Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panca Berkah Susila Putra
Abstrak :
Ikan tongkol lurik Euthynnus affinis, (Scombridae) merupakan ikan besar yang banyak tertangkap di perairan Laut Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi sebaran ukuran ikan tongkol, panjang pertama kali tertangkap, hubungan panjang-berat, pola pertumbuhan, kebiasaan makanan, nisbah kelamin, Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad, fekunditas dan diameter telur ikan tongkol yang didaratkan di PPI Labuan. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei, Juni, dan September 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran frekuensi panjang cagak ikan tongkol yang ditangkap berkisar 38-69 cm ( x = 50 cm). Ukuran pertama kali tertangkap 47,8 cm dengan panjang cagak ikan yang paling banyak tertangkap berkisar 49-51 cm. Hubungan panjang-berat ikan tongkol bersifat allometrik negatif. Ikan tongkol memakan ikan pelagis kecil, cumi dan teri. Nisbah kelamin antara ikan jantan : betina (1:1,4). Tingkat Kematangan Gonad ikan termasuk TKG III dan IV hal ini menunjukkan bahwa ikan dalam masa pemijahan. Indeks Kematangan Gonad rata-rata adalah 4,55%. Faktor kondisi berkisar antara 1,38-2,22. Fekunditas telur berkisar antara 852.000 - 2.056.609 butir dengan rata-rata 1.352.382 butir. Sedangkan diameter telur berkisar 1,28 - 1,8 mm.
Eastern little tuna Euthynnus affinis (Scombridae) is a pelagic fish which caught excessively in the Java Sea waters. The objective of this research is to determine the composition of these tuna size distribution, lenght at first capture, length-weight relationship, growth pattern, food content, sex ratio, gonad maturity level, gonado stomatic index, fecundity and eggs with diameter of their kind of fish caught and landed in PPP Labuan. Sampling was conducted in May, June and September 2012. The results showed that the frequency distribution of fork lenght caught ranged 38-69 cm (x =50 cm). Size of lenght at first capture is 47.8 cm and most of them ranging from 49-51 cm. Length-weight relationship is allometric negative. The food of this fish species are small pelagic fish, squid and anchovies. Sex ratio the male: female (1:1.4). Gonad maturity level of fish at TKG III and IV indicating that the fishes are in the spawning seasons. Gonad Maturity Index is 4.55%. The condition factor ranged from 1.38 to 2.22. Fecundity ranged from 852,000 - 2,056,609 eggs (average 1,352,382 eggs). While the eggs diameter ranged from 1.28 to 1.8 mm.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Handayani
Abstrak :
Sebagai negara yang memiliki potensi di sektor kelautan yang sangat besar, ternyata kontribusi investasi di sektor perikanan masih di bawah 1% dari investasi nasional. Oleh sebab itu upaya-upaya yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi di sektor perikanan menjadi salah satu prioritas di dalam strategi pembangunan oleh pemerintah saat ini. Penelitian ini dilakukan di salah satu wilayah Indonesia yang memiliki potensi laut cukup besar yaitu Kabupaten Gunungkidul. Secara lebih spesifik penelitian ini memfokuskan pada sektor ikan tuna.Untuk itu beberapa pertanyaan penelitian yang perlu dijawab seperti apakah sub sektor perikanan komoditi Tuna di Kabupaten Gunungkidul merupakan sektor yang memiliki daya saing? Bagaimana kondisi daya saing komoditas tuna di Kabupaten Gunungkidul? Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat pengembangan sub sektor perikanan komoditi tuna di Kabupaten GunungKidul? Dan bagaimana hubungan antara komponen penentu daya saing komoditas tuna di Kabupaten Gunungkidul? Menjadi pertanyaan kunci yang dieksplorasi dalam penelitian ini. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif dengan format deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwasanya; komoditas ikan tuna di Kabupaten Gunungkidul memiliki keunggulan kompetitif; Kondisi daya saing komoditas ikan tuna di Kabupaten Gunungkidul pada factor kondisi: sumber daya manusia dan infrastruktur masih perlu mendapatkan perhatian lebih besar, faktor-faktor yang menjadi penghambat adalah kemampuan sumberdaya manusia masih rendah, produksi ikan tuna belum mampu memenuhi permintaan, infrastruktur dan fasilitas perlu banyak perbaikan untuk menghasilkan kualitas ikan tuna yang tinggi, Pengolahan ikan terkendala pengadaan bahan baku dan akses pasar dan belum didukung ketersediaan industri pendukung; Selain itu keterkaitan antar komponen utama saling mendukung kecuali kondisi permintaan dengan sumberdaya, dengan industri terkait dan pendukung, dan dengan struktur pasar, persaingan, dan strategi perusahaan.
