Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Chintya Debby
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi yang diproksikan dengan Return on Capital Employed (ROCE), Return On Equity (ROE),Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), EPS (Earnings Per Share), PER (Price Earning Ratio). Penelitian ini menggunakan periode mulai dari 2007 sampai dengan 2012. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji paired t test, Independent Sample t Test , Uji Mann-Whitney, dan regresi logistik sebagai uji pendukung hasil uji hipotesis. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kinerja perusahaan memiliki perbedaan setelah melakukan merger dan akuisisi dan bila dibandingkan dengan perusahaan non merger, namun tidak signifikan secara statistik.
This study aims to analyze the performance of companies doing mergers and acquisitions are proxied by Return on Capital Employed (ROCE), return on equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), EPS (Earnings Per Share), PER (Price Earning Ratio). This study uses the period from 2007 to 2012. Hypothesis testing is done by using the paired t test, independent sample t test, Mann-Whitney test, and logistic regression as a support test. Results of the study found that the performance of the company has the distinction after mergers and acquisitions, and when compared with non merged company, but not statistically significant.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Aprilianta Florensia Br
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis restrukturisasi utang pada PT AFS yang bergerak di bidang pelayaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan restrukturisasi utang yang telah dilakukan oleh PT AFS melalui penjualan aset dengan alternatif lain yaitu metode equity conversion. Perbandingan dilakukan terhadap arus kas pembayaran utang, metode restrukturisasi yang lebih menguntungkan jika diukur dari time value of money dan metode restrukturisasi yang lebih baik pengaruhnya ke kinerja keuangan perusahaan jika diukur dari rasio keuangan. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa metode penjualan aset membayar lebih banyak utang pada awal masa pembayaran utang daripada metode equity conversion. Jika diukur dari time value of money, restrukturisasi dengan metode penjualan aset akan lebih menguntungkan daripada restrukturisasi dengan metode equity coversion karena menghasilkan present value yang lebih kecil. Total debt ratio memperlihatkan metode equity conversion lebih baik pengaruhnya ke kinerja keuangan perusahaan daripada metode penjualan aset. Current ratio, cash ratio, interest coverage ratio dan profit margin memperlihatkan metode penjualan aset lebih baik pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan daripada metode equity conversion.
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze debt restructuring at PT AFS which engaged in shipping industry. The method used in this research is to compare debt restructuring at PT AFS through asset sales method with other restructuring alternative which is through equity conversion method. The comparisons are made to debt cash flow, method that is more profitable if measured from time value of money and method that has better effect to company?s financial performance as measured with financial ratios. The result shows that asset sales method pays more debt at the beginning of debt payment than equity conversion method. If measured from time value of money, restructuring through asset sales is more profitable than restructuring through equity conversion because it produces lower present value. Total debt ratio shows that equity conversion method has better effect to the company?s financial performance than asset sales method. Current ratio, cash ratio, interest coverage ratio and profit margin show that asset sales method has better effect to the company?s financial performance than equity conversion method., The aim of this research is to analyze debt restructuring at PT AFS which engaged in shipping industry. The method used in this research is to compare debt restructuring at PT AFS through asset sales method with other restructuring alternative which is through equity conversion method. The comparisons are made to debt cash flow, method that is more profitable if measured from time value of money and method that has better effect to company’s financial performance as measured with financial ratios. The result shows that asset sales method pays more debt at the beginning of debt payment than equity conversion method. If measured from time value of money, restructuring through asset sales is more profitable than restructuring through equity conversion because it produces lower present value. Total debt ratio shows that equity conversion method has better effect to the company’s financial performance than asset sales method. Current ratio, cash ratio, interest coverage ratio and profit margin show that asset sales method has better effect to the company’s financial performance than equity conversion method.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triprawatya Fitri Sisthasari
