Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parengkuan, Jovana Susana
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widuri Andarini
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1976
S2218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gienawaty Tanudin
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cressentia Clara Linawati S.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
James C. Kaufman
"The field of intelligence testing has been revolutionized by Alan S. Kaufman. He developed the Wechsler Intelligence Scale for Children–Revised (WISC-R) with David Wechsler, and his best-selling book, Intelligent Testing with the WISC-R, introduced the phrase 'intelligent testing'. Kaufman, with his wife, Nadeen, then created his own series of tests: the Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC), the Kaufman Test of Educational Achievement (K-TEA), the Kaufman Brief Intelligence Test (K-BIT), and many others. The K-ABC, the first major intelligence test to challenge the Wechsler, helped raise the bar for future tests. This is a celebration of his life's work, with contributions by a 'who's who' in IQ testing, including Bruce Bracken, Dawn Flanagan, Elaine Fletcher-Janzen, Randy Kamphaus, Nancy Mather, Steve McCallum, Jack Naglieri, Tom Oakland, Cecil Reynolds, and Robert Sternberg, is edited by his son James, and features essays expanding on his work and ideas from former colleagues."
New York: Cambridge University Press, 2009
e20528128
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Salim
"lnteligensi adalah konsep penting dari atribut psikologis dalam diri manusia. Berbagai penelitian inteligensi menunjukkan bahwa faktor bawaan dan faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan inteligensi seseorang. Dan Salah satu proses yang sangat berpengaruh dari faktor lingkungan adalah melalui proses belajar.
Sekolah Sebagai tempat berlangsungnya proses belajar formal diharapkan dapat membantu siswa/i untuk lebih mengenali kemampuan yang dimilikinya. Dengan berdasarkan model struktur intelek dari J.P Guilford (1959), Meeker & Meeker (1963-1979) menghadirkan tes SOI-LA (Structure of Intellect- Learning Abilities). Tes inteligensi ini akan memberikan informasi peta kemampuan yang telah dimiliki siswanya dan tehnik serta metode pengajaran yang sebaiknya dilakukan oleh sekolah untuk membantu siswa/i dalam mengembangkan kemampuannya.
Salah satu kemampuan yang diuji dalam penelitian ini adalah kemampuan matematika, yang terdiri dari sebelas subtes - dengan total item tes sebanyak 198 buah. Dengan tehnik sampling simple random sampling without replacement terpilih 400 siswali kelas X dari dua sekolah menengah atas di kota Malang sebagai sampel pada uji validasi tes SOI-LA. Pada pengujian dengan bantuan program komputer Quest version 2.1 diketahui bahwa seluruh subtes SOI-LA memiliki kesesuaian antara skor item tes dengan model, dimana nilai infit means square untuk masing-masing subtes berada pada batas penerimaannya. Berdasarkan perbandingan antara tingkat kemarnpuan siswa/i peserta tes dengan tingkat kesukaran item diketahui bahwa subtes CFS adalah subtes yang paling sulit, sedangkan subtes ESS adalah subtes yang paling mudah. Analisis item juga menunjukkan bahwa dari kesebelas subtes SOI-LA yang diujikan terdapat dua puluh item tes yang memiliki nilai infit means square yang berada diluar batas penerimaannya, sehingga item-item tes tersebut yang dinyatakan tidak fit. Tetapi pada pengujian lebih lanjut - dengan menggunakan bantuan program Prelis version 2.27 dan Lisrel version 8.7 - memperlihatkan bahwa pada uji kesesuaian model, basil pengujian yang diberikan oleh seluruh item tes tidak menunjukkan adanya perubahan yang signiftkan jika dibandingkan dengan hasil pengujian yang diberikan oleh item yang dinilai fit. Ini berarti bahwa seluruh item tes yang ada pada kesebelas subtes dapat diterima sebagai item tes yang fit.
Nilai reliabilitas yang diperoleh berdasarkan estimasi item dan konsistensi internal dari kesebelas subtes ini juga menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan kedua pengujian nilai reliabilitas, subtes CFS adalah subtes yang paling reliabel (r1 = 0,99 ; r2 = 0,91). Sedangkan subtes ESS adalah subtes dengan nilai reliabilitas yang terendah berdasarkan pengujian reliabilitas dengan estimasi item (r1 = 0,72) dan subtes CSS subtes dengan nilai reliabilitas yang terendah berdasarkan pengujian konsistensi internal (r2 = 0,29).
