Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Rahmawanty
Abstrak :
Daging ikan haruan (Channa striatus) dipercaya dapat digunakan untuk menyembuhkan luka karena mengandung protein, asam amino esensial, lemak dan asam lemak yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini ialah membuat gel yang mengandung serbuk daging ikan haruan sebagai penyembuh luka. Pada penelitian ini digunakan serbuk daging ikan haruan (Channa striatus) sebagai zat aktif sebanyak 1 gram pada formula 1 dan 2 gram pada formula 2 yang mengandung protein 87,55% dan 15 jenis asam amino esensial serta kandungan lemak 7,16% dan 29 jenis asam lemak berdasarkan hasil analisis. Serbuk daging ikan haruan dibuat dengan cara gelasi ionik menggunakan kitosan dan natrium tripolifosfat. Selanjutnya dibuat menjadi gel menggunakan HPMC sebagai gelling agent. Sediaan gel yang dihasilkan dikarakterisasi in vitro dan dievaluasi secara in vivo pada penyembuhan luka. Terhadap suspensi dan gel yang dihasilkan dilakukan karakterisasi fisik dan kimia. Hasil pengukuran suspensi formula 1 dan formula 2 adalah sebagai berikut : ukuran partikel berturut-turut 491,8 - 665,5 nm, 481,8 – 828,1 nm; indeks polidispersitas 0,512, 0,456; nilai potensial zeta (+)29,15mV, (+)29,35mV; kedua formula mempunyai partikel berbentuk sferis. Dari hasil uji in vivo sediaan gel serbuk daging ikan haruan dapat digunakan sebagai penyembuh luka. ......Meat of snakehead fish (Channa striatus) has been reported can be used for wound healing because contains protein, essential amino acids, lipid, and fatty acids that influenced wound healing process. The present study was performed in order to formulate gels contain meat powder of snakehead fish for wound healing. The formulas were used 1 gram (formula 1) and 2 gram (formula 2) meat powder of snakehead fish as an active ingridient, and contain 87.55 % protein, 15 amino acids, 7.16% lipid, and 29 fatty acids. Meat powder of snakehead fish have been made use ionic gelation method with chitosan and sodium tripolyphosphate and formulated to gel form using HPMC as gelling agent. Gels had been formulated, charactherized and evaluated in vivo for wound healing. Suspenses and also gels have been physicochemical charactherized. The results showed that suspenses (formula 1 and formula 2) have particle size in range 491.8-665.5 nm and 481.8-828.1 nm; polidispersity index 0.512 and 0.456; zeta potential (+)29.15 mV and (+)29.35 mV; both of formulas have sferichal particles. In vivo study showed that gels from meat powder of snakehead fish have wound healing effect.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Muhammad Ashardi
Abstrak :
Poli(ε-kaprolakton) (PCL) merupakan biomaterial yang telah umum digunakan aplikasi medis. Akan tetapi aplikasinya sebagai pembalut luka yang dapat terdegradabel masih sangat jarang, karena sifat PCL yang cenderung hidrofobik dibanding dengan polimer biodegradabel lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh plasma terhadap sifat hidrofilisitas film PCL. Film PCL difabrikasi menggunakan metode solvent casting dengan pelarut DCM. Perlakuan plasma dilakukan terhadap PCL film dengan variasi waktu 1, 2, dan 3 detik. Perlakuan tersebut dilakukan untuk memodifikasi gugus fungsi yang ada pada PCL sehingga tercipta gugus polar mengandung oksigen. Selanjutnya, PCL plasma setelah perlakuan dicangkok dengan Gelatin melalui crosslinking dengan Glutaraldehida (GA). Perubahan morfologi permukaan, ikatan kimia, dan hidrofilisitas dikarakterisasi menggunakan SEM, FTIR, dan Uji Sudut kontak, secara berurutan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan plasma telah berhasil meningkatkan hidrofilitas permukaan film PCL pada waktu optimal 1 detik dengan nilai sudut kontak terendah yaitu 47,00o. Setelah pencangkokan dengan gelatin, sudut kontak semakin menurun menjadi 42,28 o. Hal ini menunjukkan perlakuan plasma dapat dijadikan sebagai salah satu strategi yang cepat dan murah untuk meningkatkan sifat hidrofilitas PCL sebagai pembalut luka. ......Poly(ε-caprolactone) (PCL) is a biomaterial that has been widely used in medical applications. However, its application as a degradable wound dressing is still very rare, due to the hydrophobic nature of PCL compared to other biodegradable polymers. The purpose of this study was to determine the effect of plasma on the hydrophilicity of PCL films. PCL film was fabricated using solvent casting method with DCM solvent. Plasma treatment was carried out on PCL films with time variations of 1, 2, and 3 seconds. The treatment was carried out to modify the functional groups present in PCL so as to create polar groups containing oxygen. Furthermore, the plasma PCL after treatment was grafted with Gelatin through crosslinking with Glutaraldehyde (GA). Changes in surface morphology, chemical bonding, and hydrophilicity were characterized using SEM, FTIR, and Contact Angle Test, respectively. The results of this study indicated that plasma treatment has succeeded in increasing the surface hydrophilicity of the PCL film at an optimal time of 1 second with the lowest contact angle value of 47.00o. After grafting with gelatin, the contact angle decreased further to 42.28o. This results showed that plasma treatment can be used as a quick and inexpensive strategy to increase the hydrophilicity of PCL as a wound dressing
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library