Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ikbal Dewi
Abstrak :
Penelitian ini didasari oleh kenyataan bahwa orsos memiliki arti yang sangat strategis dalam mengembangkan kemaslahatan manusia secara umum. Orsos memainkan peran dan fungsi yang sangat berarti dalam menyediakan berbagai pelayanan yang tidak disiapkan oleh. organisasi atau unit sosial lainnya. Keberadaan orsos tidak hanya menjadi indikator kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam penanganan masalah sosial yang terjadi di masyarakat, tetapi sekaligus dapat menjadi mitra pemerintah yang efektif dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Kehadirannya menjadi semakin strategis, dimana pada akhir PJPT II diproyeksikan 75 % dari sasaran pembangunan kesejahteraan sosial bertumpu masyarakat. Tujuan penelitian ini diarahkan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi sosial dalam mengembangkan misi dan visinya serta memberikan gambaran tentang efektivitas organisasi sosial yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Untuk mengkaji efektivitas organisasi pelayanan, dalam penelitian ini digunakan perspektif teori institusianal teory and effektiveness dengan model penekanan pada struktur perilaku, penerapan teknologi dan pertukaran sumber-sumber yang dipergunakan dalam menjalankan roda organisasi (Thomas D'Aunno). Selanjutnya untuk memperjelas aspek-aspek yang dijadikan variabel, digunakan konsep yang dikemukan oleh Jones dan John yang mengatakan efektivitas organisasi pelayanan pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh : kejelasan teknologi dan prosedur kerja yang diterapkan, tingkat kompetensi staf dan sumbersumber organisasi, penghargaan secara ekonomi dan kualitas sarana dan prasarana yang dikuasai oleh organisasi. Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan pendekatan kualitatif, dengan melaksanakan studi kasus pada empat orsos di Kotamadya Jakarta Pusat. Adapun yang menjadi sasaran penelitian adalah pimpinan/ketua organisasi dan staf lainnya yang termasuk dalam struktur kepengurusan. Dalam penelitian ini terungkap efektivitas organisasi pelayanan masih sangat bervariasi mulai dari organisasi sosial yang dipandang relatif siap untuk menjadi mitra kerja pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan sosial secara konsisten dan sistimatis, hingga orsos yang sama sekali belum siap, kegiatannya masih bersifat karitatif dan tradisional. Keberadaannya sangat lemah, karena teknologi pelayanan yang masih sederhana, sisi pengelolaan organisasi secara kekeluargaan, penggalian dan pengelolaan sumber yang statis, keterbatasan sumberdaya manusia yang profesional. Temuan lain yang perlu dikemukakan bahwa dalam mempertanggung jawabkan kegiatan organisasi, sudah ada pengurus orsos yang melaksanakan `audit' melalui Akuntan Publik. Demikain pula bahwa krisis ekomoni tidak langsung berpengaruh terhadap bantuan dan dukungan yang diterima oleh orsos, bahkan ada orsos yang mengakui dalam kondisi krisis ekonomi ternyata kualitas dan kuantitas bantuan dan masyarakat meningkat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T1429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Misbach Ardian
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan membahas implementasi program Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna dan Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna di Kelurahan Kampung Lalang. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya fenomena implementasi program Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna, oleh remaja/pemuda Karang Taruna di Kelurahan Kampung Lalang bertujuan untuk mencegah dan mengatasi permasalahan sosial seperti penyalahgunaan narkoba, perkelahian dan lain-lain dikalangan remaja/pemuda khususnya dan masyarakat pada umumnya, akibat pengangguran dan putus sekolah. Menciptakan lapangan kerja kolektif sektor informal bagi para remaja/pemuda di wilayah Desa/ Kelurahan. Memperhatikan betapa besarnya manfaat kegiatan UEP Karang Taruna dalam proses pembinaan pemuda maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana sebenarnya pelaksanan Usaha Ekonomis Produktif dan factor-faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna tersebut? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, studi kepustakaan, dan wawancara tidak berstruktur. Pemilihan informan ini menggunakan snow ball technique. Karang Taruna adalah wadah Pembinaan dan Pengembangan generasi muda, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggungjawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda wilayah desa/kelurahan, bergerak terutama dalam bidang kesejahteraan sosial. Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna (UEP) adalah salah satu program pokok Karang Taruna dalam menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial generasi muda di Desa/Kelurahan melalui kegiatan pelatihan ketrampilan kerja, pemberian modal kerja dan kegiatan Kelompok Usaha Bersama dalam mengelola jenis-jenis Usaha Ekonomis Produktif tertentu yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kemampuan anggota serta dapat memberi penghasilan kepada anggotanya. Secara umum implementasi program Usaha Ekonanus Produktif Karang Taruna di Kelurahan Kampung Lalang sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari tercapainya tujuan dari pelaksanaan Usaha Ekonomis Produktif yaitu mampu memberikan lapangan perkerjaan, keterampilan, pengalaman bagi para remaja/pemuda diwilayahnya, dan terhindar dari berbagai hal yang dapat menjerumuskan para remaja dan pemuda, seperti antara lain penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja, kehidupan seks bebas dan perilaku kriminal yang dapat menimbulkan keresahan sosial. Implementasi program Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna di Kelurahan Kampung Lalang juga menghadapi kendala-kendala seperti usaha-usaha kecil lainnya yaitu : Keterbatasan modal usaha disebabkan karena modal berasal dari sumbangan banyak pihak seperti: swadaya para anggota, donatur, Pemerintah Kelurahan dan Kecamatan, Dinas Sosial serta berbagai instansi pemerintah lainnya. Pemasaran juga kurang berhasil hal ini disebabkan karena keterbatasan modal usaha sehingga kualitas yang dihasilkan kurang diminati. Hasil analisa menunjukkan bahwa Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna adalah salah satu model usaha kesejahteraan sosial generasi muda yang berbasis pada produktivitas dan efisiensi yang terbentuk dari fenomena kehidupan sosial generasi muda yang timbul dari masalah-masalah putus sekolah, waktu lowong remaja yang tidak terisi secara positif, keterbatasan kemampuan tenaga kerja usia muda, dan keterbatasan lapangan kerja. UEP Karang Taruna juga termasuk dalam golongan usaha kecil, hanya saja pada pelaksanaannya lebih ditekankan pada aspek sosial, namun diharapkan mampu menjadi usaha komersil seperti usaha kecil lainnya. Terhadap Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna Kelurahan Kampung Lalang yang dinilai berhasil dan perlu dikembangkan perlu diberikan dukungan kebijakan kredit perbankan yang sesuai dengan karakter usaha, perlu dirumuskan strategi pemasaran produk yang meluas dan efisien melalui keijasama "bapak angkat" dengan para pengusaha atau perusahaan-perusahaan yang peduli pada masalah-masalah kepemudaan di Kota Medan, caranya dengan mengajukan proposal kerjasama yang feasible, tranrsparanis, dan accouniables, dengan dukungan rekomendasi dan pemerintah setempat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Purwanti
Abstrak :
Studi ini berangkat dari dipertanyakannya kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai pemelihara kerukunan umat beragama di Indonesia. Adaptive Structuration Theory (AST) yang digagas oleh DeSanctis & Poole digunakan peneliti untuk melihat interaksi sosial para agen dengan struktur yang ada untuk memperlihatkan struktur yang diproduksi dan direproduksi. Melalui wawancara dengan para informan, diketahui bahwa apropriasi struktur ditentukan oleh interaksi sosial para agen. Jika apropriasi struktur dilakukan secara faithful sesuai dengan spirit struktur maka decission outcomenya menjadi lebih predictable. Resources akan berubah dan berkembang sesuai dengan kapasitas agen. Resources yang melekat pada diri agen dapat menjadi jaring pengaman bagi organisasi. Impikasinya, dalam pengambilan keputusan, mengingat dinamika dan kompleksnya permasalahan kerukunan kehidupan beragama, setiap anggota kelompok kerja dalam proses pengambilan keputusan haruslah memahami proses strukturasi dimana rules dan resources diterapkan sehingga nantinya anggota dapat berperan aktif, lebih demokratik, dan berdaya. ......This study departs from the performance of the Forum for Religious Harmony (FKUB) in carrying out its functions maintaining religious harmony. Adaptive Structuration Theory (AST), initiated by DeSanctis & Poole used to see the social interaction of the agents with the existing structure to show the structure produced and reproduced. Through interviews, it is showed that the appropriation of the structure is determined by the interaction of social agents. If the appropriation structure done faithfully accordance with the spirit, the decission outcome will be more predictable. Resources will change and evolve in accordance with the capacity of the agent. Resources inherent in the agent can be a safety net for the organization. For pratical impication, in decision-making, given the dynamics and the complex problems harmony of religious life, each member of the working group in the decision-making process must understand the process of structuration where rules and resources will be applied so that the members can play an active role, more democratic, and empowering.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jan Felarius Tata
Abstrak :
ABSTRAK Studi ini terfokus pada stuktur sosial dalam kelompok etnik (suku) pelaku dan komoditi di kawasan PIK Pulogadung Jakarta Timur dimana didalamnya tertambat kapital sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berupa studi kasus, dengan teknik wawancara, observasi visual, serta studi dokumen. Penelitian ini menggunakan konsep dan teori dari pemahaman Dimensi Kapital Sosial pada kesamaan kelompok etnik(suku) dan komoditi dengan melihat struktur sosial baik dalam cakupan mikro, mezzo, dan makro. Dengan melihat fungsi fasilitas kapital sosial dalam kasus ini ditemukan bahwa kapital sosial yang menonjol dalam pengembangan industri kecil adalah dimensi bonding, bridging, dan linking. Ditemukan bahwa jenis kapital berhubungan dengan periode perkembangan PIK. Pada jaman Orde Baru, kapital yang lebih menonjol adalah dimensi kapital sosial adalah dimensi bonding, bridging, dan linking. Selanjutnya, pada jaman Reformasi dimensi yang lebih menonjol adalah bonding.