Indonesia has a big potential for the marine sector, but unfortunately it doesn`t follow with the significant contribution from its. Based on the current data base, only 1 % the contribution from national investment, therefore Indonesian government put more effort to fix and develop the marine sector. This research has conducted in Gunungkidul as one of potential area in marine sector in Indonesia, and the scope of research is Tuna fish. To elaborate all informations in terms of Tuna, several key questions has developed as a guidance to do research for instance whether Tuna sector in Gunungkidul has a competitive advantage? How is the form of the competitive advantage of Tuna? What are factors that can be obstacles for Tuna sector development in Gunungkidul? And how is the relation among each component based on Porter theory? The methodology that has been used for this research was decretive qualitative method. Based on the result findings, the Tuna sector in Gunungkidul district has a competitive advantage; nevertheless there are some issues that need to be improve for the better development in Tuna sector for instance the quality of human resources, infrastructures, post-harvest technology and market. However, the relation among each components are supporting each other except component of demand condition with firm strategy rivalry.;Indonesia has a big potential for the marine sector, but unfortunately it doesn`t follow with the significant contribution from its. Based on the current data base, only 1 % the contribution from national investment, therefore Indonesian government put more effort to fix and develop the marine sector. This research has conducted in Gunungkidul as one of potential area in marine sector in Indonesia, and the scope of research is Tuna fish. To elaborate all informations in terms of Tuna, several key questions has developed as a guidance to do research for instance whether Tuna sector in Gunungkidul has a competitive advantage? How is the form of the competitive advantage of Tuna? What are factors that can be obstacles for Tuna sector development in Gunungkidul? And how is the relation among each component based on Porter theory? The methodology that has been used for this research was decretive qualitative method. Based on the result findings, the Tuna sector in Gunungkidul district has a competitive advantage; nevertheless there are some issues that need to be improve for the better development in Tuna sector for instance the quality of human resources, infrastructures, post-harvest technology and market. However, the relation among each components are supporting each other except component of demand condition with firm strategy rivalry.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Priyatno
Abstrak :
ABSTRAK
Ikan tongkol lisong (Auxis rochei, Risso 1810) dari penelitian ini adalah salah satu ikan pelagis suku Scombridae. Penelitian dilakukan terhadap ikan ini yang tertangkap di wilayah perairan neritik Teluk Palabuhanratu. Kisaran panjang total ikan tongkol lisong antara 12,3 cm sampai dengan 28,5 cm dan cenderung menyebar normal dengan modus panjang pada ukuran antara 13,5; 19,5; 21,5; dan 23,5 cm. Hubungan panjang-berat ikan tongkol lisong bersifat isometric dengan koefisien determinasi sebesar 0,880. Tongkol lisong memiliki panjang infiniti 29,93 cm, koefisien pertumbuhan 0,69 per tahun, dan umur teoritis -0,23381. Nilai laju mortalitas total 3,08 per tahun, mortalitas alami 1,12 per tahun, mortalitas penangkapan 1,68 per tahun dan laju eksploitasi 0,64 per tahun.
