GPS akan otomatis terhubung pada sistem sehingga lokasi pendaki dapat dideteksi. SMES juga dilengkapi dengan tombol darurat untuk mempermudah pendaki dalam memberikan informasi ketika terjadi kondisi darurat tanpa harus melapor ke pos perizinan. SMES diharapkan dapat membantu tim SAR (Search and Rescue) dalam melakukan evakuasi dengan cepat dan tepat. SMES telah diuji coba di area Universitas Indonesia dengan 3 skenario berbeda yang mewakili kondisi pada area pendakian gunung.Skenario Line of Sight memiliki rata-rata RSSI -69,31 dBm dengan jangkauan 679 m, skenario non-Line of Sight mendapatkan rata-rata RSSI -76dBm dengan jangkauan 364 meter, dan skenario Top Down memiliki rata-rata RSSI -73dBm dengan jangkauan 1030 meter.

Increased intensity of moutaineers in Indonesia is not accompanied by an increase security and safety of mounteineers. Tightening of permits is done by requiring the mountaineer to leave the identity at the security post and to check the mountaineers supplies. If the climber has not gone down according to the specified climbing permit then it can be estimated that there has been a problem. This thesis discusses the Prototype of SMES (Smart Monitoring and Emergency System) which is a technology that utilizes Wireless Broadband Network LoRa (Long Range) technology with a small power consumption and equipped with node in every post and gateway in security post. With the tool then the mountaineer who uses a tracking tools completely with GPS (Global Positioning System) will automatically connect to the system so that the location of the mountaineer can be detected. And the tools is equipped with emergency buttons to facilitate mountaineer in providing information when an accident occurred without having to report to the permitions post. It can help the Search and Rescue team in doing evacuation quickly and accurately. SMES has been tested in Universitas Indonesia area with 3 different scenarios representing conditions on mountain climbing area. The scenario of Line of Sight has an average of RSSI -69.31 dBm with a distance of 679 m, non Line of Sight scenario has an average RSSI -76dBm with a range of 364 meters, and the Top Down scenario has an average RSSI -73dBm with a range of 1030 meters."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smoot, Stephen R.
"Private cloud computing enables you to consolidate diverse enterprise systems into one that is cloud-based and can be accessed by end-users seamlessly, regardless of their location or changes in overall demand. Expert authors Steve Smoot and Nam K. Tan distill their years of networking experience to describe how to build enterprise networks to create a private cloud. With their techniques you?ll create cost-saving designs and increase the flexibility of your enterprise, while maintaining the security and control of an internal network. Private Cloud Computing offers a complete cloud architecture for enterprise networking by synthesizing WAN optimization, next-generation data centers, and virtualization in a network-friendly way, tying them together into a complete solution that can be progressively migrated to as time and resources permit."--pub. desc."
Waltham, MA : Morgan Kaufmann, 2012
004.678 2 SMO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Kustiarno
"Software-Defined Wide Area Networks (SD-WAN) telah merevolusi manajemen jaringan, menawarkan fleksibilitas, penghematan biaya, dan peningkatan kinerja. Namun, SD-WAN tradisional menghadapi tantangan seperti kerentanan keamanan, kontrol terbatas, dan penerapan yang rumit. Penelitian ini memperkenalkan ZT-QUIC, arsitektur SD-WAN baru yang mengintegrasikan secure network layer ZeroTier dengan protokol transport berkinerja tinggi QUIC. Dengan menggabungkan lapisan jaringan ZeroTier yang disederhanakan dan aman dengan latensi rendah dan mekanisme congestion control QUIC, ZT-QUIC bertujuan untuk mengatasi keterbatasan pendekatan SD-WAN tradisional dan memberikan solusi yang lebih efisien dan aman. Penelitian ini melibatkan pengembangan lapisan transport QUIC khusus yang terintegrasi ke dalam perangkat lunak klien ZeroTier. Integrasi ini memungkinkan aplikasi SD-WAN untuk memanfaatkan manfaat kinerja QUIC sambil mempertahankan keamanan yang kuat melalui TLS 1.3. Evaluasi kinerja komprehensif dilakukan menggunakan Iperf3 dalam lingkungan jaringan tersimulasi. Evaluasi berfokus pada metrik utama seperti goodput, packet loss, laju retransmisi, dan jitter untuk trafik TCP dan UDP. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ZT-QUIC secara konsisten mengungguli SD-WAN ZeroTier tradisional di semua metrik yang diukur: 40% dan 17% peningkatan goodput TCP dan UDP; 46% penurunan laju retransmisi TCP; penurunan packet loss dan jitter UDP menjadi 1.87% dan 0,004 ms, juga mengungguli kinerja UDP pada lingkungan plain routing. Selain itu, model keamanan ZT-QUIC, berdasarkan TLS 1.3, menawarkan pendekatan yang lebih komprehensif dan terintegrasi dibandingkan dengan model multi-komponen ZeroTier, yang berpotensi memberikan jaminan keamanan yang lebih kuat. Temuan ini menyoroti potensi ZT-QUIC sebagai solusi berkinerja tinggi, aman, dan andal untuk SD-WAN, terutama dalam kondisi jaringan yang menantang. Beberapa potensi penelitian lanjutan dapat dilakukan termasuk mengeksplorasi kinerja ZT-QUIC di lingkungan LAN privat seperti Data Center Software-Defined Networks (DC-SDN) menggunakan implementasi null-TLS untuk menilai manfaat kinerja QUIC tanpa overhead enkripsi TLS di lingkungan tepercaya.

Software-Defined Wide Area Networks (SD-WANs) have revolutionized network management, offering flexibility, cost savings, and enhanced performance. However, traditional SD-WANs face challenges such as security vulnerabilities, limited control, and complex deployment. This research introduces ZT-QUIC, a novel SD-WAN architecture that integrates ZeroTier's secure network overlays with QUIC's high-performance transport protocol. By combining ZeroTier's simplified, secure network overlays with QUIC's low latency and congestion control mechanisms, ZT-QUIC aims to address the limitations of traditional SD-WAN approaches and provide a more efficient and secure solution. The study involved developing a custom QUIC transport layer integrated into ZeroTier's client software. This integration enables SD-WAN applications to leverage QUIC's performance benefits while maintaining robust security through TLS 1.3. A comprehensive performance evaluation was conducted using Iperf3 in a simulated network environment. The evaluation focused on key metrics such as goodput, packet loss, retransmission rate, and jitter for TCP and UDP traffic. The evaluation results show that ZT-QUIC consistently outperforms traditional SD-WAN ZeroTier across all measured metrics: a 40% and 17% increase in TCP and UDP goodput; a 46% reduction in TCP retransmission rate; a reduction in UDP packet loss and jitter to 1.87% and 0.004 ms, also outperforming UDP performance in plain routing environments.. Furthermore, ZT-QUIC's security model, based on TLS 1.3, offers a more comprehensive and integrated approach compared to ZeroTier's multi-component model, potentially providing stronger security guarantees. These findings highlight ZT-QUIC's potential as a high-performance, secure, and reliable solution for SD-WANs, particularly in challenging network conditions. Future research will explore the performance of ZT-QUIC in private LAN environments like Data Center Software-Defined Networks (DC-SDNs) using a null-TLS implementation to assess the performance benefits of QUIC without the overhead of TLS encryption in trusted environments."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>