Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Investor decision in buying or selling stocks very influenced by information accepted. Change of obligation rating announcement represent one of new information publicized to public....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Luxianto
Abstrak :
This thesis wants to explore the effectiveness of momentum or contrarian strategy in Indonesian Stock Exchange using different methods in measuring the performance. The point of momentum or contrarian strategy is selecting winner (stocks with highest gain) or loser stock (stocks with highest loss) and then buy or sell it depend on the research result. This research using three methods in measuring performance used to select winner and loser stock. The first method is using cross section relative return, the second method is using cross section relative return plus risk component (return divided by standard deviation), and the third method is using historical relative return instead of cross section. The result is that, all of those three methods prove that momentum strategy is effectively applicable for winner stock, so in the next period winner stock will continue to make profit, while for loser stock, it is more effective to use contrarian strategy because in the next period, loser stock will rebound and make profit after suffering from high loss.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28222
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iyan Yudistira
Abstrak :
Analisis nilai intrinsik mcrupakan suatu analisis penting yang dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah harga saham di pasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan. Dalam penelitian ini model yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham yaitu two stage dividend discount model. Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah suatu saham itu undervalued atau overvalued sehingga akan membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi dan untuk mengungkapkan seberapa besar hubungan nilai intrinsik berdasarkan two stage dividend discount model dengan harga pasar saham. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel saham yang diperdagangkan di BEJ. Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan di atas antara lain data dividen kas per saham dan pendapatan per saham (FPS) stria return on equity yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan sampel, data harga saham perusahaan-perusahaan sampel per 30 Desember 2005, data pertumbuhan sektor industri dan tingkat SBI. Unluk menguji -hubungan nilai intrinsik dengan harga pasar saham dilakukan uji korelasi dengan menggunakan analisis Product Moment, sedangkan untuk mengetahui kebermaknaan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dilanjutkan analisis Hest. Berdasarkan analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara nilai intrinsik dan harga saham. Dari perhitungan analisis korelasi yang telah dilakukan koefisien korelasi berdasarkan two stage dividend discount model sebesar 0.8478 di mana dalam kasus ini hubungan tersebut cukup besar dan menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal ini berarti terdapat hubungan antara peningkatan nilai intrinsik berdasarkan model dividen dengan peningkatan harga pasar saham dan sebaliknya bila terjadi penurunan nilai intrinsik berdasarkan model dividen akan diikuti oleh penurunan harga pasar saham. Untuk lebih menjelaskan korelasi yang timbul maka dihilung koeftsien deternunast. Dalam penelitian ini koeftsien deterininasi yang didapat adalah sebesar 71.87%, artinya peningkatan atau penurunan sebesar 71.87% dari harp pasar saham ditentukan oleh nilai intrinsiknya sedangkan besarnya ketidaksesuaian atas pengaruh varuabel-variabel lain terhadap terjadinya harga pasar saham sebesar 28.13%. Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa hipotesis model penilaian di atas diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nilai intrinsik dengan harga pasar saham. Penelitian ini hanya menggunakan satu metode valuasi yakni two stage dividend discount model sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode valuasi lainnya seperli Free Cash Flow to Equity; Free Cash Flow to The Firm maupun EBO model sehingga dapat dibandingkan metode valuasi yang paling akurat dalam menghitung nilai intrinsik perusahaan-pcrusahaan go public di pasar modal Indonesia.