ABSTRACT
Bullet tuna (Auxis rochei, Risso 1810) is one of the pelagic fish of Scombridae. The study is on this scienc of fish tribe in the neritic territorial waters of the Gulf of Palabuhanratu. The range of total length of bullet tuna are between 12.3 cm to 28.5 cm and tend to spread to normal with long mode in size between 13.5; 19.5; 21.5; and 23.5 cm. Length-weight relationship this bullet tuna and determination coefficient is 0.880. This bullet tuna has infinity length of 29,93 cm, coefficient of 0.69 per year growth, and theoretical age -0.23381. The value of the total mortality rate is 3.08 per year, the natural mortality is 1.12 per year, the fishing mortality of 1.68 per year and the rate of exploitation of 0.64 per year.
Universitas Indonesia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2014
T43344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiyo Riswanto
Abstrak :
Tuna mata besar merupakan komoditas ekspor. Di PPN Palabuhanratu tuna merupakan hasil tangkapan dominan. Jenis tuna yang terbanyak didaratkan adalah tuna mata besar. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai status perikanan tuna mata besar. Pengumpulan data dilakukan dengan metode sampling bertujuan. Jumlah sampel tuna mata besar sebanyak 397 ekor diambil secara acak pada armada longline yang siap melakukan bongkar. Analisis data menggunakan surplus produksi dan Model Von Bertallanfy Growth Function. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas tuna mata besar yang didaratkan di PPN Palabuhanratu mengalami kecenderungan yang meningkat. Pola pertumbuhan tuna mata besar bersifat allometrik negatif dengan bentuk tubuh kurang pipih. Tuna mata besar yang tertangkap sudah berumur sekitar 2 tahun dan sudah mengalami fase pemijahan. Tingkat pemanfaatan tuna mata besar sudah padat tangkap (82,43 %), sedangkan tingkat pengusahaan sudah lebih tangkap (104,21 %). ......Bigeye Tuna is an export commodity. Tuna is the predominant catches in PPN Palabuhanratu. Species of tuna that ever landed was a bigeye tuna. Therefore, need to do studies about the status of the bigeye tuna. Data collection is conducted by purposive sampling. The number of bigeye tuna samples are 397 taken at random on the longline fleet ready unloaded. Data analysis using the surplus production and Von Bertallanfy Growth Model funcion. The results showed that the productivity of the bigeye tuna landed in PPN Palabuhanratu experiencing an upward trend. Bigeye tuna pattern of growth is negative allometrik with less flattened body shape. Bigeye tuna caught about 2 years old and has been through a phase of spawning. Utilization rate of bigeye tuna is already intense capture (82.43%), while the rate of operation already overfishing (104.21%).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30150
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miazwir
Abstrak :
Salah satu aspek untuk mendukung upaya pengelolaan sumberdaya ikan adalah pengetahuan mengenai aspek biologi. Ketersediaan data aspek biologi memiliki arti penting sebagai upaya kajian pengelolaan sumber daya ikan tuna sirip kuning di Samudera Hindia. Aspek biologi reproduksi ikan tuna tuna sirip kuning merupakan permasalahan yang penting diteliti, dengan melalui pola pertumbuhan, faktor kondisi dan masa pemijahan. Sampel ikan tuna sirip kuning diperoleh dari Pelabuhan Benoa-Bali. Data panjang-berat, fekunditas dan nilai kematangan gonad diolah dengan menggunakan analisis fungsi regresi. Hasil pengamatan sampel (870 ekor) pada bulan April dan Mei 2011, panjang cagak rata-rata >130 cm dengan faktor kondisi rata-rata 1,00. Indeks kematangan gonad tertinggi 1,3 %. Ikan tuna sirip kuning di Samudera Hindia dinyatakan pernah mengalami pemijahan, namun belum siap untuk kembali melakukan pemijahan. Dari fungsi regresi menggambarkan pengaruh yang nyata dan keeratan yang tinggi (95 %) pertambahan panjang terhadap pertambahan berat ikan tuna sirip kuning di Samudera Hindia. Selanjutnya, pertambahan berat ikan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap fekunditas, sedangkan berat gonad memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kematangan gonad dengan keeratan yang tinggi (88 %). ......One aspect to support the management of fish resources is knowledge about the biological aspects. Data availability of iological aspects has significance as an effort to management study the fish resources of yellowfin tuna in the Indian Ocean. Reproductive biology aspects of yellowfin tuna is an important problem that was studied, with the pattern of growth, condition factor and spawning time. Yellowfin tuna fish samples obtained from the Benoa Fishing Port, Bali. Length-weight data, fecundity and gonad maturity value processed using regression analysis function. The results of sample observations (870 head) in April and May 2011, the average fork length >130 cm with an average condition factor of 1.00. The highest gonad maturity index was 1.3%. Yellowfin tuna in the Indian Ocean have experienced otherwise spawning, but not yet ready to return to spawning. From the regression function describes a real influence and high closeness (95%) of fish length against weight of yellowfin tuna in the Indian Ocean. Furthermore, the added fish weight does not give significant effect on fecundity, whereas gonad weight while providing a noticeable effect of the gonad maturity with a high closeness (88%).