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan Asset Turnover, Net Profit Margin, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Account Payable Turnover dan Inventory Turnover terhadap profitabilitas yang diukur menggunakan Return On Asset (ROA). Penelitian dilakukan terhadap 42 perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam bursa efek Indonesia periode 2008-2012 yang dikelompokan menjadi 3 sektor yaitu: 1. Perusahaan manufaktur sektor Miscellaneous, 2. Perusahaan manufaktur sektor Basic industry and Chemicals, 3. Perusahaan manufaktur sektor Consumer Goods. Metode penelitian menggunakan pengujian regresi data panel dengan variabel independen CATO, NPM, FATO, ARTO, APTO dan ITO, dan variabel dependen ROA sebagai proksi profitabilitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat signifikansi dari pengelompokan perusahaan manufaktur berdasarkan kategori tersebut. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rasio keuangan NPM memiliki perngaruh yang signifikan terhadap ROA. Sedangkan APTO dan ARTO tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. FATO memiliki perngaruh yang signifikan terhadap ROA, namun pada perusahaan manufaktur sektor Basic industry and Chemicals FATO tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Sedangkan pada ITO dan CATO tidak memiliki pengaruh terhadap ROA, namun pada perusahaan manufaktur sektor Miscellaneous ITO dan CATO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. ......This research aims to determine the impact of financial ratios Current Asset Turnover, Net Profit Margin, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Account Payable Turnover and Inventory Turnover on profitability as measured by ROA. The study was conducted on 42 Manufacturing Company listed on Indonesia Stock Exchange during the period 2008 to 2012 were grouped into 3 categories, namely: 1. Manufacturing company sector Miscellaneous, 2. Manufacturing company sector Basic industry and Chemicals, 3. Manufacturing company sector Consumer Goods. Research methods using panel data regression testing with the independent variable CATO, NPM, FATO, ARTO, APTO and ITO and the dependent variables ROA as a proxy for profitability. The purpose of this study to determine whether there are differences in the level of significance of the grouping categories based on manufacturing company. The results of this study concluded that the financial ratios NPM has a significant effect on ROA. While APTO and ARTO has no effect on ROA. FATO has a significant effect on ROA, but on Manufacturing company sector Basic industry and Chemicals FATO has no effect on ROA. While on ITO and CATO has no effect on ROA, but on Manufacturing company sector Miscellaneous ITO and CATO has a significant effect on ROA.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Giro Wajib Minimum (GWM), Efisiensi Operasional (BOPO) dan Ukuran Perusahaan terhadap kinerja bank yang diukur menggunakan Return On Asset (ROA). Penelitian dilakukan terhadap 96 bank umum di Indonesia selama periode 2006-2013 yang dikelompokan menjadi 4 katagori yaitu: 1. Semua bank dalam penelitian ini, 2. Bank yang sudah go public dan bank yang belum go public, 3. Bank yang sudah pernah melakukan merger dan akuisisi dan bank yang belum pernah melakukan merger dan akuisisi, 4. Bank devisa dan bank yang bukan termasuk bank devisa. Metode penelitian menggunakan pengujian regresi data panel dengan variabel dependen CAR, LDR, NPL, GWM, BOPO dan Ukuran Perusahaan dan variabel independen ROA sebagai proksi kinerja bank. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat signifikansi dari pengelompokan bank berdasarkan katagori tersebut. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rasio keuangan BOPO dan Ukuran Perusahaan memiliki perngaruh yang signifikan terhadap ROA. Sedangkan CAR, LDR, NPL dan GWM tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Berdasarkan dari pengelompokan yang dilakukan, ternyata tidak ada perbedaan tingkat signifikansi rasio keuangan terhadap kinerja bank. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa setiap bank harus menjaga atau meningkatkan kinerjanya walaupun bank tersebut sudah pernah melakukan merger atau akuisisi dan sudah masuk dalam katagori bank yang sudah go public atau bank devisa.