Intrinsic value analysis can he used by investors to observe whether the price stocks in the market reflect the true value of the firm or not. This research used two stage dividend discount model to calculate intrinsic value. The purposes of this research were to examine the undervalued and overvalued stocks in order to assist investors in their investment decision and to expose how strung the intrinsic values based on two stage dividend discount model were correlated with the price stocks in the market. The required stock samples were obtained from Bursa Efek Jakarta (B EJ). This research also needed cash dividend per share, earning per share and return on equity to compute the intrinsic value. Those information were acquired from the company's financial .statements. The other relevant data .for this research were the company's price stocks at 30 December 2005, industry sector growth and Sill level. Product Moment analysis correlation test was used to asses the relationship between the true value and the price stock market and t-test was utilized to identify the significant of correlation coefficient value. The correlation value which was obtained in this research was 0.8478. Therefore it can be summarized that there was a significant correlation between the intrinsic value and the price stocks. This meant that if the intrinsic value based on dividend model increased, it will be followed with the increasing price stocks in the market and vice versa According to the determination coefficient analysis, it can be summarized that the increasing or decreasing price stock by 71.87% was determined by its intrinsic value and the magnitude of the mismatch due to other variables that influenced price stocks was 28.13%. Based on t-test, it concluded that the value model hypothesis can be accepted. This meant that there was a significant correlation between intrinsic value and price stocks in the market. 'This research used one valuation method which was the two stage dividend discount model. Therefore, it will require more research using other valuation methods like Free Cash Flow to Equity. Free Cash Flow to the Firm and EBO model. As a result, these valuation methods can be compared with each other m order to get the most reliable and credible result in terms of accuracy to calculate Intrinsic value of o public company nr Indonesian capital market.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Mazaya
Abstrak :
Aktivitas pasar keuangan syariah di Indonesia saat ini cukup berkembang tercermin dari tingginya permintaan pasar terhadap instrumen keuangan syariah. JII, SIMA, dan SBIS merupakan instrumen syariah yang mewakili pasar saham syariah dan pasar uang syariah, di mana dalam perdagangannya dimungkinkan rentan terhadap risiko pasar tercermin dari volume perdagangan ketiga instrumen yang cenderung meningkat namun imbalan yang diterima investor tidak stabil atau cukup berfluktuasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur besar kerugian perdagangan portofolio investasi: JII, SIMA, dan SBIS, akibat adanya risiko pasar selama periode Januari 2005 sampai Maret 2015 dan meramalkan besar kerugian di masa yang akan datang periode April 2015 sampai Desember 2017. Metode analisis yang digunakan adalah metode VaR (Value at Risk) dengan teknik variance covariance dan metode forecasting dengan teknik dekomposisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai risiko portofolio investasi: JII, SIMA, dan SBIS sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi makro dalam negeri. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya volatilitas tingkat imbalan ketiga instrumen di beberapa periode tertentu sepanjang Januari 2005 - Maret 2015. VaR tertinggi terjadi di tahun 2007 di mana otoritas mengambil kebijakan antisipasi terhadap kemungkinan kerugian yang lebih besar di tahun 2008, yaitu sebesar 7,77% - 14,12% atau sekitar Rp 178 miliar - Rp 323 miliar. Di samping itu, ditemukan bahwa hubungan JII dengan SIMA dan SBIS berkorelasi negatif di sebagian besar waktu, sedangkan hubungan SIMA dengan SBIS berkorelasi positif. Hal tersebut disebabkan karena tingkat imbalan JII, SIMA, dan SBIS dipengaruhi oleh faktor yang berbeda. Hasil lainnya adalah pada periode 2016 - 2017, VaR portofolio diprediksi lebih rendah dari waktu sebelumnya, salah satunya disebabkan karena persepsi publik yang positif terhadap pasar keuangan syariah. ...... Islamic financial market activity in Indonesia is well developed which is indicated by the high demand for Sharia financial instruments. JII stocks, SIMA and SBIS are several examples of sharia financial instruments which represent sharia stock market and money market. Like traditional stock market and money market, trading sharia financial instruments is also vulnerable to market risks. These risks are reflected by low return gained by investors despite high trading volume from JII stocks, SIMA and SBIS instruments. The purpose of this study is to measure trading losses of JII stocks, SIMA