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T29999
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Gilang Septarina
Abstrak :
Ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) merupakan salah satu spesies ikan pelagis penting yang banyak ditemukan di perairan Indo-Pasifik, hidup di daerah neritik, sehingga dikhawatirkan rentan terhadap overfishing. Oleh sebab itu perlu dilakukan eksplorasi faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek reproduksi, morfometri dan makanan sebagai langkah awal untuk mendapatkan data yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam pengelolaan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) yang ditangkap di Laut Jawa (morfometrik : panjang, berat, ukuran pertama kali tertangkap), reproduksi (perkembangan gonad dan fekunditas) serta jenis makanan. Contoh ikan diperoleh dari ikan yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Karangsong Indramayu pada bulan April-Mei 2012 sebanyak 164 ekor, ditangkap menggunakan gillnet dengan ukuran mata jaring 4 inchi dan kapal dengan ukuran 30-70 GT yang beroperasi di sekitar Laut Jawa. Ikan diukur panjang dan beratnya, dibedah untuk menentukan morfometri (panjang dan berat), reproduksi (Perkembangan gonad dan fekunditas) dan makanannya. Hasil perhitungan panjang berat ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) bersifat alometrik negatif. Nisbah kelamin menunjukkan bahwa antara ikan tongkol abu betina dengan ikan tongkol abu jantan sama banyaknya dengan perbandingan 1:1,34. Tingkat Kematangan Gonad, pada bulan April 2012 ikan sedang mengalami TKG I, II, III dan IV sedangkan pada bulan Mei 2012 ikan yang tertangkap sebagian besar sedang mengalami TKG IV dan ada beberapa yang telah mengalami pemijahan (spent). Fekunditas telur ikan tongkol abu berkisar antara 252.000- 4.138.285 butir. Panjang pertama kali tertangkap 47,6 cm sedangkan ikan yang pertama kali bertelur pada panjang 42,5 cm. Isi lambung ikan tongkol abu yang diteliti adalah ikan teri, karena tergolong predator. ...... Longtail tuna (Thunnus tonggol) is one of the important pelagic fish species that are found in the Indo-Pacific waters, living in the neritic habitats, so feared vulnerable to overfishing. It is necessary to explore importants biological factors supporting the sustainable fisheries management of longtail tuna (Thunnus tonggol) population from Java Sea. The objective of this research is to study the reproductive biology, morfomethry and food of longtail tuna (Thunnus tonggol) from Java Sea. A total of 164 samples were taken from fish captured in Java Sea and landed by fish landing centre Karangsong, Indramayu, West Java at April until May 2012, fishing gear gillnet with 4 inch hole. Fish length and weight were measured, dissected to determine morphometry (length and weight), reproduction (gonad development and fecundity) and food. The results of the calculation of the length weight of lontail tuna (Thunnus tonggol) is negative Allometric. Sex ratio showed between males longtail tuna with females longtail tuna as the ratio of 1:1,34. Longtail tuna in Java Sea had a lenght at first captured (Lc) 47,6 cm but mature stage for 42,5 cm. Food of longtail tuna (Thunnus tonggol) is anchovy becaused this species is predator.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T32155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Jimmi R. Panuturi
Abstrak :
[ABSTRAK