Uji validitas konstruk untuk tes SOI-LA mennnjukkan bahwa kesebelas subtes memiliki validitas konstruk yang baik, yang berarti bahwa kesebelas indikator tersebut terbukti mengukur variabel latennya - yaitu kemampuan matematika. Dengan melihat nilai koefisien muatan faktor (factor loading/lambda) dan nilai t, subtes ESC adalah subtes yang memberikan peranan yang paling besar dalam mengukur kemampuan matematika ( lambda 1, = 0,51 , t1, = 8,60 ; lambda 2 = 0,52 , t2 = 8,64) sedangkan subtes ESS adalah subtes yang mernberikan peranan paling kecil(lambda 1, = 0,17, t1 = 2,82 ; lambda 2 = 0,17 , t2 = 2, 74) .
Untuk mendapatkan model yang lebih baik dilakukan modifikasi terhadap model, yaitu dengan mengeliminasi subtes ESS. Hasil uji kesesuaian model dan validitas konstruk terhadap model yang dimodifikasi ternyata tidak memberikan hasil yang lebih baik. Tidak ada perubahan yang signifikan untuk uji kesesuaian model maupun uji validitas konstruk dari model yang dimodifikasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masran Daduy Zentra
"Pemimpin adalah pembawa petunjuk bagi bawahannya, melalui aturan dan hubungan tertentu, sehingga peran dan fungsi pemimpin dalam suatu organisasi sangat panting dalam menentukan keberhasilan organisasi. Oleh karena itu suatu organisasi sangat memerlukan pemimpin yang handal untuk dapat mengaplikasiksn prinsip-prinsip yang sesuai dengan kondisi organisasi dan memberdayakan kecerdasan emosinya, sehingga mampu memperhatikrnn dinamika kelompok yang memiliki emosi dan kepribadIan yang khas.
Tuntutan ini memerlukan aparatur pemerintah kota X, termasuk kepala Bagian yang ada dilingkungan Kesekretariatan Pemerintah Kota X untuk dapat mengembangkan kemampuan sumberdaya manusianya antara lain de.igan cars mengaplikasikan dan memberdayakan kecerdasan emosinya sehingga mampu mengenali potonsi diri balk kekuatan maupun kelemahannya.
Pimpinan yang memiliki jabatan dan title keserjanaan yang tinggi tidak menyamin mereka dapat memberdayakan kecerdasan emosional secara optimal sehingga tidak mengherankan dilingkungan unit yang dipimpinnya masin adanya pengawai yang mangkir (menunda pekerjaan, datang lambat pulang cepat) dan masih ada ago sektoral antar Bagian serta pemimpin yang arogan.
Pemimpin dengan emotional intelligence yang tinggi akan mampu memimpin dan memotivasi bawahannya serta membina hubungan dengan orang Iain karena mereka mampu mengelola dan menguasi emosinya dalarn kehidupan sehazi-hrai dan lingkungan kerjanya.
Kesekretariatan Kota X, merupakan bagian dari organisasi yang ada dilingkungan pemerintah kota X, yang dalam pelaksanaan tugasnya membantu Walikota menyelengaralcan pemerintahan dan memberikan pelayanan adrninistrasi kepada seluruh perangkat pemerintahan dan masyarakat kota X secara prima.
Untuk mengatasi permasalahan seperti yang disebutkan diatas diperlukan suatu rancangan program pelatihan yang sesuai mengenai kecerdasan emosional. Kepala Bagian yang memiliki kecerdasan emosional akan membantu mengatasi permasalahan di unitnya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam mengukur suatu karakteristik tertentu diperlukan alat tes. Suatu alat tes dikatakan baik untuk digunakan apabila alat tes tersebut memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Kekonsistenan alat tes ini ditunjukkan dengan reliabilitas alat tes tersebut. Dalam membandingkan reliabilitas dari dua buah alat tes, maka panjang tes kedua alat tes tersebut harus sama. Dua buah alat tes dikatakan memiliki panjang tes yang sama apabila alat tes tersebut dapat diselesaikan dalam waktu dan kecepatan yang sama. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu alat tes adalah koefisien alpha Cronbach. Dalam penulisan tugas akhir ini akan membahas metode untuk membandingkan koefisien alpha Cronbach dari dua buah alat tes di mana salah satu alat tes panjang tesnya telah disesuaikan. Metode ini akan diterapkan pada dua buah alat tes untuk mengukur Emotional Quotient. Hasil analisis data menunjukkan bahwa alat tes kedua yang tidak dimodifikasi lebih reliabel dibandingkan alat tes pertama yang telah dimodifikasi. Dengan demikian, apabila ingin memilih salah satu alat tes untuk mengukur Emotional Quotient, disarankan menggunakan alat tes "
Universitas Indonesia, 2007
S27757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: B first, 2015
153.93 HIT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Walla Tridhany
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>