Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stephanie Yuanita Indrasari
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara keyakinan matematika dan penggunaan strategi metakognisi dalam penyelesaian soal cerita matematika pada siswa/i kelas 3 SD. Hal ini didasari teori bahwa kedua variabel tersebut memengaruhi dalam penyelesaian soal matematika. Penelitian ini melibatkan 96 siswa/i kelas 3 SD di daerah Depok, Jawa Barat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Knowledge Measurement Assessment KMA untuk mengukur keyakinan matematika dan teknik think-aloud dengan protokol 2 soal cerita matematika untuk mengukur penggunaan strategi metakognisi. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara keyakinan matematika dan penggunaan strategi metakognisi pada penyelesaian soal cerita matematika r = 0,30, p < 0,01, 1-tailed . Hal itu membuktikan bahwa semakin besar keyakinan siswa/i akan kemampuan matematikanya, maka akan semakin baik penggunaan strategi metakognisinya.

ABSTRACT
This research is purposed to see the relationship between mathematics belief and metacognitive strategy use in completion of arithmetics word problem among 3rd elementary school students. It is based on theory that these two variables have impact to mathematics completion process. 96 3rd grade elementary school students in Depok, West Java participated in this study. Instruments used in this research are KMA to measure mathematics belief and think aloud technique with two arithmetic word problem rsquo s protocols to measure metacognitive strategy. The result show the existence of positive and significant relationship between mathematics belief and metacognition strategy r 0,30, p 0,01, one tailed . This result proves that students who have better belief in mathematics, will use their metacognition strategies better. "
2017
S67162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiske Flowerenta
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi atau peran trait kepribadian terhadap academic burnout pada siswa kelas 3 SMA Negeri di Jakarta, khususnya pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemi Covid-19. Dalam pelaksanaannya, PJJ memiliki dampak yang membuat pembelajaran menjadi kurang efektif, sehingga memengaruhi kondisi mental sosial emosional siswa. Kendala-kendala yang muncul dan beban tugas selama PJJ menyebabkan siswa dapat merasa lelah secara emosional, tidak merasa mampu dalam menyelesaikan tugas, dan menjadi tidak peduli terhadap kegiatan belajarnya. Dengan kata lain siswa mengalami academic burnout. Penelitian ini dilakukan pada 357 siswa kelas 3 SMAN di Jakarta. Academic burnout diukur dengan menggunakan Maslach Burnout Inventory – Student Survey (MBI-SS). Sementara itu kepribadian siswa diukur menggunakan IPIP-BFM-25. Hasil perhitungan Pearson correlation menunjukkan bahwa kelima trait kepribadian (extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, dan intellect) memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan academic burnout. Hasil analisis lanjutan menunjukkan bahwa kecuali trait extraversion, empat trait kepribadian lainnya memiliki kontribusi yang signifikan terhadap munculnya academic burnout pada siswa.

This study aims to see the influence and contribution of personality traits on academic burnout in grade 12 public high school students in Jakarta, especially during the PJJ or Distance Learning period. Throughout its implementation PJJ has made learning less effective, thus affecting the social emotional state of students. Constraints and the workload during PJJ cause students to feel emotionally tired, incapable of completing assignments, and become indifferent towards their academic activities. In other words, students experience academic burnout. The study was conducted on 357 12th graders at SMAN in Jakarta. Academic burnout was measured using the Maslach Burnout Inventory - Student Survey (MBI-SS). Meanwhile, student personality is measured using IPIP-BFM-25. The results of the Pearson correlation calculation show that the five personality traits (extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, and intellect) have a negative and significant relationship with academic burnout. Further analysis show that except for extraversion, four other personality traits have a significant contribution to the emergence of academic burnout in students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggar Trihimastin Cahayasti
"ABSTRACT
Salah satu ilmu pengetahuan yang mendasar untuk dipelajari ialah matematika. Di Indonesia, matematika dipelajari dari pendidikan prasekolah hingga pendidikan tinggi. Walau demikian, prestasi matematika siswa Indonesia belum membanggakan karena berdasarkan studi internasional PISA dan TIMSS pada tahun 2015, Indonesia masih berada di peringkat bawah. Prestasi matematika berkaitan erat dengan domain kognitif yang mana tidak hanya membutuhkan kognisi, tetapi juga melibatkan metakognisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan antara penggunaan strategi metakognisi dalam penyelesaian soal cerita matematika dan prestasi matematika pada siswa kelas 3 Sekolah Dasar SD . Partisipan pada penelitian ini berjumlah 94 orang yang berasal dari beberapa sekolah dasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara positif antara penggunaan strategi metakognisi dan prestasi matematika pada siswa kelas 3 SD r = 0,35, p < 0,01, 1-tailed . Hal tersebut membuktikkan bahwa siswa yang menggunakan strategi metakognisi dalam pembelajaran matematika menunjukkan prestasi matematika yang baik pula.