Dalam penelitian ini dilakukan kompilasi studi literatur kondisi oseanografi berupa suhu dan kedalaman yang sesuai dengan lokasi potensial fishing ground ikan tuna di Samudera Hindia Bagian Timur. Kompilasi studi literatur menghasilkan basis pengetahuan (knowledge based), disusun melalui analisis studi literatur dengan metode plot dan poligon untuk 4 spesies tuna (tuna mata besar, tuna madidihang, tuna albakora, dan tuna sirip biru selatan). Rancangan poligon menunjukkan bahwa tuna albakora potensial tertangkap pada kedalaman 8 - 250 m dengan suhu 16,00 - 26,36 0C, tuna madidihang 42,70 - 340,30 m dengan suhu 14,02 - 27,97 0C, tuna mata besar 48,63 - 466,51 m dengan suhu 8,79 - 29,13 0C, tuna sirip biru pada kedalaman 52 - 492 m dengan suhu 8,14 - 19,86 0C. Poligon divalidasi dengan mempergunakan data tangkapan tuna harian selama 3 hari pada lokasi berbeda berdasarkan koordinat lintang dan bujur. Data insitu suhu dan kedalaman diperoleh melalui Infrastructure Development of Space Oceanography (INDESO) dan Global Ocean Data Asimilation Experinment (GODAE) selama 1 bulan (Januari 2015). Proses interpolasi pada poligon dilakukan untuk mendapatkan kritera suhu dan kedalaman yang dipergunakan pada rancangan peta tematik 3D. Pada bagian akhir penelitian terdapat rekomendasi rancangan alur logika perancangan sistem informasi lokasi potensial fishing ground tuna untuk implementasi model 3D.
ABSTRACT
In this research, compilation of literature studies consisting of oceanographic conditions (temperature and depth) which appropriate with potential location of tuna fishing ground in Eastern Indian Ocean had been done. These compilation then were analyzed using plot and polygon methods for 4 tuna species (bigeye tuna, yellowfin tuna, albacore tuna and southern bluefin tuna). Based on polygon method, it showed that albacore tuna were potentially caught at depth of 8 - 250 m and at temperature of 16,00 - 26,36 0C, yellowfin tuna at 42,70 - 340,30 m and 14,02 - 27,97 0C, bigeye tuna at 48,63 - 466,51 m and 8,79 - 29,13 0C, southern Bluefin tuna at 52 - 492 m and 8,14 - 19,86 0C. These polygon were validated using tuna fishing capture information for 3 days at different location based on their coordinates (latitude and longitude). In situ data on temperature and depth were obtained from the Infrastructure Development of Space Oceanography (INDESO) and the Global Ocean Data Assimilation Experiment (GODAE) for one month (January 2015). Interpolation process had been done to obtain temperature and depth criteria that were used in 3D thematic mapping design. At the end of the research, there is a recommendation in designing of logical flow of information system on location that were potential for tuna fishing ground using 3D model implementation., In this research, compilation of literature studies consisting of oceanographic conditions (temperature and depth) which appropriate with potential location of tuna fishing ground in Eastern Indian Ocean had been done. These compilation then were analyzed using plot and polygon methods for 4 tuna species (bigeye tuna, yellowfin tuna, albacore tuna and southern bluefin tuna). Based on polygon method, it showed that albacore tuna were potentially caught at depth of 8 - 250 m and at temperature of 16,00 - 26,36 0C, yellowfin tuna at 42,70 - 340,30 m and 14,02 - 27,97 0C, bigeye tuna at 48,63 - 466,51 m and 8,79 - 29,13 0C, southern Bluefin tuna at 52 - 492 m and 8,14 - 19,86 0C. These polygon were validated using tuna fishing capture information for 3 days at different location based on their coordinates (latitude and longitude). In situ data on temperature and depth were obtained from the Infrastructure Development of Space Oceanography (INDESO) and the Global Ocean Data Assimilation Experiment (GODAE) for one month (January 2015). Interpolation process had been done to obtain temperature and depth criteria that were used in 3D thematic mapping design. At the end of the research, there is a recommendation in designing of logical flow of information system on location that were potential for tuna fishing ground using 3D model implementation.]