This research aims to determine the impact of financial ratios Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Reserve Requirement/Giro Wajib Minimum (GWM), Operational Efficiency (BOPO) and company size on banks performance as measured by ROA. The study was conducted on 96 commercial banks in Indonesia during the period 2006 to 2013 were grouped into 4 categories, namely: 1. All the banks in the study, 2. Banks that have gone public and the banks that have not gone public, 3. Banks that have already been merged and acquisitions and bank who has never made mergers and acquisitions, 4. exchange bank and bank no including foreign. Research methods using panel data regression testing with the dependent variable CAR, LDR, NPL, GWM, ROA and size of the Company and the independent variables ROA as a proxy for bank performance. The purpose of this study to determine whether there are differences in the level of significance of the grouping categories based bank. The results of this study concluded that the financial ratios ROA and company size has a significant effect on ROA. While CAR, LDR, NPL and GWM has no effect on ROA. Based on the grouping is done, there was no difference in the level of significance to the performance of the bank's financial ratios. The results of this study suggest that each bank must maintain or improve its performance even though the bank had never done a merger or acquisition and has been included in the category of banks that have gone public or foreign banks.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyono
Abstrak :
Karya akhir ini bertujuan untuk meneliti secara empiris mengenai manfaat dari laporan keuangan untuk menjelaskan return saham. Penelitian ini berusaha membandingkan nilai manfaat dari laporan tahunan dan laporan interim dalam menjelaskan return saham. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilihat mengenai variabelvariabel apa saja (dalam laporan keuangan perusahaan) yang paling bermanfaat bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Laporan kuartal yang paling baik dalam menjelaskan variabilitas market adjusted return maupun abnormal return adalah laporan pada kuartal 2. Hal ini terlihat dari nilai adjusted-R2 nya yang paling tinggi dibandingkan model yang lain yaitu sebesar 13,49% dan 10,45%. Sedangkan laporan kuartal 1memiliki nilai manfaat yang paling rendah. Hal ini terlihat dari nilai adjusted-R2 nya yang paling rendah yaitu sebesar 1,22% (market adjusted return) dan 2,52% (abnormal return). Dari hasil regresi dengan menggunakan seluruh data dan memasukkan seluruh variabel terlihat bahwa bagi investor rasio keuangan yang dapat berguna dalam menjelaskan market adjusted return maupun abnormal return saham adalah rasio profitabilitas (NPM, ROE), rasio turnover (TATO), rasio market value (PBV) dan faktor ukuran perusahaan (Log TA). Dari penelitian ini juga dapat terlihat bahwa pergerakan harga saham banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar kinerja finansial perusahaan. Dari model yang digunakan terlihat bahwa nilai R2 tertinggi hanya mencapai 39,1%.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evelyne Maria Fanny Suruadji
Abstrak :
sejak pemerintah mengeluarkan berbagai paket deregulasi/perbankan, dunia usaha perbankan Indonesia mengalami perubahan. Perubahan ini berawal dengan keluarnya Paket Juni 1983 yang kemudian disusul dengan keluarnya Paket Oktober 1988, telah memicu meningkatnya derajat suhu persaingan antar kalangan perbankan itu sendiri. Persaingan ketat yang tak terelakkan tersebut makin meningkat dengan diberlakukannya kebijaksanaan uang ketat oleh pemerintah (Tight Money Policy). Dalam kondisi persaingan yang demikian pengelola bank memerlukan suatu sarana manajemen yang dapat mengukur kinerja bank yang dikelolanya. Untuk tetap memantau perkembangan dan mengukur kinerja bank dipergunakan analisa statistik multivariate yang meliputi analisa Komponen Utama, analisa Faktor, analisa Diskriminan dan analisa rasio keuangan bank. Dalam melakukan pengolahan rasio keuangan dipergunakan data-data Neraca dan Laporan Rugi/Laba Bank-bank di Indonesia yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dari periode 1988 hingga 1991 yang meliputi 53 buah, sampel bank, mencakup kategori kelompok bank pemerintah, bank swasta, bank devisa, bank non devisa, bank go public dan bank non go public. Menggunakan analisa Komponen utama dan analisa Faktor, peneli tian menghasilkan faktor-faktor yang memiliki stabili tas tinggi dalam memberikan gambaran umum mengenai ciri-ciri atau karakteristik dari sektor industri perbankan Indonesia secara keseluruhan maupun gambaran umum mengenai suatu kelompok bank secara khusus. Melalui analisa diskriminan, penelitian menghasilkan 20 variabel rasio keuangan pembeda yang membedakan kelompokkelompok bank yang berada dalam sektor industri perbankan Indonesia. Dengan tingkat akurasi prediksi kinerja bank sebesar 82.13%, variabel-variabel rasio keuangan yang membedakan kinerja atau performansi suatu bank adalah Cash Ratio, Secondary Risks Assets Ratio, Gross Yield on Total Assets, Interest Margin,. Leverage Multiplier, Assets utilization, Cost of Efficiency 2, .Cost of Efficiency 5, Net Interest Spread dan Net Interest Yield. Selain pendekatan Pseudo Class, dalam membentuk model performansi sektor perbankan Indonesia dapat juga dipergunakan pendekatan Ordinal Time Series Analysis (OTSA).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Amalia Shintawaty