ABSTRACT
One of the fundamental science to be learned is mathematics. In Indonesia, mathematics is learned from preschool to higher education. Nevertheless, based on the international study, PISA and TIMSS in 2015, mathematics achievement of Indonesian students is still ranked at the bottom. Mathematics achievement is closely related to the cognitive domain which not only requires cognition, but also involves metacognition. This study aims to further examine about the relationship between the use of metacognitive strategy on completion mathematics word problem and mathematics achievement among 3rd elementary students. Participants in this study amounted to 94 people from several elementary schools. The results of this study indicate that there is a positively significant relationship between the use of metacognitive strategy and mathematics achievement among 3rd elementary students r 0,35, p 0,01, 1 tailed . It proves that students who use metacognition strategy in mathematics learning show good mathematics achievement as well. "
2017
S67316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wulan
"Penelitian ini mengkaji hubungan antara iklim kelas belajar aktif dan gaya belajar dengan kreativitas. Iklim kelas belajar aktif adalah kondisi yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif baik intelektual, emosional, maupun fisik dalam belajar. Iklim kelas mencerminkan kondisi psikologis dari lingkungan kelas sebagai tempat pembelajaran, sebagaimana yang dipersepsikan oleh individu di dalamnya. Oleh karena itu, iklim kelas berkenaan dengan suasana belajar yang tercipta, yang banyak ditentukan oleh interaksi antara guru dan siswa.
Gaya belajar adalah kecenderungan siswa dalam mengadaptasi strategi tertentu dalam belajar, melalui proses internalisasi dan konsentrasi hingga menemukan pendekatan yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas atau sekolah, serta tuntutan mata pelajaran. Menurut DePorter dan Hemacki (1992), ada tiga macam gaya belajar, yaitu visual, auditori, dan kinestetik.
Kreativitas adalah kemampuan melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk aptitude maupun non-aptitude, baik karya baru maupun kombinasi hal-hal yang sudah ada, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreativitas dalam penelitian ini diukur melalui Tes Kreativitas Figural (TKF) dengan hasil berupa skor CQ (Creativity Quotient).
Penelitian ini merupakan kajian lapangan dengan tipe non-eksperimental korelasional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive accidental sampling, dengan 34 siswa untuk pengujian item dan 55 siswa untuk pengujian hipotesis, yang berasal dari tiga kelas. Kriteria responden adalah siswa kelas III sekolah dasar dari sekolah dasar yang menerapkan belajar aktif dalam kegiatan pembelajarannya. Data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif, yang diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh siswa, tes kreativitas, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, iklim kelas belajar aktif memiliki korelasi yang cukup signifikan dengan kreativitas. Namun, gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik tidak memiliki korelasi dengan kreativitas. Demikian pula, iklim kelas belajar visual dan kinestetik tidak berkorelasi dengan kreativitas. Namun, iklim kelas belajar aktif dan gaya belajar auditori memiliki hubungan yang cukup signifikan dengan kreativitas ketika dilihat secara bersama-sama.
Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan mempertimbangkan heterogenitas tingkat inteligensi (IQ) siswa serta homogenitas sampel berdasarkan kemampuan akademik siswa melalui nilai rapor. Selain itu, disarankan menggunakan alat ukur gaya belajar yang dapat memberikan hasil identifikasi beserta skor kuantitatifnya, sehingga hasil identifikasi dapat dikonversikan ke dalam angka dengan standar baku. Penelitian selanjutnya juga sebaiknya menggunakan ilustrasi gambar yang lebih baik, memperluas usia subjek penelitian, serta melakukan analisis data variabel gaya berpikir untuk memperoleh hasil yang lebih mendalam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklim kelas belajar aktif dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas III sekolah dasar. Oleh karena itu, disarankan kepada para pendidik, baik orang tua maupun guru, untuk menyajikan kegiatan pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan kreativitas anak, yaitu dengan menciptakan iklim kelas belajar aktif. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki gaya belajar yang unik atau berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Oleh karenanya, dalam rangka meningkatkan kreativitasnya, siswa harus diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan kreatif yang sesuai dengan gaya belajarnya, sehingga kreativitas siswa akan berkembang secara optimal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library