and SBIS due to market risks during January 2005 to March 2015 and predict future losses that may happen from April 2015 to December 2017. VaR (Value at Risk) method, variance covariance technique and forecasting decomposition model are used for this purpose. The result showed that risk value of JII stocks, SIMA and SBIS were really sensitive to domestic macro economic condition. It was proved by high volatility rate of return of those three instruments at certain periods from January 2005 - March 2015. Highest VaR was 7.77% - 14.12% or around IDR 178 billion - 323 billion which was happened in 2007 due to policies made by authorities to anticipate greater losses in 2008. In addition to that, there was a correlation between JII, SIMA and SBIS. JII was negatively correlated with SIMA and SBIS for most of the time while SIMA has positive correlation with SBIS. Finally, VaR from period 2016 - 2017 is predicted to be lower compared to previous period due to positive reaction from public to sharia financial market.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Savitri Pusparini
Abstrak :
Penelitian ini melingkupi analisis sederhana namun cukup mendalam tentang bagaimana kondisi makro ekonomi negara Indonesia memberikan dampak terhadap hampir semua bisnis, baik secara positif, maupun negatif. Salah satu topik yang senantiasa menarik untuk diangkat adalah industri tembakau yang memberikan kontribusi terbesar dalam APBN Indoonesia. Beberapa temuan membuktikan bahwa ternyata industri tembakau yang secara signifikan dibatasi ruang geraknya melalui berbagai regulasi yang mengikat, ternyata tetap bertahan dan tetap mengalami pertumbuhan meski selama beberapa tahun terakhir tidaklah terlalu signifikan. Tahun 2005 sekali lagi terbukti sebagai tahun penuh tantangan sebagai dampak dari perubahan kondisi pcrekonomian secara umum yang memberikan tekanan tersendiri terhadap industri tembakau sebagaimana halnya dengan industri lain di Indonesia. Industri tembakau terus mengalami pertumbuhan meski dengan angka yang tertekan secara signifikan di akhir kuartal kecmpat tahun 2005, seining dengan peningkatan harga jual Bahan Bakar Minyak yang menggerakkan laju inflasi, Industri juga harus menghadapi tantangan yang berasal dari peningkatan prosentase pajak yang dibebankan terhitung sejak bulan Juli 2005. Pemerintah mengumumkan kenaikan Harga Jual Eceran Rokok sebesar 15%, setelah dua tahun terakhir produsen mengupayakan untuk tetap menjaga stabilitas harga procluknya serta membatasi diri terhadap ekspansi pasar secara keseluruhan. Sehagai konsekuensinya, saat ini industri tembakau sedang dihadapkan pada prospek stagnasi yang potensial terjadi terhadap daya beli konsumen seiring dengan peningkatan laju inflasi. Untuk menjadi lebih fokus dalam membahas topik tentang industri tembakau, penelitian ini akan mengambil sampel PT British Amarican Tobacco Indonesia, Tbk (PT BATI) sebagai objek yang akan diteliti. PT BATI telah beroperasi selama lebih dari 88 tahun dan secara konstan dan konsisten mempertahankan sejarah dan nilai yang diyakininya yang diterjemahkan kedalam regulasi untuk memproduksi berbagai macam merek dalam lini produk rokok putih, dengan dilingkupi oleh standar rata kelola perusahaan yang tinggi. Di akhir tahun 2005, PT BATI telah berhasil mempertahankan pangsa pasar sebesar 31% dalam industri rokok putih di Indonesia. Penelitian ini akan menyoroti lebih dalam tentang analisis fundamental saham PT BATI dengan menggunakan Discounted Cash Flow untuk mendapatkan nilai Free Cash Flow to the Firm (FCFF), sehingga di akhir perhitungan akan dapat ditemukan berapa sebenarnya nilai intrinsik dari saham BATI. Metode ini digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan proyeksi terhadap kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan biaya modal, akan digunakan Weighted Average Cost of Capital (WACC), sementara tingkat rcsiko saham dircpresentasikan oleh nilai Beta. Pengukuran yang dilakukan juga melibatkan beberapa asumsi makro seperti: Produk Domestik Bruto, Suku Bunga Bank Indonesia, tingkat inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, serta prosentase Harga Jual Eceran (HJE) khusus untuk produk rokok. Dalam melakukan proyeksi terhadap kondisi masa datang, penelitian ini menggunakan 3 skenario: Most Likely, Optimistic, dan Pessimistic. Dengan mengambil due date per tanggal 27 Desember 2005, ternyata saham BATI yang diperdagangkan di BEJ ditutup dalam kondisi Overvalue, di mana harga saham ditutup pada level RP 6.500,00 sementara nilai intrinsik dengan menggunakan skenario Most Likely adalah Rp 6.287,00. Sebagai hasil akhir, penelitian ini memberikan rckomendasi bagi para Investor untuk melepas saham BATI karena nilainya saat ini sedang berada di atas nilai intrinsiknya. Sementara untuk PT BATI sendiri, Peneliti menyarankan agar perusahaan mencari alternatif strategi dalam upaya mempertahankan pangsa pasar yang ada, lebih jauh lagi, agar perusahaan dapat bertahan di dalam intensitas persaingan yang semakin tinggi.