Abstrak :
Dengan semakin ketatnya persaingan bank-bank di Indonesia, kinerja bank menjadi ukuran utama untuk menentukan apakah bank tersebut cukup sehat dan mampu untuk bersaing. Analisa Penilaian Kinerja Kantor Cabang PT. Bank B ini bertujuan untuk mengetahui sistem penilaian kinerja kantor cabang yang digunakan Bank B untuk menilai kinerja kantor cabangnya. Penulis ingin mengetahui apakah kriteria penilaian kinerja kantor cabang yang digunakan oleh Bank B telah memenuhi cara-cara penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan Bank Indonesia. Penulis menggunakan analisa kuantitatif berupa penghitungan rasio-rasio keuangan atas komponen—komponen dalam laporan keuangan cabang tersebut. Penulis menghitung rasio-rasio keuangan tersebut untuk periode triwulanan dan menganalisa tren atau kecenderungan rasio-rasio tersebut selama empat triwulan. Pada tahap selanjutnya penulis ingin membandingkan beberapa ukuran-ukuran rasio penting yang diperoleh dengan rasio—rasio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penulis juga menghitung dan menganalisa beberapa rasio return dan risk yang penting. Dari hasil penelitian penulis mendapatkan bahwa kantor wilayah X Bank B menggunakan dua belas unsur-unsur atau komponen laporan keuangan dalam melakukan penilaian kinerja kantor-kantor cabangnya. Unsur—unsur tersebut adalah total asset, pendapatan, Maya, la ba (rugi), ROA (Return On Assets), Kredit atau Pinjainan Yang Diberikan (PYD), Total Dana atau Simpanan Masyarakat, LDR (Loan to Deposit Ratio), Kolektibilitas Kredit (Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Maeet), Penagihan Kredit (Pokok dan Bunga), Fasilitas Kredit yang belum Digunakan, dan Bald Kredit Debitur dengan Jaminan. Bank B menganalisa pertumbuhan dan pencapaian target dari tiap-tiap unsur tersebut untuk periode triwulanan maupun tahunan. Dari kedua belas unsur-unsur penilaian tersebut, unsur penilaian yang telah memenuhi standar CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity) yang ditetapkan Bank Indonesia dalah unsur ROA (memenuhi standar Earning) dan unsur LDR (memenuhi unsur Liquidity). Pennlis menyimpulkan bahwa Bank B telah menggunakan kedua ukuran kinerja yang panting dalam menilai kinerja suatu bank, yaitu return dan risk. Ukuran ROA mewakili return dan ukuran LDR mewakili risk. Untuk mencapai return yang tinggi, make risk yang harus ditanggung bank juga akan tinggi. Selain kedua ukuran kinerja tersebut, penulis menyarankan agar bank memakai ukuran kinerja lainnya yang juga panting yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio). Bank B sebaiknya menyesuaikan sistem penilaian kinerjanya dengan standar penilaian yang ditetapkan Bank Indonesia sehingga pada akhirnya tidak terjadi double standard.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Safira Irani
Abstrak :
Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 turut berdampak kepada kondisi perekonomian di Indonesia, salah satunya ancaman terjadinya kebangkrutan pada perusahaan. Penelitian mengenai prediksi terjadinya kebangkrutan (financial distress) pada awalnya hanya menggunakan rasio keuangan saja, kemudian diperluas hingga ekonomi makro. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan berupa total turnover asset ratio, debt ratio, current ratio, quick ratio, working capital to total asset ratio, dan return on asset serta ekonomi makro berupa Produk Domestik Bruto (PDB), Indeks Harga Konsumen (IHK), jumlah uang yang beredar (M2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan BI Rate terhadap probabilitas terjadinya financial distress perusahaan non – keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2017. Sampel terdiri dari 192 perusahaan yang di kategorikan sebagai perusahaan financial distress dan non – financial distress. Data tersebut kemudian di analisis menggunakan teknik analisis regresi logistik dan data akan diolah dengan SPSS. Hasil menunjukkan bahwa rasio keuangan dan ekonomi makro dapat digunakan sebagai prediktor terjadinya financial distress dengan tingkat akurasi dalam memprediksi jawaban yang benar sebesar 80,4%. Dari enam rasio keuangan hanya total turnover asset ratio, working capital to total asset ratio dan return on asset ratio yang signifikan berpengaruh terhadap financial distress. Serta, hanya dua komponen dari ekonomi makro yaitu Produk Domestik Bruto (PDB) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari lima komponen lainnya yang berpengaruh signifikan terhadap financial distress. ......The economic crisis that occurred in 2008 affected Indonesia economic conditions by way of increased threat of bankruptcy. Studies prediction of financial distress are initially limited to financial ratios for determinants, however they were extend to macroeconomic variables. This study aims to analyze the effect of financial ratios that are total asset turnover ratio, debt ratio, current ratio, quick ratio, working capital to total asset ratio, and