2015
T44726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winnie Hertikawati
Abstrak :
Ikan cakalang merupakan salah satu sumberdaya ikan pelagis bernilai ekonomis yang didaratkan di PPN Palabuhanratu. Penelitian bertujuan mengetahui aspek biologi, status keberlanjutan pengelolaan, dan menyusun model dan strategi pengembangan pengelolaan secara berkelanjutan. Metode pengambilan sampel ikan cakalang secara acak terhadap kapal pancing tonda yang mendarat di PPN Palabuhanratu. Sedangkan untuk analisis status keberlanjutan menggunakan Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH), dan untuk menyusun prioritas strategi menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (AHP). Aspek biologi menunjukkan pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif. Nisbah kelamin menunjukkan bahwa ikan betina lebih banyak dari pada ikan jantan. Ikan cakalang yang tertangkap kebanyakan pada TKG III sebesar 42%, dimana telah mengalami pemijahan. Hasil analisis potensial lestari (MSY) sebesar 741.039 kg/tahun, fmsy = 1.392 unit dan CPUEopt adalah 532.050 kg/unit; Status keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap ikan cakalang di PPN Palabuhanratu secara multidimensi dalam kondisi kurang berkelanjutan (nilai indeks 46,19). Strategi yang perlu dilakukan berdasarkan skala prioritas adalah 1) Pengaturan alat bantu penangkapan ikan, 2) Penentuan selektivitas alat penangkapan ikan, 3) Pembatasan upaya penangkapan ikan, 4) Peningkatan kualitas SDM, 5) Pengaturan perubahan target tangkapan sementara sesuai musim, 6) Pengelolaan hasil tangkapan sampingan (by catch), 7) Peningkatan pengawasan penangkapan ikan, 8) Pengembangan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, 9) Meningkatkan nilai GDP, 10) Pengaturan kepemilikan sumberdaya, 11) Kebijakan dalam pengelolaan perikanan mempertimbangkan kearifan lokal nelayan setempat, 12) Meningkatkan Peran Sektor Perikanan, dan 13) Status konflik. ...... Skipjack tuna is one of the major pelagic fish resources which has economic value that landed on PPN Palabuhanratu. The research aims to determine the biological aspects, determine the status management of sustainability, and model and strategy of sustainability development management. Sampling methods is randomly collect the skipjacks tuna on the trolling ship that landed in PPN Palabuanratu. Moreover, in the purpose of analysis of sustainability status is using Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH), to arrange the strategic priorities is using Analytical Hierarchy Process (AHP). Biological aspects show allometric growth pattern is negative. Sex ratio showed that female fish are more than the male fish. Tuna were caught mostly on TKG III by 42%, which has undergone spawning. The results of the analysis of the sustainable potential (MSY) is 741.039 kg/year, fmsy = 1.392 units and CPUEopt is 532.050 kg/unit. The status of sustainability management in multidimension point of view, skipjack tuna fisheries activities in PPN Palabuhanratu is less sustainable condition (index value of 46.19). The strategies that need to do based on priority scale are: 1) setting up the fishing tools, 2) Determination of the selectivity of fishing tools, 3) Restriction of fishing activities, 4) improving the quality of human resources, 5) Settip up the changes of temporary target catch according to season, 6) Management of side catches value (by catch), 7) Improving monitoring of fishing, 8) Developing of fishing tools that are environmentally friendly, 9) Increase the value of GDP, 10) Admission of resource ownership, 11) Policy in fisheries management that considering the value of local fishermes, 12) Increase the Role of Fisheries Sector, and 13) Status of conflict.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T45315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elhad Soumeru