ABSTRAK This study focuses on the social structure in which social capital embedded inside the ethnic groups (tribes) and commodities produced in PIK Pulogadung, East Jakarta. This study is a qualitative study using a case study approach with interview, visual observation, and study documents. This research uses the concepts and theories of Social Capital Dimensions on shared ethnic groups (tribes) and commodities to see both the social structure within the scope of the micro, mezzo, and macro. By looking at the function of social capital facility, it is found that prominent social capital in the development of small industries is the dimension of bonding, bridging, and linking. It is also found that the type of capital was related to the political era. In the New Order era, the more prominent social capital dimensions was bonding, bridging, and linking. Furthermore, at the time of the Reformation of the more prominent dimension is bonding.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D1494
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Adlina Krisna Putri
Abstrak :
Skripsi ini secara umum membahas mengenai fenomena wanita karir yang melajang di Jakarta dan ingin melihat apakah yang menyebabkannya tidak menikah, keputusan individu, struktur sosial atau bahkan keduanya. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dengan satu orang sebagai subyeknya, skripsi ini menemukan bahwa penundaan usia perkawinan merupakan akibat dari beberapa hal yaitu : jalur pengenalan yang tidak lengkap, terbatasnya jumlah unit sosial, aktivitas sosialnya rendah, serta tidak adanya tekanan kolektif yang memaksanya untuk menikah. Disamping itu skripsi ini juga menemukan bahwa struktur dan keputusan individu sama-sama memiliki peran dalam menyebabkan wanita masih hidup melajang. ......This thesis discusses the phenomenon of single career woman who lives in Jakarta and intentionally wants to observe what makes her stay single, the individual's decision, the social structure or even both. After conducting research using qualitative method with one person as the subject, this thesis found that delaying the age of marriage is because of the result of several things : which are line of introduction was incomplete, amount of social unit were too little, low social activity, and the absence of collective pressure to force her to get married. Hence, the thesis shows that both structure and individual’s decision have the important role in causing woman stay single.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Open Books, 1976
305 APP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tumin, Melvin M.
Englewood Cliffs, NJ,: Prentice-Hall, 1967
305 Tum s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heru S.P. Saputra
Abstrak :
Artikel ini bertujuan untuk mendiskusikan respons orang Using terhadap sakralitas dan fungsi sosial ritual Seblang dalam konteks struktur sosial masyarakat Using, Banyuwangi, Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka, observasi partisipasi, dan wawancara mendalam, dengan metode analisis fungsional-struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pranata ritual Seblang merupakan institusi sosial yang difungsikan oleh orang Using sebagai bagian integral dari struktur sosial mereka. Sakralitas Seblang juga menjadi ajang bertemunya alam alus dan alam kasar; manusia dan dhanyang; mikrokosmos dan makrokosmos. Eksistensi pranata ritual Seblang yang mampu melintas-batas tetap diuri-uri oleh orang Using hingga kini lantaran didukung oleh kondisi budaya dan kondisi sosial. Kondisi budaya terkait dengan sistem religi dan sistem pengetahuan, sedangkan kondisi sosial terkait dengan struktur sosial dan lingkungan geografis pedesaan. Kondisi budaya dan kondisi sosial tersebut menjadi keyakinan orang Using atas fungsi sosial-kultural Seblang bagi kesuburan pertanian dan kesejahteraan hidup mereka. Ritual Seblang tidak dapat diintervensi oleh kekuatan luar, baik kekuasaan maupun politik. Memori implisit dan metakognisi yang telah terkonstruksi dalam benak masyarakat berkontribusi atas kepercayaan mereka terhadap sakralitas ritual Seblang. Pengingkaran atas wasiat leluhur tersebut diyakini akan menimbulkan disharmoni, baik secara sosial maupun psikologis, yang sekaligus akan menimbulkan disharmoni pada struktur sosial masyarakat Using.
This article discusses the response of Using people to sacred values and social function of Seblang ritual in the context of Using society?s social structure in Banyuwangi, East Java. Library study, participatory observation, and in-depth interview are methods used in this research, while the analysis uses functional-structural method. The result of this study shows that the Seblang ritual is a social institution functioned by Using people as an integral part of their social structure. The sacredness of Seblang also become a meeting point between ?alam alus? and ?alam kasar?; between the spirits of village?s ancestors (dhanyang) and human beings; between macro cosmos and micro cosmos. The existence of the Seblang ritual?s institution crosses over the temporal boundaries, so until now Using people still maintain the practice as their social and cultural condition support its preservation. The cultural condition relates to religious and knowledge system, while the social condition relates to social structure and geographical environment of village. Such cultural and social conditions become the belief of Using people toward socio-cultural function of Seblang, particularly for fertility in agriculture and their welfare. ?The outer power?, both state?s authority and political parties, cannot intervene the Seblang ritual. Implicit memory and meta-cognition constructed in the minds of the public have contributed to their belief in the value of sacred Seblang ritual. They believe the negation of ancestor?s legacy will cause disharmony, both socially and psychologically, which will also lead to disharmony in the social structure of Using society.
Universitas Jember. Fakultas Sastra, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Matras, Judah
Englewood : Prentice-Hall, 1973
301.4 MAT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>