return on assets also macroeconomic variables that are Gross Domestic Product (GDP), Consumer Price Index (CPI), Money Supply (M2), Indonesia Composite Index, and BI Rate on the probability of financial distress of non-financial companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2008 - 2017. The sample consisted of 192 listed companies which are categorized financially and non-financially distressed companies. Data analyzed using logistic regression analysis techniques. The results show that financial ratios and macroeconomic variables can be used as predictors of financial distress with 80.4% accuracy rate in variables. From six financial ratios only total asset turnover ratio, working capital to total asset ratio and return on asset ratio significantly affect to financial distress. Only two components out of the five macroeconomic variables that has significant effect on financial distress, namely Gross Domestic Product (GDP) and Indonesia Composite Index.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaerani Nisa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprediksi perusahaan yang menjadi target akuisisi di Indonesia. Identifikasi dilakukan dengan melihat karakter yang mempengaruhi suatu perusahaan menjadi target. Karakter di sini diwakili indicator keuangan suatu perusahaan baik itu berbentuk rasio ataupun non-rasio. Karakter tersebut terbagi dalam enam hipotesis yaitu lnefficient Management hypothesis Size hypothesis, Undervaluation hypothesis, Industry hypothesis, Growth Mismatch hypothesis dan PER Hypothesis. Untuk setiap hipotesis tersebut digunakan rasio keuangan yang sekiranya mencerminkan masing-masing hipotesis tersebut ROE untuk inefficient management hypothesis, total asset untuk size hypothesis PBV untuk asset undervaluation hypothesis, dummy bagi perusahaan perbankan untuk industry hypothesis dan current ration,DER, dan average sales growth untuk growth mismatch hypothesis dan PER untuk PER Hypothesis. Identifikasi perusahaan akuisisi dianalisis dengan model logit. Hasil analisis menunjukkan secara keseluruhan model dapat menerangkan variabel terikat dengan cukup baik dengan variabel PER dan IDUMMY yang mempengaruhi probabilita perusahaan secara signifikan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh dua hal, pertama perusahaan pengakuisisi selain mempertimbangkan perusahaan listed yang menjadi target akuisisi, juga melihat perusahaan yang tidak listed sebagai perusahaan target. Selain itu, variabel yang dipilih kemungkinan juga kurang menggambarkan karakter perusahaan yang menjadi target akuisisi di Indonesia. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membuat prediksi perusahaaan yang menjadi target akuisisi, dengan menentukan titik optimal cut-of Dua metode digunakan untuk menentukan titik ini. Metode minimizing error yang diperkenalkan oleh Palepu (1986) dan metode maximization return yang diperkenalkan oleh Powell (1997). Dari hasil penelitian ditemukan, minimizaton error membelikan cut-off pada titik 0.140 dengan keakuratan 21.6% dan maximization return memberikan cut-off pada titik 0.045 dengan tingkat keakuratan 22%. ......This research aimed to identify and predicts companies that becoming target of acquisition in Indonesia. Identification is done by seeing at the character which influencing a compary to become target. Character here is represented by company financial indicator either be in the form of ratio or nonratio. The character divided in six hypothesizes, which are Inefficient Management hypothesis, Size hypothesis, Asset Undervaluation hypothesis, Industry hypothesis and Growth Mismatch hypothesis. For every hypothesis, the writer choose ratio that reflect the hypothesis. PER and ROEjbr inefficient management hypothesis; market capitalization and asset total for size hypothesis, PBV for asset undervaluation hypothesis, dummy for banking company for industry hypothesis and current ratio, DER, and average sales growth for growth mismatch hypothesis and PER for PER hypothesis. Identification of Acquisition companies are analysed with legit model. Result of analysis shows, eventhough as a whole model can explain dependent variables good enough and PBV and IDUMMY have a signficance influence in determine me acquisition probability It happen perhaps because of two things, first, acquiring company besides considering listed company becoming target of acquisition, also sees company that is not listed as target of its the acquisition. Second reason, variable selected also unable to depict company character which becoming target of acquisition in Indanesia. While from sign, only PER and ROE having a sign as according to hypothesis. The second step is making prediction of company becoming target of acquisition, by determining optimal cut-off point. No methods applied to determine this point. First method is minimizing ermrs; introduced by by Palepu (198Q and second method is maximization return introthiced by by Powell ( 1997). The result shows, minimization error give cut-off point at 0.140 with accuracy level at 21.6% and maximization return give cut-of point at 0. 045 with accuracy level at 22%.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>