Abstrak :
Tuna landed in 2014 reached a production of 1,093,537 tons and has a peak production in September amounted to 182 350 tonnes. temporal mapping potential areas of skipjack fishing aqua MODIS image, is thought to have optimum levels of arrest occurred in August which has a density of 25 214 mg/m3. This study aims to: (1) identify skipjack capture result; (2) Analyze distribution and variations chlorophyl-a and SST in spatial and temporal from Aqua Modis Imagery satelite; (3) Analyze the relationship and influence between Chlorophyl-a and SST to CPUE skipjack; (4)Mapping potential area of catching skipjack in Banda Sea waters and arround Maluku Province.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Novia Berliana
Abstrak :
Pada penelitian ini, metode es terozonasi dimanfaatkan untuk memperpanjang masa guna ikan tuna. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas es terozonasi dalam memperpanjang masa guna ikan tuna. Efektivitas pengawetan dengan es terozonasi dilihat dari jumlah Total Bakteri Mesofil Aerobik, kadar air, pH, kadar protein, dan perubahan massa. Ikan tuna dikontakkan dengan es pada wadah berpenyaring dan wadah biasa. Dosis ozon terlarut dalam es yang digunakan adalah 0,15; 0,20; dan 0,25 mg/L. Pada wadah berpenyaring dengan dosis 0,25 mg/L, jumlah Total Bakteri Mesofil Aerobik pada penyimpanan 5oC hari ke-7 dan 25oC hari ke-1 dapat ditekan hingga 107 banyaknya dibanding blanko perilaku lain dengan tingkat eliminasi mula-mula sebesar 72,92%. Dalam keadaan tersebut, ikan masih dapat dikategorikan segar dengan kadar air sebesar 76,59%, pH 6,76, dan kadar protein 21,62%. Durasi pengontakkan es dengan ikan dilakukan selama 2 jam dan 4 jam. Pada durasi kontak 2 jam, hasil eliminasi jumlah Total Bakteri Mesofil Aerobik pasca pengawetan didapatkan hingga 95,8%. Pada penyimpanan 5oC hari ke-7 dan 25oC hari ke-1, ikan masih dikategorikan segar dengan kadar air sebesar 75,43%, pH 6,76, dan kadar protein 24,57%. Akibat adanya kontak dengan es terozonasi, terdapat penurunan massa hingga 0,6 gram atau 12%. ......In this study, the ozonated ice was used to extend the lifetime of tuna. This study aims to evaluate the effectiveness of ozonated ice in extending the lifetime of tuna. The effectiveness of ozonated ice is seen from the Total amount of Aerobic Mesophyll Bacteria (TAMB), water content, pH, protein content, and mass change. Tuna is contacted with ice on filtered containers and ordinary containers. The dissolved dose of ozone used in the ice is 0.15; 0.20; and 0.25 mg/L. In filtered containers with 0.25 mg/L of ozone, TAMB at storage of 5oC on day 7 and 25oC on day 1 can be reduced by 107 compared to other behavioral forms with an initial elimination rate of 72.92%. In these circumstances, fish can still be categorized as fresh fish with moisture content 76.59%, pH 6.76, and protein content 21.62%. The duration of contacting ice with fish is 2 hours and 4 hours. At 2 hours of contact duration, the results of elimination of the TAMB were up to 95.8%. At storage of 5oC on day 7 and 25oC on day 1, fish are still categorized as fresh fish with moisture content 75.43%, pH 6.76, and protein content 24.57%. Due to contact with ozonated ice, there is a decrease in mass up to 0.6 grams or 12%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>