This study covers simple analysis on how macroeconomics condition of Indonesia affects almost every kind of business in positive or negative way. One of interesting subject to discuss is tobacco industry, which contributes the highest percentage of APBN. The evidence founded that tobacco industry which is significantly affected with tight regulatory keep on surviving and reaches its business growth. The Year 2005 proved once again to be a challenging year as the impact of general economic change placed pressure upon tobacco industry and almost all industries as well. The industry continued to grow although the rate of growth was significantly reduced in the fourth quarter of 2005 as fuel price increases drove up inflation. The Industry faced an additional challenge through an excise tax increase effective from July 2005. The Government announced at mid year a 15% increase in the Retail Price (HJE) after virtually two consecutive years of price stability and an expansion in the total market. As a consequence, the industry now faces the prospect of potential stagnation of consumer purchasing power if inflation continues to rise. In order to be more focus in array of discussion, this study take PT British American Tobacco Indonesia, Tbk (PT BATI) as subject to he discussed. PT BATI has operated in Indonesia for 88 year and constantly continues their history and regulation to produce range of white cigarette products while operating with the highest standards of corporate governance. At the end of year 2005, PT BATI has succeeded to maintain 31% market share in white cigarette industry. We will look closely to fundamental analysis of PT BATI?s stock with using Discounted Cash Flow to find Free Cash Flow to the Firm (FCFF) method as one of some ways to forecast cash flow of the company in the up-coming years. To support financial needs, Company uses both external and internal equity and liability. To measure Cost of capital, researcher uses Weighted Average Cost of Capital, and coefficient Beta represents the risk of individual equity (BATI's Stock). The measurement will also include some macroeconomics assumptions, such as: Gross National Product, Bank Indonesia commercial rate, inflation rate, currency rate (Indonesian Rupiah to American Dollar), and percentage of Retail Price (HJE) for cigarette products. In forecasting the future condition, this study uses three possible scenarios: Most Likely, Optimistic, and Pessimistic. The result of measurement shows that as per December 27 2005, BATI's stock traded in Jakarta Stock Exchange (JSX) closed in overvalued condition. Using Most Likely scenario, intrinsic value per share was Rp 6.287, 00 and market stock price closed at Rp 6.500,00. As a result, this study recommends Investors to sell BATI's stock to raise gain in their investment due to overvalued of BATI's Stock at closing price as per December 27, 2005. For PT BA TI, this study recommends company to search brand new strategy to gain higher percentage of market share in white cigarette industry, even more fly to create a new playground out of current industry's intensity of rivalry.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Immas Nurhayati
Abstrak :
Perkembangan pasar modal mendorong semakin pentingnya peranan informasi keuangan perusahaan yang go public di pasar modal. Agar para investor mengetahui bahwa perusahaan telah berupaya untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham, maka mereka memberi informasi tentang kinerja perusahaan dalam bentuk laporan keuangan dan pengumuman. Pengumuman ini dapat berupa informasi tentang besarnya dividen yang dibagikan dan laba perusahaan. Dan laporan keuangan tersebut para investor dapat menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi return saham pada hari sekitar pengumuman dividen serta pengaruhnya terhadap future earning. Beberapa penelitian sebelumnya, Pettit (1972), menyimpulkan bahwa pasar bereaksi secara sangat dramatis terhadap pengumuman dividen terlepas apakah terdapat kenaikan atau penurunan. Swary (1980) menyimpulkan bahwa para pemegang saham perusahaan yang mengumumkan kenaikan dividen menyadari adanya rerata return abnormal yang positif selama 20 hari di sekitar tanggal pengumuman. Penelitian yang sama di Indonesia diantaranya dilakukan oleh Lestari (1998), Muslikh (1995), Karyono (2004), Purnomo (1997) dan Siahaan (2004) menyimpulkan bahwa pengumuman dividen belum sepenuhnya mempengaruhi dan menentukan harga saharn. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah event study dengan menggunakan pendekatan market model dari CAPM. Pengujian serta analisis menggunakan program SPSS 10 untuk pada analisis non parametrik, anova serta t-test assuming unequal varians. Berdasarkan hasil pengujian average abnormal return (AAR) dan kumulatif average abnormal return (CAAR) diketahui bahwa pasar modal di Indonesia belum dapat dikatakan sebagai pasar modal yang efisien dalam bentuk setengah kuat, mengingat rnasih adanya kebocoran informasi di mana adanya kenaikan dividen, telah diketahui investor beberapa hari sebelum pengumuman dividen. Uji beda rerata earning pada sampel yang mengumumkan perubahan dividen naik maupun dividen turun dengan sampel yang tidak melakukan perubahan, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Selanjutnya analisis regresi pada hubungan antara perubahan DPS dengan EPS menunjukkan ada hubungan signifikan positif antara `perubahan dividen dengan perubahan earning pada satu tahun setelah pegumuman dividen. Sedangkan pada periode t, t-1 dan t+1 tidak menunjukkan adanya hubungan antara perubahan dividen dan peningkatan earning pada periode tersebut. Pada dividen turun, hubungan antara perubahan dividen dengan future earning change tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan bail( pada periode sebelum pengumuman, current periode, periode satu tahun setelah perubahan dan periode dua tahun setelah perubahan dividen turun.
The increasing of financial market motivates the importance role of company finance information which goes public in financial market. In order that investors know that company has coped to maximized the wealth of shareholder, they provide the information about company performance in the form of financial statement and announcement. This announcement can be in the form of information about dividend level and company income. Base on the financial statements, investors can evaluate the company prospect in the future. Purpose of this research is to know the reaction of stock return at the time of dividend announcement and its influences to future earning. Some researches before, Pettit (1971), concludes that market reacts very dramatically in announcement of dividend. Swary (1980) conclude that the company shareholder who announce the increasing of the share realize the existence of return abnormal that is positive during 20 days around announcement date. The same researches in Indonesia accomplished by Lestari (1998), Muslikh (1995), Karyono (2004), Purnomo (1997) and Siahaan (2004) conclude that dividend announcement haven't fully affect and determine the stock price. The applied methodology in this research is event study using the approach of assets financial from CAPM. Testing and analyzed of data using SPSS 10.0 for non parametric program, anova and t-test assuming unequal variants. Testing using average abnormal return (AAR) and cumulative average abnormal return (CHAR), indicates that capital market in Indonesia isn't an efficients capital market on semi strong form because there are information leakage on several days before the announcement day. Testing of different average earning between sample that give dividend change and sample that doesn't give dividend change, show there aren't significantly different. Regression analysis of the relation between dividend per share (DPS) and future earning indicates that there are significant positive relation between dividend change and earning change on one year after the announcement day. In The case of dividend decrease, dividend change and future earning change doesn't indicate significant relation on the period before announcement day, current period, one year after announcement day and two years after announcement day.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haeqal Gielbran Arif
Abstrak :
Lanskap energi Indonesia siap untuk bertransformasi, dimana pembangkit listrik tenaga air menjadi komponen penting dalam transisi menuju energi terbarukan. Pengembangan pembangkit listrik tenaga air mini, khususnya, menawarkan potensi besar dalam menghasilkan energi dan pertumbuhan ekonomi. Namun penilaian terhadap proyek-proyek tersebut penuh dengan ketidakpastian karena rentan terhadap berbagai risiko dan faktor eksternal. Penelitian ini menggunakan pendekatan Value at Risk (VAR), yang menggabungkan Discounted Cash Flow (DCF) dan Simulasi Monte Carlo, untuk mengukur nilai fasilitas pembangkit listrik tenaga mini hidro di Koro Kabalo. Dengan menganalisis dampak berbagai skenario terhadap nilai fasilitas, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang risiko dan ketidakpastian yang terlibat dalam penilaian proyek pembangkit listrik tenaga air. Temuan ini menyoroti peran penting laju aliran air dalam menentukan nilai fasilitas dan menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan berbagai faktor risiko dalam proses penilaian. Studi ini berkontribusi pada pengembangan model penilaian yang lebih kuat dan akurat untuk proyek pembangkit listrik tenaga air, yang pada akhirnya memberikan informasi dalam pengambilan keputusan investasi dan pengambilan kebijakan di sektor energi. ......Indonesia's energy landscape is poised for transformation, with hydropower emerging as a crucial component in the transition to renewable energy. The development of mini hydropower plants, in particular, offers significant potential for energy generation and economic growth. However, the valuation of these projects is fraught with uncertainty, as they are susceptible to various risks and external factors. This study employs the Value at Risk (VAR) approach, combining Discounted Cash Flow (DCF) and Monte Carlo Simulation, to quantify the value of a mini hydropower plant facility in Koro Kabalo. By analysing the impact of different scenarios on the facility's value, this research aims to provide a comprehensive understanding of the risks and uncertainties involved in hydropower project valuation. The findings highlight the critical role of water flow rate in determining the facility's value and underscore the importance of considering multiple risk factors in the valuation process. This study contributes to the development of more robust and accurate valuation models for hydropower projects, ultimately informing investment decisions and policy-making in the energy sector.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library